Anda di halaman 1dari 35

Suhu Tubuh pada Manusia

 Pengertian suhu tubuh

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen
dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals)
dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan
istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan.
Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan).
Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam
kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah
hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan.
Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.

Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke
lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu konduksi,
konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak
dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui
permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas
antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi proses
kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas.

Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada
suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-
hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal
pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil
metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.

Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan rambut
pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh
darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi
kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi.
Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan
suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau
mengipaskan daun telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik
dalam termoregulasi.
 Pengaturan dan terjadinya peningkatan suhu tubuh

PENGATURAN SUHU TUBUH Tujuan : Mempelajari kemampuan organisme endoterm


(homioterm) dalam mempertahankan panas tubuhnya PENDAHULUAN Pengaturan suhu
tubuh.

Suhu tubuh harus dalam rentang normal, karena setiap deviasi akan mempengaruhi fungsi
metabolis dan aktivitas.  dr Su Djie To Rante Pengaturan ratur SUHU TUBUH

KONTROL PERSYARAFAN TERHADAP SUHU TUBUH Dipublish oleh: Sunardi (Residensi


SpKMB) DESKRIPSI/ PENJELASAN TOPIK : Setiap saat suhu tubuh manusia berubah
secara fluktuatif.

Pengertian Suhu Tubuh Blogs Includes Naiknya Suhu Tubuh Dari Suhu, Pengertian
Demam, Mengetahui, Lingkungan, Tubuh Si Kecil Terhadap Serangan, Keperawatan,
Infeksi.

Demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting normal yaitu di atas 38C
Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu > 385C.

Fever in Children by Purnamawati S Pujiarto, Dr SpAK, MMPed Demam merupakan


masalah yang sering menimpa anak kita dan tidak sedikit kita2 sebagai orang tua mudah.

DEMAM DEFINISI Demam : suhu tubuh diatas normal Suhu tubuh diukur dengan
termometer air raksa Pengukuran dengan cara pemeriksaan meletakkan termometer di
Aksila, oral, atau.

 Metabolisme Suhu Tubuh


1. Metabolisme Pengaturan Suhu Tubuh

PRINSIP PENGATURAN SUHU TUBUH


Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam
soal pengaturan suhu yaitu :
• Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-
rata 370 C, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani,
vagina, esophagus.(Tr)
• Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran
kulit sampai + 2 cm kedalam.(Ts)
• Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu
tubuh rata-rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus ;
• TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr

Organ Pengatur Suhu Tubuh


Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus
ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.
Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas
Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas
Mekanisme pengaturan suhu
Kulit --> Reseptor ferifer --> hipotalamus (posterior dan anterior) -->
Preoptika hypotalamus --> Nervus eferent --> kehilangan/pembentukan
panas

B. SUMBER PANAS
Metabolisme
Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan
pembentukan/pemberian panas tubuh. Pembentukan panas dari
metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada
waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%. Bila dalam keadaan dingin
seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5 kalinya.
2. Mekanisme Berkeringat
Kelenjar keringat diperlihat dalam bentuk tubular yang dibagi menjadi 2
bagian
1. Bagian yang bergelung di subdermis dalam menyekresi keringat
2. Bagian duktus yang berjalan keluar melalui dermis dan epidermis kulit.
Seperti juga pada kelenjar lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat
menyekresi cairan yang disebut dengan secret primer /secret prekusor,
kemudian konsemtrasi zat dalam cairan tersebut dimodifikasi sewaktu
cairan mengaliri duktus.
Sekret prekusor adalah hasil sekresi aktif dari sel-sel epitel yang melapisi
bagian yang bergelung dari kelenjar keringat. Serabut saraf simpatis
kolinergik berakhir pada /dekat sel-sel kelenjar yang megeluarkan secret
tersebut.
Komposisi secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma,
namun tidak mengandung protein plasma. Konsentrasi natrium sekitar
142 mEq/L dan klorida sekitar 104 mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut
dlain yang lebih kecil bila dibandingkan di dalam plasma. Sewaktu larutan
ini mengalir di bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami modifikasi
melalui reabsorbsi sebagian besar ion natrium dan klorida. Tingkat
reabsorbsi ini bergantung pada kecepatan berkeringat.
Apabila kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang, cairan prekusor
mengalir melalui duktus dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya
semua ion natrium dan klorida direabsorbsi, dan konsentrasi maisng-
masing ion ini menurun menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan
osmotic cairan keringat tersebut hingga nilai yang sangat rendah sehingga
sebagian besar cairan kemudian juga direbsorbsi, yang memekatkan
sebagian besar kandungan unsure lainnya. Oleh karena itu pada
kecepatan berkeringat yang rendah, kandungan unsure seperti urea,
asam laktat, dan ion kaium biasanya konsentrasinya sangat tinggi.
Sebaliknya apabila kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system
saraf simpatis, secret prekusor dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan
duktus kini hanya mereabsorbsi natrium klorida dalam jumlah yang lebih
sedikit dari setengahnya, konsentrasi ion-ion natrium dan klorida
kemudian biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50
sampai 60 mEq/L, sedikit lebih rendah dari setengah konsentrasinya di
dalam plasma. Lebih lanjut lagi, keringat mengalir melalui tubulus kelenjar
begitu cepatnya, sehingga sedikit air yang direabsorbsi. Oleh karena itu,
konsentrasi unsure terlarut lainnya dari keringat hanya sedikit meningkat,
urea menjadi sekitar dua kali dari plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari
plasma, dan kalium sekitar 1,2 kali.
Bila orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan
mengalami kehilangan natrium klorida di dalam keringat dalam jumlah
yang bermakna. Kehilangan elektrolit akan jauh lebih sedikit, meskipun
kemampuan berkeringat telah ditingkatkan, bila orang telah terbiasa
dengan iklim tersebut, seperti berikut ini.

