Anda di halaman 1dari 19

HORMON TERKAIT

ELIMINASI

Firmina Theresia Kora, S.Kep, M.P.H


STIKESYO

1. ADH (Anti Diuretik Hormon)


Dibentuk dalam nucleus supraoptik dan
mengandung asam amino.
hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf
yang berasal dari area (nukleus) di
hipothalamus yang terletak tepat diatas
kiasma optikus dan sebelah lateral sampai
ventrikel ketiga (supra optikus dan para
ventrikular) Kelenjar Hipofisis posterior.
Hormon antidiuretik adalah hormon yang
disekresikan oleh kelenjar hipofisis
posterior untuk mengatur jumlah air yang
diekskresikan oleh ginjal.

Hormon

Antidiuretik (ADH) bekerja


pada sel-sel duktus kolikegentes
ginjal untuk meningkatkan
permeabilitas terhadap air.
Cara kerja ADH adalah dengan
mengatur penyerapan kembali
molekul yang berada pada ginjal
dengan memengaruhi permeabilitas
jaringan dinding tubulus ginjal,
sehingga berfungsi untuk mengatur
pengeluaran urin.

Pengaruh hormon antidiuretik (ADH) pada


pembentukan urine adalah jika kadar
hormon ADH meningkat maka tubuh akan
mempertahankan kadar air dalam darah
dengan cara mengeluarkan air dari nefron
melalui tubulus kontortus proksimal.
Di sana air akan diserap kembali oleh
tubuh dan keluar dari nefron sehingga
urine berkurang. Jadi, hormon ADH
mempengaruhi kinerja penyerapan air di
tubulus kontortus proksimal.

Fungsi fisiologis ADH


Sejumlah ADH yang sedikit sekali sebesar 2
nanogram bila disuntikan pada seseorang
dapat menyebabkan antidiuresis, yakni
berkurangnya ekskresi air oleh ginjal.
Singkatnya bila hormon ADH ini tidak ada,
maka duktus dan tubulus koligentes hampir
tidak permeabel terhadap air, sehingga
mencegah reabsorbsi air dalam jumlah
berarti dan karena itu mempermudah
keluarnya air yang sangat banyak kedalam
urine, juga menyebabkan pengenceran
urine yang berlebihan.

Pengaturan ADH
Pengaturan produksi ADH: bila cairan
ekstraseluler menjadi terlalu pekat,
maka cairan ditarik dengan proses
osmosis keluar dari sel osmoreseptor
sehingga mengurangi ukuran sel dan
menimbulkan sinyal saraf dalam
hipotalamus untuk menyekresi ADH
tambahan. Sebaliknya bila cairan
ekstraseluler terlalu encer, air bergerak
melalui osmosis dengan arah
berlawanan masuk ke dalam sel.
Keadaan ini akan menurunkan sinyal

Peningkatan sekresi ADH dapat


dipercepat oleh angiotensin II,
nyeri, stress, opiat, nikotin,
klofibrat (Atromid S),
klorpropamid (diabinese), dan
barbiturat. Sekresi ADH dapat
dihambat oleh alkohol dan
antagonis opiat tertentu.

Bila cairan tubuh menjadi sangat pekat,


maka nukleus supraoptik akan dirangsang,
sehingga ada penjalaran impuls ke kelenjar
hipofisis posterior dan ADH disekresikan.
ADH ini disalurkan melalui darah ke ginjal,
dimana ADH meningkatkan permeabilitas
duktus koligentes terhadap air.
Akibatnya, sebagian besar air kemudian
direabsorbsi dari cairan tubulus, sedangkan
elektrolitnya akan diteruskan dan dibuang
melalui urin. Proses ini mengencerkan
cairan ekstraseluler, sehingga
mengembalikan cairan ekstraseluler ke
keadaan dengan tekanan osmotik normal.

Selain

dari efek yang ditimbulkan oleh


konsentrasi ADH yang sangat kecil
dalam menyebabkan peningkatan
penahanan air oleh ginjal, konsentrasi
ADH yang lebih tinggi mempunyai
efek yang kuat dalam menyempitkan
arteriol di setiap tempat di dalam
tubuh oleh karena itu meningkatkan
tekanan arterial.
Karena alasan ini, ADH mempunyai
nama lain, yaitu vasopresin.

Salah

satu rangsangan yang


menyebabkan sekresi ADH
(vasopresin) menjadi kuat adalah
penurunan volume darah. Keadaan
ini terjadi secara hebat terutama
saat volume darah turun 15 sampai
25 %, dengan kecepatan sekresi
meningkat sering sampai 50 kali dari
normal.

Penyebab peningkatan
ADH

Atrium, terutama atrium kanan, mempunyai


reseptor regang yang dibangkitkan oleh
kelebihan pengisian. Bila reseptor regang ini
dibangkitkan, reseptor akan mengirimkan
sinyal ke otak untuk menghambat sekresi
ADH. Sebaliknya, bila tidak dibangkitkan
akibat tidak penuhnya pengisian, terjadi
proses yang berlawanan, dengan
peningkatan sekresi ADH yang sangat besar.
Lebih lanjut, disamping reseptor regangan
atrium, penurunan regangan baroreseptor
pada daerah karotid, aortik, dan pulmonari
berperan dalam meningkatkan sekresi ADH.

2. Mineralocorticoids
Hormon steroid glomerulosa zona
disekresikan oleh korteks adrenal.
Mengatur elektrolit dan keseimbangan air
dalam tubuh misalnya keringat, urin,
empedu dan air liur.
Hormon steroid ini merupakan bagian dari
sistem renin-angiotensin (RAS) atau renin
angiotensin aldosteron-sistem (Raas).

Umumnya, renin diproduksi oleh ginjal


ketika kelebihan garam dan air akan
dihilangkan dari tubuh. Renin memicu
produksi angiotensin, yang pada akhirnya
merangsang kelenjar adrenal untuk
melepaskan hormon aldosteron.
Penurunan tekanan darah arteri juga
merangsang sekresi renin.
Jadi, bersama-sama dengan sistem reninangiotensin, aldosteron membantu ginjal
untuk mempertahankan mineral penting
seperti sodium.

Aldosteron

meningkatkan reabsorpsi
natrium dan ekskresi kalium oleh
ginjal. Ini membantu menyempitkan
pembuluh darah dengan
meningkatkan retensi natrium dan
air, yang pada gilirannya, dapat
meningkatkan tingkat tekanan darah.
Jadi, hormon ini berkaitan dengan
mengatur tingkat tekanan darah juga.

3. Hormone ovarium

(estrogen dan progesteron), disekresi oleh


ovarium akibat respons terhadap dua
hormone dari kelenjar hipofisis.

Estrogen : Urine wanita hamil benyak


mengandung estrogen yang dihasilkan
oleh plasenta.mekanisme aksi estrogen
mengatur ekspresi gen tertentu dalam sel
yang bekerja sebagai sasaran.

Progesteron : metabolism progesterone


yang utama di dalam urine ialah
pregnanediol (tidak aktif) dan
pregnanetriol (perubahan korteks adrenal).
Senyawa ini dibuang sebagai glucuronic

Gangguan Eliminasi
Gangguan

eliminasi urin
Keadaan di mana seorang individu
mengalami atau berisiko mengalami
disfungsi eliminasi urin.
Biasanya orang yang mengalami
gangguan eliminasi urin akan di
lakukan katerisasi urine tindakan
memasukan selang kateter kedalam
kandung kemih melalui uretra
dengan tujuan mengeluarkan urine.

Masalah-masalah dalam eliminasi


urin
a.Retensi , yaitu adanya penumpukan urine
di dalam kandung kemih dan ketidak
sanggupan kandung kemih untuk
mengosongkan diri.
b.Kontinensi urine, yaitu ketidak sanggupan
sementara atau permanen otot sfingter
exsterna untuk mengontrol keluarnya urine
dari kandung kemih.
c.Enuresis , sering terjadi pada anank-anak ,
umumnya terjadi pada malam hari
(nocturnal enuresis ), dapat terjadi satu kali
atau lebihn dalam semalam.
d.Urgency , adalah perasaan seseorang
untuk berkemih.
e.Dysuria , adanya rasa sakit atau kesulitan
dalam berkemih .

Gangguan Eliminasi Fekal


adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko tinggi mengalami
statis pada usus besar. Mengakibatkan
jarang buang air besar, keras, feses kering.
Untuk mengatasi gangguan eliminasi fekal
biasanya dilakukan huknah Memasukkan
cairan hangat melalui anus sampai ke kolon
desenden dengan menggunakan kanul rekti.

Anda mungkin juga menyukai