Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI MORFOLOGI DAN FISIOLOGI

TUMBUHAN

BATANG

DISUSUN OLEH :

1. ADI PRAMONO 30317084

2. MAHDALIKA INDIRA A.N.S 30317101

3. MERYTA ANGGRAINI Y 30317102

4. NUR HIDAYATI 30317106

5. TION JUNIARTI PUTRI 30317111

6. UZLIFATUL LATHIFA A 30317112

7. WAHYU KURNIAWATI 30317113

FAKULTAS DIPLOMA III FARMASI PROGSUS

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

TAHUN AJARAN 2017/2018


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting


bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat
dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan
sumbu tubuh tumbuhan. Oleh karena itu untuk mempertahankan
fungsinya, batang melakukan berbagai adaptasi terhadap lingkungan
dimana tumbuhan tersebut tumbuh. Adaptasi setiap tumbuhan berbeda-
beda tergantung kebutuhan dari tumbuhan tersebut. Modifikasi batang
merupakan salah satu jalan tubuh tumbuhan dalam melakukan adaptasi,
artinya adaptasi dapat dilakukan tumbuhan dengan melakukan modifikasi
bagian tubuh tumbuhan, termasuk batang. Dalam makalah ini akan
dijelaskan berbagai bentuk adaptasi dan modifikasi yang dilakukan
batang dalam mempertahankan hidup tumbuhan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Batang

Batang adalah bagian utama tumbuhan yang ada di atas tanah dan
mendukung bagian-bagian lain dari tumbuhan, yakni daun, bunga dan
buah. Oleh karena itu, batang memiliki struktur yang lebih kompleks
daripada akar. Batang memiliki ruas dan antarruas. Pada ruas akan
muncul bunga atau tunas daun. Letak cabang-cabang pada batang
berfungsi menempatkan daun dalam posisi yang memungkinkan daun
mendapat cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Pada umumnya,
bentuk penampang melintang batang dibedakan menjadi tiga, yaitu bulat,
persegi, dan pipih. Batang tumbuhan yang berbentuk bulat, misalnya
pada tumbuhan bambu dan kelapa. Batang yang berbentuk segi empat,
misalnya pada tumbuhan iler dan markisa. Batang yang segitiga,
misalnya pada tumbuhan rumput teki. Batang yang berbentuk pipih,
misalnya pada tumbuhan kaktus.

2. Fungsi Batang
1) Sebagai Sarana Pengangkutan
Salah satu fungsi penting batang adalah sebagai lajur
pengangkutan air dan mineral penting (unsur hara) yang diperoleh
melalui penyerapan akar menuju daun dan sebagai lajur
pengangkutan fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun menuju seluruh
bagian tumbuhan. Fungsi batang yang satu ini sangat ditunjang oleh
jaringan xilem dan floem.
2) Membantu Efisiensi Penangkapan Cahaya Matahari
Dalam melakukan proses fotosintesis, tanaman membutuhkan
cahaya matahari untuk proses pemasakan air dan karbondioksida
menjadi karbohidrat. Jumlah cahaya matahari ini akan bergantung
dari seberapa besar tanaman. Oleh karena itu, untuk tanaman yang
berukuran besar kebutuhan cahaya matahari untuk proses fotosintesis
tentu akan semakin besar. Dalam hal ini batang berfungsi untuk
memperluas tajuk tumbuhan agar penangkapan cahaya matahari
dapat berjalan secara lebih efisien sehingga kebutuhan tumbuhan
akan cahaya matahari dalam fotosintesis dapat tercukupi.
3) Tempat tumbuhnya Organ- organ Generatif
Batang juga berfungsi sebagai tempat tumbuh organ- organ
generatif tumbuhan. Terutama pada tumbuhan yang bersifat kaulifori
seperti belimbing, kako ataupun nagka. Tumbuhan kaulifori adalah
tumbuhan yang bunganya dapat tumbuh di bagian batang utama
tanpa bantuan tangkai induk (pedunculus) atau tangkai bunga
(pedicellus).
4) Membantu efisiensi penyerbukan
Fungsi batang bagi tumbuhan selanjutnya terkait dengan proses
perkembangbiakan tanaman. Batang membantu terjadinya efisiensi
proses penyerbukan yang dibantu oleh angin(anemogami). Semakin
tinggi batang suatu tanaman, maka akan semakin besar kemungkinan
terjadi penyerbukan. Hal ini karena laju angin yang cepat pada
daerah yang lebih tinggi membuat benang sari akan semakin mudah
terlepas dan masuk ke kepala putik.
5) Membantu efisiensi pemancaran benih
Batang yang tinggi akan memungkinkan pemancaran benih
semakin efisien dan menyebar terutama pada pemancaran benih yang
dibantu oleh angin. Semakin jauh benih memancar, maka proses
proses perkembangbiakan tanaman akan semakin baik karena
kelestarian tanaman tersebut akan selalu terjaga.
6) Tempat penyimpanan cadangan makanan
Pada tumbuhan tertentu, batang juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan. Tumbuhan- tumbuhan seperti itebu
dan sagu misalnya, mereka menyimpan kelebihan fotosintesis di
bagian batang, sebagai cadangan makanannya, begitu juga dengan
fungsi batang pada tumbuhan umbi atau rimpang yang menjalar,
seperti bawang, jahe, kencur, dan lainnya.
7) Organ perkembangbiakan secara vegetatif
Beberapa tumbuhan juga menggunakan batang sebagai organ
perbanyakan vegetatif. Stolon, rhizoma, atau umbi merupakan batang
yang termodifikasi dapat merambat di dalam tanah yang akan
menghasilkan tunas baru, begitu juga dengan batang singkong yang
dapat tumbuh dan membentuk tunas dan akar, serta tumbuhan-
tumbuhan lain yang dapat diperbanyak menggunakan stek seperti
tebu, mawar, katuk, daln lainnya.

