Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Endometriosis ialah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding
rahim tumbuh di luar rahim. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung
telur, usus, tuba fallopi (saluran telur), vagina, atau di rectum (bagian akhir usus yang terhubung
ke anus). Prevalensi endometriosis cenderung meningkat setiap tahun, walaupun data pastinya
belum dapat diketahui. Angka kejadian endometriosis di Indonesia belum dapat diperkirakan
karena belum ada studi epidemiologi, tetapi dari data temuan di rumah sakit, angkanya berkisar
13,6% sampai 69,5% pada kelompok infertilitas. Banyak ditemukan penderita endometriosis
pada usia produktif. Kaum perempuan perlu mewaspadai penyakit yang sering ditandai dengan
nyeri hebat pada saat haid.

Penyebab endometriosis dapat disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan sistem


kekebalan yang memungkinkan sel endometrium melekat dan berkembang, serta pengaruh-
pengaruh dari lingkungan. Sumber lain menyebutkan bahwa pestisida dalam makanan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Faktor-faktor lingkongan seperti wadah plastik,
microwave, dan alat memasak dengan jenis tertentu dapat menyebabkan endometriosis.

Gejala endometriosis sangat bergantung pada letak sel endometrium. Yang paling
menonjol adalah adanya nyeri pada panggul, sehingga hampir 71% sampai 80% didiagnosa
akibat keluhan nyeri kronis yang hebat pada saat haid, dan hanya 38% yang muncul akibat
keluhan infertil (mandul). Tetapi pernah terjadi pada menopause dan bahkan ada pasien
histerektomi (pengangkatan rahim). Selain itu endometriosis dapat muncul pada orang yang
mempunyai riwayat endometriosis dalam keluarganya.

1
B. Rumusan Masalah
1.Apa definisi endometriosis?
2.Bagaimana anatomi letak dari endometriosis?
3.Bagaimana patologis dari endometriosis?
4.Bagaimana etiologis dari endometriosis?
5. Apa saja faktor-faktor penyebab endometriosis?
6. Bagaimana cara pengobatan endometriosis?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari endometriosis

2. Untuk mengetahui anatomi letak dari endometriosis

3. Untuk mengetahui patologis dari endometriosis

4. Untuk mengetahui etiologis dari endometriosis

5. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab endometriosis

6. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan endometriosis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Uterus
Uterus merupakan organ muskular tempat berkembangnya fetus dan mendapatkan
nutrisi sampai pada akhirnya lahir. Uterus berbentuk seperti buah pir terbalik yang
berkedudukan di pelvis, dengan ovarium dan tuba uterina dikedua sisinya, meluas ke bawah
kedalam vagina.
Uterus terletak diantara vesica urinaria dan rectum, berbentuk seperti buah pir terbalik.
Uterus pada wanita yang belum pernah hamil biasanya berukuran sekitar 7,5 cm (panjang), 5
cm (lebar), dan 2,5 cm (tebal). Uterus terdiri dari fundus uteri, corpus uteri dan serviks uteri.
Biasanya uterus berada dalam posisi antefleksi.

1. Fundus Uteri
Fundus uteri adalah bagian atas uterus yang mirip dengan kubah. Pada bagian ini Tuba
Falloppi masuk ke uterus Pada masa kehamilan, tinggi dari fundus uteri dapat membantu untuk
memperikaran usia kehamilan seseorang.

3
2. Korpus Uteri
Korpus uteri adalah bagian badan uterus yang paling utama dan terbesar. Korpus uteri
akan tampak menyempit di bagian bawahnya dan berlanjut sebagai serviks.

3. Serviks Uteri
Serviks uteri atau yang juga sering kita sebut sebagai serviks saja merupakan bagian
penonjolan ke dalam vagina pada dinding depan uterus. Serviks uteri terdiri dari dua bagian,
yaitu :

 Pars vaginalis atau yang biasa juga disebut porsio serviks

 Pars Supravaginalis , bagian serviks uteri yang terletak di atas vagina

Saluran yang terbentuk pada serviks disebut kanalis serviks, saluran ini berupa saluran
lonjong dengan panjang sekitar 2,5 cm. Pintu saluran serviks yang berada di dalam uterus disebut
ostium uteri internum, sedangkan pintu yang berada di vagina disebut ostium uteri eksternum.

Dari dalam ke luar dinding uterus disusun oleh 3 lapisan utama, yaitu :

4
1. Endometrium
Merupakan lapisan selaput lendir yang disusun oleh jaringan epitel, kelenjar dan banyak
pembuluh darah. Epitel penyusunnya adalah epitel selapis silindris, banyak kelenjar yang
memproduksi lendir pada bagian ini. Dua pertiga bagian atas dari uterus dalam dilapisi oleh
epitel silindris dengan selaput lendir, sedangkan bagian sepertiga bawahnya dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng yang menyatu dengan epitel vagina. Endometrium merupakan lapisan yang
memegang peran penting selama proses menstruasi (haid). Dinding endometrium inilah yang
akan luruh bersamaan dengan sel ovum matang yang tidak dibuahi saat masa menstruasi.

2. Myometrium
Myometrium merupakan lapisan otot yang disusun oleh kumpulan otot polos. Bagian
dalam lapisan ini kebanyakan disusun oleh otot yang berbentuk sirkuler (melingkar), sedangkan
bagian luarnya berbentuk longitudinal, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan oblik
(lapisan paling kuat dan mengandung banyak pembuluh darah). Myometrium merupakan lapisan

5
dinding yang paling tebal dari uterus. Fungsinya juga sangat penting pada masa pertumbuhan
dan perkembangan janin.

3. Perimetrium
Perimetrium yaitu suatu lapisan terluar dari uterus, lapisan ini juga sering disebut dengan
lapisan serosa. Perimetrium Merupakan juga sebuah membran berlapis ganda yang akan
berlanjut ke abdomen dan disebut peritoneum. Uterus sebenarnya terapung di dalam rongga
pelvis. Untuk mendukung posisinya tersebut ada beberapa jaringan ikat dan ligamentum yang
menjadi penyokongnya sehingga dapat terfikasasi dengan baik. Berikut ini merupakan beberapa
ligamen diantaranya :
 Ligamentum Kardinale Sinistrum Et Dekstrum merupakan sebuah ligamentum terpenting
yang mencegah uterus agar tidak turun. Ligamentum ini juga terdiri atas jaringan tebal
yang berjalan dari serviks dan puncak vagina yang menuju arah samping dinding perlvis.
 Ligamentum Sakro Uterinum Sinistrum Et Dekstrum ialah suatu ligamentum ini
berfungsi untuk menahan uterus agar tidak terlalu banyak bergerak, baik ke kiri maupun
ke kanan.

6
 Ligamentum Rotundum Sinistrum Et Dekstrum yakni salah satu ligamentum yang
mempertahankan uterus dalam posusunya dari sudut fundus uteri kiri ke kanan. Pada
masa kehamilan, seorang wanita juga biasanya merasa sakit pada saat berdiri di derah
pangkal paha karena tarikan dari ligamentum rotundum yang berkontraksi.
 Ligamentum Latum Sinistrum Et Dekstrum yaitu sebenarnya ligamentum ini tidak
banyak membantu dalam fiksasi uterus, ia merupakan bagian dari peritoneum yang
meliputi uterus dan tuba falloppi dan berbentuk sebagai lipatan.
 Ligamentum Infundibulo Pelvikum ialah salah satu ligamentum yang memfiksasi tuba
fallopi danovarium ke dinding pelvis.

7
B. Fisiologi Uterus
Uterus sendiri merupakan salah satu saluran reproduksi wanita selain oviduk dan vagina.
Reproduksi sendiri merupakan kemampuan yang dimiliki makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan.

Pada manusia proses menghasilkan keturunan diawali dengan peristiwa fertilisasi yang
nantinya uterus atau yang sering dikenal dengan istilah rahim memiliki peran dan fungsi yang
sangat penting.

Fungsi uterus pada sistem reproduksi wanita :

1. Sebagai Saluran Gamet (Spermatozoa)


Pada saat pembuahan atau ejakulasi, spermatozoa berjalan ke atas melalui servik melalui
uterus menuju tuba falopi atau oviduk. Umumnya pembuahan serta kehamilan terjadi segmen
distal tuba falopi pada dekat ovarium. Sehingga fungsi lain dari uterus merupakan tempat saluran
gamet (spermatozoa).

2. Menahan Ovum yang Dibuahi


Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur (ovum) akan keluar. Tetapi apabila sel
telur (ovum) telah dibuahi oleh sperma maka ovum yang telah dibuahi tadi perlu ditahan supaya
dapat tumbuh dan berkembang menjadi janin. Dengan bantuan saluran tuba uterine ovum yang
telah dibuahi diantarkan menuju uterus.

3. Tempat Implantasi
Fungsi selanjutnya dari uterus yaitu sebagai tempat implantasi yang terjadi pada saat awal
terjadinya kehamilan. Implantasi sendiri merupakan keadaan ovum yang telah dibuahi, lalu
jaringan yang berada di sekitar sel telur mengalami kerusakan pembuluh darah, sehingga darah
akan keluar dan terdapat bercak darah. Ini bukanlah haid, akan tetapi tanda awal kehamilan.

4. Tempat Janin untuk Tumbuh dan Berkembang


Saat telah terjadinya pembuahan antara sperma dan ovum. Dan ovum yang telah dibuahi
tentu akan membutuhkan tempat untuk janin dapat tumbuh dan berkembang. Ini merupakan
fungsi uterus yang paling utama. Janin akan tumbuh dan berkembang pada wanita apabila uterus

8
mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Dinding uterus sebagai tempat untuk
berkembang dan tumbuhnya janin memiliki tiga lapisan yaitu perimetrium yang merupakan
lapisan terluar yang disebut juga selaput dinding rahim, myometrium yang merupakan lapisan
tengah yang sangat tebal dan kaya akan jaringan jaringan otot, dan endometrium yang
merupakan lapisan paling dalam yang terdiri atas banyak lendir dan pembuluh darah.

5. Tempat Berlindung serta Memberi Nutrisi untuk Janin


Fungsi uterus atau rahim selain sebagai tempat tumbuh dan berkembang juga memiliki
fungsi lain yaitu untuk tempat berlindung dan juga memberikan nutrisi untuk janin. Lamanya
janin di dalam uterus atau rahim akan berlangsung selama janin mencapai masa maturisasi yaitu
keadaan ketika janin telah mengalami pematangan dan pertumbuhan.

6. Mendorong Janin dan Plasenta Keluar


Janin dan juga plasenta akan keluar pada saat terjadinya proses persalinan. Uterus akan
mendorong janin dan plasenta sehingga mudah untuk keluar. Pada beberapa perempuan yang
melahirkan ada yang mengalami kesulitan untuk mengeluarkan plasenta dan ada yang mudah.

7. Mengendalikan Pendarahan
Apabila uterus mengalami pendarahan maka otot-otot uterus akan berkontraksi untuk
mengendalikan pendarahan. Pendarah yang terjadi pada uterus terjadi pada saat menstruasi dan
awal kehamilan atau implantasi. Hormon yang memengaruhi kontraksi pada uterus yaitu hormon
ADH (Anti-diuretik hormon). Pendarahan yang terjadi saat menstruasi dan implantasi yaitu pada
banyaknya darah yang dikeluarkan dan waktu keluarnya darah. Darah yang keluar karena
implantasi lebih sedikit dibanding dengan darah menstruasi.

C. Definisi Endometriosis
Endometriosis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita. Kondisi ini dapat
menyebabkan jaringan dari lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rongga rahim.
Endometriosis terjadi saat jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Jika seorang wanita
mengidap endometriosis, jaringan tersebut juga mengalami proses penebalan dan luruh, yang
sama dengan siklus menstruasi. Namun, darah tersebut akhirnya mengendap dan tidak bisa
keluar karena terletak di luar rahim sehingga dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya.

9
Sel-sel endometrium adalah sel-sel yang membentuk pelapis uterus, sehingga ketika sel-
sel tersebut berada tidak pada tempatnya, akan timbul masalah pada sistem reproduksi
wanita. Pada umumnya, sel-sel tersebut kemudian akan membentuk jaringan pada ovarium,
bagian luar dari uterus, atau tuba falopii. Jaringan tersebut juga dapat berkembang pada
usus, berbagai bagian dari perut, dan bahkan lebih lanjut. Meskipun penempatan dari sel-sel
tersebut tidak pada tempatnya, sel-sel ini tetap merespon terhadap stimulasi dari hormon-
hormon reproduksi. Hal ini akan menyebabkan pendarahan menstruasi setiap bulannya,
sehingga pendarahan ini akan terjadi diluar uterus. Darah ini tidak akan bisa keluar dari
tubuh setiap bulannya. Simpanan darah yang tidak normal ini, dalam jangka panjang, dapat
berakumulasi dan membentuk jaringan parut. Meskipun hal tersebut tidak berbahaya, akan
terasa nyeri dan dapat mencegah terjadinya kehamilan.

D. Anatomi Letak Endometriosis

Endometriosis bisa terjadi di mana saja dalam pelvis dan pada permukaan peritoneal di
luar pelvis. Paling umum, endometriosis ditemukan di daerah panggul. ovarium, peritoneum di
bagian panggul, anterior dan posterior cul-de-sac, dan ligamen uterosakral sering terlibat. Selain
itu, septum rektovaginal, ureter, dan kandung kemih. Kista coklat ovarium (endometrioma)
adalah manifestasi umum dari endometriosis. Endometriosis juga ditemukan di perikardium,
bekas luka bedah, dan pleura namun kasusnya jarang. Sebuah teori patologi mengungkapkan
bahwa endometriosis telah diidentifikasi pada semua organ kecuali limpa.

10
E. Patologis

1. Patogenesis

Dinding dari rongga kelenjar terdiri dari lapisan epitel kolumnar tinggi dan dapat juga
terdiri dari lebih satu lapisan. Bukti adanya perdarahan dapat diamati di luar rongga kelenjar.
Bentuk spindle atau sel stellate.dapat diamati pada area interstitial yang edematous di sekitar
rongga kelenjar. Sel atipik tidak tampak pada pemeriksaan sel-sel ini. Endometriosis adalah
massa soliter, non neoplastik, berbatas tegas yang mengandung jaringan endometrium dan
juga seringkali darah. Endometriosis secara klinis bisa dikenali dengan perabaan pada palpasi
bila massa berukuran besar atau hanya muncul sebagai nyeri pelvis kronik dan nyeri
abdomen. Kebanyakan kasus terjadi di dalam pelvis, namun pada endometrioma atipikal,
endometrioma dapat ditemukan pada usus, thorax, dan dinding abdomen. Banyak dari pasien
ini sebelumnya menjalani operasi ginekologi atau seksio sesar dan histerektomi.
Endometrioma dinding abdomen banyak dijumpai pada pasien dengan riwayat operasi
ginekologi.

2. Diagnosis
Tes untuk memeriksa petunjuk fisik endometriosis meliputi :
 Ujian panggul. Selama pemeriksaan panggul, dokter secara manual merasakan
(meraba-raba) daerah di panggul untuk kelainan, seperti kista pada organ reproduksi
atau bekas luka di belakang rahim. .

 Ultrasonografi. Tes ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk


membuat gambar bagian dalam tubuh. Untuk mengambil gambar, alat yang disebut
transduser ditekan ke perut atau dimasukkan ke dalam vagina (USG transvaginal).

 Magnetic resonance imaging (MRI). MRI adalah ujian yang menggunakan medan
magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar detail organ dan jaringan di
dalam tubuh. Untuk beberapa orang, MRI membantu dalam perencanaan bedah,
memberikan informasi rinci kepada dokter bedah tentang lokasi dan ukuran implan
endometrium.

11
 Laparoskopi. Dalam beberapa kasus, dokter Anda mungkin merujuk Anda ke ahli
bedah untuk prosedur yang memungkinkan ahli bedah untuk melihat di dalam perut
Anda (laparoskopi).

Endometriosis diduga terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, atau


aliran darah menstruasi yang berbalik arah. Kondisi ini umumnya ditandai dengan
beberapa gejala, seperti:

 Nyeri di perut bagian bawah dan panggul.


 Volume darah yang berlebihan saat menstruasi.
 Sakit saat buang air besar atau buang air kecil.
 Nyeri pada punggung
 Nyeri haid yang sangat menyakitkan
 Menstruasi tidak teratur, sering diiringi dengan perdarahan yang berlebihan
 Terdapat darah pada urine dan feses
 Gangguan pencernaan seperti kembung, diare, sembelit, dan mual terutama pada saat
menstruasi
 Susah hamil
 Rasa sakit saat berhubungan seks

F. Etiologis
Endometriosis terbagi menjadi empat tingkatan, yang tergantung kepada lokasi, jumlah,
ukuran, dan kedalaman lapisan endometrium. Berikut ini adalah empat tingkatan endometriosis
dan ciri-cirinya:

 Endometriosis minimal
Muncul jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur. Peradangan juga
dapat terjadi di sekitar rongga panggul.
 Endometriosis ringan
Terdapat jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur dan dinding
panggul.
 Endometriosis menengah
Terdapat beberapa jaringan endometrium yang cukup dalam di indung telur.

12
 Endometriosis berat.
Terdapat jaringan endometrium yang dalam di indung telur, dinding panggul, saluran
indung telur, dan usus.
Penyebab endometriosis masih belum diketahui. Namun, para ahli meyakini ada beberapa
hal yang mungkin jadi penyebab endometriosis. Beberapa kondisi yang diduga jadi penyebab
endometriosis adalah :

1. Menstruasi retrograde
2. Perubahan sel embrio
3. Gangguan sistem imun
4. Bekas luka bedah
5. Pengedaran sel endometrium
G. Pengobatan
Pengobatan terhadap gejala sakit luar biasa saat menstruasi bisa dilakukan dengan terapi
hormon atau obat pereda rasa sakit. Penanganan endometriosis dengan operasi juga bisa
dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis, terutama untuk pengidap yang berencana
punya anak.

1. Obat-obatan

Dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk mengurangi gejala nyeri pada endometriosis,
yaitu obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti diclofenac atau ibuprofen.

2. Terapi hormon

Terapi hormon bertujuan untuk memperlambat pertumbuhan jaringan endometriosis, dengan


membatasi atau menghentikan produksi hormon estrogen. Meskipun demikian, terapi hormon
tidak dapat meningkatkan kesuburan dan mencegah komplikasi seperti adhesi atau perlengketan

3. Prosedur Operasi

Operasi akan dilakukan bila metode di atas sudah tidak efektif dalam mengobati endometriosis.
Sejumlah prosedur untuk mengatasi endometriosis adalah :

13
 Laparoskopi

Pada pasien endometriosis yang masih ingin memiliki keturunan namun merasakan nyeri
parah, dokter akan menyarankan prosedur laparoskopi atau operasi lubang kunci. Melalui
laparoskopi, dokter dapat mengangkat jaringan endometriosis, dan bisa juga membakar
jaringan tersebut menggunakan laser atau arus listrik.

 Laparotomi

Laparotomi dilakukan bila endometriosis sudah sangat parah dan ukurannya cukup besar.
Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan lebar di area perut, agar dokter dapat
mengakses organ yang terkena dan mengangkat jaringan endometriosis.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan


pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di
ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon,
ureter dan pelvis. Penyebabnya bisa disebabkan dari menstruasi retrograde, perubahan sel
embrio, gangguan sistem imun, bekas luka bedah, pengedaran sel endometrium. Gejalanya bisa
berupa nyeri di perut bagian bawah dan panggul, volume darah yang berlebihan saat menstruasi,
sakit saat buang air besar atau buang air kecil, susah hamil dan lain-lain. Pengobatan
endometriosis bisa menggunakan obat-obatan seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
seperti diclofenac atau ibuprofen, bisa juga menjalani terapi hormon.

B. Saran

Untuk mencegah penyakit endometriosis disarankan untuk menggunakan kotrasepsi


hormonal seperti pil KB yang mengandung estrogen rendah, serta berolahraga secara teratur,dan
hindari alkohol dalam jumlah besar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Corwin EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta : EGC.

Amin Z, 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta : Interna
Publishing.

Putra, I. P., Yunus F. Anatomi dan Fisiologi Uterus Continuing Medical Education.
2010; 40(6): 407-12.

P, Christopeher. Endometriosys Causes, Symptom, Treatment, Exam and Test. 2014.

16

Anda mungkin juga menyukai