Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH (BAB 14)

EKONOMI DAN KESEHATAN GLOBAL


(ECONOMICS AND GLOBAL HEALTH)

Oleh :
Kelompok 6
Charles Mengga (19202111041)
Juliatri (19202111026)
Chintya Gabrella Derek (19202111021)
Istiyarsih Sillia (19202111011)

Dosen Pengajar:
Dr. dr. Aaltje E. Manampiring, M.Kes

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi dan kesehatan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Pembangunan

ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat, selanjutnya

perbaikan kondisi kesehatan akan memengaruhi produktivitas kerja. Kesehatan

adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Kesehatan merupakan salah satu faktor penentu kesejahteraan masyarakat

dalam suatu bangsa. Kesehatan tidak hanya merupakan hak warga negara, tetapi

juga sebagai investasi yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

(Murti, 2010)

Tjiptoherijanto (2008) mengatakan bahwa kesehatan dapat memengaruhi

pertumbuhan ekonomi melalui beberapa cara, seperti perbaikan kesehatan

seseorang akan menyebabkan pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja,

perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan

yang kemudian menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan

kesehatan menyebabkan bertambahnya penduduk yang akan membawa tingkat

partisipasi angkatan kerja.

Pembangunan kesehatan suatu negara tidak terlepas dari suatu sistem yang

disebut sistem kesehatan. Sistem kesehatan merupakan seluruh aktivitas yang

mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan memelihara

kesehatan masyarakat. Sistem kesehatan tidak hanya mencakup pelayanan

kesehatan, tetapi juga meliputi pengembangan pembiayaan kesehatan sehingga


dapat melindungi masyarakat dari beban keuangan dan beban ekonomi karena

penyakit. (Arianto, 2016)

Sistem pembiayaan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam memperkuat

sistem kesehatan. Sistem pembiayaan ini harus mampu memenuhi kebutuhan

kesehatan masyarakat tanpa harus membebani mereka. Pembiayaan kesehatan

harus bisa efektif dan efisien, serta memenuhi prinsip keadilan. (Moeloek, 2017)

Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu subsistem kesehatan yang penting

dan berkontribusi pada sistem kesehatan secara menyeluruh. (Normand, 2009).

Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang peranan

yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka

mencapai berbagai tujuan penting dari pembangunan kesehatan di suatu negara di

antaranya adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses (equitable access to

health care) dan pelayanan yang berkualitas (assured quality) . Oleh karena itu

reformasi kebijakan kesehatan di suatu negara seyogyanya memberikan fokus

penting kepada kebijakan pembiayaan kesehatan untuk menjamin terselenggaranya

kecukupan (adequacy), pemerataan (equity), efisiensi (efficiency) dan efektifitas

(effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu sendiri. (Setiawan, 2018)

B. Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang diangkat

dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana hubungan antara ekonomi dan kesehatan?

2. Bagaimana keterkaitan antara kesehatan dan ekonomi dengan melihat tiga

penyakit utama (Malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS)?

3. Bagaimana metode pembiayaan pelayanan kesehatan?


4. Apakah faktor utama dalam memilih jenis sistem pembiayaan layanan

kesehatan?

5. Bagaimana konsep dasar utama dalam pembiayaan pelayanan kesehatan (risk

pooling, risk aversion, adverse selection, dan moral hazard)

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui hubungan antara ekonomi dan kesehatan

2. Menjelaskan keterkaitan antara kesehatan dan ekonomi dengan melihat tiga

penyakit utama (Malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS).

3. Menjelaskan metode pembiayaan pelayanan kesehatan

4. Menjelaskan faktor utama dalam memilih jenis sistem pembiayaan layanan

kesehatan.

