Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

HOMEOSTASIS & IMBANGAN CAIRAN

Disusun oleh:
KELOMPOK A-6
ANGGOTA

Ajeng Halida Kustari

(1102014011)

Annisa Iftitahuljannah

(1102014033)

Amina Nada

(1102015020)

Annisa Ayuningtyas

(1102015027)

Annisa Zhafirah Nurfiani

(1102015030)

Ferina Intan

(1102015078)

Lufthi Fahreza

(1102015120)

Mahek Monawar Patel

(1102015125)

UNIVERSITAS YARSI
Jl. Let. Jend. Suprapto. Cempaka Putih, Jakarta Pusat. DKI Jakarta. Indonesia. 10510.
Telepon: +62 21 4206675.

HOMEOSTASIS DAN IMBANGAN CAIRAN

1. Tujuan
1. Konsep Homeostasi dan imbangan cairan
2. Mekanisme umpan balik negatif yang mendasari homeostasis
3. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh ADH (mencakup rangsang reseptor
jaras aferen pusat jaras eferen efektor efek)
2. Alat dan Binatang Percobaan yang Diperlukan
1. Air 1 liter
2. Air teh 300 cc
3. Air gula 300 cc
4. Gelas plastik penampung urine ukuran 250 cc
5. Gelas ukur
6. Multistix
7. Jam
8. Timbangan Badan
9. Sfigmomanometer
10. Tisu, sarung tangan
11. Ergometer sepeda (monark)
12. Stopwatch
13. Heart Rate Monitor
14. Pakain dan sepatu olahraga (khusus untuk perlakuan D)

TATA KERJA
1. Golongan A/B masing-masing dibagi menjadi 10 kelompok (8 kelompok perlakuan
dan 2 kelompok kontrol). Mahasiswa akan melaksanakan 4 macam perlakuan, masingmasing perlakuan dilaksanakan oleh 2 kelompok
2

2. Setiap kelompok menentukan satu orang percobaan (o.p.) dengan kriteria jenis
kelamin laki-laki, sehat, berat badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaran rata-rata
golongan (A/B)
3. Pagi hari o.p. minum air sekitar 2-3 gelas. Pk. 11.00 o.p. makan siang + minum di
bagian ilmu Faal
4. Pukul 12.00 o.p. ditimbang berat badannya
5. kemudian o.p. buang air kecil (b.a.k) dan menampung urinnya. Selanjutnya o.p.
menjalani rangkaian pemeriksaan berupa :
Penimbangan berat badan (usahakan o.p. menggunakan pakaian dan sepatu
yang sama selama percobaan berlangsung)
Pengukuran tekanan darah lengan kanan dalam posisi duduk
Pengukuran volume urine menggunakan gelas ukur
Pengukuran Berat Jenis (BJ), pH dan kadar glukosa dengan menggunakan
multistix. (Cara menggunakan multistix dapat dilihat pada petunjuk di botol
multistix)
Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-pra
6. Pukul 13.00 o.p. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan yang sama
dengan no. 5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0
7. o.p. menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D, sesuai tata cara (lihat lembar
selanjutnya)
8. Setelah perlakuan, o.p. buang air kecil dan menjalan rangkaian pemeriksaan sesuai
no.5 pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90 dan menit ke-120. Hasil pemeriksaan
dicatat pada formulit laporan baris U-30, U-60, U-90 dan U-120.
9. Setelah menjalani masing-masing perlakuan, o.p.. tidak diperkenankan makan dan
minum, serta aktivitas fisik minimal saja.
P-Diur 1. Mengapa aktivitas fisik o.p. dibatasi minimal?
Dikarenakan aktivitas fisik dapat mempengaruhi urin yang dikeluarkan oleh tubuh,
mulai dari jumlah hingga kadar mineral yang terkandung di dalamnya. Contohnya, jika
O.P diperbolehkan untuk minum yang tidak sesuai ketentuan praktikum akan
mempengaruhi jumlah urin yang dikeluarkan oleh tubuh akibat banyaknya asupan air.
Jika O.P diperbolehkan untuk makan, akan mempengaruhi kadar elektrolit yang
terkandung dalam urin. Misalnya dalam makanan tersebut banyak mengandung
natrium yang nantinya akan di ekskresikan oleh tubuh bersamaan dengan air untuk
menjaga homeostasis tubuh, atau pada O.P yang melakukan aktivitas fisik yang berat
sehingga menyebabkan pengeluaran urin menurun akibat pengeluaran air
oleh kelenjar keringat dan uap air oleh sistem pernapasan. Oleh karena hal tersebut,
hasil praktikum yang didapat menjadi kurang akurat.

PERLAKUAN A
MINUM AIR

1. Setelah menampung U-pra, U-0, o.p. minum 1 liter air, dalam waktu kurang dari 10
menit.
P- Diur 2. Apa maksud pemberian minum 1 liter air?
Dengan pemberian minum 1 liter air diharapkan jumlah air dalam tubuh akan
meningkat sehingga terjadi peningkatan ekskresi urin. Hasil yang didapatkan oleh
masing-masing perlakuan dapat memberikan kesimpulan dan menjelaskan apa saja
faktor-faktor yang menentukan peningkatan ekskresi urin.
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, o.p. buang air kecil dan melakukan
rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no. 8
P- Diur 3. Apa efek yang diharapkan terjadi?
Dengan penambahan volume air tubuh akibat pemberian minum 1 liter air akan
menyebabkan volume cairan ekstrasel khususnya intravaskular dan tekanan
darah arteri meningkat, sehingga tubuh merespon dengan mengurangi sekresi ADH
sehingga urin dapat dikeluarkan dalam jumlah relatif banyak, selain itu tubuh juga
merangsang sekresi ANP, yang menyebabkan :
1. Penurunan sekresi aldosteron
natrium di ginjal

yang menyebabkan

menurunnya reabsorpsi

2. Memblokade sistem RAA sehingga tidak terjadi retensi natrium


3. Menurunkan kerja otot halus pada arteri yang menyebabkan vasodilatasi arteri
sehingga LFG meningkat agar terjadi peningkatan ekskresi air dan natrium dalam urin
4. Menurunkan kerja saraf simpatik sehingga tekanan darah kembali normal. Dengan
adanya pengaturan homeostasis oleh tubuh ini diharapkan keseimbangan akan tercapai
kembali.

PERLAKUAN B
MINUM AIR TEH
1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, o.p. minum 300 cc air teh, dalam waktu
kurang dari 10 menit
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, o.p. buang air kecil dan melakukan
rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 8.
P-Diur 4. Apa efek yang diharapkan terjadi?
Teh merupakan diuretik alami bagi tubuh, sehingga efek yang diharapkan terjadi
adalah peningkatan volume air dalam urin.
4

PERLAKUAN C
MINUM AIR GULA
1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, o.p. minum 300 cc air gula, dalam waktu
kurang dari 10 menit
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, o.p. buang air kecil dan melakukan
rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 6
P-Diur 5. Apa efek yang diharapkan terjadi?
Volume air dalam urin meningkat, urin menjadi lebih pekat, dan ditemukannya gula
pada urin. Volume urin meningkat akibat tubulus ginjal tidak mampu
mereabsorpsi air dikarenakan pekatnya gula yang terkandung dalam air.

LAMPIRAN

KESIMPULAN
6

Konsep Homeostasis dan Keseimbangan Cairan


Keseimbangan cairan dipertahankan dengan pengaturan volume dan osmolaritas cairan
ekstrasel. Peningkatan volume cairan ekstrasel akan meningkatkan volume darah dan tekanan
darah, begitu juga sebaliknya. Bila asupan air berlebih, tubuh akan merespon berupa
pengurangan sekresi ADH. Sebaliknya terjadi peningkatan sekresi ANP yang menimbulkan
blokade pada sekresi aldosteron (ekskresi natrium dan air dalam urin meningkat). Akibat dari
meningkatnya tekanan darah baroreseptor di sinus karotis dan arkus aorta mengirimkan
impulsnya pada pusat kardioinhibitor berupa penurunan tekanan darah, sehingga keadaan
homeostasis tercapai.
Pada saat terjadinya penurunan volume cairan ekstrasel akan menurunkan volume darah
dan tekanan darah. Sehingga timbul rangsangan pada sistem RAA yang menyebabkan timbulnya
respon berupa pengurangan produksi urin, serta rangsangan haus dengan tujuan untuk mencapai
keseimbangan.
Mekanisme Umpan Balik Negatif yang Mendasari Homeostasis
Peningkatan osmolaritas plasma dan cairan interstisium menimbulkan refleks umpan balik
negatif cairan ekstrasel yang disensori oleh osmoreseptor di sistem saraf pusat yang merangsang
kelenjar untuk menghasilkan ADH di hipotalamus dan di sekresikan dari ujung-ujung saraf pada
kelenjar hipofisis posterior. Peningkatan ADH plasma akan meningkatkan reabsorpsi air di
tubulus ginjal.
Pengaturan Keseimbangan Cairan yang diatur oleh ADH
ADH atau Arginin Vasopressin merupakan hormon yang dihasilkan di hipotalamus dan di
sekresikan melalui hipofisis posterior ke dalam darah. Target hormon ini adalah sel-sel pada
tubulus distal dan duktus kolingentes ginjal. Hormon ini berperan dalam retensi air dengan
menurunkan permeabelitas sel sehingga reabsorpsi air meningkat. ADH juga berperan dalam
pengaturan keseimbangan cairan dengan mengendalikan ekskresi air oleh ginjal.

Anda mungkin juga menyukai