1. Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi
intrasel dipusat rasa haus, yang akan merangsang sensasi rasa haus. Kegunaannya membantui mengencerkan cairan ekstrasel dan mengembalikan osmolaritas pada keadaan normal. 2. Penurunan volume cairan ekstrasel dan tekanan arteri juga merangsang rasa haus melalui satu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan osmolaritas plasma. 3. Angiotensi II distimulasi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan hipovelemia dan tekanan darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume dan tekanan darah kembali normal bersama dengan kerja lain dari aingostensin II pada ginjal untuk menurunkan ekskresikan cairan 4. Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esofagus dapat mendatangkan sensasi rasa haus . Akibatnya, seseorang yang kehausan dapat segera melepaskan rasa dahaganya setelah dia minum air, walaupun air tersebut belum di absorbsi dari saluran pencernaan dan belum memberikan efek terhadap cairan osmolaritas cairan ekstrasel. 5. Stimulus gastrointestina dan faring mempengaruhi timbulnya rasa haus. Contohnya pada binatang yang memiliki pintu esofagus kearah eksteriol, sehingga air tidak pernah diabsorbsi kedalam darahkelegaan yang terjadi setelah minum hanya bersifat sebagian, walaupun kelegaan itu bersifat sementara. Distensi saluran pencernaan juga dapat sedikit mengurangi rasa haus , contohnya, peniupan sebuah balon dalam lambung dapat menghilangkan rasa haus . Akan tetapi, penurunan sensasi rasa haus melalui mekanisme gastrointestinal atau faringeal hanya bertahan singkat, keinginan untuk minum hanya dapat dipuaskan sepenuhnya bila osmolaritas plasma dan /atau volume darah kembali normal.