5. Menjelaskan konsep dasar utama dalam pembiayaan pelayanan kesehatan (risk

pooling, risk aversion, adverse selection, dan moral hazard)


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Kata "ekonomi" berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga,

rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara

garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah

tangga." (Wikibuku, 2018)

Kesehatan global adalah kesehatan penduduk dalam lingkup global. Kesehatan

global didefinisikan sebagai bidang studi, penelitian, dan praktik yang

mengutamakan perbaikan kesehatan dan pemerataan kesehatan untuk semua orang

di dunia. (Wikipedia, 2018)

B. HUBUNGAN ANTARA EKONOMI DAN KESEHATAN

1. Kekayaan Memengaruhi Kesehatan

Secara umum dapat dikatakan bahwa negara yang lebih kaya adalah negara

yang lebih sehat. Pendapatan yang lebih tinggi memberikan kemampuan untuk

membeli banyak barang dan jasa yang mendukung kesehatan yang lebih baik,

termasuk lebih banyak kalori dan produk makanan berkualitas tinggi, akses ke

air bersih, sanitasi yang aman, layanan kesehatan yang lebih bermutu dan lebih

lengkap baik di tingkat masyarakat maupun individu. Lebih jauh, kekayaan

dapat mengarah pada pendidikan dan pelatihan yang lebih baik. (Chan, 2002)

Preston menjelaskan adanya hubungan yang kuat antara kesehatan dan

kekayaan, bahwa lebih banyak hasil yang dapat dicapai dalam keadaan sehat

(yang diukur dengan angka harapan hidup).


Pritchett dan Summers dalam makalah “Wealthier is Healthier”

menemukan bahwa 40 persen perbedaan mortalitas antar negara dapat dijelaskan

oleh adanya perbedaan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi. Pritchett dan

Summers memperkirakan peningkatan 1 persen pendapatan dunia akan

menyebabkan pengurangan 33.000 kematian bayi dan 55.000 kematian anak.

Temuan yang sama pentingnya adalah bahwa ketimpangan pendapatan

dapat menyebabkan kesehatan yang buruk. Dalam penelitian yang dilakukan

oleh Whitehall terhadap 10.000 pegawai negeri Inggris, tingkat kematian untuk

pekerja kelas bawah adalah 3,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

administrator senior. Kekayaan juga dapat meningkatkan kesehatan melalui

mekanisme tidak langsung seperti pendidikan. World Development Report pada

tahun 1993, “Investing in Health”, menyatakan bahwa salah satu cara paling

efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah dengan memberikan

pendidikan primer kepada remaja putri. (Chan, 2002)

2. Kesehatan Memengaruhi Kekayaan

Terdapat empat mekanisme utama yang menghubungkan kesehatan dengan

peningkatan kekayaan. Keempat mekanisme ini adalah :

a. Peningkatan produktivitas

Individu yang lebih sehat cenderung lebih produktif, karena mereka

lebih energik dan lebih kecil kemungkinannya untuk kehilangan pekerjaan

karena sakit. Selain itu, keluarga yang lebih sehat membutuhkan lebih

sedikit waktu cuti untuk merawat orang sakit.

b. Peningkatan Investasi Sumber Daya Manusia

Kondisi kesehatan yang buruk menurunkan harapan hidup dan

mengurangi jumlah investasi sumber daya manusia karena individu


memiliki waktu yang lebih pendek untuk mendapatkan kembali biaya

investasi sumber daya manusia. Lebih jauh, kesehatan dapat secara langsung

mengurangi investasi sumber daya manusia, karena anak-anak mungkin

sakit atau memiliki lebih sedikit energi untuk bersekolah. Kesehatan

memainkan peran mendasar dalam mengembangkan kemampuan belajar.

Bloom, Canning, dan Chan menunjukkan peningkatan tingkat

pendidikan secara signifikan dapat meningkatkan pertumbuhan di Afrika

sub-Sahara dan membantu Afrika keluar dari kemiskinan. Secara khusus,

investasi yang lebih tinggi dalam bidang pendidikan mungkin memiliki

manfaat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Afrika secara

keseluruhan. Oleh karena itu, kesehatan yang buruk dapat menyebabkan

kurangnya investasi dalam kesehatan, dan selanjutnya memiliki dampak

besar pada upah dan pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

c. Peningkatan Investasi Sumber Daya Fisik

Seperti halnya sumber daya manusia, harapan hidup yang pendek akan

mengurangi investasi sumber daya fisik. Penyakit memiliki efek pada

rumah tangga karena keluarga semakin banyak menghabiskan uang berobat,

merawat orang sakit, menyewa tenaga kerja sehingga lebih sedikit uang

yang tersedia untuk berinvestasi dalam sumber daya fisik.

d. Manfaat Dividen Demografis/Bonus Demografi

Dividen demografis atau bonus demografi, atau demographic gift, dapat

diartikan sebagai keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya

rasio ketergantungan (Rasio ketergantungan atau dependence ratio adalah

perbandingan antara jumlah populasi non usia kerja dengan jumlah populasi
usia kerja. Populasi usia kerja berada pada rentang usia 15‐64 tahun,

sementara populasi non usia kerja terbagi dua, yakni populasi anak‐anak (0‐

14 tahun) dan populasi orang tua (usia 65 tahun ke atas) sebagai hasil dari

proses penurunan fertilitas jangka panjang. Beberapa studi lainnya

memasukkan pula faktor turunnya tingkat mortalitas, di samping penurunan

fertilitas, sebagai penyebab terjadinya transisi demografi tersebut. Dengan

bergesernya distribusi usia penduduk dari penduduk usia non produktif ke

penduduk usia produktif (atau usia kerja), maka investasi yang sebelumnya

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk termuda dalam populasi

dapat dialihkan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan keluarga.

(Public Disclosure Authorized, 2011)

C. KETERKAITAN ANTARA KESEHATAN DAN EKONOMI DENGAN

MELIHAT TIGA PENYAKIT UTAMA

Malaria, tuberkulosis dan HIV/AIDS adalah contoh penyakit yang memiliki

dampak ekonomi paling besar terhadap populasi.

Malaria

Gallup dan Sachs mengungkapkan bahwa negara-negara dengan proporsi

populasi yang tinggi tinggal di daerah penularan malaria Plasmodium falciparum

memiliki tingkat pertumbuhan tahunan 1,3 persen lebih rendah daripada negara-

negara lain dari tahun 1965 hingga 1990.

Ada berbagai cara penyakit malaria dapat mengurangi produktivitas ekonomi.

Pertama, ada biaya medis dari swasta dan publik untuk mencegah, mendiagnosis,

dan mengobati malaria. Kedua, ada biaya karena kehilangan hari di tempat kerja dan

untuk merawat anggota keluarga yang menderita malaria. Ketiga, malaria memiliki

konsekuensi jangka panjang, karena dapat menyebabkan hilangnya pendapatan dari


kematian dini, penurunan produktivitas tenaga kerja, dan pada anak usia sekolah,

penurunan kemampuan belajar di sekolah.

Tuberkulosis

Tuberkulosis menginfeksi sembilan juta orang dan menyebabkan dua juta

kematian per tahun. Lebih dari 95 persen kasus terjadi di negara berkembang.

Tuberkulosis secara dominan memengaruhi populasi usia kerja antara usia 15 hingga

54 tahun. Rata-rata, tiga hingga empat bulan pekerjaan hilang (menghasilkan 20–30

persen hilangnya pendapatan rumah tangga tahunan). Kehilangan pendapatan jika

seorang penderita tuberkulosis meninggal setara dengan hilangnya pendapatan

selama 15 tahun seumur hidup.

Tuberkulosis dan kemiskinan saling berkaitan. Kondisi yang crowded lebih

memungkinkan penyebaran tuberkulosis. Selain itu, tuberkulosis juga dapat

menyebabkan kemiskinan. Terjangkitnya tuberkulosis dapat menyebabkan penjualan

aset untuk membayar obat-obatan, mengurangi asupan makanan pada anak-anak

karena kemiskinan, dan berkurangnya peluang pendidikan. Oleh karena itu,

tuberkulosis adalah contoh klasik dari angka kemiskinan dan angka kesehatan yang

buruk.

HIV/AIDS

HIV/AIDS memiliki dampak besar pada pembangunan, karena terjadi pada

orang-orang di usia kerja. Pengeluaran untuk HIV/AIDS adalah sepertiga dari total

biaya perawatan kesehatan, dan lebih dari setengah dari total pengeluaran kesehatan

masyarakat di banyak negara. (Chan, 2002)

D. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Metode pembiayaan kesehatan sangat bervariasi di tiap negara, tergantung

pada pemerintah tiap negara dalam menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan
asuransi kesehatan. Metode pembiayaan kesehatan tiap negara ini berbeda karena

adanya perbedaan karakteristik penduduk, pemasukan negara, ekonomi dan

geografis. (Indrayati, 2016). Lima metode utama yang digunakan:

1. Pendapatan umum

Di banyak negara, pajak dapat mendukung pelayanan kesehatan. Berbagai jenis

pajak dapat membiayai pelayanan kesehatan termasuk pajak penghasilan, pajak

penjualan dan pajak pertambahan nilai, pajak impor, dan pajak perusahaan.

Secara umum, pendapatan untuk kesehatan meningkat jika ekonomi

berkembang. Namun, pada saat yang sama, pelayanan kesehatan merugi jika

terjadi penurunan ekonomi yang tiba-tiba.

Keuntungan utama perpajakan adalah adanya sumber pendapatan tetap. Layanan

tertentu, seperti imunisasi dan pengawasan kesehatan masyarakat, hampir selalu

dibiayai oleh sumber dari pendapatan pajak.

2. Asuransi sosial

Asuransi sosial mengacu pada pengumpulan dana secara prospektif untuk

membeli pelayanan kesehatan di masa depan. Saat ini, dua cara paling umum

untuk mengumpulkan dana adalah melalui pemberi kerja atau melalui

pemerintah.

Ada sejumlah kerugian pada sistem asuransi kesehatan sosial. Pertama, sistem

ini hanya membantu membiayai mereka yang terdaftar dalam sistem asuransi

kesehatan sosial, yang biasanya merupakan pekerja formal. Ini tidak mengkover

orang miskin dan kelompok yang paling rentan. Kedua, biaya asuransi sosial

bergeser dari pemberi kerja ke pekerja dalam bentuk upah yang lebih rendah.

Ketiga, jika ada sistem asuransi kesehatan sosial yang bersaing, mereka bersaing

untuk mendapatkan individu yang paling sehat. Keempat, perlu ada kemampuan
untuk mengumpulkan pendapatan pajak dan untuk mengelola sistem keuangan

dan pelayanan kesehatan.

3. Asuransi komunitas /masyarakat

Asuransi kesehatan masyarakat dapat berupa kelompok desa atau kelompok

karyawan yang bernegosiasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk

mendapatkan layanan kesehatan dengan potongan harga. Keuntungan dari

pembiayaan masyarakat adalah bahwa dalam bernegosiasi dengan penyedia

layanan kesehatan, ada insentif yang lebih tinggi bagi dokter sehingga dapat

memberikan pelayanan secara rutin dengan layanan yang berkualitas lebih

tinggi.

Pendanaan masyarakat menghasilkan uang di tingkat lokal, dan pada gilirannya,

masyarakat memiliki kontrol yang jelas terhadap pergerakan dana. Ada iuran

keanggotaan wajib oleh semua anggota dalam komunitas. Sebagian dari dana

sering diinvestasikan kembali dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan

(keuangan mikro) untuk lebih mendorong investasi dalam masyarakat.

Kerugian utama dari pembiayaan masyarakat adalah bahwa hal itu

membutuhkan komitmen masyarakat, atau jika tidak, pemilihan pembiayaan

seperti ini justru akan merugikan. Selain itu, ada kekhawatiran tentang moral

hazard. Pendanaannya juga sangat lemah, terutama selama krisis keuangan,

ketika banyak petani pedesaan kehilangan sumber pendapatan utama mereka.

Oleh karena itu, perlu ada ikatan dan kesepakatan masyarakat yang kuat untuk

mempertahankan asuransi kesehatan masyarakat.

4. Asuransi pribadi/swasta

Asuransi swasta mengacu pada pembelian asuransi oleh individu. Asuransi

swasta menjadi semakin lazim di negara-negara kaya. Salah satu cara korporasi
membangun kesetiaan di negara-negara ini adalah dengan menyediakan asuransi

kesehatan sebagai tambahan bagi karyawan. Karena itu, perusahaan membeli

asuransi atas nama karyawan mereka.

Secara historis, asuransi kesehatan swasta sering dikarakterisasi oleh adverse

selection. Pihak asuransi lebih suka mengambil orang yang paling sehat,

sebaliknya mereka yang cenderung paling sakit lebih memilih untuk

mendapatkan asuransi terbaik. Masalah kedua adalah orang miskin dan orang

sakit cenderung merasa sangat sulit untuk membeli asuransi kesehatan. Masalah

ketiga adalah bahwa seringkali ada biaya administrasi dan pemasaran yang

tinggi sehingga menambah biaya asuransi untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.

5. Pembayaran langsung dari pemakai jasa

Sistem yang paling mendasar untuk membiayai pelayanan kesehatan adalah

dengan membayar langsung besaran biaya pelayanan kesehatan oleh individu.

Sistem pembayaran seperti ini mendominasi negara berkembang. Model

pembiayaan ini adalah konsep pembiayaan oleh pemakai jasa.

E. FAKTOR UTAMA DALAM MEMILIH JENIS SISTEM PEMBIAYAAN

LAYANAN KESEHATAN

Sebagian besar negara menggunakan kombinasi dari berbagai metode

pembiayaan kesehatan yang dijelaskan pada point D. Bagaimana untuk memutuskan

metode mana yang akan digunakan? Empat faktor kunci menentukan kapasitas

masing-masing negara untuk berhasil dalam membiayai kesehatan yaitu:

1. Sumber daya keuangan

Kemampuan memperoleh pendapatan dapat menjadikan pertimbangan bagi

pemerintah dalam menggunakan metode tertentu untuk membiayai pelayanan


kesehatan. Misalnya, di banyak negara berkembang, sektor pajak mungkin

tidak cocok diterapkan ketika lebih dari setengah populasi bekerja di sektor

informal dan mekanisme penegakan hukum yang ada masih lemah.

2. Perkembangan ekonomi

Tahap perkembangan ekonomi merupakan faktor penting dalam menentukan

metode pembiayaan mana yang akan digunakan. Tergantung pada kesejahteraan

ekonomi suatu negara, individu mungkin dapat membayar lebih untuk

pelayanan kesehatan, dan juga, negara tersebut kemungkinan akan menghadapi

peningkatan permintaan untuk pelayanan kesehatan. Secara umum, dengan

meningkatnya pendapatan per kapita, ada peningkatan pengeluaran per kapita

untuk kesehatan, terutama di sektor publik

3. Kemampuan untuk mengelola keuangan

Salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah adalah kemampuan untuk

mengelola layanan kesehatan. Catatan medis harus disimpan, pelacakan

keuangan dan audit ditetapkan, dan layanan administrasi lainnya dikembangkan.

Layanan ini tergantung pada kemampuan suatu negara atau lokal untuk

mengatur dan memantau sistem, dan secara efektif menegakkan peraturan dan

perundang-undangan pelayanan kesehatan.

4. Keinginan dan struktur politik

Pertimbangan lain adalah pentingnya pelayanan kesehatan di dalam struktur

pemerintah. Kepentingan dari sektor-sektor lain seperti pertahanan dapat

mengarah pada prioritas yang berbeda. Seringkali, kesehatan mungkin menjadi

perhatian utama (misalnya, di Kuba dan Kanada), tetapi di negara lain,

pelayanan kesehatan menjadi kebutuhan yang dianggap kurang penting

(misalnya, banyak negara berkembang). Bagaimana pemerintah menyusun


pembiayaan pelayanan kesehatan dapat membantu menentukan prioritas

dibandingkan dengan segmen pemerintah lainnya.

F. MENJELASKAN KONSEP DASAR UTAMA DALAM PEMBIAYAAN

PELAYANAN KESEHATAN

Risk pooling

Beberapa jenis pelayanan kesehatan (meskipun risiko rendah dan tidak merata),

dapat sangat mahal misalnya hemodialisis, operasi spesialis (jantung koroner) yang

tidak dapat ditanggung oleh tabungan individu (risk spreading). Sistem pembiayaan

harus mampu menghitung dengan mengakumulasikan risiko suatu kesakitan dengan

biaya yang mahal antar individu dalam suatu komunitas sehingga kelompok

masyarakat dengan tingkat kebutuhan rendah (tidak terjangkit sakit, tidak

membutuhkan pelayanan kesehatan) dapat mensubsidi kelompok masyarakat yang

membutuhkan pelayanan kesehatan. Secara sederhana, suatu sistem pembiayaan

akan menghitung risiko terjadinya masalah kesehatan dengan biaya mahal dalam

satu komunitas, dan menghitung besaran biaya tersebut kemudian membaginya

kepada setiap individu anggota komunitas. Sehingga sesuai dengan prinsip

solidaritas, besaran biaya pelayanan kesehatan yang mahal tidak ditanggung dari

tabungan individu tapi ditanggung bersama oleh masyarakat. (Setyawan, 2018)

Risk Aversion

Aspek lain yang mendukung pengembangan asuransi kesehatan adalah bahwa

secara umum, orang lebih memilih kepastian daripada ketidakpastian. Sehingga

mereka cenderung lebih suka membayar sejumlah kecil setiap bulan daripada

sejumlah besar uang ketika mereka sakit. Risk aversion adalah konsep yang penting,
karena hal tersebut mengarah pada pembayaran yang lebih setara untuk layanan

kesehatan, daripada pembayaran sekaligus ketika terjadi peristiwa buruk.

Adverse Selection

Adverse selection mengacu pada praktik perusahaan asuransi yang memilih

orang yang lebih sehat daripada orang yang sakit untuk asuransi yang sama karena

hal ini meminimalkan biaya yang harus dibayar. Sebaliknya, orang yang sakit lebih

suka membeli asuransi daripada orang yang lebih sehat dengan biaya yang sama.

Moral Hazard

Moral hazard adalah salah satu hambatan dalam penerapan asuransi pelayanan

kesehatan. Moral hazard terjadi ketika individu menggunakan layanan lebih sering

daripada biasanya, karena mereka memiliki polis asuransi.


BAB III

SIMPULAN

1. Kesehatan dan kekayaan dapat dijelaskan dua arah. Semakin banyak kekayaan,

semakin dapat membeli layanan perawatan kesehatan yang lebih baik dan barang-

barang yang dapat meningkatkan kesehatan. Sebaliknya, kesehatan yang lebih baik

dapat menghasilkan lebih banyak kekayaan melalui empat mekanisme utama:

produktivitas, pendidikan, investasi dalam sumber daya fisik, dan dampak pada

dividen demografis.

2. Tingkat pendapatan yang rendah dan perbedaan pendapatan yang besar dapat

memengaruhi kesehatan populasi secara keseluruhan.

3. Pengeluaran untuk pelayanan kesehatan adalah sebagian besar dari pengeluaran

pemerintah.

4. Ada empat metode prioritas utama dalam menentukan cara membiayai perawatan

kesehatan: sumber daya keuangan, tahap pengembangan ekonomi, kemampuan

untuk mengelola keuangan, dan kemauan dan struktur politik.

5. Konsep dasar utama dalam pembiayaan pelayanan kesehatan termasuk risk pooling,

risk aversion, adverse selection, dan moral hazard.

6. Lima sistem pembiayaan pelayanan kesehatan meliputi out-of pocket payment,

asuransi komunitas/masyarakat, asuransi sosial, perpajakan, dan asuransi swasta.


DAFTAR PUSTAKA

Arianto, G. 2016. Pembiayaan Kesehatan Program Promotif dan program Preventif di Era
Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Mojokerto. Jogjakarta : Universitas Gadjah Mada.
Available at : http://etd.repository.ug.ac.id/
Chan, K. in Markle, W.H. 2007. Understanding Global Health. America; The McGraw-Hill
Companies, Inc. p. 269
Indrayati, P.A. 2016. Bahan ajar pembiayaan kesehatan di berbagai negara. Denpasar : Program
Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Udayana. h. 2
Moeloek, N. 2017. Pembiayaan perkuat sistem kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. h. 4
Murti, B. 2010. Strategi untuk Mencapai Cakupan pUniversal Pelayanan Kesehatan di
Indonesia. Surakarta:. Diakses 4 Oktober 2019
Norman, C. Axel, W. 2009. Social Health Insurance, a guidebook for planning. Jerman. hal. 14
Setyawan, F.E.B. 2018. Sistem Pembiayaan Kesehatan. Semarang: Jurnal Unimus; Vol. 2(4): 59
Tjiptoherijanto, P. Soesetyo, B. 2008. Ekonomi Kesehatan. Jakarta : penerbit Rineka Cipta.
Wikibuku. 2018. Definisi Ekonomi. Diakses tanggal 2 November 2019. Available at :
https://id.wikibooks.org/wiki/Definisi_Ekonomi
Wikipedia. 2018. Kesehatan Global. Diakses tanggal 2 November 2019. Available at :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_global
Public Disclosure Authorized. 2011. Indonesia’s Intergovernmental Transfer Response on
Future Demographic Improving the Policy Framework for Fiscal Decentralisation (the
Grand Design of Fiscal Decentralization) November 2011
and Urbanization Shifts

Anda mungkin juga menyukai