Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

OKSIGENASI DI RUANG MAWAR


RSUD WONOSARI
Minggu 2

Disusun Oleh:

SINTIA.I.MADINA
193203099

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIV


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN GANGGUAN


OKSIGENASI DI RUANG MAWAR RSUD WONOSARI

Minggu 2

Telah Disetujui pada

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

( ) ( ) (Sintia.I.Madina)
KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

A. Definisi
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2)
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh (Rakhman & Khodijah,
2014). Oksigenasi adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan oksigen di atmosfer (lingkungan) (Muttaqin, 2012).
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem. Saat bernapas,
tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh
melalui darah dan dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa
CO2 akan kembali diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang ke lingkungan
karena tidak berguna lagi oleh tubuh. Kapasitas udara dalam paru-paru adalah
4.500 – 5.000 ml.
Tujuan Oksigenasi adalah untuk mempertahankan oksigen yang adekuat
pada jaringan, untuk menurunkan kerja paru dan untuk menurukan beban kerja
jantung (Rakhman & Khodijah, 2014).
B. Etiologi
a. Menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti pada anemia
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi saluran
pernafasan bagian atas
c. Meningkatnya metabolism seperti adanya infeksi
d. Merokok, nikotin menyebabka vasokontriksi pembuluh darah coroner.
e. Kecemasan, menyebabkan metabolism meningkat.
(Muttaqin, 2012)
C. Anatomi Fisiologi

1) Saluran Napas Atas


- Hidung
- Faring
- Laring
- Trakea
2) Saluran Napas Bawah
- Bronkus
- Bronkiolus Terminali
- Bronkiolus
- Bronkiolus Respiratoris
- Duktus Alveolar dan sakus alveolar
- Alveoli
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan
sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan,
diafragma, isi abdomen, diding abdomen , dan pusat pernapasan di otak. Pada
keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per menit.

Tiga langkah proses oksigenasi atau pernapasan yaitu: Ventilasi, Transpor,


dan difusi (Asmadi, 2008).
1) Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru,
jumlahnya sekitar 500 ml. Proses ventilasi melibatkan beberapa organ
yaitu, hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus.
2) Difusi
Difusi adalah pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara
alveolus dan kapiler paru-paru. Transpor
3) Transport
Setelah difusi terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang
membutuhkan melalui darah dan pengangkatan karbondioksida sebagai
sisa metabolism ke kapiler paru. Secara normal 97% oksigen akan
berikatan dengan hemoglobin didalam sel darah merah dan sisanya larut
dalam plasma.
D. Tanda dan Gejala
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot napas tambahan
untuk bernapas, pernapasan napas faring (napas cuping hidung), dispnea,
ortopnea, penyimpangan dada, napas pendek, napas dengan mulut, ekspirasi
memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi napas kurang,
penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola napas yang
tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2015).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan,
sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia,
hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan
kedalaman napas (NANDA, 2015).

E. Patofisiologi

Faktor pencetus

Edema dinding Spasme otot polos Sekresi mucus kental


bronkiolus bronkiolus didalam lumen bronkiolus

Ketidakefektifan
ekspirasi Menekan sisi luar Diameter bronkiolus
bersihan jalan
bronkiolus mengecil
napas
Dyspnea Ketidakefektifan
Pola Napas

Gangguan Perfusi paru tidak cukup


Pertukaran Gas mendapat ventilasi

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu: (Rakhman & Khodijah, 2014).
a. Pemeriksaan laboratorium darah
pemeriksaan laboratorium darah yang dilakukan adalah pemeriksaan
hemoglobin, leukosit, eritrosit dan laju endap darah.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Tes tuberkulin
Tes tuberculin digunakan untuk mendeteksi invasi dan berkembangnya
Myobacterium tuberculosis.
d. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga terdapat penyakit paru-paru.

G. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan napas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan napas buatan
b. Pola Napas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernapas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
H. Metode Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
A. Inhalasi oksigen
1) Sistem Aliran Rendah
a) Kateter Nasal: Aliran 1 -6 liter /menit menghasilkan oksigen dengan
konsentrasi 24 – 44 %.
b) Kanula Nasal: Aliran 1-6 liter/menit menghasilkan oksigen dengan
konsentrasi 24-44% tergantung pada pola ventilasi pasien.
c) Sungkup muka sederhana: Aliran 5-8 liter/menit, menghasilkan
konsentrasi 40-60%.
d) Sungkup muka Rebreating dengan O2: Aliran 8-12 liter/menit
menghasilkan konsentrasi 40-60%.
e) Sungkup muka Non Rebreathing dengan kantong O2: Aliran 8-12 %
liter/menit menghasilkan konsentrasi 90%.
2) Sistem Aliran Tinggi
a) Sungkup muka venture: Aliran 4-14 liter/mnt menghasilakan
konsentrasi O2 30-55%.
b) Sungkup muka aerosol: Aliran lebih dari 10 liter/mnt menghasilkan
konsentrasi O2 100%.
B. Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada merupakan rangkaian tindakan yang terdiri dari perkusi,
vibrasi dan postural drainage. Perkusi (clapping) adalah pukulan kuat
pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti
mangkuk. Vibrasi adalah getaran kuat yang dihasilkan oleh tangan perawat
yang diletakkan datar pada dinding klien. Postural drainage adalah
intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-paru
dengan menggunakan gaya gravitasi.
C. Batuk efektif
Batuk efektif adalah latihan batuk untuk mengeluarkan secret.
D. Suctioning
Suctioning adalah metode untuk melepaskan secret yang berlebihan pada
jalan nafas.
(Asmadi, 2008)
I. PENGKAJIAN
(Rakhman & Khodijah, 2014).
a. Riwayat Keperawatan
2) Masalah pernapasan yang pernah dialami
3) Pernah menggalami perubahan pola pernapasan
4) Pernah menggalami batuk dengan sputum
5) Pernah menggalami nyeri dada
6) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadi gejala diatas
b. Riwayat peyakit pernapasan
1) Apakah sering menggalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
2) Bagaimana frekuensi setiap kejadian
c. Pemeriksaan Fisik
1) Mata
a) Konjungtiva pucat (karena anemia)
b) Konjungtiva sianosis(karena hipoksemia)
c) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis).
2) Kulit
a) Sianosis Perifer ( Vasokontriksi dan menurunya aliran darah
perifer)
b) Sianosis secara umum (hipoksemia)
c) Penurunan turgor ( dehidrasi)
d) Edema
3) Jari dan Kuku
Sianosis
4) Mulut dan Bibir
a) Membran mukosa sianosis
b) Bernapas dengan mengerutkan mulut
5) Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
6) Dada
a) Retraksi otot bantu pernapasan (karena peningkatan aktifitas
pernapasan, dispnea, atau obstruksi jalan pernapasan )
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
c) Taktil fremitus (getaran pada dada karena udara atau suara
melewati saluran atau rongga pernapasan )
d) Suara napas normal vesikuler, bronchovesikuler, bronchial
e) Suara napas tidak normal (rales, ronki, wheezing)
f) Bunyi perkusi (resonan, hipersonan, dullness)
7) Pola Pernapasan
a) Pernapasan normal (aupnea)
b) Pernapasan cepat ( takipneu)
c) Pernapasan lambat (bradipnea)
J. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas b/d mukus berlebihan
b. Ketidakefektifan Pola Napas b/d hiperventilasi
c. Gangguan Pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
d. Intoleransi aktivitas b/d gangguan pernapasan
K. Rencana Keperawatan

No.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Dx
1 Ketidakefektifan Bersihan Setelah dilakukan tindakan Penghisapan Lendir pada
Jalan Napas b/d mucus keperawatan selama 3x24 Jalan Napas
berlebihan jam masalah teratasi 1. Monitor status oksigen
Dengan Kriteria Hasil : pasien

Status Pernafasan: 2. Auskultasi suara napas


Ventilasi sebelum dan sesudah
suctioning.
1. Mampu
mendemonstrasikan 3. Anjurkan pasien untuk
istirahat dan napas dalam
batuk efektif dan suara
setelah kateter dikeluarkan
napas yang bersih, tidak dari nasotrakeal
ada sianosis dan dyspneu
4. Hentikan suction dan
(mampu mengeluarkan berikan oksigen apabila
sputum, mampu bernapas pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
dengan mudah, tidak ada
saturasi O2, dll.
pursed lips)
5. Ajarkan tehnik batuk
Status Pernapasan:
efektif untuk
Kepatenan jalan napas mengeluarkan dahak
1. Menunjukkan jalan napas
Manajemen jalan napas
yang paten (klien tidak
1. Monitor respirasi dan
merasa tercekik, irama
status O2
napas, frekuensi pernapasan
2. Posisikan pasien untuk
dalam rentang normal, tidak
memaksimalkan ventilasi
ada suara napas abnormal)
3. Lakukan fisioterapi dada
jika perlu
4. Keluarkan sekret dengan
batuk efektif atau suction
5. Auskultasi suara napas,
catat adanya suara
tambahan
6. Ajarkan cara batuk efektif
untuk mengeluarkan
sekret
7. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk pemberian
cairan dan nutrisi
mengoptimalkan
keseimbangan.

2 Ketidakefektifan Pola Napas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas


b/d hiperventilasi keperawatan selama 3x24 1. Monitor respirasi dan
jam masalah teratasi dengan status O2
Kriteria Hasil : 2. Posisikan pasien untuk
Status Pernapasan: memaksimalkan ventilasi
Ventilasi 3. Lakukan fisioterapi dada
1. Mendemonstrasikan jika perlu
batuk efektif dan suara 4. Keluarkan sekret dengan
napas yang bersih, tidak batuk efektif atau suction
ada sianosis dan dyspneu 5. Auskultasi suara napas,
(mampu mengeluarkan catat adanya suara
sputum, mampu bernapas tambahan
dengan mudah, tidak ada 6. Ajarkan cara batuk
pursed lips) efektif untuk
Status Pernapasan: mengeluarkan sekret
Kepatenan jalan napas 7. Kolaborasi dengan ahli
1. Menunjukkan jalan napas gizi untuk pemberian
yang paten (klien tidak cairan dan nutrisi
merasa tercekik, irama mengoptimalkan
napas, frekuensi pernapasan keseimbangan.
dalam rentang normal, tidak Terapi Oksigen
ada suara napas abnormal) 1. Monitor aliran oksigen
Vital sign Status 2. Monitor adanya
1. Tanda Tanda vital dalam kecemasan pasien
rentang normal (tekanan terhadap oksigenasi
darah, nadi, pernapasan) 3. Observasi adanya tanda
tanda hipoventilasi
4. Bersihkan mulut, hidung
dan secret trakea
5. Pertahankan jalan napas
yang paten
6. Pertahankan posisi
pasien
7. Kolaborasi untuk
pemberian terapi O2
Monitor Tanda-Tanda Vital
1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Monitor kualitas dari
nadi
3. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
4. Monitor suara paru
5. Monitor pola
pernapasan abnormal
6. Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
7. Monitor sianosis
perifer

3 Gangguan Pertukaran gas b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
ketidakseimbangan ventilasi- keperawatan selama 3x24 1. Monitor respirasi dan
perfusi jam masalah teratasi status O2
Dengan Kriteria Hasil : 2. Posisikan pasien untuk
Status Pernapasan: memaksimalkan
Pertukaran Gas ventilasi
1. Dyspnea berkurang 3. Lakukan fisioterapi
2. Mendemonstrasikan dada jika perlu
peningkatan ventilasi dan 4. Keluarkan sekret
oksigenasi yang adekuat dengan batuk efektif
3. Memelihara kebersihan atau suction
paru paru dan bebas dari 5. Auskultasi suara
tanda tanda distress napas, catat adanya
pernapasan suara tambahan
Status Pernapasan: 6. Ajarkan cara batuk
Ventilasi efektif untuk
1. Mendemonstrasikan mengeluarkan sekret
batuk efektif dan suara 7. Kolaborasi dengan
napas yang bersih, tidak ada ahli gizi untuk
sianosis dan dyspneu pemberian cairan dan
(mampu mengeluarkan nutrisi
sputum, mampu bernapas mengoptimalkan
dengan mudah, tidak ada keseimbangan.
pursed lips) Monitor Pernapasan
Tanda-tanda Vital 1. Monitor rata – rata,
1. Tanda tanda vital dalam kedalaman, irama dan
rentang normal usaha respirasi.
2. Catat pergerakan dada,
amati kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal.
3. Monitor pola napas :
bradipena, takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi, cheyne
stokes, biot
4. Auskultasi suara
napas, catat area
penurunan / tidak
adanya ventilasi dan
suara tambahan.
5. Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi
crakles dan ronkhi
pada jalan napas
utama
Monitor Tanda-tanda Vital
1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Monitor kualitas dari
nadi
3. Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
4. Monitor pola
pernapasan abnormal
5. Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
6. Monitor sianosis
perifer
4. Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen
1. Berikan oksigen
gangguan pernapasan keperawatan selama 3x24
melalui humidifier
jam masalah teratasi Dengan
2. Monitor aliran oksigen
Kriteria Hasil : 3. Monitor kecemasan
Status Pernapasan pasien yang berkaitan
1. Frekuensi pernafasan
dengan terapi oksigen
normal 4. Konsultasi dengan
2. Jalan nafas paten
tenaga kesehatan
3. Saturasi oksigen
mengenai penggunaan
normal
4. Tidak dyspnea saat oksigen tambahan
istirahat selama kegiatan atau
5. Batuk berkurang
tidur
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi).


Yogyakarta : Graha Ilmu.
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Docterman dan Bullechek. 2015. Nursing Invention Classifications (NIC) Edition
4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Herdman, T. 2013. Nanda International Inc Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2015. Nursing Out Comes (NOC). United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Muttaqin, A. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Nanda Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC.
Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta : EGC.
Rakhman, A. & Khodijah. 2014. Buku Panduan Praktek Laboratorium
Keterampilan Dasar dalam Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai