Anda di halaman 1dari 24

MORAL

& ETIKA
Disusun Oleh :

1.AZHAR PRATAMA RIYANTO ( 30316082 )


2.DEDEK ARORA VALENTINA ( 30317089 )
3.NOVI YUSVITA SARI ( 30317104 )
4.NUR HIDAYATI ( 30317106 )
5.TION JUNIARTI PUTRI ( 30317111 )
6.UZLIFATUL LATHIFA A ( 30317112 )
7.WAHYU KURNIAWATI ( 30317113 )

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. DEFINISI MORAL

 Moral merupakan kualitas perbuatan manusia sesuai atau tidak dengan


hati nuranunya. Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi
pekerti manusia yang beradab. Menurut etimologi, moral berasal dari kata
mores (bahasa latin) yang diartikan sebagai kesusilaan.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi moral seseorang:
1. Lingkungan Keluarga. Keluarga sebagai lingkungan yang pertama
mempengaruhi koral seseorang. Biasanya tingkah laku seseorang berasal
dari bawaan ajaran orang tuanya.
2. Lingkungan Sekolah. Disekolah anak-anak mempelajari nilai-nilai
norma yang berlaku di masyarakat sehingga mereka dapat menentukan
mana tindakan yang baik dan boleh dilakukan.
3. Lingkungan Pergaulan. Dalam pergaulan biasanya remaja suka
mencoba hal yang baru dan cenderung tidak enak bila menolak ajakan
teman.
4. Lingkungan Masyarakat. Bila dalam masyarakat kita melanggar aturan
dalam masyarakat, maka kita akan mendapatkan sanksi.
B. DEFINISI ETIKA

 Etik sering disebut dengan istilah etik atau ethics ( bahasa Inggris ) atau
ethicus ( bahasa latin ) yang berarti kebiasaan. Maka secara etimologi yang
dikatakan baik adalah yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat.
 Etika adalah studi tentang nilai-nilai manusiawi yang berhubungan dengan
nilai kebenaran dan ketidakbenaran yang didasarkan atas kodrat manusia
serta manifestasinya di dalam kehendak dan perilaku manusia.
Etik/etika berasal dari kata
ethos(Yunani)
Karakter,
Etika Watak kesusilaan atau
Adat Istiadat atau kebiasaan.

• Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup
yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari
generasi ke generasi

• Etika menentukan tingkah laku sesuatu golongan.


Contoh Etika :
 Etika Pribadi. Misalnya seseorang yang berhasil dibidang usaha dan
menjadi seseorang yang kaya raya, tetapi dia melakukan tindakan yang
tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan,suka mengganggu
ketentraman keluarga orang lain). Dari segi harta dia berhasil tetapi dia
tidak mampu mengembangkan etika pribadinya.
 Etika Sosial. Misalnya seorang pejabat negara yang dipercaya
mengelola uang negara, tetapi dia melakukan penggelapan. Perbuatan
tersebut merusak etika sosial.
 Etika Moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan
benar berdasarkan kodrat manusia.
Moralitas, dari bahasa latin mos  mores
Moral berarti adat istiadat atau kebiasaan.

ETIKA MORALITAS

Sistem Nilai (Norma)

Bagaimana manusia harus hidup baik

Moral merujuk kepada cara berfikir,


bertindak dan Adat Kebiasaan
bagaimana mereka harus bertindak

Perilaku yang ajeg dan berulang


PERBEDAAN ANTARA
MORAL DENGAN ETIKA
 Etika menyangkut perbuatan manusia.
Etika menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan
serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.
- Moral tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, moral
memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Moral menyangkut
masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
 Etika hanya berlaku untuk pergaulan.
Moral selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.
 Etika bersifat relatif.
Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja
dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
Moral bersifat absolut.
Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan
prinsip moral yang tidak dapat ditawar-tawar.
HUBUNGAN MORAL dan
ETIKA
Mempunyai tujuan sosial yang sama yakni menghendaki
agar manusia melakukan perbuatan yang baik dan benar

Etika dan Moral ditujukan kepada sikap batin


manusia, dan sanksinya dari kelompok masyarakat
profesi itu sendiri.
ETIKA PROFESI
ETIKA PROFESI

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup


dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi
dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang
mendalam
Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Secara sederhana,
profesionalisme yang diartikan perilaku, cara, dan kualitas yang
menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila
pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi.

Orang yang profesional adalah juga orang yang memiliki


integritas pribadi yang tinggi dan mendalam. Ia tahu
menjaga nama baiknya, komitmen moralnya, tuntutan
profesi serta nilai dan cita-cita yang diperjuangkan oleh
profesinya.
CIRI-CIRI
1. Adanya keahlian PROFESI
dan keterampilan
khusus
2. Adanya komitmen moral yang tinggi  diatur dalam aturan
khusus disebut dengan KODE ETIK.
3. Orang yang profesional, hidup dari profesinya  profesinya
membentuk identitas dari orang tsb.
4. Pengabdian kepada masyarakat
5. Ada izin khusus untuk menjalankan profesi tersebut
6. Para profesional biasanya menjadi anggota dari suatu
organisasi profesi.  mis: IDI (dokter), PGRI, dsb.

Pekerjaan Kefarmasian membutuhkan tingkat


keahlian dan kewenenangan yang didasari oleh
suatu standar kompetensi, etika
A. Bidang Apotek / Apotek Rumah Sakit

B. Bidang Toko Obat

C. Bidang Pedagang Besar Farmasi

D. Bidang puskesmas

E. Bidang Industri

F. Bidang Instalasi Perbekalan Farmasi


 Memberikan arahan bagi suatu pekerjaan profesi
 Menjamin mutu moralitas profesi di mata masyarakat

Tuntutan bagi anggota profesi:


 Keharusan menjalankan profesinya secara bertanggung
jawab
 Keharusan untuk tidak melanggar hak-hak orang lain
a) Melindungi anggota organisasi untuk menghadapi persaingan
pekerjaan profesi yang tidak jujur dan untuk mengembangkan
tugas profesi sesuai dengan kepentingan masyarakat.
b) Menjalin hubungan bagi anggota profesi satu sama lain dan
menjaga nama baik profesi
c) Merangsang pengembangan profesi  kualifikasi pendidikan
yang memadai
d) Mencerminkan hubungan antara pekerjaan profesi dengan
pelayanan masyarakat dan kesejahteraan sosial
E. Mengurangi kesalahpahaman dan konflik baik dari antar
anggota maupun dengan masyarakat umum
F. Membentuk ikatan yang kuat bagi semua anggota dan
melindungi profesi terhadap pemberlakuan norma hukum
yang bersifat imperatif sebelum disesuaikan dengan saluran
norma moral profesi.
Nilai norma dari sumpah/janji seorang asisten apoteker
mengandung 4 substansi:

