1
KELOMPOK 8
SISTEM URINARIUS
TAN
DOSEN PEMBIMBING : dr. ESA INDAH AYUDIA TAN
YUNI PUSPITA SARI MANULANG G1A116088
HERENDA TIARA FIRSTI G1A116089
KARTIKA JUNIATI RAMBE G1A116090
ANNISA G1A116091
RAHMAT AL-HAFIZ G1A116092
ELIN TRIYA LINTA G1A116093
RIDHO PRISKA PUTRO G1A116094
RUXANDRA FEBRINA SARLY G1A116095
NINA OKTOPIANI G1A116096
MARISA PRAFITA ISMAN G1A116098
ANDI WAHYUNI AHMAD G1A116099
MEILANI CAHYANI SILITONGA G1A116100
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
2016/2017
Skenario:
Disuatu siang yang terik, B baru selesai menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran.
Karena haus, B membeli segelas air jeruk di kantin. Setelah 30 menit, B merasa ingin berkemih.
Namun B yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah harus menahan keinginannya tersebut.
Sesampainya di rumah, B merasa tidak nyaman di suprapubic. Saat buang air kecil, B melihat
urinenya berwarna kuning muda. B berpikir mengapa dirinya yang baru menghabiskan segelas
air jeruk langsung merasa ingin berkemih sedangkan sewaktu B berolahraga dan menghabiskan
satu botol air mineral, B tidak merasa ingi berkemih.
1. KLARIFIKASI ISTILAH
1) Haus : Berasa kering kerongkongan dan ingin minum.
2) Berkemih : Buang air kecil/ kencing.
3) Suprapubic : Terletak di superior anterior os pubis.
4) Urin : Cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinisas
2.IDENTIFIKASI MASALAH
1) Bagaimana mekanisme dari haus ?
2) Apa saja faktor yang menyebabkan seseorang menjadi haus ?
3) Bagaimana mekanisme miksi ?
4) Apa saja faktor yang mempengaruhi seseorang ingin miksi?
5) Apa saja akibat seseorang menahan rasa ingin miksi?
6) Bagaimana mekanisme saat seseorang menahan miksi ?
7) B sedang dalam perjalanan ke rumahnya sambil menahan rasa ingin miksi sehingga B
merasa nyeri di area suprapubic. Mengapa B merasa tidak nyaman di area suprapubic?
8) Organ apa saja yang terdapat di area suprapubic?
9) Apa yang menyebabkan urin berwarna kuning muda?
10) Apa saja kandungan yang terdapat didalam urin normal?
11) Bagaimana proses pembentukan urin?
12) Sewaktu B berolahraga dan menghabiskan satu botol air mineral, B tidak merasa ingin
berkemih. Mengapa saat berolahraga B merasa tidak ingin berkemih?
13) Jelaskan anatomi sistem urinarius!
14) Jelaskan histologi sistem urinarius!
15) Jelaskan fisiologi sistem urinarius!
3.ANALISIS MASALAH
Pusat mekanisme rasa haus terdapat pada hipotalamus, sehingga diseut thrist center, struktur
dalam pada hipotlamus yang juga meregulasi temperature tubuh, tidur, dan juga nafsu makan.
Terdapat sensor khusus pada hipotalamus.Hipotalamus juga menerima inputKetika tekanan
darah menurun akibat terjadinya pendarahan, ketika berkurangnya cairan tubuh akibat banyak
berkeringat atau diare, atau saat kandungan sodium terlalu banyak dalam darah akibat suatu
penyakit tertentu atau karena mengonsumsi makanan yang terlalu asin, Hipotalamus akan
mengirimkan pesan ke tubuh berupa rasa haus yang kita alami.
Kontraksi miksi (berkemih) dihasilkan dari refleks regang yang dipicu oleh
reseptor regang sensorik didalam dinding kandung kemih, terutama oleh reseptor di
urethrae posterior ketika daerah ini mulai terisi dengan urine pada tekanan kandung
kemih yang lebih tinggi.
Sinyal sensorik dari reseptor regang kandung kemih dikirimkan ke segmen
sakralis dari medulla spinalis melalui nervus spinalis dan kemudian dikembalikan secara
refleks ke kandung kemih melalui serat saraf parasimpatis dengan persarafan yang sama.
Bila kandung kemih hanya terisi sebagian, kontraksi miksi biasanya akan berelaksasi
secara spontan dalam waktu kurang dari semenit, otot detrusor berhenti berkontraksi, dan
tekanan turun kembali ke nilai dasar ketika kandung kemih terus terisi, refleks miksi
semakin sering dan menyebabkan kontraksi otot- otot detrusor yang lebih kuat. Ketika
siklus tersebut berulang terus-menerus sampai kandung kemih mencapai derajat kontraksi
yang cukup kuat. Kemudian, setelah beberapa detik sampai kurang lebih dari semenit,
refleks yang beregenerasi sendiri itu mulai kelelaham dan siklus regeneratif pada refleks
miksi terhenti dan memungkinkan kandung kemih berelaksasi.
Bila refleks miksi sudah cukup kuat, akan memicu refleks lain yang berjalan
melalui nervus pudendus ke spinchter eksterna untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini
lebih kuat di dalam otak dan pada sinyal konstriktor volunter ke spinchter eksterna, maka
terjadi pengeluaran urine.
Kontraksi otot perut tekanan vesica urinaria naik urin mulai masuk ke uretra
bagian posterior vesica urinaria meregang reflex miksi
menghambat sfingter uretra eksterna urin keluar
1. Faktor internal
Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ADH menjadi faktor internal utama yang berperan dalam menentukan
jumlah pengeluaran urine yang dikeluarkan tubuh. Jika darah yang akan disaring banyak
mengandung air, maka hormon ADH yang disekresikan ke dalam ginjal semakin sedikit,
penyerapan air akan sedikit pula. Akibatnya, produksi urine yang terbentuk menjadi
banyak dan cepat memenuhi kandung kemih.
Hormon insulin
Penyakit kencing manis (diabetes) disebabkan oleh kekurangan hormon insulin
dalam darah. Kadar hormon insulin yang rendah menyebabkan produksi urine
meningkat sehingga penderita sering mengeluarkan urine.
Kondisi psikologis (gejolak emosi dan stress )
Tekanan darah akan meningkat bila seorang sedang mengalami gejolak emosi yang
tinggi. Hal ini menyebabkan darah lebih banyak untuk segera disaring. Begitu pula
dengan gangguan psikologis stress yang berpengaruh terhadap kontraksi dan tekanan
pada katup kandung kemih. Ini akan mendorong orang untuk buang air kecil lebih
sering.
2. Faktor eksternal
Suhu lingkungan
Saat cuaca dingin orang lebih sering untuk ingin mengeluarkan urine. Hal ini
disebabkan oleh air yang terdapat dalam darah lebih banyak menuju ginjal sehingga
produksi urine lebih banyak.
Konsumsi garam
Orang yang banyak mengkonsumsi garam lebih banyak mengeluarkan urine dari
tubuh. Kadar garam yang tinggi dalam darah menyebabkan ginjal memproduksi garam
mineral yang lebih banyak sehingga produksi urine meningkat.
Jumlah air yang di minum
Orang yang banyak minum akan menyebabkan urine yang dikeluarkan lebih banyak
dari dalam tubuh. Ini di sebabkan oleh sedikitnya air yang meresap ke dalam darah
sehingga lebih banyak di ekskresikan melalui kandung kemih.
Konsumsi alkohol dan kafein
Salah satu kebiasaan yang salah dan dapat memperbanyak urine yang di keluarkan
tubuh adalah mengkonsumsi alkohol dan kafein. Bahan ini dapat menghambat produksi
urine.
Karena pada urethrae terdapat dua spinchter, yaitu spinchter urethrae interna yang
terletak di ujung vesica urinaria dan spinchter urethtrae eksterna pada wanita terletak
didekat spinchter urethrae interna. Sedangkan pada pria, spinchter urethrae eksterna
terletak di urethrae pars membranasea. Spinchter urethrae eksterna wanita lebih pendek
dari spinchter urethrae eksterna pada pria. Oleh karena itu, pria lebih bisa menahan rasa
ingin miksi dibandingkan wanita dan wanita lebih mudah terkena infeksi kandung kemih.
Ketika ada rangsangan ingin miksi, spinchter urethrae interna akan terbuka, karena
bekerja secara volunter. Namun, miksi masih bisa ditahan karena masih terdapat
spinchter urethrae eksterna yang bekerja secara involunter. Oleh karena itu, manusia bisa
mengerti dimana tempat yang diperbolehkan untuk miksi.
7. B sedang dalam perjalanan ke rumahnya sambil menahan rasa ingin miksi sehingga B
merasa nyeri di area suprapubic. Mengapa B merasa tidak nyaman di area suprapubic?
Retensi urine adalah penumpukan urine dalam vesica urinaria dan ketidakmampuan
vesica urinaria unruk mengosongkan isinya, sehingga menyebabkan overdistensi dari
vesica urinaria. Kandungan urine normal dalam vesica urinaria sebesar 250ml-450ml,
sampai batas jumlah tersebut urine merangsang refleks untuk miksi. Karena vesica
urinaria terletak di daerah suprapubic, sehingga ketika vesica urinaria terisi penuh ia
akan meregang sehingga menyebabkan rasa nyeri di daerah tersebut.
Urine terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut berikut:
1. Zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein. Asam urat dari katabolisme
asam nukleat, dan kreatinin dari proses penguraian keratin fosfat dlam jaringan otot.
2. Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan buah.
3. Badan keton yang dihasilkan dalam metabolisme lemak adalah konstituen normal dalam
jumlah kecil.
4. Elektrolit meliputi ion natrium, klor, kalium, ammonium, sulfat, fosfat, kalsium dan
magnesium.
5. Hormon atau katabolit hormone ada secara normal dalam urine.
6. Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim secara normal
ditemukan dalam jumlah kecil.
7. Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah besar badan
keton, zat kapur (terbentuk saat zat mengeras dalam tubulus dan dikeluarkan), dan batu
ginjal atau kalkuli.
11. Bagaimana proses pembentukan urin?
Filtrasi
a) Membran glomerulus: fenestra lapisan endotel kapiler, membran/lamina basalis,
diafragma & celah lapisan epitel kapsula bowman.
b) Membran: sangat permeabel terhadap air dan kristaloid (solut bermolekul kecil), tidak
permeabel terhadap molekul besar, yaitu koloid (protein plasma).
Filtrasi Glomerulus:
a. Filtrat glomerulus (ultrafiltrat): cairan bebas protein dan mengandung kristaloid
dengan kadar = plasma; kristaloid yang terikat dengan protein sulit melewati
membran, shg kadar kristaloid ≠ plasma.
b. Masih mengandung sedikit protein (albumin) ≤ 10mg/L; melewati membran dengan
difusi.Kerja membran glomerulus: all or none untuk kristaloid & molekul besar (BM
≥ 7000). Hanya 20% plasma yang difiltrasi oleh glomerulus, 19% direabsorpsi, 1%
diekskresi.
Reabsorpsi
99% cairan yang difiltrasi glomerulus diserap kembali oleh tubulus (sebagian besar di
tubulus proksimal), 1% diekskresi.
1) Beberapa senyawa asing yang difiltrasi tidak akan direabsorpsi, LFG yang tinggi per hari
membantu membersihkan plasma dari senyawa asing tersebut.
2) LFG yang tinggi menyebabkan air & ion terfiltrasi dengan cepat. Ketika filtrat melalui
tubulus ginjal & memerlukan air & ion yg terfiltrasi tersebut, maka akan diserap
kembali.
Reabsorpsi Urea:
1) Terjadi di tubulus proksimal dengan cara difusi pasif karena gradienkonsentrasi urea
yang disebabkan oleh reabsorpsi natrium dan solute lain.
Sekresi
Sekresi ialah perpindahan molekul dari CES ke lumen tubulus nefron. Sekresi
bergantung pada sistem transport membran; merupakan transport aktif melawan gradient
konsentrasi sebagian besar melalui transport aktif sekunder.
Proses sekresi: difusi zat dari kapiler peri tubulus ke interstisium zat menuju lumen
tubulus dengan menyebrangi tight junction antar sel (jalur para selular) atau melewati
membran basolateral & membran apical (jalur transelular).
Sekresi K+ dan H+ oleh nefron penting dalam homeostasis ion-ion tersebut. Sekresi
membantu nefron meningkatkan ekskresi s/molekul.
12. Sewaktu B berolahraga dan menghabiskan satu botol air mineral, B tidak merasa ingin
berkemih. Mengapa saat berolahraga B merasa tidak ingin berkemih?
Saat berolahraga cairan tubuh dikeluarkan dalam keringat melalui pori-pori kulit, dan
juga dikeluarkan dalam bentuk uap air melalui pernapasan sehingga pada saat tersebut
seseorang merasa tidak ingin berkemih.
Renal:
1. Terdapat 2 buah ginjal, dextra et sinistra
2. Terletak di cavum retroperitoneal.
3. Memiliki nephron sebagai unit fungsional terkecil yang terdiri dari badan malphigi,
tubulus kontortus, tubulus kolektivus, dan ansa henle.
4. Sinistra setinggi VT 11-VL 2 dan dextra setinggi VT 12-VL 3
5. Dilapisi oleh lapisan dari dalam ke luar :
• Kapsula fibrosa
• Kapsula adiposa peri renal
• Fascia renalis
• Kapsula adiposa para renal
6. Terdiri dari cortex renalis dan medulla renalis, dengan columna renalis yang
merupakan bagian cortex diantara medulla renalis.
7. Bagian medulla yang terbagi oleh columna renalis disebut dengan pyramid renalis.
8. Ginjal manusia memiliki 8 – 15 medulla renalis.
9. Terdapat penampungan urine sementara sebelum ke ureter, yaitu pelvis renalis.
Ureter:
Vesica Urinaria:
Urethrae:
1. Perempuan :
• Berfungsi untuk mengeluarkan urine.
• Panjangnya hanya 3-5 cm.
• Spinchter urethrae extern nya terdapat perineum.
2. Laki-laki :
• Berfungsi untuk saluran urinari dan reproduksi.
• Panjangnya 18 – 20 cm, dengan 3 segmen yaitu, pars prostatika, pars membranasea,
dan pars spongiosa.
• Pars prostatikanya 3 – 4 cm, inferior vesica urinaria melalui kelenjar prostat.
Merupakan muara beberapa duktus dari kelenjar porstat.
• Pars membranasea merupakan bangian terpendek, terdapat pada inferior dan
kelenjar porstat sampai ke diaphragm urogenital, dikelilingi oleh serabut otot
membentuk sfingter urethra eksterna.
• Pars spongiosa panjangnya kira-kira 15 cm, diselubungi corpus spongiosum,
terdapat sfingter urethra eksterna.
Renal:
1. Glomerulus
• Badan malphigi tersusun oleh kapsula bowman dan glomerulus.
• Diantara kapsula bowman dengan glomerulus terdapat ruang bowman.
• Glomerulus tersusun oleh arteriole aferen yang tersusun bergelung sehingga
berwarna lebih gelap.
• Permukaan dalamnya dilapisi oleh epitel selapis gepeng.
• Dapat ditemukan sel podosit yang menempel pada arteriole arefen yang menolong
dalam proses filtrasi.
• Terdapat sel yuksta glomerular pada arteriole aferen.
• Pada bagian glomerulus yang berhimpitan dengan tubulus kontortus distal terdapat
apparatus yuksta glomerular.
• Apparatus yuksta glomerular ini merupakan bagunan himpitan macula densa dan
sel yuksta glomerular.
2. Tubulus kontortus proksimal
• Dindingya disusun oleh epitel selapis kuboid.
• Terdapat vili pada epitelnya.
• Jarak antar inti sel berjauhan.
• Sitoplasmanya asidofilik (merah).
3. Tubulus kontortus distal
• Dindingnya disusun oleh epitel selapis kuboid
• Tidak ada vili pada epitelnya
• Jarak anta inti sel berdekatan.
• Sitoplasmanya basophil (kebiruan)
4. Medulla ginjal
• Tersusun atas saluran-saluran.
• Daerah korteks yang menjorok ke dalam medulla disebut prosessus fereini.
• Didalamnya terdapat ansa henle, dan duktus koligen.
Ureter:
1. Tunika mukosanya dilapisi oleh epitel transisional.
2. Lamina proprianya merupakan jaringan ikat longgar.
3. Tunika muskularisnya terdiri dari 3 lapis otot, muskularis longitudinal dalam,
muskularis sirkuler, dan muskularis longitudinal luar.
4. Tunika adventisia merupakan jaringan ikat longgar.
Vesica Urinaria:
1. Tunika mukosanya dilapisi oleh epitel transisional.
2. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas otot polos yang tersususn tak
beraturan, diantara berkas-berkas otot polo itu terdapat jaringan ikat longgar.
3. Tunika serosanya merupakan jaringan ikat longgar.
Urethrae:
1. Perempuan :
• Lumen dari uretranya dilapisi epitel berlapis gepeng.
2. Laki-laki :
• Pars porstatikanya dilapisi epitel transisional dengan banyak pembuluh darah pada
jaringan ikat longgarnya. Terdapat dua lapisan otot pada mukosanya, longitudinal
interna dan circular eksternal.
• Pars membranaseanya dilapisi antara epitel selapis silindris atau silindris bertingkat.
• Pars spongiosa bagian proksimalnya dilapisi epitel silindris bertingkat sedangkan
bagian distalnya dilapisi epitel berlapis gepeng.
Renal:
Pengatur Keseimbangan Air Dan Elektrolit
Untuk mempertahankan homeostasis, ekskresi air dan elektrolit harus sesuai dengan
asupannya. Jika asupan melebihi ekskresi, jumlah zat dalam tubuh akan meningkat. Jika
asupannya kurang dari ekskresi, jumlah zat dalam tubuh akan berkurang.
Asupan air dan banyak elektrolit terutama ditentukan oleh kebiasaan makan dan
minum seseorang, sehingga mengharuskan ginjal untuk mengatur kecepatan ekskresinya
sesuai dengan asupan berbagai zat.
Pengaturan Tekanan Arteri
Ginjal berperan dalam mengatur tekanan arteri jangka panjang dengan
mengeksresikan sebagian natrium dan air. Selain itu ginja turut mengatur tekanan arter
jangka pendek dengan mengeksresikan faktor atau zak vasoaktif, seperti renin, yang
menyebabkan pembentukan produk vasoaktif lainnya.
Sintesis Glukosa
Ginjal menyintesis glukosa dari asam amino dan prekursor lainnya selama masa
puasa yang panjang, proses ini disebut glukoneogenesis. Kapasitas ginjal untuk
menambahkan glukosa pada darah selama masa puasa dapat menyaingi hati.
Pada penyakit ginjal kronik atau gagal ginjal akut, fungsi ini terganggu dan
kemudian terjadi abnormalitas komposisi dan volume cairan tubuh yang cepat dan
berat. Pada gagal ginjal komplit, dalam beberapa hari saja dapat terjadi akumulasi
kalsium, asam, cairan, dan zat-zat dalam tubuh sehingga menyebabkan kematian,
kecuali jika ada intervensi klinis seperti hemodialysis untuk memulihkan (paling tidak
sebagian) keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit.
Ureter:
Urine mengalir dari duktus koligentes menuju kalises ginjal. Urine meregangkan
kalises dan meningkatkan aktivitas pacemaker, yang kemudian akan memicu kontraksi
peristaltik yang menyebar ke pelvis ginjal ke arah bawah sepanjang ureter, dengan
demikian memaksa urine mengalir dari pelvis ginjal ke arah kandung kemih. Dinding
ureter terdiri dari otot polos yang dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis serta
neuron dan serabut saraf pleksus intramural yang meluas di sepanjang ureter. Seperti
otot polos visceral lainnya, kontraksi peristaltik pada ureter diperkuat oleh rangsangan
parasimpatis dan dihambat oleh rangsangan simpatis.
Vesica Urinaria:
Pada posterior kandung kemih diatas leher kandung kemih terdapat segitiga kecil
yang disebut trigonum. Pada bagian dasar apeks trigonum, leher kandung kemih
membuka ke arah urethrae posterior, dan ureter memasuki kandung kemih pada sudut
puncak trigonum. Pada bagian ini terdapat m. detrusor yang membentuk jalinan dengan
sejumlah besar jaringan elastis. Otot ini disebut spinchter interna. Tonus ilmiahnya
menahan leher kandung kemih dan uretra posterior untuk mengosongkan urine dan
dengan demikian mencegah pengosongan kandung kemih hingga pada bagian utama
kandung kemih meningkat melampaui nilai ambang.
Urethrae:
Pada perempuan hanya berfungsi sebagai alat berkemih, sedangkan pada pria
berfungsi untuk berkemih dan reproduksi tetapi tidak bersamaan.
MIND MAP
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.matrapendidikan.com/2014/08/7-faktor-mempengaruhi-produksi-urine.html
2. http://education.seattlepi.com/anatomy-suprapubic-region-7031.html
3. Perry, Susan. (2008). The Neural Regulation of Thirst. Diunduh Dari URL:
http://www.brainfacts.org/brain-basics/neural-network-function/articles/2008/the-neural-
regulation-of-thirst/ Minnessota: Society for Neuroscience
4. Guyton CA, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 9th ed. Philadlphia: W.B. Saunders; 1996.
Hal 375-467
5. Sherwood L. Human Physiology from cells to system. 6Th ed. Canada: Thomson Brooks/Cole;
2007. Hal 550-558
6. Brandis, Kerry. (2003) Acid-base Physiology. Australia: Southport Business Centre. Hal 3-13