Disusun Oleh:
SINTIA.I.MADINA
193203099
Minggu 2
Hari :
Tanggal :
( ) ( ) (Sintia.I.Madina)
KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
A. Definisi
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2)
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh (Rakhman & Khodijah,
2014). Oksigenasi adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan oksigen di atmosfer (lingkungan) (Muttaqin, 2012).
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem. Saat bernapas,
tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh
melalui darah dan dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa
CO2 akan kembali diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang ke lingkungan
karena tidak berguna lagi oleh tubuh. Kapasitas udara dalam paru-paru adalah
4.500 – 5.000 ml.
Tujuan Oksigenasi adalah untuk mempertahankan oksigen yang adekuat
pada jaringan, untuk menurunkan kerja paru dan untuk menurukan beban kerja
jantung (Rakhman & Khodijah, 2014).
B. Etiologi
a. Menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti pada anemia
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi saluran
pernafasan bagian atas
c. Meningkatnya metabolism seperti adanya infeksi
d. Merokok, nikotin menyebabka vasokontriksi pembuluh darah coroner.
e. Kecemasan, menyebabkan metabolism meningkat.
(Muttaqin, 2012)
C. Anatomi Fisiologi
E. Patofisiologi
Faktor pencetus
Ketidakefektifan
ekspirasi Menekan sisi luar Diameter bronkiolus
bersihan jalan
bronkiolus mengecil
napas
Dyspnea Ketidakefektifan
Pola Napas
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu: (Rakhman & Khodijah, 2014).
a. Pemeriksaan laboratorium darah
pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan adalah pemeriksaan
hemoglobin, leukosit, eritrosit dan laju endap darah.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Tes tuberkulin
Tes tuberculin digunakan untuk mendeteksi invasi dan berkembangnya
Myobacterium tuberculosis.
d. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga terdapat penyakit paru-paru.
G. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan napas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan napas buatan
b. Pola Napas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernapas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
H. Metode Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
A. Inhalasi oksigen
1) Sistem Aliran Rendah
a) Kateter Nasal: Aliran 1 -6 liter /menit menghasilkan oksigen dengan
konsentrasi 24 – 44 %.
b) Kanula Nasal: Aliran 1-6 liter/menit menghasilkan oksigen dengan
konsentrasi 24-44% tergantung pada pola ventilasi pasien.
c) Sungkup muka sederhana: Aliran 5-8 liter/menit, menghasilkan
konsentrasi 40-60%.
d) Sungkup muka Rebreating dengan O2: Aliran 8-12 liter/menit
menghasilkan konsentrasi 40-60%.
e) Sungkup muka Non Rebreathing dengan kantong O2: Aliran 8-12 %
liter/menit menghasilkan konsentrasi 90%.
2) Sistem Aliran Tinggi
a) Sungkup muka venture: Aliran 4-14 liter/mnt menghasilakan
konsentrasi O2 30-55%.
b) Sungkup muka aerosol: Aliran lebih dari 10 liter/mnt menghasilkan
konsentrasi O2 100%.
B. Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada merupakan rangkaian tindakan yang terdiri dari perkusi,
vibrasi dan postural drainage. Perkusi (clapping) adalah pukulan kuat
pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti
mangkuk. Vibrasi adalah getaran kuat yang dihasilkan oleh tangan perawat
yang diletakkan datar pada dinding klien. Postural drainage adalah
intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-paru
dengan menggunakan gaya gravitasi.
C. Batuk efektif
Batuk efektif adalah latihan batuk untuk mengeluarkan secret.
D. Suctioning
Suctioning adalah metode untuk melepaskan secret yang berlebihan pada
jalan nafas.
(Asmadi, 2008)
I. PENGKAJIAN
(Rakhman & Khodijah, 2014).
a. Riwayat Keperawatan
2) Masalah pernapasan yang pernah dialami
3) Pernah menggalami perubahan pola pernapasan
4) Pernah menggalami batuk dengan sputum
5) Pernah menggalami nyeri dada
6) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadi gejala diatas
b. Riwayat peyakit pernapasan
1) Apakah sering menggalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
2) Bagaimana frekuensi setiap kejadian
c. Pemeriksaan Fisik
1) Mata
a) Konjungtiva pucat (karena anemia)
b) Konjungtiva sianosis(karena hipoksemia)
c) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis).
2) Kulit
a) Sianosis Perifer ( Vasokontriksi dan menurunya aliran darah
perifer)
b) Sianosis secara umum (hipoksemia)
c) Penurunan turgor ( dehidrasi)
d) Edema
3) Jari dan Kuku
Sianosis
4) Mulut dan Bibir
a) Membran mukosa sianosis
b) Bernapas dengan mengerutkan mulut
5) Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
6) Dada
a) Retraksi otot bantu pernapasan (karena peningkatan aktifitas
pernapasan, dispnea, atau obstruksi jalan pernapasan )
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
c) Taktil fremitus (getaran pada dada karena udara atau suara
melewati saluran atau rongga pernapasan )
d) Suara napas normal vesikuler, bronchovesikuler, bronchial
e) Suara napas tidak normal (rales, ronki, wheezing)
f) Bunyi perkusi (resonan, hipersonan, dullness)
7) Pola Pernapasan
a) Pernapasan normal (aupnea)
b) Pernapasan cepat ( takipneu)
c) Pernapasan lambat (bradipnea)
J. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas b/d mukus berlebihan
b. Ketidakefektifan Pola Napas b/d hiperventilasi
c. Gangguan Pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
d. Intoleransi aktivitas b/d gangguan pernapasan
K. Rencana Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Dx
1 Ketidakefektifan Bersihan Setelah dilakukan tindakan Penghisapan Lendir pada
Jalan Napas b/d mucus keperawatan selama 3x24 Jalan Napas
berlebihan jam masalah teratasi 1. Monitor status oksigen
Dengan Kriteria Hasil : pasien
3 Gangguan Pertukaran gas b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
ketidakseimbangan ventilasi- keperawatan selama 3x24 1. Monitor respirasi dan
perfusi jam masalah teratasi status O2
Dengan Kriteria Hasil : 2. Posisikan pasien untuk
Status Pernapasan: memaksimalkan
Pertukaran Gas ventilasi
1. Dyspnea berkurang 3. Lakukan fisioterapi
2. Mendemonstrasikan dada jika perlu
peningkatan ventilasi dan 4. Keluarkan sekret
oksigenasi yang adekuat dengan batuk efektif
3. Memelihara kebersihan atau suction
paru paru dan bebas dari 5. Auskultasi suara
tanda tanda distress napas, catat adanya
pernapasan suara tambahan
Status Pernapasan: 6. Ajarkan cara batuk
Ventilasi efektif untuk
1. Mendemonstrasikan mengeluarkan sekret
batuk efektif dan suara 7. Kolaborasi dengan
napas yang bersih, tidak ada ahli gizi untuk
sianosis dan dyspneu pemberian cairan dan
(mampu mengeluarkan nutrisi
sputum, mampu bernapas mengoptimalkan
dengan mudah, tidak ada keseimbangan.
pursed lips) Monitor Pernapasan
Tanda-tanda Vital 1. Monitor rata – rata,
1. Tanda tanda vital dalam kedalaman, irama dan
rentang normal usaha respirasi.
2. Catat pergerakan dada,
amati kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal.
3. Monitor pola napas :
bradipena, takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi, cheyne
stokes, biot
4. Auskultasi suara
napas, catat area
penurunan / tidak
adanya ventilasi dan
suara tambahan.
5. Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi
crakles dan ronkhi
pada jalan napas
utama
Monitor Tanda-tanda Vital
1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Monitor kualitas dari
nadi
3. Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
4. Monitor pola
pernapasan abnormal
5. Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
6. Monitor sianosis
perifer
4. Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen
1. Berikan oksigen
gangguan pernapasan keperawatan selama 3x24
melalui humidifier
jam masalah teratasi Dengan
2. Monitor aliran oksigen
Kriteria Hasil : 3. Monitor kecemasan
Status Pernapasan pasien yang berkaitan
1. Frekuensi pernafasan
dengan terapi oksigen
normal 4. Konsultasi dengan
2. Jalan nafas paten
tenaga kesehatan
3. Saturasi oksigen
mengenai penggunaan
normal
4. Tidak dyspnea saat oksigen tambahan
istirahat selama kegiatan atau
5. Batuk berkurang
tidur
DAFTAR PUSTAKA