3. Mekanisme Menggigil
Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus.
Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim
sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil
dan meningkatkan metabolisme basal.
Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1,
yang disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil
aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. Interlekin-1
tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin
yang merangsang hipotalamus
(http://iwansain.wordpress.com/2007/10/03/pengaturan-suhu-tubuh-
thermoregulasi/)
Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini
akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara
memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna
menghasilkan panas tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan
mekanisme dari menggigil. Contohnya, seperti saat kita berada di
lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan
dan kaki kita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita
tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan
memproduksi panas. Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis
(keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita
mengalamiperubahan suhu. Lain halnya bila tubuh mengalami proses
patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam
keadaan sakit lebih dikarenakan oleh toksis (racun) yang masuk kedalam
tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses
peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri
sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap
adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses
peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh
racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit.
Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki
suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen.
Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan
mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan
tubuhantara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk
memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-
tentara tubuh itu akan mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal
sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi
sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan
merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus)
untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam
arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh
hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2).
Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari
enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan
mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya,
hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di
atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan
mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas
normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses
mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak.
Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang setting
hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah
yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada
nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang
(umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang
demam)

4. Suhu Tubuh Normal


Tidak ada suhu inti yang dianggap normal, karena pengukuran yang
dilakukan sebagian besar orang yang sehat memperlihatkan rentang suhu
normal yang diukur per oral, mulai dari dibawah 97ºF (36ºC) sampai lebih
dari 99,5ºF (37,5ºC). Suhu inti normal secara rata-rata umum adalah
antara 98ºF dan 98,6ºF bila diukur per oral, dan kira-kira 1ºF lebih tinggi
bila diukur per rectal.

5. Suhu Inti dan Suhu Kulit


Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu “inti” dari tubuh dipertahankan sangat
konstan, sekitar ±1ºF (±0,6ºC) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang
mengalami demam. Bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan
dengan suhu yang rendah 55ºF atau suhu yang tinggi sampai 130ºF
dalam udara kering, dan tetap dapat mempertahankan suhu inti yang
hamper mendekati konstan. Mekanisme pengaturan suhu tubuh
menggambarkan system pengendalian yang dibuat sangat baik.
Suhu kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik turun sesuai suhu
lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang penting apabila kita merujuk
pada kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan.

6. 3 Reseptor dalam Tubuh


• Sebagai mahluk hidup, hewan & manusia harus memiliki
kemampuan menanggapi rangsang atau stimulus
• Stimulus merupakan informasi yang dapat diterima oleh hewan &
manusia
• Stimulus dpt datang dari lingkungan luar_salinitas, suhu udara,
kelembaban, cahaya
• Stimulus dpt datang dari dalam tubuh_suhu tubuh, derajad
keasaman (pH) darah/cairan tubuh, kadar gula darah, kadar kalsium
dalam darah
• Alat penerima rangsang_reseptor, sedangkan alat penghasil
tanggapan disebut efektor

BERDASARKAN STRUKTUR
• RESEPTOR SYARAF _YG PALING SEDERHANA HANYA
BERUPA UJUNG DENDRIT DARI SUATU SEL SYARAF
(NEURON) _TDK MEMILIKI SELUBUNG/SELAPUT MEYLIN &
DAPAT DITEMUKAN PADA RESEPTOR RASA NYERI (FREE
NERVE ENDING) ATAU NOCIRESEPTOR
• RESEPTOR BUKAN SYARAF ATAU RESEPTOR KHUSUS _DPT
DIKETEMUKAN DALAM ORGAN PENDENGARAN VERTEBRATA
(BERUPA SEL RAMBUT) & PADA ORGAN PENGLIHATAN
(BERUPA SEL BATANG & SEL KERUCUT _SEL BATANG
UNTUK MELIHAT MALAM HARI (SKOTOP) & SEL KERUCUT
UNTUK MELIHAT SIANG HARI & WARNA (PHOTOP)
BERDASARKAN JENIS RANGSANG
1. KHEMORESEPTOR _PEKA TERHADAP RANGSANG KIMIA
BAIK ASAM, BASA, GARAM ANORGANIK MAUPUN ORGANIK
2. THERMOREESEPTOR _PEKA TERHADAP SUHU BAIK
SUHU PANAS MAUPUN SUHU DINGIN
3. MECHANORESEPTOR _PEKA TERHADAP PUKULAN,
CUBITAN, SENTUHAN, TEKANAN
4. PHOTORESPTOR _PEKA TERHADAP CAHAYA MATAHARI
ATAU LAMPU
5. MEGNETORESEPTOR _PEKA TERHADAP KEKUATAN
MAGNET
6. ELEKTRORESPTOR _PEKA TERHADAP MEDAN LISTRIK _
UMUMNYA UNTUK PENYEMBUHAN seperti KERAM, SEMUTAN,
JANTUNG
BERDASARKAN LOKASI SUMBER RANGSANG
1. INTERORESEPTOR _RESEPTOR YG
BERFUNGSI UNTUK MENERIMA RANGSANG
DARI DLM TUBUH _KHEMORESEPTOR
untuk memantau pH, kadar gula dlm darah dan
kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah
2. EKSTERORESEPTOR _RESEPTOR YG
BER-FUNGSI UNTUK MENERIMA RANGSANG
DARI LINGKUNGAN DI LUAR TUBUH _
RESEPTOR PENERIMA GELOMBANG SUARA
(pd alat pendengaran) & CAHAYA (pd alat
penglihatan)

7. Produksi panas dalam Tubuh


Pembentukan panas adalah produk utama metabolisme. Ada beberapa
faktor yang menentukan laju pembentukan panas, yaitu.
a. Laju metabolisme basal semua sel tubuh
Metabolisme basal adalah istilah untuk menunjukkan jumlah keseluruhan
aktivitas metabolisme dengan tubuh dalam keadaan istirahat fisik dan
mental.
Kecepatan metabolisme basal diukur pada waktu istirahat, di tempat tidur,
tidak terganggu oleh apapun, dengan pemasukan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida diukur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme basal:
Ukuran tubuh.
Umur.
Jenis kelamin.
Iklim.
Jenis pakaian yang dipakai.
Jenis pekerjaan.

b. Laju metabolism tambahan disebabkan oleh aktivitas otot, termasuk


kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil
c. Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin (dan
sebagian kecil hormone lain, seperti hormone pertumbuhan dan
testosterone) terhadap sel
d. Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh epinefrin,
norepinefrin, dan perangsangan simpatis terhadap sel
e. Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas
kimiawi di dalam sel sendiri, terutama bila suhu di dalam sel meningkat
f. Metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi,
dan penyimpanan makanan (efek termogenik makanan) (Guyton, Arthur C
dan John E Hall, 2008)

8. Kehilangan Panas dalam Tubuh


Sebagian besar pembentukan panas dalam tubuh dihasilkan oleh organ
dalam terutama di hati, otak, jantung, dan otot rangka selama
berolahraga. Kemudian panas ini dihantarkan dari organ dan jaringan
yang lebih dalam ke kulit, yang kemudian dibuang ke udara dan
lingkungan sekitarnya, oleh karena itu, laju kehilangan panas hampir
seluruhnya ditentukan oleh 2 faktor,
a. Seberapa cepat panas yang dapat dikonduksi dari tempat asal panas
dihasilkan, yakni dari dalam inti tubuh ke kulit
b. Seberapa cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke
lingkungan
PELEPASAN PANAS
1. Penguapan (evaporasi)
Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas.
Walau tidak berkeringat, melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga
penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi disebut inspiration
perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible
water loss).
panas dari metabolisme dikeluarkan dengan cara evaporasi 20 -
25%.Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari
permukaan kulit. Dari jalan pernafasan + 7 kcal/jam

2. Radiasi
radiasi. permukaan tubuh akan menerima panas, bila disekitar dingin
akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya Bila suhu disekitar
lebih panas dari badan
3. Konduksi
Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan
pemindahan berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan
ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air).

4. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau
cairan. Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh
akan dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) menjadi kurang
padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang
berperan dalam pertukaran panas.

9. Set Point dan Peranannya dalam Pengaturan Suhu Tubuh


Set poin adalah tingkat temperature kritis dari mekanisme pengaturan
temperature yaitu 37,1ºC. Bila suhu > set point maka kecepatan
kehilangan panas > dari kecepatan pembentukan panas kemudian
kembali ke tingkat 37,1ºC
Set point suhu kritis pada hipotalamus, terutama ditentukan oleh derajat
aktivitas reseptor suhu panas pada area preoptik hipotalamus anterior. Di
bagian atas set point menandakan dimulainya berkeringat dan bagian
bawah ditandai dengan dimulainya menggigil. Akan tetapi sinyal tubuh
yang berasal dari perifer tubuh, terutama dari kulit dan jaringan tubuh
bagian dalam tertentu (medulla spinalis dan organ visera abdomen), juga
berperan sedikit dalam pengaturan suhu tubuh. Sinyal-sinyal tersebut
berperan mengubah set point di pusat pengaturan suhu tubuh,
hipotalamus.

Pada saat suhu kulit menurun, maka set point meningkat. Bila suhu kulit
meningkat, pengeluaran keringat akan dimulai pada suhu hipotalamus
yang lebih rendah daripada ketika suhu kulit sedang rendah. Pengeluaran
keringat akan dihambat ketika suhu kulit rendah, jika tidak, efek gabungan
dari rendahnya suhu kulit dan pengeluaran keringat dapat menyebabkan
kehilangan panas tubuh yang lebih banyak.
Efek yang serupa terjadi juga pada saat menggigil. Bila kulit menjadi
dingin, keadaan tersebut mendorong pusat hipotalamus menuju ambang
menggigil bahkan saat suhu hipotalamus sendiri masih cukup panas
disbanding normal. Suhu kulit yang dingin menyebabkan suhu tubuh
menjadi sangat menurun kecuali bila pembentukan panas ditingkatkan.
Jadi suhu kulit yang dingin sebenarnya mengantisipasi turunnya suhu
tubuh internal dan mencegah agar keadaan tersebut tidak terjadi.
10. Fisiologi Pengaturan Suhu Tubuh dalam Keadaan Panas dan Dingin
Pengaturan Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin
Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :
1) Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang
terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan
(piloerektion) --> erector villi
Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :
Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi) : Pada reaksi
dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam
keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas
yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan
memakai 1 rangkap pakaian lagi.
Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah) : Pada prinsifnya yaitu
panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan)
bila seluruh anggota badan didinginkan
2) Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme.
Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan
terjadi baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun
dengan cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan
lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group
kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi
secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme.
Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu
5 0C selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan
batas maximal 5 kali.

Pengaturan Suhu Tubuh Dalam Keadaan Panas


1. Fisik
• Penambahan aliran darah permukaan tubuh
• Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan
• Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan
• Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/ dibawah
34 0C. penambahan aliran darah penambahan konduktivitas panas
(thermal konduktivity)

2. Keringat
• Pada temperature diatas 34 0C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup
dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari
radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara
penguapan (evaporasi).
• Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodic
memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan kulit keringat
merupakan mekanisme pendingin yang paling efektif.
PENGATURAN SUHU TUBUH (REGULASI SUHU TUBUH)

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini
terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan
suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh
inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus
akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga
suhu kembali pada titik tetap.
Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu
mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat
penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam memberikan
kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat basah,
kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres dingin kering (kirbat
es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas (Anas Tamsuri, 2007).
Dalam postingan kali ini, kita akan berfokus pada penggunaan teknik kompres hangat
dalam upaya menurunkan suhu tubuh.
b. Rumusan Masalah
- Bagaimana tinjauan teori mengenai regulasi suhu dan proses konduksi
- Bagaimana regulasi suhu dan proses konduksi pada system integument
c. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah
Keperawatan Integumen mengenai “Regulasi Suhu dan Proses Konduksi” .
2. Tujuan Khusus.
- Untuk mengetahui tinjauan teori mengenai regulasi suhu dan proses konduksi.
- Untuk mengetahui mengenai regulasi suhu dan proses konduksi pada system
integument.

BAB II
TINJAUAN TEORI

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya
perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang diukur
dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur,
Fahrenheit dan Kelvin

Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh
relative konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu
tubuh pada manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Mis kenaikan
suhu 10 derajat Celcius bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya. Suhu inti (core
temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya
paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore
hari (jam 2 - 3 sore).

Kulit dan Homeostasis


1. Reseptor panas dan dingin terletak dalam kulit. Saat suhu tubuh meningkat,
hypothalamus mengirimkan sinyal saraf menuju kelenjar keringat dan menyebakan
pelepasan air sekitar 1-2 liter perjam untuk mendinginkan tubuh.
2. Hipothalamus juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kulit membuat lebih
banyak darah mengalir ke area tersebut dan menebabkan panas terlepa dri permukaan
kulit.

3. Saat suhu tubuh menurun, kelenjar keringat mengkerut dan produksi keringat berkurang.
Jika suhu tubuh terus menerus berkurang, tuuh akan menjaga thermiogenesis, dengan
cara meningkatkan laju metabolisme dan dengan menggigil.

4. Kehilangan air lewat kulit berlangsung dalam dua cara; a. penguapan dan b. berkeringat.

BAB III
PEMBAHASAN
REGULASI SUHU TUBUH DAN PROSES KONDUKSI

A. Kulit sebagai Pengatur Suhu

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa
yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan
radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

Di samping itu di dalam kulit juga terdapat reseptor berbagai macam sensasi, sati di
antaranya oleh termoreseptor. Bagaimana kulit berperan sebagai pengatur suhu, dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkatkan kehilangan panas
ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka kecendrungannya menurunkan kehilangan
panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi – konveksi
sangat di tentukan oleh perbadaan suhu antara kilit dan lingkungan eksterna. Bagian pusat
tubuh merupakan ruang yang memiliki suhu yang di jaga tetap sekitar 37 derajat selsius.

Mengelilingi pusat tubuh adalah lapisan kulit dimana terjadi pertukaran panas antara
tubuh dan lingkungan luar. Dalam usaha memelihara kekonstanan suhu pusat tubuh,
kapasitas insulatif dan suhu kulit dapat di atur ke berbagai gradient suhu antara kulit dan
lingkungan eksterna, dengan cara demikian mempengaruhi tingkat kehilangan panas.

Kapasitas insulatif kulit dapat di ibah-ubah dengan mengontrol jumlah darah yang
mengalir melalui kulit. Darah yang mengalir ke kulit melayani 2 fungsi. Pertama,
menyediakan pasok makanan ke kulit. Kedua, karena darah di pompa ke kulit dari jantung,
maka darah membawa panas dari pusat tubuh ke kulit. Aliran darah ke kulit terutama
berfungsi meregulasi suhu. Pada suhu kamar yang normal, 20-30 lebih darah mengalir
melaluikulit untuk keperluan nutrisi.

Pada proses termoregulasi, aliran darah kulit dapat sangat berubah-ubah, dari 400 ml
sampaI 2.500 ml/menit. Lebih banyak darah mencapai kulit dari pusat tubuh yang panas,
maka suhu kulit lebih dekat ke suhu pusat. Pembuluh darah kutaneus menghadapi
keefektivan kulit sebagai suatu insulator dengan membawa panas ke permukaan, dimana
suhu ini dapat hilang dari tubuh melalui radiasi dan konduksi – konveksi. Jadi, vasodilatasi
pembuluh darah kulit, yang memungkinkan peningkatan peningkatan aliran darah panas ke
kulit, akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya vasokontriksi pembuluh darah kulit
mengurangi aliran darah ke kulit, dengan demikian menjaga suhu pusat tubuh
konstan,dimana darah diinsulasi dari lingkungan eksternal, jadi menurunkan kehilangan
panas.

Bagaimanapun, kulit bukan merupakan insulator yang sempurna, bahkan dengan


vasokonstriksi yang maksimum. Meskipun aliran darah ke kulit minimal, sebagian panas
tetap di transfer melalui konduksi dari organ lebih dalam ke permukaan kulit dan kemudian
di lepaskan dari kulit ke lingkungan.

Respon-respon vasomotor kulit ini dikoordinasi oleh hipotalamus melalui jalur


system saraf simpatik. Aktifitas simpatik yang di tingkatkan ke pembuluh kutaneus
menghasilkan penghematan panas vasokonstiksi untuk merespon suhu dingin,sedangkan
penurunan aktivitas simpatetik menghasilkan kehilangan panas vasodilatasi pembuluh darah
kulit sebagai respon terhadap suhu panas.