3. Macam-Macam Batang
Macam-macam jenis tumbuhan, maka dapat dibedakan menjadi:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (Plata acaulis)
Yaitu tumbuhan yang tidak berbatang, tetapi sesungguhnya
tumbuhan yang tidak berbatang tidak ada, hanya daunnya tersusun
sangat rapat satu sama lain, sehingga tumbuhan itu seolah-olah
tidak berbatang.

Tumbuhan ini tidak akan tampak berbatang pada saat tumbuhan


berbunga. Dan daun-daun yang tersusun berjejal-jejal satu sama
lain yang disebut roset (rosula). Contoh: Lobak (Raphanus
sativus L.), Sawi (Brassica juncea L.)
2. Tumbuhan yang berbatang
Yaitu tumbuhan yang jelas-jelas kelihatan batangnya seperti kita
menjumpai pada umumnya tumbuhan.Tumbuhan berbatang
dibedakan sebagai berikut:
a) Batang basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan
berair, misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus L.),
krokot (Portulaca oleracea L.). Musa paradisiacal (Pisang).

Gb. Batang sawi(batang basah)

b) Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras


dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang
terdapat pada pohon-pohon (arbores) dan semak-semak
(frutices) pada umumnya. Batang berkayu memiliki
kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan,
yaitu ke arah dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam,
kambium membentuk kayu, sedangkan ke arah luar
membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah
batang tumbuhan bertambah besar. Contoh tumbuhan yang
memiliki batang jenis ini, antara lain, jati, mangga, dan
mranti
Gb. Batang pohon jati (batang berkayu)

c) Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras,


Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya
berongga. Batang jenis ini mudah patah dan tumbuhannya
tidak sebesar batang berkayu. Misalnya, tanaman padi,
jagung, dan rumput.

Gb. Batang padi (batang rumput)

d) Batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi


mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada
mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus
grossus L.) dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae)
lainnya.
Gb. Batang mending (batang mendong)
4. Sifat Batang
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
 Pada umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat
pula mempunyai bentuk lain,
 Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat
fototrop).
 Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab itu sering
dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
 Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak
digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting-ranting kecil.
 Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya
pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

5. Tugas Batang
Sebagai bagian tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk :
 Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu
daun, bunga dan buah.
 Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan
menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian
rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi
terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
 Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan
jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
 Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

6. Struktur Batang
 Struktur Morfologi (Struktur Luar) Batang
Morfologi batang setiap tumbuhan berbeda-beda. Seperti
panjang batang yang tidak sama. Ada yang panjang dan ada yang
pendek. Itu dipengaruhi oleh sifat genetis dan kondisi lingkungan,
seperti suhu, cahaya, dan kesuburan tanah. Jadi, tumbuhan dengan
jenis yang sama akan memiliki panjang batang yang berbeda karena
kondisi lingkungan yang berbeda. Berdasarkan keadaan batang, ada
2 kelompok tumbuhan tingkat tinggi. Yaitu, tumbuhan herba
(tumbuhan lunak) dan tumbuhan berkayu. Pada kedua tumbuhan
tersebut ada daun-daun di seluruh batangnya. Pada batang terdapat
nodus/buku (tempat meletaknya daun) dan internodus (daerah di
antara 2 buku).
Pada umumnya, batang tumbuhan herba itu lunak, berwarna
hijau, memiliki jaringan kayu yang sedikit atau tidak ada sama
sekali, ukuran batangnya kecil, dan umurnya relatif pendek.
Contohnya adalah jagung, kangkung, bunga matahari, bayam, dan
kacang.
Sedangkan batang tumbuhan berkayu biasanya keras dan
umurnya relatif panjang. Pada batang yang tua, terdapat kulit kayu
yang tebal dan lubang-lubang kecil (lentisel) pada permukaannya
agar oksigen dapat masuk ke dalam sel-sel batang secara difusi.
Oksigen itu berfungsi untuk proses pernapasan.
 Struktur Anatomi (Struktur Dalam) Batang

Gb. Melintang anatomi batang

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

Gb. Penampang membujur batang dikotil

a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang
antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan
epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium
gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari
beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun
atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim. jaringan parenkim yang terdiri dari beberapa lapisan sel
berdinding tipis yang memiliki vakuola besar. Korteks memiliki
rongga-rongga/ruang-ruang antarsel yang berfungsi untuk
pertukaran udara. Dalam korteks terdapat floeterma. Floeterma
adalah lapisan terdalam pada korteks yang memiliki bentuk dan
susunan khas, serta mengandung butir-butir pati. Fungsi korteks
pada sebagian besar tumbuhan adalah sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis
sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele
disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele
disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling
bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada
perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di
antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium,
yang disebutkambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan
pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya
diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan
hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak
berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara
tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang
tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut
dinamakan Lingkaran Tahun.
1. Monokotil

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang bijinya tunggal


karena hanya berkeping satu. Tumbuhan Monokotil
Pada bagian meristem apikal pada tumbuhan yang tergolong
monokotil yang mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil daripada
bagian meristem apikal pada tumbuhan yang tergolong dikotil.
Meristem akan mengalami proses pembentukan menjadi tunas aksiler,
bakal daun, dan juga epidermis. Di bagian bawah meristem apikal, ada
pula bagian meristem perifer.
Definisi dari meristem perifer ialah meristem primer yang
mengalami proses pelebaran dan penebalan di area sekitar bagian
meristem apikal. Meristem perifer akan berkembang membentuk
bagian-bagian utama dari batang yang di dalamnya terdapat suatu
ikatan pembuluh. Tidak beda dengan dengan tumbuhan yang tergolong
dikotil, pada tumbuhan yang tergolong monokotil juga terdiri atas
lapisan epidermis, korteks, dan juga stele.
Gb. Penampang membujur dan melintang batang monokotil

 Epidermis
Epidermis bagian batang pada tumbuhan yang tergolong
monokotil mempunyai bagian dinding sel yang cenderung lebih tebal
jika dibandingkan dengan tumbuhan yang tergolong dikotil. Mengapa
demikian? karena epidermis disini terdiri atas stomata dan juga bulu-
bulu.
 Korteks
Korteks bagian batang pada tumbuhan yang tergolong
monokotil berupa jaringan-jaringan yang ada di bagian bawah
epidermis. Pada umumnya korteks tersusun dari bagian sel-sel
sklerenkim yang berupa kulit batang. Kulit batang sendiri mempunyai
fungsi dalam memperkuat dan juga mengeraskan bagian-bagian dari
luar batang.
 Stele
Stele bagian batang pada tumbuhan yang tergolong monokotil
ialah jaringan-jaringan yang terdapat di bagian bawah korteks. Pada
umumnya batas yang ada di antara stele dan juga korteks tidak terlihat
jelas. Stele yang di dalamnya berisi berkas vaskuler yang menyebar di
seluruh bagian empulur, terutama yang mengalami konsentrasi
mendekati bagian kulit batang.
Floem berada di area dahi, sedangkan xilem dibagi menjadi
empat pembuluh yakni dua mata, hidung dan juga mulut. Tipe yang
terdapat pada berkas vaskuler tumbuhan yang tergolong monokotil
merupakan kolateral tertutup. Hal ini menandakan bahwa antara floem
dan juga xilem tidak terkandung kambium di dalamnya.Dengan
demikian, tumbuhan yang tergolong monokotil tidak akan terjadi proses
pertumbuhan sekunder.
Pada umumnya tumbuhan yang tegolong monokotil hanya
mengalami proses pertumbuhan primer secara memanjang. Proses
terjadinya pembesaran pada batang dilakukan melalui suatu mekanisme
pembentukan rongga-rongga. Bagian rongga ini mengalami
pembentukan karena terjadi hilangnya bagian empulur, tidak termasuk
empulur yang terdapat pada bagian buku-buku batang. Sangat bertolak
belakang dengan tumbuhan yang tergolong dikotil, struktur anatomi
yang ada pada batang tumbuhan yang tergolong monokotil dari mulai
muda sampai tua prosesnya terjadi sama persis.
Adapun yang masuk dalam golongan tumbuhan monokotil
antara lain adalah:
Tumbuhan suku rumput-rumputan (gramineae) seperti padi dan
jagung.
 Tumbuhan suku pinang-pinangan (palmae) contohnya pohon
kelapa dan sagu
 tumbuhan suku anggrek-anggrekan (orchidaceae)
 suku pisang-pisangan (musaceae)
 suku jahe-jahean (zingiberceae) seperti jahe, temu dan kunyit.
2. Tumbuhan Dikotil

Gb. Penampang membujur batang dikotil


Tumbuhan dikotil secara sederhana didefinisikan sebagai
tumbuhan dengan bijinya berkeping atau berbiji belah. Tumbuhan
dikotil dan monokotil memiliki karakteristik daun, akar dan batang
yang berbeda. Ciri tumbuhan dikotil adalah batang tanaman dikotil
umumnya memiliki kambium dan batangnya bisa tumbuh menjadi
besar.
Pada bagian ujung batang tumbuhan yang tergolong dikotil ada
bagian yang digunakan sebagai titik tumbuh yang disebut meristem
apikal (ujung).
Di bagian belakang meristem apikal yang tersusun dengan
berurutan ada protoderm yang akan mengalami proses pembentukan
menjadi epidermis, prokambium mengalami proses pembentukan
xilem, floem dan juga kambium vaskuler, serta pada bagian
meristem dasar yang akan mengalami proses pembentukan menjadi
empulur dan juga korteks.
Pada umumnya bagian batang pada tumbuhan yang tergolong
dikotil mempunyai susunan seperti lapisan epidermis, korteks, dan
juga stele.
 Epidermis
Epidermis di bagian batang pada tumbuhan yang tergolong
dikotil yakni susunan dari sel pipih yang rapat. Bagian ini mempunyai
fungsi untuk melakukan perlindungan terhadap jaringan yang terletak
di bagian dalam batang, setelah batang mengalami suatu proses
pertumbuhan sekunder.
Pada bagian-bagian tertentu, ternyata epidermis akan
mengalami pemecahan dan kemudian akan diisi oleh jaringan gabus
yang diperoleh dari bagian kambium gabus. Lapisan yang ada
gabusnya ini sering disebut sebagai lentisel. Lentisel sendiri
mempunyai fungsi sebagai suatu tempat yang digunakan untuk
melakukan pertukaran gas dan juga proses penguapan.

