Rata-Rata
Rata-Rata
Catatan:
ky Dimana:
I. BJ 1. BJ = Berat Jenis Kayu
air 2. ω = Kadar Air Kayu (%)
3. B = Berat Benda Uji (gram)
4. ρky = Kerapatan (density) kayu (gram/cm3)
5. ρair = Kerapatan (density) air (gram/cm3)
W1 W 2
II.
x100% 6. W 1 = Berat Awal (gram)
7. W 2 = Berat Kering Oven (gram)
W2
Diperiksa Instruktur Lab. : A. Subagdja, MT. Dikerjakan oleh :
Tanggal : Tanggal :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
LABORATORIUM UJI BAHAN KONSTRUKSI FORMULIR
JURUSAN TEKNIK SIPIL No. Bagian : FT/1.1/KY-02
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Terbitan/Revisi : 1/0
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung, PO Box. 6468 Tlp/ Fax. 022-2016150 Tanggal Terbit : 11/05/2009
POLBAN Tanggal Revisi : 11/05/2009
ANALISA KEKUATAN DAN MODULUS ELASTISITAS LENTUR KAYU
Halaman : 2 dari 7
1. Nomor Praktikum : 5. Preparasi tanggal :
2. Kelas : 6. Di uji tanggal :
Kelompok : 7. Metode uji : a. SNI 03-3959-1991
3. Jenis Contoh Uji : b. SNI 03-3960-1995
4. Tujuan Praktikum : 8. Hasil pengujian :
12,0
6,0
0,0
2,0
4,0
8,0
1. Jarak Tumpuan (L), mm : 700 5. Beban Tahap Satu (Pi), N : 5600 9. W 1, gram : 132,61
2. Lebar Benda Uji (b), mm : 51,18 6. Beban Tahap Berikutnya (Pn), N : 6000 10. W 2, gram : 113,68
3. Tinggi Benda Uji (h), mm : 51,74 7. Lendutan Tahap Satu (Yi), mm : 6,10
4. Beban Maks.(P), N : 12400 8. Lendutan Tahap Berikutnya (Yn), mm : 6,64
I. Kuat Lentur (fb), MPa: II. Modulus Lentur (Eb): III. Kadar Air (ω), %: IV. Bentuk Retakan:
P
3 PL ( Pn Pi) L3 W W2
fb Eb
4(Yn Yi )bh 3 1 x100% h
2 bh 2 W2 b
L
1,1
1,2
1,4
1,5
1. Panjang Benda Uji (L), mm: 300 5. Pertambahan Kenaikan Beban (δP), N : 5000 8. W 1, gram : 76,47
2. Lebar Benda Uji (b), mm : 49,96 6. Deformasi akibat Beban δP (δy), mm : 0,05 9. W 2, gram : 64,83
2
3. Tinggi Benda Uji (h), mm : 50,99 7. Luas Penampang Benda Uji (A), mm : 2547,5
4. Beban Maks.(P), N : 115000
I. Kuat Tekan // (fc//), MPa: II. MoE Tekan // (Ec): III. Kadar Air (ω), %: IV. Bentuk Retakan:
δpL
Pmaks Ec W1 W 2
fc// A y x100%
A W2
Rata-Rata
Rata-Rata
Catatan:
Dimana:
1. fc L = Kuat Tekan Tegak Lrs. Serat Kayu (MPa)
2. ω = Kadar Air Kayu (%)
3. P = Beban Tekan Pada Deformasi 2,5 mm (N)
4. b = Panjang Bidang Tekan Benda Uji (mm)
5. h = Lebar Bidang Tekan Benda Uji (mm)
6. W 1 = Berat Awal (gram)
7. W 2 = Berat Kering Oven (gram)
Rata-Rata
Rata-Rata
Catatan:
Dimana:
P
fs // 1. fs // = Kuat Geser Sejajar Serat Kayu (MPa)
bh
2. ω = Kadar Air Kayu (%)
3. P = Beban Tekan Pada Deformasi 2,5 mm (N)
4. b = Panjang Bidang Geser (mm)
W W2
1 x100% 5. h = Lebar Bidang Geser (mm)
W2
6. W 1 = Berat Awal (gram)
7. W 2 = Berat Kering Oven (gram)
Radial
Tangensial
Longitudinal
Radial
Tangensial
Longitudinal
Dimana:
1. fk = Kekerasan Kayu (MPa)
2. ω = Kadar Air Kayu (%)
3. P = Beban Intender Peluru Baja
Seluas 1 cm2 (N)
4. A0 = Luas Tembereng Bola = 100 mm2
fk
P W1 W 2 5. W 1 = Berat Awal (gram)
x100%
A0 W2 6. W 2 = Berat Kering Oven (gram)
3
1. Berat Jenis, (gram/cm ) ASTM D-2395
Kuat Lentur, MPa
2. SNI 03-3960-1995
Kuat Lentur, kg/cm2
MoE Lentur, MPa
3. SNI 03-3960-1995
MoE Lentur, kg/cm2
Kuat Tekan Sejajar Serat, MPa
4. SNI 03-3958-1995
Kuat Tekan Sejajar Serat, kg/cm2
MoE Tekan Sejajar Serat, MPa
5. 2
SNI 03-3958-1995
MoE Tekan Sejajar Serat, kg/cm
Kuat Tekan Tegak Lurus, MPa
6. SNI 03-3958-1995
Kuat Tekan Tegak Lurus, kg/cm2
Kuat Geser Sejajar Serat, MPa
7. SNI 03-3400-1994
Kuat Geser Sejajar Serat, kg/cm2
Kekerasan Radial, MPa
Kekerasan Radial, kg/cm2
Kekerasan Tangensial, MPa
8. ASTM D-143
Kekerasan Tangensial, kg/cm2
Kekerasan Longitudinal, MPa
Kekerasan Longitudinal, kg/cm2
9. Kadar Air, (%) ASTM D-2016
2
Konversi: 1 Mpa = 10.19716 Kg/Cm
Tabel 2.
Kekuatan Kayu
Modulus elas- Lentur Tekanan Tekanan Geser
Kelas Berat
tisitas (ribuan) patah sejajar serat tegak lurus sejajar serat
kuat jenis
Kg/cm 2 Kg/cm 2 Kg/cm 2 serat Kg/cm 2 Kg/cm 2
I > 0,9 > 161 > 1221 > 630 > 171 > 93
II 0,6 – 0,9 112 795 411 114 59
III 0,4 – 0,6 75 437 266 76 37
IV 0,3 – 0,6 56 278 193 57 26
V < 0,3 < 56 < 193 < 193 <57 < 26
Tabel 2.
Kekuatan Kayu
Modulus elas- Lentur Tekanan Tekanan Geser
Kelas Berat
tisitas (ribuan) patah sejajar serat tegak lurus sejajar serat
kuat jenis
Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 serat Kg/cm 2 Kg/cm2
I > 0,9 > 161 > 1221 > 630 > 171 > 93
II 0,6 – 0,9 112 795 411 114 59
III 0,4 – 0,6 75 437 266 76 37
IV 0,3 – 0,6 56 278 193 57 26
V < 0,3 < 56 < 193 < 193 <57 < 26
Tabel 3.
Ratio Kekuatan Kayu Bangunan
Kelas mutu Nilai ratio kekuatan kayu
Mutu A 20 % dari nilai tegangan kayu
Mutu B 63 % dari nilai tegangan kayu
Mutu C 50 % dari nilai tegangan kayu
Tabel 4.
Nilai Teganagn Dasar Kayu Bangunan Tanpa Cacat dalam Keadaan Basah
Modulus elastisitas Tekanan Tekanan tegak Geser
Kelas Lentur patah
(ribuan) 2 sejajar serat lurus serat sejajar serat
kuat Kg/cm
Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2
I > 138 > 875 > 432 > 118 > 77
II 96 569 282 79 49
III 64 313 182 53 31
IV 48 199 132 40 22
V < 48 < 199 < 132 < 40 < 22
3.4.2 Nilai tegangan dasar kayu bangunan tanpa cacat dalam keadaan kering (kadar air 20%)
adalah sebagai berikut
Tabel 5.
Nilai Tegangan Dasar Kayu Bangunan Tanpa Cacat dalam Keadaan Kering
Modulus elastisitas Tekanan Tekanan tegak Geser sejajar
Kelas Lentur patah
(ribuan) sejajar serat lurus serat serat
kuat Kg/cm2
Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2
I > 155 > 1136 > 561 > 152 > 88
II 108 739 366 102 56
III 72 406 237 68 35
IV 54 258 172 51 25
V < 54 < 172 < 172 < 51 > 25
Tabel 1.
Cacat Maksimum yang Diperkenankan untuk Kayu Bangunan
Macam cacat Mutu A Mutu B Mutu C
1. Mata kayu
1.1. Terletak di-muka lebar 1/6 lebar kayu 1/4 lebar kayu 1/2 lebar kayu
1.2. Terletak dimuka 1/8 tebal kayu 1/6 tebal kayu 1/4 tebal kayu
sempit
2. Retak 1/5 tebal kayu 2/5 tebal kayu 1/2 tebal kayu
3. Pinggul 1/10 tebal atau lebar kayu 1/6 tebal atau lebar kayu 1/4 tebal atau lebar kayu
4. Arah serat 1 : 13 1:9 1:6
5. Saluran dammar 1/5 tebal kayu ekskudasi tidak 2/5 tebal kayu ekskudesi tidak 1/2 tebal kayu ekskudesi
diperkenankan diperkenankan tidak diperkenankan
6. Gubal Diperkenankan Diperkenankan Diperkenankan
7. Lubang serangga Diperkenankan asal terpencar Diperkenankan asal terpencar Diperkenankan asal
dan ukurannya dibatasi serta dan ukurannya dibatasi serta terpencar dan ukurannya
tidak ada tanda serangga hidup tidak ada tanda serangga dibatasi serta tidak ada
hidup tanda serangga hidup
8. Cacat lain (lapuk hati rapuh,
Tidak diperkenankan Tidak diperkenankan Tidak diperkenankan
retak melintang)