Kulit sebagai orga pengatur panas. Suhu tubuh seseorang adalah tetap, meskipun
terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini dipertahankan karena penyusaian antara panas
yang hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini
segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah yang mengalir
melalui medulla oblongata. Suhu normal ( sebelah dalam ) tubuh, yaiti suhu visera dan otak
adalah 36-37C. Suhu kulit sedikit lebih rendah.

Persyarafan vaso-motortik mengendalikan anterior kutan dengan 2 cara, yaitu vaso-


dilatasi dan vaso-kontriksi. Pada vas -dilatasi anteriol memekar, kulit menjadi lebih panas,
dan kelebihan panas cepat terpancar dan hilang, dan juga hilang karena kelenjar keringat
bertambah aktif, dan karena itu terjadi penguapan cairan dari permukaan tubuh. Pada vaso-
kontriksi pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat
hampir dihentikan, dan hilangnya panas dibatasi. Dengan pengendalian ini pelepasan panas
ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan tubuh. Kulit adalah organ utama yang berurusan
dengan.

Panas dilepas oleh kulit dengan berbagai cara yaitu:

1. Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang
mengalir melalui pembuluh darah kulit.
2. dengan pemancaran, panas yang dilepas ke udara sekitarnya.

3. dengan konduksi, panas dialihkan ke benda yang disentuh, seperti pakaian.


4. dengan konveksi ( pengaliran ) karena mengalirnya udara yang telah panas, maka udara
yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.

Cara mendinginkan tubuh yang terlampau panas, baik dengan membiarkan udara
mengalir menyentuh kulit dengan cara mengipas, mengusap badan, atau merendam kedalam
air dingin.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit


a. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala
penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit
(60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah energi kinetic pada
gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara
bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu
udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses
pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
b. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda
yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi
sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang
kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan
benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda
menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.
c. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh.
Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas
tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas
terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat
dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus
melalui kulit dan system pernafasan.
d. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada
waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akanmenjadi dipanaskan (dengan
melalui konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin.
Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas.

B. Kelenjar Keringat

Kelenjar keringat merupakan kelenjar eksokrin yang eksresinya dikeluarkan melalui


pori- pori yang tersebar luas di seluruh permukaan kulit. Kelenjar keringat dibedakan
menjadi dua macam berdasarkan atas sekresinya, yaitu :
1. Kelenjar ekrin .
Kelenjar ekrin, tersebar di seluruh permukaan tubuh, memproduksi keringat jernih yang
terutamamengandung air,NaCl, dan urea.
2. Kelenjar apokrin
Kelenjar apokrin dijumpai terutama pada ketiak dan daerah genital. Disamping
mensekresikan air, NaCl, dan urea, kelenjar ini juga mensekresikan zat dari bahan dasar
protein bersusu yang merupakan medium ideal untuk mikroorganisme yang berada dalam
kulit.

Kelenjar keringat, berada di bawah pengendalian system saraf. Di samping sebagai


alat eksresi, kelenjar keringat merupakan bagian penting dari alat regulasi suhu tubuh. Bila
suhu lingkungan cukup panas, maka kelenjar keringat akan mensekresikan keringat
kepermukaan tubuh untuk kemudian di uapkan airnya. Penguapan ini menggunakan panas
tubuh, sehingga dengan demikian penguapan keringat berlaku sebagai system keadaan
darurat untk membebaskan panas apabila system pendingin pembuluh darah tidak bekerja
dengan baik untuk memelihara homeostasis.Kehilangan panas dan penyimpanan panas di
atur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat.

C. Pengertian suhu tubuh


Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.adapun tempat pengukuran suhu
tubuh:suhu inti yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan seperti rektum, membran timpani,
esofagus, arteri pulmoner, kandung kemiih dan suhu permukaan seperti kulit, aksila, oral.
Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor
dingin/panas berfungsi mengindrai rasa panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor
ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam system syaraf pusat. Dengan pengukuran
waktju reaksi, dapat dinyatakan bahwa kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat
dibandingkan dengan kecepatan hantaran rasa panas.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi
bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan
cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu
kembali pada titik tetap.
Dengan anestesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun
subjektif rasa dingin dan panas dapat dipisah yaitu:
1. Rasa suhu kulit yang tetap ( rasa suhu static ). Bila seseorang berendam di air hangat maka
mula-mula rasa hangat akan dialami oleh orang tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat
tidak lagi dirasakan dan kalau ia keluar dari air dan masuk kembali maka ia akan
merasakan hangat kembali. Hal ini terjadi karena suhu tubuh beradaptasi secara penuh
terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini terjadi pada uhu netral ( suhu
nyaman ). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan bila suhu berada di atas 36C dan rasa
dingin dirasakan pada suhu 17C.
2. Rasa suhu kulit yang berubah ( rasa suhu dinamik ). Pada pengindraan suhu kulit yang
berubah tiga parameter tertentu. Suhu awal kulit, kecepatan perubahan suhu dan luas kulit
yang terpapar tehadap rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah, ambang rasa hangat
tinggi sedangkan untuk rasa dingin rendah. Bila suhu meninkat ambang rasa hangat
menurun dan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu berpengaruh
terhadap timbulnya rasa panas/dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga
berpengaruh pada rasa timbulnya panas/dingin.
3. Titik rasa dingin dan panas. Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap
rangsangan dingin dan panas terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa
suhu lebih rendah dibandingkan dengan titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih
banyak dibandingkan dengan titik rasa panas. Kulit wajah daerah yang paling peka
terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa dingin paling tinggi.

Sifat-sifat reseptor suhu:


a. Selalu mengeluarkan impuls pada suhu kulit yang konstan frekuensinya bergantung pada
suhu kulit itu sendiri.
b. Pada penurunan/peningkatan suhu akan terjadi perubahan frekuensi impuls
c. Tidak peka terhadap rangsangan lain.
d. Ambang rangsang sesuai dengan kepekaan rasa suhu manusia terhadap rangsang suhu
dikulit.
e. Mempunyai daerah reseptif yang sempit, setiap serat eferen mensarafi satu atau beberapa
titik rasa suhu saja.
D. Macam – macam suhu tubuh
Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :

 Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C


 Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C

 Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C

 Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C


Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu
suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu
permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan
lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada
uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis.
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100%
lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang
tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak
coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress
individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang
meningkatkan metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan.
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid.
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh
sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-
100% diatas normal.
5. Hormone kelamin.
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-
15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan,
fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone
progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu
basal.
6. Demam ( peradangan ).
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar
120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status gizi.
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini
terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan
metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami
penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal
cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang
cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan
jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat
meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
9. Gangguan organ.
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang
dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan
kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme
pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat
hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya,
lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia
dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
Suhu tubuh dihasilkan dari :
1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh.
2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot akibat
menggigil).
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain,
misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan
simpatis pada sel.
5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri
terutama bila temperatur menurun.
F. Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah
1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :
a. Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area
tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada
hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi
yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh
ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.
b. Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu
yang melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan
peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar
1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga mampu
membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar.
Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat
melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls
di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit
tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat,
yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan
keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
c. Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan
menggigil dihambat dengan kuat.
2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :
a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh
Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
b. Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel
rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang
tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap
lingkungan.
c. Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme
menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi
tiroksin.

BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa
yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan
radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkatkan kehilangan panas ke
lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka kecendrungannya menurunkan kehilangan
panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi – konveksi
sangat di tentukan oleh perbadaan suhu antara kilit dan lingkungan eksterna.

b. Saran
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mata kuliah “Keperawatan
Integumen”. Selain itu diperlukan lebih banyak referensi dalam penyusunan makalah ini agar
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi. Jakarta: EGC
Pearce, C Evelyn. 2009. Anatomi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
http://www.membuatblog.web.id/2010/06/menjaga-suhu-tubuh.html
http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh.
SUHU TUBUH

A. PENGERTIAN SUHU TUBUH

Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula dikatakan
sebagai ukuran panas / dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam bidang thermodinamika suhu
adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara spontan.

B. FISIOLOGI PENGATURAN SUHU TUBUH

Kontrol Neural dan Vascular


Hipotalamus :Yang terletak antara hemisfer serebral, mengontrol suhu tubuh. Suhu yang
nyaman adalah pada saat sistim panas beroperasi. Hipotalamus merasakan perubahan ringan
pada suhu tubuh, hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior
mengontrol produksi panas. Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set
point maka inpuls akan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme pengeluaran panas
termasuk berkeringat, fasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah dan hambatan produksi panas.
Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran
panas. Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh lebih rendah dari set point maka
mekanisme konservasi panas bekerja. Vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah mengurangi
aliran darah kekulit dan extremitas. Kompensasi produksi panas distimulasi melalui kontraksi
otot volunteer dan getaran atau menggigil pada otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif dalam
pencegahan tambahan pengeluaran panas, tubuh mulai menggigil. Lesi atau trauma pada
hipotalamus atau korda spinalis yang membawa pesan hipotalamus dapat menyebabkan
perubahan yang serius pada kontrol suhu.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH

1. Kecepatan metabolisme basal


Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas
yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya,
sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih
cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun
dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi
panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan
peningkatan produksi ephineprin dan norephineprin yang meningkatkan metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga
peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas
normal.
5. Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15%
kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu
lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi
meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120%
untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30%. Hal ini terjadi
karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme.
Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh
(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami
hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan
panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktifitas
Aktifitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
suhu tubuh hingga 38,3-40,0 °C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan
pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh
terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang
atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat
mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi
sebagian besar melalui kulit.

D. TIPE DEMAM

1. Demam Intermiten
Yaitu demam yang tinggi berfluktuasi (dapat naik turun) sampai normal. Tipe demam intermitten
biasan terdapat pada penyakit TBC dan malaria.

2. Demam Remiten
Yaitu demam tinggi berfluktuasi namun tidak mencapai normal. Biasanya terdapat pada penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut oleh karena virus, malaria falcifarum, pneumoni oleh karena
kuman mikoplasma.

3. Demam Kontinu
Yaitu demam dengan berfluktuasi tidak lebih 1 derajat Celcius. Terdapat pada penyakit typus,
pneumoni oleh karena kuman pneumokokus.

4. Demam berulang
Demam yang diselingi dengan fase suhu tubuh normal. Demam tipe ini terdapat pada Limfoma
Maligna, demam berdarah dengue (DBD).

5. Demam dengan bradikardia relative


Yaitu demam yang tidak disertai dengan kenaikan nadi yang sesuai. Terdapat pada demam typus,
demam buatan.

E. GANGGUAN PADA STATUS SUHU

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaphoresis yang banyak mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda
dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas, tindakan
pertama yaitu memindahkan klien kelingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki
keseimbangan cairan dan elektrolit.

1. Hipertermia
Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran
panas.
Hipertermia dibagi menjadi dua (2):
 Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
 Hipertermian Malignan adalah kondisi bawaan dimana tidak dapat mengontrol produksi panas,
yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.
2. Hipotermia
Hipotemia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.
3. Heatstroke
Heatstroke adalah pajanan yang lama terkena sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi
yang dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.
C. b) Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan subkutan,
batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan. c) Suhu tubuh rata-rata (mean
body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan suhu inti dan suhu kulit. Pengukuran suhu tubuh
Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh: 1. The mercury-in-glass thermometer 2.
The electrical digital reading thermometer 3. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk
pengukuran suhu timfani) C. RESEPTOR SUHU Setimulus dapat datang dari lingkungan luar salinitas,
suhu udara, kelembapan,cahaya. Alat penerima rangsang reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan
disebut efektor. Reseptor saraf yang paling sederhana hanya berupa ujung denrit dari suatu sel syaraf
(neuron) , tidak meliputi selubung / selaput myelin dan dapat di temukan pada reseptor rasa nyeri (free
nerve ending) atau nociresetor. BERDASARKAN LOKASI SUMBER RANGSANG 1.INTERORESEPTOR
adalah reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang dari dalam tubuh. KHEMORESEPTOR adalah
reseptor yang berfungsi memantau pH,kadar gula dalam darah dan kadar kalsium dalam cairan tubuh
atau darah. 2.EKSTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi menerima rangsang dari lingkungan
di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat pendengaran) dan cahaya (dalam alat
pengelihatan). HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DENGAN EFEKTOR Dalam system syaraf,reseptor
biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik (AFFERENT) sedang efektor erat dengan syaraf
motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi sebagaipengubah energy, mengubah bentuk suatu energy
menjadi bentuk tertentu. dan di dalam reseptor semua energy di ubah menjadi energy listrik dan
selanjutnya akan membawa ke perubahan elektrolit sehingga timbul potensial aksi. LANJUTAN
HUBUNGAN RESEKTOR DAN EFEKTOR Apabila suatu resektor menerima rangsangan yang
sesuaimaka membrane reseptor akan mengalami peritiwa potensial aksi. Jika rangsangan yang diterima
reseptor cukup kuat potensial reseptor yang timbul akan lebih kuat. Makin besar rangsangan yang di
terima, makin besar pula potensial local yang di hasilkan sehingga dapat melampoi batas ambang
perangsangan pada membrane potensial generator. D. PENJALARAN SINYAL SUHU TUBUH PADA
SISTEM SARAF Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh adalah suatu
kumpulan neuron-neuron di bagian anterior hypothalamus yaitu: Preoptic area. Area ini menerima impuls-
impuls syaraf dari termoreseptor dari kulit dan membran mukosa serta dalam hipotalamus. Neuron-
neuron pada area peroptic membangkitkan impuls syaraf pada frekwensi tinggi ketika suhu darah
meningkat dan frekwensi berkurang jika suhu tubuh menurun. Impuls-impuls syaraf dari area preoptic
menyebar menjadi 2 bagian dari hipotalamus diketahui sebagai pusat hilang panas dan pusat
peningkatan panas, dimana ketika distimulasi oleh area preoptic, mengatur kedalam serangkaian respon
operasional yang meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh secara berturut-turut. Termoregulasi adalah
proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk
mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu dingin atau hangat (Myers, 1984). Pusat
pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika hipotalamus terganggu maka
mekanisme engaturan suhu tubuh juga akan terganggu dan mempengaruhi thermostat tubuh manusia.
Mekanisme pengaturan suhu tubuh manusia erat kaitannya antara kerja sama system syaraf baik
otonom, somatic dan endokrin. Sehingga ketika membahas mengenai pengaturan suhu oleh system
persyarafan maka tidak lepas pula kaitannya dengan kerja system endokrin terhadap mekanisme
pengaturan suhu tubuh seperti TSH dan TRH. E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai
factor yaitu : 1. Exercise: semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan
pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya. 2. Hormon: Thyroid (Thyroxine dan
Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah
testoteron, iBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana
dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,
antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita
tau sebab-sebabnya dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut dalam makalah ini kami akan
membahas tentang mekanisme perubahan suhu tubuh. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana mekanisme
perubahan suhu tubuh pada manusia? 2. Dari mana asal panas pada tubuh manusia? 3. Bagaimana
system pengaturan suhu tubuh? 4. Apa fungsi dari reseptor suhu? 5. Bagaimana penjalaran sinyal suhu
tubuh pada system saraf? 6. Apa factor yang mempengaruhi suhu tubuh? 7. apa saja yang mengganggu
pengaturan suhu tubuh? C. Tujuan 1. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang
mekanisme perubahan suhu tubuh. 2. Dapat mengetahui tentang asal panas suhu tubuh manusia,
system pengaturan suhu tubuh, reseptor suhu, penjalaran sinyal suhu tubuh pada system saraf. 3.
Mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi suhu tubuh serta gangguan suhu suhu tubuh. BAB II
PEMBAHASAN A. ASAL PANAS PADA TUBUH MANUSIA Pembentukan panas (heat production) dalam
tubuh manusia bergantung pada tingkat metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini
dipengaruhi oleh: 1. BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid. 2. Aktivitas otot, terjadi
penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan panas. 3. Termogenesis menggigil (shivering
thermogenesis); aktivitas otot yang merupakan upaya 4. Termogenesis tak-menggigil (non-shivering
thermogenesis) Hal ini terjadi pada bayi baru lahir. Sumber energi pembentukan panas ini ialah brown fat.
Pada bayi baru lahir, brown fat ditemukan pada skapula, aksila, dan area ginjal. Brown fat berbeda
dengan lemak biasa, ukurannya lebih kecil, mengandung lebih banyak mitokondria, banyak dipersarafi
saraf simpatis, dan kaya dengan suplai darah. Stimulasi saraf simpatis oleh suhu dingin akan
meningkatkan konsentrasi cAMP di sel brown fat, yang kemudian akan mengativasi fosforilasi oksidatif di
mitokondria melalui lipolisis. Hasil dari fosforilasi oksidatif ialah terbentuknya panas yang kemudian akan
dibawa dengan cepat oleh vena yang juga banyak terdapat di sel brown fat. Brown fat ini merupakan
sumber utama diet-induced thermogenesis. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau
sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat kehilangan panas melalui pertukaran
panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Radiasi ialah emisi energi panas dari
permukaan tubuh dalam bentuk gelombang elektromagnetik melalui suatu ruang. Konduksi ialah
perpindahan panas antara obyek yang berbeda suhunya melalui kontak langsung obyek tersebut.
Konveksi ialah perpindahan panas melalui aliran udara/ air. Evaporasi ialah perpindahan panas melalui
ekskresi air dari permukaan kulit dan saluran pernapasan saat bernapas. Keseimbangan panas
(Silverthorn, 2004) B. SISTEM PENGATURAN SUHU TUBUH Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit
dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian
suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu dapat di bagi, antara lain: a) Suhu inti
(core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan
dipertahankan mendekati 37nsulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-
15%. 3. Sistem syaraf: selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf
otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga
merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga
meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh. 4. Suhu tubuh: meningkatnya suhu tubuh dapat
meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan
reaksi biokimia 10 %. 5. Asupan makanan: makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate
terutama intake tinggi protein. 6. Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi. 7.
Usia:Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas meningkatseiring dengan
pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu akannormal setelah anak mencapai
pubertas.Lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme kontrolsuhu (terutama
kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan,penurunan aktivitas kelenjar keringat,
penurunan metabolism 8. Olahraga:aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme
lemak dankarbohidrat. 9. Kadar Hormon:suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria 10. Irama
sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama periode 24 jam.suhu tubuh
rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari. 11. Stres:stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh
melalui stimulasi hormonal dan persyarafan 12. Lingkungan:mekanisme kontrol suhu tubuh akan
dipengaruhi oleh suku disekitar. Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai
mekanisme homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal
adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar
0,5 – 0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang
diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang. F. GANGGUAN PENGATURAN SUHU TUBUH
Diantaranya disebabkan oleh: 1. Demam: mekanisme pengeluran panas tidak mampu mengimbangi
produksipanas. Demam terjadi karena perubahan set point hipotalamus. 2. Kelelahan akibat panas:
terjadi apabila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih. 3.
Hipertermia: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mengeluarkan
panas. 4. Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama. 5. Hipotermia: pengeluaran
panas akibat terpapar suhu dingin. Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut: 1.
ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit 2. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan
selama 3-5 menit 3. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit Adapun suhu tubuh normal
menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut: USIA SUHU (DERAJAT CELCIUS) 3 BULAN 37,5 6 BULAN
37,5 1 TAHUN 37,7 3 TAHUN 37,2 5 TAHUN 37,0 7 TAHUN 36,8 9 TAHUN 36,7 11 TAHUN 36,7 13
TAHUN 36,6 DEWASA 36,4 >70 TAHUN 36,0 FISIOLOGI TERKAIT DENGAN MEKANISME
PENGATURAN SUHU Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan
meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/
POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil,
meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan
norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate. Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka
akan terjadi mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back
negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000). Thermoreseptor di kulit dan
hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic dan pusat peningkata panas di hipotalamus,
serta sel neurosekretory hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon)
sebagai tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya
merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating
hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.
Berbagai organ fektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai nilai normal,
diantaranya adalah : 1. Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi menurunkan aliran
darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan
hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan
untuk produksi panas. 2. Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang
pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya , menghasilkan
peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi panas. 3. Pusat peningkatan panas
merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat,
dan terjadi siklus yang berulang-ulang yang disebut menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi
panas tubuh dapat meningkat 4x dari basal rate hanya dalam waktu beberapa menit• 4. Kelenjar tiroid
memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan
kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.
Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed back negatif berlawanan
dengan yang telah disebutkan diatas. Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang
mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan
menghambat pusat peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi
pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi
dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit
yang lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil.
Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik.
Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini melawan efek penghasil
panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Skema Mekanisme Feedback Negatif
Menghemat Atau Meningkatkan Produksi Panas Menurun menurun Diambil dari Tortora, 2000 halaman
900 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur
dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain :
normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau
sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui pertukaran
panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut
reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh
exercize,hormone,system saraf,asupan makanan,gender iklim(lingkungan),usia,aktivitas otot,stress. B.
SARAN Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu sehat dan tidak
mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan normal dan dapat
menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar kita. DAFTAR PUSTAKA Tortora, J.T., Grabowski, S.R.
(2000). Principles of anatomy and physiology. (9th ed.). Toronto: John Wiley & Sons, Inc _______(2000).
Temperature regulation. Diambil pada 14 Februari 2006. dari
http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.html Journal of Endocrinology. (2005).
Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic releasing factors. Diambil pada 14 Februari 2006 dari
http://joe.endocrinologyjournals. org/cgi/content/full Journal of Endocrinology. (2005). Functional anatomy
of hypothalamic homeostatic systems. Diambil pada 13 Februari 2006 dair
http://www.endotxt.org/neuroendo/neuroendo3b.html Myers, R.D. (1984). Neurochemistry of
thermoregulation. The Physiologist,27, (1), 41-46

Anda mungkin juga menyukai