BAB I
PENDAHULUAN
Sampai saat ini, kanker mulut rahim masih merupakan masalah kesehatan
umum yang lemah, status social ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya,
keterbatasan sarana dan prasarana, jenis histopatologi, dan derajat pendidikan ikut
berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksternum. Penyakit ini banyak
serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar data dari
Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%. Menurut perkiraan
Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru kanker serviks
berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu
Oleh karena itu, para tenaga medis di Indonesia diharapkan mampu mengenali
kanker serviks?
1.3 Tujuan
kanker serviks
1.4. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Serviks atau leher rahim adalah bagian dari organ reproduksi wanita yang
terletak sepertiga lebih rendah dari rahim atau uterus. Tubular serviks memanjang
disebut lubang serviks sebagai pembatas antara rahim dengan vagina. Serviks
berbentuk silinder, terbuat dari tulang rawan yang ditutupi oleh jaringan halus,
lembab dan tebalnya sekitar 1 inchi. Terdapat dua bagian utama dari serviks, yaitu
segmen bawah uterus dan serviks ke dinding pelvis lateral dan menyokong
serviks. Ligamen uterosakral adalah jaringan ikat yang mengelilingi serviks dan
vagina dan memanjang hingga vertebra. Serviks memiliki sistem limfatik melalui
2.2 Patofisiologi
Human papillomavirus (HPV) adalah virus yang paling sering dijumpai pada
penyakit menular seksual dan diduga berperan dalam proses terjadinya kanker.
Terdapat sekitar 130 tipe HPV yang telah berhasil diidentifikasi dan lebih dari 40
tipe HPV dapat menginfeksi area genital laki-laki dan perempuan, mulut, serta
yang sangat berbahayadari virus ini adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
(Setiawati, 2014)
genital, dan anus. HPV tidak pernah menginfeksi mukosa saluran cerna. Virus ini
terutama ditularkan melalui hubungan seksual termasuk oral sex, anal sex, dan
hand sex. Virus menular melalui kontak langsung dengan lesi yang telah
terinfeksi. Masa inkubasi HPV 3-4 bulan (bervariasi 1 bulan hingga 2 tahun).
HPV membelah berkali- kali bila respon imun rendah, misalnya pada kasus HIV,
merokok, hamil, dan malnutrisi. HPV tidak dapat disembuhkan, individu yang
Kanker mulut rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker
yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
serviks tetapi bukan satusatunya penyebab terjadinya kanker serviks. HPV tipe 16
timbul gejala apapun. Namun hal tersebut menjadi kontroversial apakah virus
Pada sebagian pasien, infeksi HPV bertahan dan menyebabkan lesi yang
terdeteksi secara klinis yang dapat berkembang menjadi kanker yang invasif
dalam periode waktu yang lama, biasanya ditemukan dalam jangka waktu tahunan
hingga dekade.
basement, di bawahnya adalah lapisan stroma serviks. Sel basal yang belum
matang bergerak ke atas melalui lapisan epidermal di mana sel basal tersebut
Entri sel belum dipahami secara pasti, namun diyakini migrasi sel yang
terjadi didasari oleh mediasi sel dengan reseptor. Beberapa penelitian menjelaskan
bahwa heparin sulfat adalah molekul yang terlibat dalam proses ini. Replikasi
HPV 16, dan 17 juga bergantung pada hal tersebut dan menggunakan mesin
replikasi normal sel-sel serviks yang akhirnya dirusak oleh protein virus E1 dan
E2. Sel-sel basal yang terinfeksi HPV terus membelah dan masing-masing
7
membentuk dua sel anak yang mengandung bahan genom virus. Satu sel pasangan
tetap dalam lapisan basal dan mempertahankan kapasitas pembagi, oleh karena itu
pembelahan sel aktif untuk mempertahankan siklus hidupnya. Sel anak lainnya
menyebarkan pertumbuhan sel melalui aksi gen E5, E6, dan E7.
menjadi 10.000 atau lebih/sel, dan gen virus E4, L1 dan L2 akan terstimulasi.
genom virus. Setelah perakitan ini selesai di dalam sel, partikel virus matang
dilepaskan dari sel epitel selama terminal shedding dari permukaan epitel.
HPV dari keratinosit dengan meruntuhkan filamen keratin di dalam sel squamous
E1 dan E2 merupakan protein yang diekspresikan sejak awal oleh virus HPV
setelah mencapai entri sel, Gen E1 dan E2 mengaktifkan replikasi virus melalui
interaksi dengan gen original HPV yang berguna untuk replikasi. Virus HPV
Protein Fungsi
Replikasi virus
Autoregulasi fungsi dari E1 dan E2
E1 dan E2 oleh E2
Represi ekspresi E6 dan E7 oleh E2
Inhibisi apoptosis
E5 Disregulasi sel imun
Degradasi p53
Inhibisi Apoptosis
Perkembangan siklus sel
E6 Transformasi sel
Disregulasi sel imun
Inhibisi pRb
Perkembangan siklus sel
E7 Transformasi sel
Disregulasi sel imun
E4 Memfasilitasi pengeluaran virus yang
sudah matang dari sel induk
Sintesis capsid virus
L1 dan L2 Antigenisitas
2.3 Diagnosis
serviks mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda-tanda dini yang tidak spesifik
seperti:
darah semakin lama akan lebih sering terjadi meskipun tanpa kontak.
Hal ini biasa terjadi pada tingkat klinik lebih lanjut (II atau III)
3. Gejala lain biasanya timbul akibat metastase jauh. Seperti gagal ginjal
total, nyeri pinggang dan pinggul, sering berkemih, nyeri BAK atau
Tes Pap pada saat ini merupakan alat skrining yang diandalkan. Lima
puluh persen pasien baru kanker serviks tidak pernah melakukan tes Pap.
atau setelah menikah. Setelah tiga kali pemeriksaan tes Pap tiap tahun,
US)
Besarnya nukleus normal pada sel squamos sekitar 35 μm2. Hal ini
cells. Biasanya terlihat nuklei 2,5-3 kali lebih besar dari nuklei normal.
dengan potongan kecil atau sel tunggal, besar nukleus 1,5-2,5 kali
11
dan kadang terurai, dan nukleoli kadang samar atau tidak terlihat. 3
LSIL akan berubah menjadi kanker serviks invasif jika tidak di terapi.
Gambarannya adalah satu demi satu sel squamos matur dengan batas
membesar >3 kali dari pada normal, besar dan bentuk nukleus
HSIL adalah hanya terjadi sedikit, sel lebih kecil dari pada sel LSIL,
hiperkromasia. 3
Gambar 2.6 sel kecil dalam jumlah sedikit dengan peningkatan rasio
nukleus-sitoplasma, bentuk nukleus ireguler, hiperkromasia, dan nukleoli
tidak terlihat. 3
Gambar 2.6 sel tunggal atau dalam kumpulan kecil dengan berbagai
macam ukuran dan bentuk, sel berbentuk gelendong dapat terlihat dengan
sitoplasma kekuningan, Perubahan keratosis, nuklei dengan berbagai
bentuk dan ukuran, membran ireguler, hiperkromasia. 3
15
Gambar 2.7 Kanker serviks invasif pada pasien 23 tahun yang menderita
HIV
2.2.1 Tatalaksana
lokal lapisan epitel serviks dengan kelainan lesi prakanker yang kemudian
a. Krioterapi
N2O atau CO2. Kerusakan bioselular akan terjadi dengan mekanisme: (1)
16
dalam sel terganggu; (3) syok termal dan denaturasi kompleks lipid
b. Elektrokauter
lanjutan. 3,7
c. Diatermi Elektrokoagulasi
d. Laser
suatu muatan listrik dilepaskan dalam suatu tabung yang berisi campuran
gas helium, gas nitrogen, dan gas CO2 sehingga akan menimbulkan sinar
yang terdapat pada serviks dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu
penguapan dan nekrosis. Lapisan paling luar dari mukosa serviks menguap
BAB III
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Lampung
Appley, A.G & Solomon. 2010. Orthopedi dan Fraktur Sistem Appley. Jakarta:
Widya Medika.
Center for Disease Control and Prevention (CDC). 2019. Osteoarthritis.
Musculoskeletal Pain.
Jong, De dan Sjamsuhidajat. 2016. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-4. Jakarta :
Middletown
Kohn M.D., Sasson A.A., dan Fernando N.D. 2016. Classification in Brief:
Riardi; 2009; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V; Jakarta; Interna
Sendi/Rematik/Encok. 94-9