Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masuknya kebudayaan dari luar melalui proses akulturasi (percampuran
kebudayaan), misalnya kebudayaan Hindu, Islam, Kristen, dan unsur-unsur
kebudayaan lain yang beraneka ragam telah mendorong dinamika kekayaan
budaya bangsa. Sikap toleransi harus selalu dipelihara agar interaksi sosial
berlangsung secara dinamis dengan saling menghargai. Dengan toleransi yang
baik, maka perbedaan budaya dapat diolah menjadi sumber daya dalam
mewujudkan proses komunikasi yang humanis, bermartabat, kekeluargaan, dan
mengedepankan musyawarah (Suranto, 2015).

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang penduduknya terdiri


dari berbagai kelompok suku, ras, etnik dan agama. Salah satu gambaran yang
menawan tentang masyarakat Indonesia adalah pluralitas agama yang
dimilikinya. Namun disisi lain, tidak dapat disangkal, wajah hubungan
antarkelompok agama di Indonesia lebih menunjukkan hubungan konfliktual
daripada harmonis, baik di level lokal maupun nasional. Hal ini disebabkan
oleh adanya kenyataan bahwa proses komunikasi yang terjadi pada masyarakat
yang berbeda latar belakang sosial dan budaya (Ivana & Ngajow, 2017).

Semakin bertambahnya kebutuhan hidup, maka individu akan dipaksa


untuk melakukan interaksi dengan individu lain guna memenuhi kebutuhan
hidupnya sehingga interaksi diatara mereka juga semakin meningkat.
Komunikasi mutlak diperlukan dalam proses interaksi tersebut, karena melalui
komunikasi inilah manusia dapat menjelaskan apa yang mereka ingin
sampaikan, kepada siapa mereka ingin berkomunikasi, dampak apa yang
ditimbulkan setelah berkomunikasi dan mereka akan mampu merancang
bagaimana cara mereka agar dapat berkomunikasi (Widyantoro & Program,
2015).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan komunikasi ?

2. Apa itu komunikasi sosial ?

3. Apa itu komunikasi antarbudaya ?

4. Bagaimana pengimplementasian teori komunikasi sosial budaya ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui defenisi komunikasi.

2. Untuk mengetahui maksud dari komunikasi sosial.

3. Untuk mengetahui komunikasi antarbudaya.

4. Untuk mengetahui pengimplementasian teori komunikasi sosial budaya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi

komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada


orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, dan
perilaku, baik langsung (komunikasi tatap muka) maupun tidak langsung
(komunikasi melalui media). (Nurhadi, Kurniawan, Studi, Komunikasi, &
Garut, 2017).

Komunikasi adalah proses di mana seseorang (komunikator)


menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam
bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku orang lain. Komunikasi itu
menyangkut semua prosedur melalui pikiran seseorang yang dapat
mempengaruhi orang lain (Karim, 2015).

Cara yang tepat untuk memahami komunikasi menurut Lasswell adalah


dengan menjawab pertanyaan : Who, Say What, In Which Channel, To Whom,
With What Effect?. Rumusan pertanyaan tersebut mengandung lima unsur
dasar dalam komunikasi, yaitu:

a. Siapa yang mengatakan ? ( komunikator, pengirim, atau sumber )

b. Apa yang disampaikan ? ( pesan, ide, gagasan )

c. Dengan saluran mana ? ( media atau sarana )

d. Kepada siapa ? ( komunikan atau penerima )

e. Apa dampaknya ? ( efek atau hasil komunikasi )

(Widyantoro & Program, 2015)

3
B. Komunikasi Sosial

Komunikasi pada makna ini ada dalam konteks ilmu sosial. Dimana para
ahli ilmu sosial melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan
komunikasi yang secara umum memfokuskan pada kegiatan manusia dan
kaitan pesan dengan prilaku (Sentosa, 2015)

C. Komunikasi Antarbudaya

Menurut Stewart komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi


dalam suatu kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya, seperti
bahasa, nilai-nilai adat, kebiasaan. Sitaram dan Cogdell juga berpendapat
bahwa komunikasi antarbudaya merupakan interaksi antaranggota masyarakat
yang berbeda kebudayaannya (Ivana & Ngajow, 2017).

Secara umum budaya dapat memengaruhi komunikasi karena budaya:

1) dipelajari;

2) disampaikan dari generasi ke generasi;

3) berdasarkan simbol;

4) dinamis;

5) sebuah proses yang terintegrasi.

(Mulyasih & Sururi, 2018)

Pendapat para ilmuwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu
mempunyai hubungan timbal balik seperti dua sisi dari satu perubahan antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, sehingga dampak
perubahan masyarakat secara langsung dan tidak langsung akan berpengaruh
terhadap proses dan dinamika perkembangan sosial dan kemasyarakatan
(Juliana Lumintang, 2015).

4
Komponen kompetensi komunikasi antarbudaya:

Spitzberg mengemukakan bahwa kompetensi komunikasi antarbudaya


pada setiap orang amat bergantung pada sikap dan motivasi untuk
berkomunikasi, pengetahuan tentang proses komunikatif, serta keterampilan
dalam melaksanakan motif dan pengetahuan (Andinata, 2016).

1. Motivasi

2. Pengetahuan

3. Keterampilan

D. Implementasi Teori Komunikasi Sosial Budaya

Berdasarkan prinsip memaklumi perbedaan latar belakang sosial budaya


ini, maka implementasinya dalam proses komunikasi dapat diuraikan berikut
ini. (Suranto, 2015)

1. Setiap individu memiliki nilai-nilai sosial budaya dan berhak menggunakan


nilai-nilai itu.

2. seting interaksi sosial mengikuti pola komunikasi horizontal dua arah, bukan
vertikal satu arah.

3. empati merupakan kaidah emas untuk mengatasi ancaman kegagalan


berkomunikasi.

4. proses komunikasi tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga


mendidik nilai-nilai sosial budaya.

5. perlunya memahami karakteristik komunikan dan berusaha menyesuaikan


cara berkomunikasi dengan karakteristik komunikan tersebut.

6. komunikasi sosial budaya sebagai proses pertukaran informasi secara


terbuka.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh kominakator kepada


komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun cara yang
tepat untuk memahami komunikasi menurut Lasswell adalah dengan menjawab
pertanyaan : Who, Say What, In Which Channel, To Whom, With What
Effect?.

Adapun komunikasi sosial yaitu komunikasi yang secara umum


memfokuskan pada kegiatan manusia dan kaitan pesan dengan prilaku. Maka
dari itu, dalam menjalani kehidupan sosial ini komunikasi sangat dipelukan
demi terciptanya kehidupan yang nyaman dan solidaritas yang terjalin dengan
sebagaimana mestinya.

Bangsa indonesia terdiri dari beragam budaya. Oleh karena itu,


komunikasi antarbudaya sangat diperlukan sebab budaya itu dipelajari,
disampaikan dari generasi ke generasi, berdasarkan simbol dan dinamis, serta
merupakan sebuah proses yang terintegrasi.

B. Saran

Dalam kehidupan sosial budaya, komunikasi hendaknya harus berjalan


dengan efektif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap pelaku
komunikasi dan agar terjalin kesolidaritasan antara orang yang berbeda budaya
serta menghargai adanya perbedaan latar belakang sosial budaya, khususnya di
negara Indonesia ini yang memiliki beragam budaya.

Anda mungkin juga menyukai