 Korteks
Korteks yang ada di bagian batang pada tumbuhan yang tergolong
dikotil merupakan jaringan yang susunannya terdiri dari sel-sel
parenkim yang digunakan sebagai jaringan dasarnya. Korteks batang
sendiri terbagi menjadi dua yakni korteks bagian luar dan korteks
bagian dalam.
Korteks bagian luar terdiri dari bagian sel-sel kolenkim yang
berkoloni atau pun bagian sel-sel kolenkim yang bercampur menjadi
satu (selang-seling) dengan bagian sel-sel parenkim yang mengalami
proses pembentukan lingkaran yang tertutup. Pada korteks bagian luar
tidak terlihat pada bagian batang semua jenis tumbuhan, melainkan
hanya jenis-jenis tumbuhan tertentu saja. Sedangkan pada korteks
bagian dalam bisa terlihat pada bagian batang semua jenis tumbuhan.
Hal ini bisa terjadi karena korteks bagian dalam adalah bagian pemisah
antara bagian korteks dengan bagian stele.
Korteks bagian dalam terbentuk dari bagian sel-sel parenkim.
Korteks bagian dalam yang ada pada tumbuhan mempunyai biji tertutup
yang mempunyai suatu lapisan sel yang akan mengalami proses
pembentukan menjadi lingkaran dan di dalamnya berisi butir-butir pati
yang sering disebut sebagai seludang pati.
 Stele
Stele atau sering disebut sebagai silinder pusat di bagian batang
pada tumbuhan yang tergolong dikotil adalah bagian yang paling dalam
dari bagian batang itu sendiri yang letaknya di sebelah dalam bagian
endodermis. Stele tersusun atas lapisan paling luar yang sering disebut
dengan perikambium atau bisa juga disebut dengan perisikel. Di dalam
perikambium sendiri ada empulur dan juga berkas vaskuler yang terdiri
atas dua bagian yakni floem dan juga xilem.
Definisi dari empulur ialah dimana parenkim terletak di bagian
tengah-tengah stele. Selain itu empulur juga terletak di bagian sekitar
berkas vaskuler yang mempunyai bentuk serupa dengan jari-jari,
sehingga sering disebut sebagai jari-jari empulur. Pada bagian berkas
vaskuler yang ada di floem dan juga xilem pada tumbuhan yang
tergolong dikotil terbentuk menyerupai cincin yakni dengan cara
kolateral terbuka.
Proses ini berarti menandakan bahwa di antara bagian floem dan
juga xilem terkandung kambium di dalamnya. Berkas vaskuler sendiri
bisa tersusun dari prokambium yang selanjutnya akan mengalami
proses diferensiasi yang akan menjadi berkas kolateral bersama dengan
xilem dan juga floem primer. Prokambium yang terletak pada bagian
antara xilem dan juga floem juga akan mengalami deferensiasi yang
membentuk menjadi kambium vaskuler. Sedangkan bagian kambium
sendiri yang tersusun dari bagian parenkim pada area yang ada di antara
xilem dan juga floem, akan selalu berdampingan sehingga sering
disebut sebagai kambium intervaskuler. Kedua bagian kambium itu
akan mengalami proses pembentukan menjadi lingkaran kambium yang
memiliki bentuk utuh.
Yang termasuk dalam tumbuhan dikotil antara lain adalah :
 tumbuhan suku getah-getahan, yaitu tumbuhan yang memiliki getah
berwarna putih pada tubuhnya, seperti pohon singkong dan pohon
karet.
 tumbuhan suku kacang-kacangan (Leguminoceae) seperti kacang
tanah dan kacang panjang.
 Tumbuhan suku terung-terungan (Solanaceae) yang bunganya
berbentuk bintang dan terompet dan buahnya memiliki daging yang
berair, seperti tomat, terong dan cabai.
 Tumbuhan suku Jambu-jambuan (Myrtaceae) seperti jambu biji dan
jambu air.
7. Arah tumbuh Batang
Batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah
dan air tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi dan
bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya:
a. Tegak lurus (erectus)
Yaitu jika arahnya lurus keatas misalnya papaya.
b. Menggantung (dependens, pendulus)
Yaitu tumbuh- tumbuhan yang hidup diatas pohon sebagai
epifit, misalnya jens anggrek tertentu
c. Berbaring (humifusus)
Yaitu jika batang tertelatak pada permukaan tanah, hanya
ujungnya saja yang sedikit membengkok keatas misalnya
semangka.
d. Menjalar atau merayap (repens)
Yaitu batang berbaring tetapi dari buku- bukunya keluar akar-
akar, misalnya batang ubi jalar.
e. Serong keatas atau condong (ascendens)
Yaitu pangkal batang seperti hendak berbaring tetapi bagian
lainnya lalu membelok ke atas, misalnya kacang tanah.
f. Mengangguk (nutans)
Yaitu batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya
membengkok ke bawah, misalnya pada bunga matahari.
g. Memanjat (scandens)
Yaitu jika batang tumbuh keatas dengan menggunakan
penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun
tumbuhan lain, dan pada waktu naik keatas batang
menggunakan alat- alat khusus untuk “berpegangan” pada
penunjang tersebut, misalnya akar pelekat, akar pembelit, daun
pembelit atau sulur daun, tangkai pembelit, duri, duri daun dan
kait.
h. Membelit (volubilis)
Jika batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang seperti
batang yang memanjat. Akan tetapi tidak menggunakan alat-
alat khusus, melainkan batang tumbuhan tersebut naik dengan
melilit penunjangnya. Berdasrkan alat melilitnya, dibedakan
menjadi :
1. Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis)
Jika dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan arah
putaran jarum jam, misalnya kembang telang.
2. Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis)
Arah belilitan sama dengan arah jarum jam. Contoh :
gadung.
http://makalah-batang-padatumbuhan.blogspot.co.id/2013/06/bab-i-
pendahuluan-1_1.html
http://agroteknologi.web.id/pengertian-fungsi-jenis-sifat-dan-struktur-
batang/
https://dosenbiologi.com/tumbuhan/struktur-batang-dikotil-dan-monokotil
http://rikarikpusrica.blogspot.co.id/2012/09/perbedaan-dan-persamaan-
jaringan.html

Anda mungkin juga menyukai