A. Sebagai ahli madya farmasi, akan melaksanakan tugas saya sebaik-


baiknya, menurut undang – undang yang berlaku, dengan penuh tanggung
jawab dan kesungguhan.
B. Sebagai ahli madya farmasi, dalam melaksanakan tugas atas dasar
kemanusiaan, tidak akan pangkat, membeda-bedakan kedudukan,
keturunan, golongan, bangsa dan agama
C. Bahwa saya, sebagai ahli madya farmasi, dalam melaksanakan tugas,
akan membina kerja sama, keutuhan dan kesetiakawanan, dengan teman
sejawat.
D. Sebagai ahli madya farmasi, tidak akan menceritakan kepada siapapun,
segala rahasia yang berhubungan dengan tugas saya, kecuali jika diminta
oleh pengadilan, untuk keperluan kesaksian.
A. Kewajiban terhadap Profesi
1) Seorang Asisten Apoteker harus menjunjung tinggi serta memelihara
martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas dan kejujuran serta
dapat dipercaya.
2) Seorang Asisten Apoteker berkewajiban untuk meningkatkan
keahlian dan pengetahuan sesuai dengan perkembangan
teknologi.
3) Serorang Asisten Apoteker senantiasa harus melakukan pekerjaan
profesinya sesuai dengan standar operasional prosedur, standar
profesi yang berlaku dank ode etik profesi.
4) Serorang Asisten Apoteker senantiasa harus menjaga
profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan
kewajiban profesi.
B. Kewajiban Ahli Farmasi terhadap teman sejawat
1) Seorang Ahli Farmasi Indonesia memandang teman sejawat
sebagaimana dirinya dalam memberikan penghargaan
2) Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa menghindari perbuatan
yang merugikan teman sejawat secara material maupun moral
3) Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa meningkatkan kerjasama
dan memupuk keutuhan martabat jabatan kefarmasiaqn,mempertebal
rasa saling percaya didalam menunaikan tugas
C. Kewajiban terhadap Pasien/pemakai Jasa
1) Seorang Asisten Apoteker harus bertanggung jawab dan menjaga
kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada
pasien/pemakai jasa secara professional
2) Seorang Asisten Apoteker harus menjaga rahasia kedokteran dan
rahasia kefarmasian, serta hanya memberikan kepada pihak yang
berhak
3) Seorang Asisten Apoteker harus berkonsultasi/merujuk kepada
teman sejawat atau teman sejawat profesi lain untuk
mendapatkan hasil yang akurat atau baik.
D. Kewajiban Terhadap Masyarakat
1) Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagi suri teladan
ditengah- tengah masyarakat
2) Seorang ahli Farmasi Indonesia dalam pengabdian profesinya
memberikan semaksimal mungkin pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki
3) Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu aktif mengikuti
perkembangan peraturan perundang-undangan dibidang
kesehatan khususnya dibidang kesehatan khususnya dibidang
Farmasi
4) Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu melibatkan diri
dalam usaha – usaha pembangunan nasional khususnya dibidang
kesehatan
5) Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai pusat informasi
sesuai bidang profesinya kepada masyarakat dalam pelayanan
kesehatan
6) Seorang ahli Farmasi Indonesia harus menghindarkan diri dari
usaha- usaha yang mementingkan diri sendiri serta
bertentangan dengan jabatan Farmasian.
E. Kewajiban Ahli Farmasi Indonesia terhadap Profesi Kesehatan
1) Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa harus menjalin
Lainnya
kerjasama yang baik, saling percaya, menghargai dan menghormati
terhadap profesi kesehatan lainnyaa
2) Seorang Ahli Farmasi Indonesia harus mampu menghindarkan diri
terhadap perbuatan perbuatan yang dapat merugikan,menghilangkan
kepercayaan, penghargaan masyarakat terhadap profesi kesehatan
lainnya
Hubungan tentang moral, etika,
farmasi dan tenaga kefarmasian
 Kasus Penyalahgunaan Narkoba oleh salah seorang artis Indonesia Awal
tahun 2013 dalam kasus tersebut ditemukan zat baru bernama methylone
atau katinon derivative. Pakar Farmasi-Kimia Badan Narkotika Nasional
(BNN), Kombes Mufti Djusnir mengungkapkan, perkembangan
jaringan narkotika internasional tak lepas dari peran Ahli Farmasi-
Kimia. Pasalnya, peracikan zat narkotika terutama berjenis
Amphetamine, tak mungkin dilakukan oleh orang biasa, tetapi oleh
profesional, ia jiga mengungkapkan dari pengalamannya mengungkap
berbagai kasus, sang peracik tidak terjun langsung dalam aktivitas
pabrik. Mereka biasanya bekerja dari jarak jauh dengan hanya
menginstruksikan apa saja bahan yang dicampurkan kedalam racikan
narkoba tersebut. Penemuan zat baru seperti methylon atau katinon
derivative pun menegaskan bahwa sindikat narkotika dipastikan
menggunakan orang-orangyang ahli dalam meracik senyawa berbahaya
ini.
Hubungan tentang moral, etika,
farmasi dan tenaga kefarmasian
 keterlibatan seorang Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam
kasus penyalahgunaan peredaran obat PCC di Kendari Sulawesi
Tenggara. PCC termasuk dalam obat daftar G dengan kandungan
Paracetamol Caffein Carisoprodol, dimana obat ini telah dicabut izin
edarnya oleh badan POM melalui SK Kepala Badan POM tentang
Pembatalan Izin Edar obat yang mengandung carisoprodol.
Dari kasus ini kita dapat melihat bahwa terjadi pelanggaran etika
profesi seorang tenaga kefarmasian, dimana seharusnya sebagai s eorang
yang mengerti bahwa obat tersebut sudah ditarik ijin edarnya tetapi tetap
menjualnya. Disamping itu seharusnya dengan pengetahuan yang dimiliki
dimana obat ini dapat menyebabkan keadaan yang berbahaya bagi
seseorang yang meminumnya, seharusnya tidak menjual obat tersebut hnya
demi mendapat keuntungan pribadi dan mengorbankan keselamatan orang
lain.
1. Perbedaaan antara moral, dan etika adalah terletak pada sumber yang
dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk.
2. Pada etika, penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran,
dan pada moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di
masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk
menentukan baik buruk.
3. Etika profesional farmasi tidak hanya mendorong/meningkatkan
kinerja bagi tenaga farmasi, tetapi juga akan memberikan
peningkatkan kontribusi fungsional/peranan farmasi bagi masyarakat.
4. Dalam melaksanakan tugas profesinya AA bekerja berdasarkan standart
profesi dan kode etik profesi yang telah ditentukan.
5. Standar profesi dan kode etik digunakan sebagai pedoman bagi seluruh
TTK dalam melaksankan tugas profesinya.
6. TTK yang professional adalah tenaga kesehatan yang kompeten,
memiliki dasar ilmu pengetahuan sesuai dengan profesinya, memiliki
kemauan untuk trampil melakukan profesinya dan memiliki sikap yang
menampilkan profesinya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai