Anda di halaman 1dari 94

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2018

Hubungan Motivasi dengan Kinerja


Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Bina
Kasih Tahun 2017

Gultom, Samaida

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2823
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI
RUANG RAWAT INAP RSU BINA KASIH
TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh :

SAMAIDA GULTOM
NIM. 131000302

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG
RAWAT INAP RSU BINA KASIH
TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

SAMAIDA GULTOM
NIM. 131000302

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ini beserta seluruh isinya

adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuwan. HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA

PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSU BINA KASIH TAHUN 2017

Medan, April 2018

Samaida Gultom

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus merespons dan


produktif dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Pelayanan kesehatan yang diberikan seharusnya menuju pada penampilan
(performance) dari pelayanan kesehatan yang baik dan salah satu unsur yang
sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit adalah tenaga
kesehatan yang salah satunya adalah perawat.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana motivasi kerja perawat, kinerja perawat dan menganalisis
hubungan motivasi kerja yang digambarkan dengan tanggung jawab, kondisi
kerja, supervisi dan insentif terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap RSU
Bina Kasih Medan Tahun 2017.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang
dilakukan yaituMetode Survey dengan menggunakan kuesioner dalam
memperoleh data penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah 68 orang
responden yang merupakan perawat yang bekerja di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Bina Kasih Medan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data Primer. Metode pemilihan sampel yaitu metode totalsampling. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Dan
pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan yaitu: sebanyak 40 orang perawat (58,8%)
memiliki kategori kinerja yang baik, sedangkan 21 orang (30,9%) memiliki
kategori kinerja perawat yang sedang dan sisanya 7 orang perawat (10,3%)
memiliki kategori kinerja perawat yang buruk. Tanggung jawab, nilai signifikan
sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,05), kondisi kerja nilai
signifikan sebesar 0.000 yang lebih kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,000 <
0,05), supervisi nilai signifikan sebesar 0.008 yang lebih kecil dari tingkat
probabilitas 5% (0,000 < 0,05), insentif nilai signifikan sebesar 0.000 yang lebih
kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,000 < 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diharapkan kepada kepala
bidang keperawatan agar lebih memperhatikan motivasi kerja perawat. Salah
satunya dengan memberikan seminar secara rutin dan berkesinambungan,
pelatihan dalam bidang keperawatan, memperbaiki lingkungan kerja perawat dan
menciptakan suasanya yang nyaman dan aman kepada perawat. Selain itu perlu
dilakukan penilaian-penilaian atas kinerja perawat secara berkesinambungan
untuk mengetahui perkembangakn kinerja yang dimiliki perawat. Sehingga
motivasi yang merupakan faktor psikologis dilatih untuk lebih peka dan
menumbuhkan semangat dan motivasi dalam bekerja.

Kata Kunci: Motivasi, Rumah Sakit, Kinerja Perawat

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

The Hospital as health care institutions should respond and be


productive in meeting the needs of quality health services. Health services
provided should lead to the appearance (performance) of good health services
and one of the elements that determine the quality of hospital health services is a
health worker one of whom is a nurse. This study aims to find out how the nurses
work motivation, nurse performance and analyze the relationship of work
motivation described with responsibility, working conditions, supervision and
incentives on the performance of nurses in inpatient rooms Bina Kasih Hospital
2017.
The type of research is quantitative research. The research method is
Survey Method using questioner in obtaining research data. The sample in this
research is 68 respondents who are nurses who work in the inpatient room of
Bina Kasih General Hospital Medan. The type of data used in this study is
Primary data. Sample selection method is the totalsampling method. Data
analysis technique used is univariate and bivariate analysis. And data processing
using the help of SPSS software.
The result of research showed that 40 nurses (58,8%) had good
performance category, while 21 people (30,9%) had moderate nursing
performance category and the remaining 7 nurses (10,3%) had performance
category bad nurse. Responsibility, a significant value of 0,000 smaller than 5%
(0,000 <0.05), working conditions of a significant value of 0,000 smaller than the
5% probability level (0,000 <0.05), a significant value of more than 0.008 small
from the 5% probability level (0,000 <0.05), a significant value incentive of 0,000
smaller than the 5% probability level (0.000 <0.05).
Based on the results of these studies it is expected to the head of nursing so as to
pay more attention to work motivation nurse. One of them is by giving seminars
regularly and continuously, training in nursing, improving nursing work
environment and creating comfortable and safe atmosphere for nurses. In
addition, it is necessary to evaluate the performance of nurses on an ongoing
basis to find out the performance of the nurses. So that motivation is a
psychological factor trained to be more sensitive and foster the spirit and
motivation in work.

Keywords: Motivation, Hospital, Nurse Performance

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

judul: “HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI

RUANG RAWAT INAP RSU BINA KASIH TAHUN 2017”. Yang

merupakan salah satu syarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat di Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Administrasi

dan Kebijakan Kesehatan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr, Drs Zulfendri. M.Kes, selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan FKM USU, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I

skripsi Yang telah meluangkan waktu, dan pikirannya dalam memberikan

petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

4. Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku Dosen Pembimbing II yang juga

telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

5. dr. Fauzi, SKM selaku Dosen Penguji I yang juga telah memberikan saran,

dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, SKM, M.P.H. selaku Dosen Penguji II

yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesain skripsi ini.

7. Ir. Etti sudaryati, M.K.M. Ph.D. Sebagai dosen Pembimbing Akademik

saya yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama perkuliahan.

8. Seluruh Dosen Departemen AKK, seluruh Dosen dan Staff FKM USU

yang telah memberikan ilmu, bimbingan serta dukungan moral kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan di FKM USU.

9. Kepala Rumah sakit, Perawat, dan seluruh Staf pegawai serta berbagai

pihak yang berada di Rumah Sakit Bina Kasih Medan, yang telah

memberikan banyak bantuan dan kemudahan dalam melakukan penelitian.

10. Teristimewa Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Sabungan Gultom

dan Ibunda Santi Br.Parhusip yang selalu memberikan motivasi, dukungan

dan doa kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

11. Teristimewa saudara saya tercinta, Abang Sabam S.P, Sahala S.H, kakak

Sarhot S.Pd, Sari intan Amd, adik Prada. Saut, Samuel. Dan juga

terkhusus buat abangda Prada Andro yang memberikan doa dan semangat

dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Seluruh teman- teman dan sahabat saya tercinta yang tidak dapat saya

tuliskan satu persatu, The snake gilrs, princess orong-orong, teman PBL,

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


teman LKP dan semua teman- teman seperjuangan FKM USU 2013

terkhusus peminatan AKK, terimakasih untuk doa, motivasi dan bantunya

selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian

skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu dan ,mendukung

skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat.

Medan, April 2018

Penulis

Samaida Gultom

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................. 8
1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10


2.1 Kinerja ........................................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Kinerja Perawat .................................................. 10
2.1.2 Penilaian Kinerja .................................................................. 11
2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja ..................................................... 12
2.2 Proses Keperawatan ...................................................................... 13
2.3 Motivasi......................................................................................... 16
2.3.1 Pengertian Motivasi ............................................................. 16
2.3.2 Teori-Teori Motivasi ............................................................ 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3.3 Tujuan Motivasi ................................................................... 22
2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ..................... 22
2.3.5 Proses Motivasi .................................................................... 23
2.3.6 Jenis-Jenis Motivasi ............................................................. 24
2.3.7 Faktor Motivasi yang mempengaruhi Kinerja ..................... 25
2.4 Kerangka Konsep ......................................................................... 30
2.4.1 Definisi Variabel .................................................................. 30
2.4.2 Hipotesis Penelitian.............................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 32


3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 32
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian........................................................ 32
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................. 32
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................. 32
3.3 Populasi Dan Sampel .................................................................... 32
3.3.1 Populasi ................................................................................... 32
3.3.2 Sampel................................................................................. 33
3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 33
3.4.1 Data Primer ......................................................................... 33
3.4.2 Data Sekunder ..................................................................... 33
3.5 Definisi Operasional dan Indikator ............................................. 33
3.6 Teknik Penentuan Skor ................................................................ 37
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 40


4.1 Gambaran umum lokasi penelitian............................................... 40
4.2 Visi dan Misi ................................................................................ 41
4.2.1 Visi ...................................................................................... 41
4.2.2 Misi ..................................................................................... 41
4.3 Hasil Distribusi Data ................................................................... 41
4.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik ............... 41
4.3.2 Distribusi Respoden Berdasarkan Motivasi ....................... 43
4.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat .......... 46
4.4 Uji Statistik Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Perawat ......... 48
4.4.1 Hubungan Tanggung Jawab dengan Kinerja Perawat ........ 48
4.4.2 Hubungan Kondisi Kerja dengan Kinerja Perawat ............. 49
4.4.3 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Perawat .................... 50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.4.4 Hubungan Insentif dengan Kinerja Perawat ....................... 51
4.5 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat .............................. 52

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................... 55


5.1 Karakteristik Responden .............................................................. 55
5.2 Motivasi Kerja Perawat ................................................................ 56
5.3 Kinerja Perawat ............................................................................ 57
5.4 Hubungan Tanggung Jawab Dengan Kinerja Perawat................. 58
5.5 Hubungan Kondisi Kerja Dengan Kinerja Perawat ..................... 59
5.6 Hubungan Supervisi Dengan Kinerja Perawat ............................. 61
5.7 Hubungan Insentif Dengan Kinerja Perawat................................ 62
5.8 Hubungan Motivasi (Tanggung Jawab, Kondisi Kerja,
Supervisi dan Insentif) Terhadap Kinerja Perawat ...................... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 65


6.1 Kesimpulan ................................................................................. 65
6.2 Saran............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Bina Kasih

Tahun 2017 ............................................................................... 32

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian ..................................... 37

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik ...................... 42

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi ............................. 45

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat ................. 47

Tabel 4.4 Hubungan Tanggung Jawab dengan Kinerja Perawat ............... 48

Tabel 4.5 Hubungan Kondisi Kerja dengan Kinerja Perawat .................... 49

Tabel 4.6 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Perawat ........................... 50

Tabel 4.7 Hubungan Insentif dengan Kinerja Perawat .............................. 52

Tabel 4.8 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat ............................ 53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep........................................................................ 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Master Data

Lampiran 3 Output Hasil Analisis SPSS

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Surat Telah Selesai Melaksanakan Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Samaida Gultom yang lahir pada tanggal 05 November 1994

di Sei kramat. Penulis bersuku bangsa Batak Toba dan beragama Kristen. Penulis

merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara oleh pasangan Ayahanda Sabungan

Gultom dan Ibunda Santi Parhusip.

Pendidikan formal penulis dimulai di SD Swasta HKBP Sei kramat blok II

tahun 2001 dan lulus tahun 2007. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP

Swasta HKBP Pematang Siantar pada tahun 2007 dan lulus tahun 2010. Dan

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Swasta HKBP Pematang

Siantar pada tahun 2010 dan lulus tahun 2013. pada tahun 2013 sampai tahun 2018

penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara Fakultas

Kesehatan Masyarakat Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang- undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi promotif, preventif, kuratif,

dan rehabilitatif serta menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan penunjang medis,

tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan tenaga

nonkesehatan.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus merespons dan produktif

dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang

diberikan seharusnya menunjuk pada penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan

yang baik. Pelayanan yang kompleks perlu dikelola secara profesional terhadap sumber daya

manusianya. Secara umum disebutkan, makin sempurna penampilan pelayanan kesehatan

maka sempurna pula kinerjanya.Hal tersebut dapat diwujudkan dari kualitas sumber daya

manusia kesehatan selaku pemberi pelayanan kesehatan. Menurut Kepmenkes RI tahun 2009,

sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan pendukung/ penunjang kesehatan

yang terlibat dan bekerja serta mengabdi. Salah satu yang termasuk sumber daya manusia

adalah Perawat.

Peran perawat di rumah sakit khususnya di instalasi rawat inap sangat penting.

Perawat merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit dan tenaga yang

paling lama berhubungan dengan pasien. Akan tetapi kinerja perawat masih banyak

dikeluhkan oleh pasien dan keluarganya. Menurut Tailor C (dalam Budiono tahun 2015)

perawat adalah seorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penyembuhan. Perawat juga memiliki

tupoksi yang harus dijalankan. Tupoksi perawat dapat berjalan sesuai dengan harapan jika

perawat memiliki kinerja yang baik, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

di rumah sakit dan meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Oleh karena itu

kinerja perawat sangat perlu diperhatikan.

Salah satu unsur yang sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit

adalah tenaga kesehatan. Dari tenaga kesehatan yang terdapat di rumah sakit yang terutama

memiliki peranan yang besar adalah perawat, hal ini disebabkan profesi perawat memiliki

proporsi yang relatif besar yaitu hampir melebihi 50% dari seluruh Sumber Daya Manusia

(SDM) Rumah Sakit. Kerja dan tugasnya lebih banyak dibanding tenaga lain, karena sifat dan

fungsi tenaga ini adalah mendukung pelayanan medik berupa pelayanan keperawatan yang

dikenal dengan asuhan keperawatan (Subanegara, 2005).

Mengingat perawat sebagai sumber daya terpenting dalam menjalankan roda suatu

rumah sakit dengan tidak mengecilkan arti Sumber Daya Manusia yang lain, maka perawat

dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan teknis dan moral.

Hal ini bertujuan memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Keperawatan memberikan pelayanan di rumah sakit selama 24 jam sehari, serta mempunyai

kontak yang konstan dengan pasien. Oleh karena itu pelayanan keperawatan di rumah sakit

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Kontribusi yang diberikan perawat

sangat menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Dengan demikian upaya untuk

peningkatan pelayanan rumah sakit harus diikuti upaya peningkatan kualitas pelayanan

keperawatan (Nursalam, 2009).

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(Mangkunegara,2013). Masalah yang umum terjadi tentang kinerja perawat dalam pelayanan

keperawatan adalah:

1. Kurangnya perawat yang memiliki pendidikan tinggi/kemampuan memadai

2. Banyaknya perawat yang kasar (kurang ramah) terhadap pasien

3. Kurang sabar dalam menghadapi pasien. Masalahnya tentu bukan hanya soal sikap

ramah atau penyabar, tetapi juga mungkin beban kerja yang terlalu tinggi serta

peraturan yang belum jelas baik bagi si pasien maupun keluarganya (Aditama,

2003).

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran yang sangat penting

dalam proses pelayanan kesehatan yang bersentuhan langsung dengan pasien. Pelayanan

keperawatan di masa mendatang harus dapat memberikan consumer minded terhadap

pelayanan yang diterima. Hal ini didasarkan pada tren perubahan saat ini dan persaingan yang

semakin ketat. Oleh karena itu, perawat dapat mendefinisikan, mengimplementasikan dan

mengukur perbedaan bahwa praktik keperawatan harus dapat dijadikan sebagai indikator agar

kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang profesional dimasa depan terpenuhi.

Sementara kualitas layanan keperawatan pada masa mendatang belum jelas, peran perawat

harus dapat menunjukkan dampak yang positif terhadap sistem pelayanan kesehatan

(Nursalam, 2009).

Perawat sendiri dikenal sebagai sosok yang lembut dalam melaksanakan pekerjaannya

berdasarkan cinta kasih. Akan tetapi dalam kenyataannya, sering kita mendengar kritik dan

kecaman dari masyarakat terhadap sistem pelayanan yang kurang bermutu, profesional atau

kurang empati dalam melakukan program pelayanan kesehatan terutama di Rumah Sakit dan

keluhan atas kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Mengingat perawat sebagai sumber daya terpenting dalam menjalankan roda suatu

rumah sakit dengan tidak mengecilkan arti Sumber Daya Manusia yang lain, maka perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan teknis dan moral.

Hal ini bertujuan memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Keperawatan memberikan pelayanan di rumah sakit selama 24 jam sehari, serta mempunyai

kontak yang konstan dengan pasien. Oleh karena itu pelayanan keperawatan di rumah sakit

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Kontribusi yang diberikan perawat

sangat menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Dengan demikian upaya untuk

peningkatan pelayanan rumah sakit harus diikuti upaya peningkatan kualitas pelayanan

keperawatan (Nursalam, 2009).

Perhatian terhadap peningkatan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan

keperawatan di rumah sakit yang didasari oleh kemampuan dan motivasi kerja yang tinggi

merupakan tuntutan yang sangat mendasar, karena faktor-faktor ini dapat membentuk kinerja

perawat di rumah sakit sehingga mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya

dalam pemberian pelayanan keperawatan. Apabila hal ini kurang mendapat perhatian dan

dibiarkan tanpa upaya penanganan secara tepat dikhawatirkan akan berdampak terhadap

keberhasilan peningkatan kualitas sumber daya tenaga kesehatan, khususnya dalam

pemberian pelayanan keperawatan di rumah sakit (Nursalam, 2009).

Teori Vroom menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kinerja seseorang dengan

kemampuan dan motivasi yang dimiliki. Berdasarkan teori Vroom tersebut, kinerja

(performance) seseorang merupakan fungsi dari kemampuannya (ability) dan motivasi

(motivation). Kemampuan seseorang ditunjukkan dengan tingkat keahlian (skill) dan tingkat

pendidikan (knowledge) yang di milikinya, Jadi dengan tingkat motivasi yang sama seseorang

dengan skill dan knowledge yang lebih tinggi akan menghasilkan kinerja yang lebih baik

(Warsito, 2010).

Hasil penelitian yang telah dilakukan Rohayati dalam penelitiannya tentang hubungan

motivasi kerja terhadap kinerja yang diukur berdasarkan insentif, kondisi kerja, hubungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


interpersonal, supervisi mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua

variabel tersebut. (Rohayati, 2003).

Penelitian Siregar (2008) tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat

pelaksana di ruang rawat inap RSUD Swadana Tarutung Tapanuli Utara, didapatkan hasil

bahwa besarnya pengaruh motivasi (meliputi: prestasi, pengembangan, kondisi kerja,

pengakuan, tanggung jawab dan pendapatan) terhadap kinerja perawat pelaksana sebesar

85,7%, sisanya 14,3% dipengaruhi oleh faktor tingkat keterampilan, teknologi yang

digunakan, sikap manajemen, cara ,mereka memperlakukan perawat, lingkungan kerja fisik

dan psikologis, serta aspek-aspek lain dari kultur korporasi juga merupakan faktor-faktor

penting yang mempengaruhi kinerja perawat.

Kondisi kerja yang baik tenaga perawat lebih bersemangat dalam melaksanakan

tugas-tugasnya. Penelitian yang dilakukan oleh Hadriyana (2007) di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) H. A Sultan Daeng Radja, dimana jumlah responden sebanyak 21 orang,

responden yang memiliki kinerja yang baik selalu menerima insentif dari pihak rumah sakit

yaitu 13 orang 32 orang (32,5%) sedangkan responden yang memiliki kinerja buruk dan tidak

pernah menerima insentif sebanyak delapan orang (20,0%). Ini menunjukkan ada hubungan

yang signifikan antara insentif dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan (Hadriyana, 2007).

Menurut Praditiningtyas (2007) motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk

menunjukkan perilaku yang diarahkan kepada tujuan tertentu. Motivasi sebagai suatu bentuk

dorongan baik yang bersifat internal maupun eksternal dalam melakukan suatu tindakan

tertentu. Terkait dengan motivasi individu dalam suatu organisasi, motivasi dapat dikaitkan

dengan suatu dorongan perawat dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Rumah sakit umum Bina Kasih merupakan salah satu rumah sakit swasta dengan Tipe

Kelas B pada tahun 2012. Dan sudah terakreditasi dan melayani fasilitas BPJS kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dengan jumlah pasien yang dirawat pada setiap hari, bulan dan tahunnya mengalami

peningkatan.

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan di ruang rawat inap ditemukan:

komunikasi antar perawat dengan pasien kurang baik, komunikasi antar sesama perawat

kurang baik, karena adanya pelimpahan tugas dimana harus bekerja membantu perawat di

ruang rawat inap lainnya, perawat kurang memperhatikan pasiennya, kurang ramah, kurang

menerapkan 3S (Senyum, Sapa, Salam), perawat jarang memberikan penjelasan kepada

pasien sebelum melakukan tindakan keperawatan, kurangnya respon cepat tanggap perawat

dalam menangani keluhan pasien. Sehingga pasien dan keluarga pasien memberikan

penilaian bahwa kinerja perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih kurang baik.

Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap beberapa perawat di ruang rawat inap

diasumsikan bahwa rendahnya kinerja perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih

dikarenakan tidak adanya evaluasi kinerja secara rutin, beban kerja yang berlebih, mereka

tidak mendapat pelatihan asuhan keperawatan untuk meningkatkan keahliannya, komunikasi

antara perawat dengan kepala ruangan kurang baik, kepala ruangan tidak pernah memberikan

pujian kepada perawat yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik serta tidak ada

penghargaan yang diberikan pihak rumah sakit kepada perawat yang berprestasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

ini dengan judul “Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap

RSU Bina Kasih Tahun 2017”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah hubungan antara motivasi kerja dengan

kinerja perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum:

Menganalisis hubungan motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSU

Bina Kasih.

Tujuan Khusus:

1. Mengidentifikasi motivasi kerja perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih.

2. Mengidentifikasi kinerja perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih.

3. Menganalisis hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap

RSU Bina Kasih.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan mengetahui

tentang hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSU

Bina Kasih.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam peningkatan motivasi kerja,

sehingga dapat diharapkan dari penelitian ini maka prestasi kerja petugas akan

menjadi lebih baik.

3. Bagi Akademik

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber di dalam mempelajari

ilmu rekam medis dan informasi kesehatan serta meningkatkan wawasan dan

informasi mengenai hal yang diteliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja Perawat

Pada dasarnya kinerja seorang perawat merupakan hal yang bersifat individual karena

setiap perawat mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugas

pekerjaannya. Kinerja seseorang bergantung pada kombinasi dari kemampuan, usaha dan

kesempatan yang diperoleh. Menurut Sedarmayanti (2011) mengungkapkan bahwa: “Kinerja

merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah

proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus

dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar

yang telah ditentukan).”.Di dalam organisasi, sejumlah orang harus memainkan peranan

sebagai pemimpin sedangkan yang lainnya harus memainkan peranan sebagai pengikut atau

bawahan. Hubungan antara individu dan kelompok dalam organisasi menghasilkan suatu

harapan terhadap perilaku kerja individu.

Sedangkan menurut Mangkumanegara (2009) mengemukakan bahwa: ”Kinerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan perawat

dalam mencapai kerja yang dapat di pertanggungjawabkan. Kinerja sangat penting untuk

mencapai tujuan dan akan mendorong seseorang untuk lebih baik lagi dalam pencapaian

tujuan. Untuk mengukur tingkat kinerja biasanya menggunakan performance system yang

dikembangkan melalui pengamatan yang dilakukan oleh atasan dari masing-masing unit kerja

dengan beberapa alternatif cara penilaian maupun dengan cara wawancara langsung dengan

perawat yang bersangkutan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dengan mengadakan penilaian kinerja maka diharapkan pimpinan dapat memantau

kinerja dari para perawat baik secara individu maupun sebagai suatu kesatuan kelompok

kerja. Untuk itu seorang pemimpin diharapkan dapat menetapkan kriteria penilaian yang jelas

serta obyektif sehingga penilaian yang dilakukan memperoleh hasil yang akurat dalam setiap

aktivitas pekerjaan yang dinilai. Untuk penilaian kinerja yang efektif maka dilakukan

penilaian kinerja secara spesifik dalam setiap aktivitas pekerjaan sehingga diharapkan dapat

memberikan umpan balik bagi perawat dalam melaksanakan pekerjaan (Wibowo, 2016).

2.1.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah proses dengan mana kinerja individu di ukur dan di evaluasi.

Penilaian kinerja adalah suatu metode formal untuk mengukur seberapa baik pekerja

individual melakukan perkerjaannya dalam hubungan dengan tujuan yang diberikan. Maksud

utama penilaian kinerja adalah mengkomunikasikan tujuan personal, memotivasi kinerja

baik, memberikan umpan balik konstruktif, dan menetepkan tahapan untuk rencana

pengembangan yang efektif (Wibowo, 2016).

2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Nursalam (2009) tujuan dari penilaian kinerja yaitu:

1. Meningkatkan prestasi kerja staf secara individu atau kelompok dengan memberikan

kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam rangka

pencapaian tujuan pelayanan Rumah sakit.

2. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada gilirannya akan

mempengaruhi atau mendorong sumber daya manusia secara keseluruhannya.

3. Meransang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil

karya dan prestasi dengan cara memberikan umpan balik kepada mereka tentang

prestasinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Membantu untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan staf yang

lebih tepat guna, sehingga mempunyai tenaga yang cakap dan terampil.

5. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja dengan

meningkatkan gajinya atau sistem imbalan yang baik.

6. Memberikan kesempatan kepada pengawai atau staf untuk mengeluarkan

perasaannya tentang pekerjaannya atau hal lain yang ada kaitanya melalui jalur

komunikasi dan dialok, sehingga dapat mempererat hubungan antara atasan dan

bawahan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil

penilaian terhadap pekerjaan yang diukur dari aspek-aspek perilaku seseorang dalam bekerja

meliputi kesetiaan, prestasi kerja tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa

dan kepemimpinan.

2.2 Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah Suatu metode sistematis dan ilmiah yang digunakan

perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan

biologis, psikologis, sosial, dan spritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi

diagnosis keperawatan, penentuan rencana keperawatan, melaksanakan tindakan

keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli dan Bahtiar 2009).

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis

dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah klien merupakan titik sentral

dalam proses penyelesaian masalah ini (Budiono,S 2015).

Proses keperawatan merupakan bagian integral dari praktik keperawatan yang

membutuhkan pertimbangan yang matang dalam pengambilan keputusan. Pengambilan

keputusan ini harus dilandaskan pada pengetahuan dan penerapan ilmu pengetahuan serta

prinsip-prinsip biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Langkah dan tahapan pada proses

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi

tindakan keperawatan, dan evaluasi (Akhmad, 2008).

Berdasarkan pandangan beberapa ahli tentang proses keperawatan, terdapat beberapa

komponen yang dapat disimpulkan dengan melalui tahapan proses keperawatan diantaranya

tahap pengkajian, tahap diagnosis keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan serta

tahap evaluasi (Hidayat, 2008).

1. Tahap Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan

mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai

permasalahan yang ada.

2. Tahap Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis tentang respons individu, keluarga,

atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial, atau proses

kehidupan. Proses diagnosis mencakup pengelompokan data, analisis dan

merumuskan diagnosis. Perawat yang akan merumuskan diagnosis keperawatan

harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang fisiologi-patologi, area masalah

keperawatan serta kemampuan berpikir secara objektif dan kritis (Suarli dan Bahtiar,

2010).

3. Tahap Perencanaan

Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang

dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien.

Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses

keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan

berbagai pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan

dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah,

mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih dan membuat strategi

keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis intruksi keperawatan serta

kemampuan dalam melaksanakan kerjasama dengan tingkat kesehatan lain. Semua

kegiatan keperawatan harus menggunakan sumber-sumber yang tersedia melalui

penetapan tujuan jangka panjang maupun jangka pendek (Suarli dan Bahtiar, 2010).

Perencanaan mencakup pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah

pasien. Pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan profesi,

filosofi personal, kesediaan menerima tanggung jawab mengambil keputusan, dan

kesediaan membantu anggota tim lain untuk turut berkontribusi dalam asuhan

keperawatan pasien.

4. Tahap Pelaksanaan

Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan

melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah

direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.

5. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan

identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam

melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan

dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan

menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam

menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini

terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama

proses keperawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan

disebut sebagai evaluasi hasil.

2.3 Motivasi

2.3.1 Pengertian Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti

“menggerakkan” (to move). Motivasi merupakan proses psikologis yang membangkitkan dan

mengarahkan perilaku pada pencapain tujuan atau goal-directed behavior (Wibowo 2016).

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada

tingkat komitmen seseorang (Suarli dan Bahtiar, 2009). Motivasi sebagai proses yang

menyebabkan insensitas, arah, dan usaha terus menerus individu menuju pencapain tujuan.

Secara sederhana urgensi motivasi adalah menciptakan semangat dan gairah kerja sehingga

produktivitas kerja meningkat, jadi motivasi adalah sesuatu yang pokok yang menjadi

dorongan seseorang untuk bekerja (Wibowo 2016).

2.3.2 Teori-Teori Motivasi

Menurut Hasibuan (2005) teori-teori motivasi dikelompokkan atas:

1. Teori kepuasan (Cont ent Theory).

Pendekatannya atas fak tor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang

menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori memusatkan

perhatian pada faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung

dan menghentikan perilakunya, yang memotivasi semangat orang bekerja adalah

untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materil dan nonmateril yang diperoleh

dari hasil pekerjaannya. Teori kepuasan (Content Theory) dikenal antara lain:

a. Teori Motivasi Klasik;

b. Teori Hirarki Kebutuhan ;

c. Teori Dua faktor;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


d. Teori Motivasi Hu man Relation;

e. Teori ERG (Existe nce, Related, and Growth);

f. Teori Motivasi Prestasi.

2. Teori Motivasi Proses ( Process Theory).

Teori ini merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil

apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh

baik untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses

kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin.

Teori Motivasi Proses (Process Th eory), yaitu:

a. Teori Harapan;

b. Teori Keadilan;

c. Teori Pengukuhan.

Dari kedua teori-teori motivasi diatas, dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

1. Teori Kepuasan

a. Teori Motivasi Klasik (teori kebutuhan tunggal).

Teori ini dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor, menurut teori ini

motivasi pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan

biologisnya saja. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan

biologis ini akan terpenuhi, jika pendapatan yang diberikan cukup besar. Jadi

jika pendapatan karyawan dinaikkan semangat bekerja meningkat.

b. Teori Motivasi Dua Faktor

Pada teori dua faktor menunjukkan adanya 2 kelompok faktor yang

memengaruhi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu faktor kepuasan

(satisfactionfactor) atau motivator dan faktor bukan kepuasan (dissatisfies)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sering disebut dengan pemeliharaan atau hygienic factors. Teori ini

dikemukakan oleh Herzberg menurutnya motivasi yang ideal yang dapat

merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih

membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan keahlian. Herzberg

menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh

dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu:

1) Faktor motivasi adalah sejumlah faktor intrinsik yang menyangkut

kebutuhan psikologis yaitu perasaan yang sempurna dalam melakukan

pekerjaan. Yang termasuk dalam faktor motivator adalah: prestasi,

tanggung jawab, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, pengembangan potensi

individu, pencapaian.

2) Faktor pemeliharaan adalah sejumlah kondisi ekstrinsik yang apabila tidak

ada menyebabkan ketidakpuasan, yaitu: gaji, jaminan pekerjaan, kebijakan

perusahaan, status.

c. Teori Motivasi Prestasi dari David McClelland

McClelland menemukan bahwa kebutuhan berprestasi dapat dikembangkan

pada orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki

karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu:

1) Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagi fungsi keterampilan,

2) Menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi

hasil yang dicapai,

3) Kecendrungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi

resiko yang telah diperhitungkan,

4) Memiliki kebutuhan terhadap umpan balik apa yang dikerjakan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5) Mempunyai keterampilan perencanaan jangka panjang dan memiliki

kemampuan organisasi.

Teori McClelland ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada kebutuhan

Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengharuskan

seseorang untuk belajar agar menguasai keterampilan yang memungkinkan

seseorang mencapai prestasi.

d. Teori Motivasi Human Relation

Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dalam lingkungannya. Menurut

teori ini seseorang akan berprestasi baik jika ia diterima di lingkungan, diakui

dalam pekerjaan serta lingkungannya. Teori ini menekankan peran aktif

pimpinan organisasi. Memelihara hubungan dan kontak pribadi dengan

bawahannya dan membangkitkan gairah kerja. Teori ini menganjurkan bila

dalam memotivasi bawahan memerlukan kata-kata, hendaknya kata-kata itu

mengandung kebijakan, sehingga dapat menimbulkan rasa dihargai dan sikap

optimis.

e. Teori ERG

Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer merupakan teori penyempurnaan

dari teori Maslow. Teori ini menurut para ahli lebih mendekati keadaan

sebenarnya berdasarkan fakta empiris. Dia mengemukakan bahwa ada tiga

kelompok kebutuhan, yaitu: kebutuhan akan keberadaan, kebutuhan akan

afiliasi, dan kebutuhan akan kemajuan.

2. Teori Motivasi Proses

a. Teori Pengharapan

Teori pengharapan ini dikenal dengan Victor Vroom, menyatakan bahwa

kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam pekerjaannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tergantung hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan

dari hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan

pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya.

Teori harapan ini didasarkan atas, harapan, nilai, peraturan.

b. Teori Keadilan

Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja

seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya.

Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara

objektif bukan atas suka atau tidak suka. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik

oleh pimpinan maka semangat kerja bawahan cenderung meningkat.

c. Teori Pengukuhan

Teori ini didasarkan 2 prinsip, yaitu: prinsip hukum ganjaran, prinsip respon dan

rangsangan. Berdasarkan prinsip pertama seseorang akan mengalami penguatan

tingkahlaku bila mendapat ganjaran positif/menyenangkan. Seseorang yang

merasa berhasil menunaikan pekerjaan/kewajibannya dengan sangat

memuaskan, memperoleh dorongan positif untuk bekerja keras lagi dimasa yang

akan datang sehingga meraih keberhasilan yang lebih besar dalam karir,

motivasi bersifat positif. Sebaliknya jika seseorang berhasil melakukan

kewajiban/tugas maka mendapat teguran dari atasannya, teguran merupakan

faktor negatif oleh yang bersangkutan yang dijadikan dorongan untuk

memperbaiki kekurangan atau kesalahan sehingga dimasa depan situasi

kekurang berhasilan tidak terulang kembali.

2.3.3 Tujuan Motivasi

Menurut Sunyoto (2012), tujuan motivasi antara lain sebagai berikut:

1. Mendorong gairah dan semangat kerja perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja perawat

3. Meningkatkan produktivitas kerja perawat

4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan perawat

5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan\absensi perawat

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi perawat

8. Meningkatkan kesejahteraan perawat

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab perawat terhadap tugas-tugas.

2.3.4 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi

Menurut Herzberg (Motivation-Hygiene Theory) bahwa staf atau pegawai dapat

dibagi menjadi dua golongan besar: mereka yang termotivasi oleh faktor-faktor intrinsik,

yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing, dan faktor-faktor ekstrinsik,

yaitu pendorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya

bekerja. Makna dari teori ini adalah bahwa orang yang bekerja terdorong secara intrinsik atau

lebih mudah diajak meningkatkan kinerjanya dibandingkan mereka yang terdorong secara

ekstrinsik (Ishak, 2003).

Menurut Mc. Gregor, para m anajer menggolongkan para bawahannya pada dua

kategori berdasarkan asumsi tertentu. Asumsi pertama adalah, bahwa para bawahan tidak

menyenangi pekerjaan, pemalas, tidak senang memikul tanggung jawab dan harus dipaksa

agar menghasilkan sesuatu. Bawahan seperti ini dikategorikan sebagai “manusia X” .

Sebaliknya staf yang senang bekerja, kreatif, menyenangi tanggung jawab dan mampu

mengendalikan diri, mereka dikategorikan “manusia Y” (Akhmad, 2008).

Dari pendapat para pakar tersebut diatas yang dapat memengaruhi motivasi kerja yaitu: faktor

intrinsik dan faktor ekstrinsik serta tipe individu itu sendiri apakah tipe manusia X atau tipe

manusia Y.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3.5 Proses Motivasi

Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang menuntut

untuk dipuaskan . Secara umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong

perbuatan kearah tujuan tertentu (Anoraga, 2005).

Proses bagaimana perilaku seseorang ditunjukkan oleh motivasinya dimulai ketika

seseorang menyadari bahwa dirinya memiliki kebutuhan tertentu. Maka langkah selanjutnya

adalah mengambil tindakan dengan mencari pemuasan akan kebutuhannya, misalnya dengan

mencari alternatif pekerjaan atau dengan bekerja lebih keras lagi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memotivasi karyawan/pegawai menurut

Hasibuan (2005) antara lain adalah:

1. Tujuan

Sebelum memotivasi pegawai hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah

menentukan tujuan organisasi.

2. Kepentingan

Dengan mengetahui keinginan pegawai, maka pimpinan tidak hanya melihat dari

sudut pandang atasan atau organisasi saja.

3. Komunikasi Yang Efektif

Pegawai harus tahu apa yang menjadi kewajibannya jika ia ingin mendapatkan apa

ia inginkan.

4. Integritas Tujuan

Tujuan organisasi dan tujuan pegawai harus dapat disatukan agar kedua belah pihak

bisa saling memperoleh apa yang diinginkan.

5. Fasilitas

Fasilitas penting untuk menunjang kelancaran aktivitas organisasi.

6. Team work

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Team work penting untuk menyatukan berbagai bagian yang ada dalam organisasi.

2.3.6 Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya. Secara umum

motivasidiklasifikasikan kedalam 4 (empat) jenis yang satu sama lain memberi warna

terhadap aktivitas manusia. Jenis-jenismotivasi menurut Hasibuan (2005):

1. Motivasi Positif ( insentif positif) artinya manajer memotivasi bawahan dengan

memberikan hadiah kepadamereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif

ini, semangat kerja bawahan akan meningkat karena manusia pada umumnya senang

menerima yang baik-baik saja.

2. Motivasi negatif (insentif negatif) artinya manajer memotivasi bawahannya dengan

memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik ( prestasinya

rendah). Dengan motivasi yang negatif ini semangat kerja bawahan dalam waktu

pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, namun untuk jangka panjang

dapat berakibat kurang baik.

Dalam praktek kedua jenis motivasi diatas sering digunakan oleh manajer suatu

perusahaan. Penggunaanya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat

kerja pegawai. Motivasi positif efektif untuk jangka panjang, sedangkan motivasi negatif

untuk jangka pendek saja.

2.3.7 Faktor Motivasi yang Mempengaruhi Kinerja

Motivasi kerja perawat diukur dari variabel tanggung jawab, kondisi kerja, supervisi

dan insentif, dengan definisi sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab

Menurut Mustari (2011) tanggung jawab adalah “sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dilakukan

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tuhan”. Tanggung jawab adalah orang yang bisa melakukan kontrol internal

sekaligus eksternal dan yakin bahwa ia dapat mengontrol dirinya dan yakin bahwa

kesuksesan yang dicapainya adalah hasil usahanya sendiri. Menurut Hawari (2012)

tanggung jawab adalah “perilaku yangmenentukan bagaimana kita bereaksi setiap

hari, apakah kita cukup bertanggung jawab untuk memegang komitmen,

menggunaka sumber daya, menjadi toleran dan sabar, menjadi jujur dan adil,

membangun keberanian serta menunnjukan kerjasama”. Sedangkan menurut

Abdullah (2010) tanggung jawab adalah “kemampuan seseorang untukmenjalankan

kewajiban karena dorongan didalam dirinya atau bias disebutdengan panggilan jiwa”

Menurut penjelasan dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggung

jawab adalah melaksanakan segala sesuatu atau pekerjaan dengan bersungguh-

sungguh dengan sukarela, berani menanggung segala resiko dan segala sesuatunya

baik dari perkataan, perbuatan dan sikap. Dengan adanya rasa tanggung jawab dalam

diri seseorang maka hal ini akan mempengaruhi kinerja yang dihasilkannya.

2. Kondisi Kerja

Pada umumnya karyawan akan merasakan kepuasan dalam bekerja apabila didukung

oleh kondisi kerja atau lingkungan kerja yang baik, sehingga kinerja dan output

perusahaan dapat meningkat. Sebaliknya apabila kondisi kerja atau lingkungan

tempat kerja buruk maka kepuasan karyawan akan menurun, sehingga secara tidak

langsung faktor kondisi kerja tersebut akan memengaruhi kinerja karyawan itu

sendiri dan outputnya terhadap perusahaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Mangkunegara, (2005) bahwa kondisi kerja atau lingkungan kerja ialah semua aspek

fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat memengaruhi kepuasan

kerja dan pencapaian produktivitas kerja karyawan. Sedarmayanti, (2011)

menjelaskan bahwa kondisi kerja secara garis besar dibagi menja di dua, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pertama, Kondisi lingkungan kerja fisik. Yaitu semua keadaan yang berbentuk fisik

yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat memengaruhi karyawan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik ini dibagi menjadi

dua, antara lain:

1) Lingkungan yang berhubungan secara langsung dengan karyawan. Misalnya:

meja, kursi.

2) Lingkungan perantara yang dapat memengaruhi kondisi karyawan. Misalnya:

sirkulasi udara, bau tidak sedap.

Kedua, kondisi lingkungan kerja non-fisik. Yaitu merupakan seluruh kondisi yang

terjadi dan berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun

hubungan dengan sesama rekan kerja, atau hubungan dengan bawahan.

3. Supervisi

Supervisi berasal dari kata super (latin = di atas) serta videre (latin = melihat),

dengan demikian jika ditinjau dari asal kata, supervisi berarti melihat dari atas.

Secara umum supervisi dapat didefinisikan sebagai pengamatan secara langsung

dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksa nakan oleh bawahan untuk

kemudian apabila ada masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat

langsung guna mengatasinya. Definisi lain mengenai supervisi dikemukakan

Nursalam (2011) yaitu upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan

kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Nursalam (2011) mengemukakan

tiga kegunaan supervisi. Pertama, supervisi berguna untuk meningkatkan

kemampuan supervisor dalam memberikan layanan kepada para pelaksana kegiatan

(perawat). Kemantapan kemampuan akan dialami apabila supervisor sering

melakukan supervisi. Kedua, supervisi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


para pelaksana kegiatan. Ketiga, hasil supervisi berguna untuk menyusun pedoman

atau petunjuk pelaksanaan layanan profesional kepada pelaksana kegiatan. Proses

memberikan layanan, format-format yang digunakan, catatan, dan laporan supervisi,

serta interaksi melalui hubungan kemanusiaan antara supervisor dan yang

disupervisi merupakan informasi yang bermanfaat untuk menyusun patokan-patokan

supervisi berdasarkan pengalaman lapangan.

4. Insentif

Insentif merupakan sarana motivasi yang mendorong para karyawan untuk bekerja

dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendap atan ekstra di

luar gaji atau upah yang telah ditentukan. Pemberian insentif dimaksudkan agar

dapat memenuhi kebutuhan para karyawan dan keluarga mereka.Istilah sistem

insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan rencanarencana

pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan

berbagai standar kinerja karyawan atau profitabilitas organisasi. Insentifdapat

dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai kepada karyawan yang prestasinya

melebihi standar yang telah ditetapkan. Insentif merupakan suatufaktor pendorong

bagi karyawan untuk bekerja lebih baik agar kinerjanya dapat meningkat. Menurut

Wibowo (2016) insentif menghubungkan penghargaan dan kinerja dengan

memberikan imbalan kinerja tidak berdasarkan senioritas atau jam kerja. Menurut

Dessler (2009), insentif adalah peningkatan gaji yang dihadiahkan kepada seorang

karyawan pada satu waktu yang ditentukan dalam bentuk gaji pokok yang lebih

tinggi, biasanya didasarkan secara eksklusif padakinerja individual. Insentif

umumnya dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi

perusahaan dengan memanfaatkan perilaku pegawai yang mempunyai

kecenderungan kemungkinan bekerja seadanya atau tidak optimal. Dari uraian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


konsep di atas dapat dimaknai bahwa insentif diberikan secara sengaja kepada

karyawan agar terciptanya suatu dorongan untuk meningkatkan prestasi kerja

sehingga akan menimbulkan dampak baik bagi perusahaan dengan adanya kinerja

yang baik dan berkualitas seorang karyawan. Berdasarkan pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa insentif merupakan penghasilan di luar gaji pokok yang

diberikan perusahaan terhadap karyawannya dengan memperhitungkan hasil kerja

yang dicapai, sehingga karyawan terdorong untuk meningkatkan prestasi dalam

rangka mencapai produktivitas dan hasil kerja sesuai dengan tujuan perusahaan.

Pemberian insentif juga dapat diharapkan dapat mempertahankan karyawan yang

berprestasi untuk tetap bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

2.4 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian mengenai hubungan motivasi terhadap kinerja perawat,

maka dibuat kerangka teori penelitian sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

MOTIVASI KERJA

a. Tanggung Jawab
b. Kondisi Kerja KINERJA PERAWAT
c. Supervisi
d. Insentif

Gambar 2. 1
Kerangka Konsep Penelitian
2.4.1 Definisi Variabel

Motivasi kerja adalah dorongan/rangsangan yang mampu menggerakkan

individu/tenaga perawat untuk melaksanakan pekerjaan sebagai seorang tenaga perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pelaksana. Motivasi kerja dalam penelitian ini diukur dengan indicator-indokator motivasi

yang me rupakan:

1. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban yang timbul dalam diri perawat untuk

melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

pengarahan yang diterima, berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan di

instalasi rawat inap rumah sakit, meliputi: pelaksanaan asuhan keperawatan tepat

waktu sesuai kebutuhan penderita, tanggung jawab, pelaksanaan tugas sesuai

jadwal yang diberikan, dan kewewenangan dalammelaksanakan asuhan

keperawatan.

2. Kondisi kerja adalah suasana terjadinya interaksi timbal balik antara perawat

dengan lingkungan kerja di rumah sakit yang meliputi kondisi tempat kerja,

fasilitas, hubungan sesama perawat.

3. Supervisi bimbingan dan arahan dari atasan untuk melaksanakan pekerjaandalam

asuhan keperawatan.

4. Insentif adalah wujud tindakan yang diimplementasikan dalam bentuk

penghargaan yang bersifat material (uang/barang) dari pihak rumah sakit.

Kinerja perawat pelaksana adalah hasil kerja dan mutu pelayanan keperawatan yang

diberikan oleh tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap.

2.4.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep, landasan teori dan tujuan penelitian serta latar

belakang, maka hipotesis penelitian ini adalah:

”Ada Hubungan motivasi (meliputi: tanggung jawab, kondisi kerja, supervisi dan insentif)

terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode survey.

dengan menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan

motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih. (Sugiyono

2006).

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih berlokasi di

Jalan Jend. TB SimatupangNo. 148 Sunggal - Medan, Sumatea Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2017- Januari 2018

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di ruang

rawat inap RSU Bina Kasih Medan sebanyak 68 orang.

Tabel 3.1.Distribusi Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Bina Kasih


Tahun 2017

No. Kategori Kelas Jumlah Perawat Pelaksana

1. Ruang Nuri 22
2. Ruang Mawar 20
3. Ruang Melati 16
4. Ruang Cendrawas ih 10
Jumlah 68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3 .3.2 Sampel

Sehubungan dengan keterbatasan jumlah populasi, maka penetapan

jumlah sampel penelitian yang digunakan menggunakan metode “total

sampling”dimana seluruh populasi yang ada menjadi sampel penelitian.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer, yaitu data berasal dari objek penelitian secara langsung

dengan membagikan kuesioner kepada responden.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan data-data dan laporan yang

dibutuhkan dari RSU Bina Kasih

3.5 Definisi Operasional dan Indikator

Definisi operasionalisasi variabel digunakan untuk memahami variabel-

variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian,

terdiri dari:

1. Motivasi

Motivasi kerja perawat diukur dari variabel tanggung jawab, kondisi

kerja, supervisi dan insentif, dengan definisi sebagai berikut (Hendrarni,

2008):

a. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban yang timbul dalam diri

perawat untuk melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-

baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima, berkaitan dengan

pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi rawat inap rumah sakit,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


meliputi: pelaksanaan asuhan keperawatan tepat waktu sesuai

kebutuhan penderita, tanggung jawab, pelaksanaan tugas sesuai

jadwal yang diberikan, dan kewewenangan dalam melaksanakan

asuhan keperawatan. Terdiri dari 5 pernyataan dan dibagi menjadi 3

kategori yaitu:

1) Baik, apabila responden mendapat skor 12-15.

2) Sedang, apabila responden mendapat skor 9-11.

3) Buruk, apabila responden mendapat skor 5-8.

b. Kondisi kerja adalah suasana terjadinya interaksi timbal balik antara

perawat dengan lingkungan kerja di rumah sakit yang meliputi

kondisi tempat kerja, fasilitas, hubungan sesama perawat. Terdiri

dari 4 peryataan dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

1) Baik, apabila responden mendapat skor 10-12.

2) Sedang, apabila responden mendapat skor 7-9.

3) Buruk, apabila responden mendapat skor 4-6.

c. Supervisi adalah bimbingan dan arahan dari atasan untuk

melaksanakan pekerjaan dalam asuhan keperawatan. Terdiri dari 6

pernyataan dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

1) Baik, apabila responden mendapat skor 15-18.

2) S edang, apabila responden mendapat skor 11-14.

3) B uruk, apabila responden mendapat skor 6-10.

d. Insentif adalah wujud tindakan yang di implementasikan dalam

bentuk penghargaan yang bersifat material (uang/barang) dari pihak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


rumah sakit. Terdiri dari 5 pernyataan dan dibagi menjadi 3 kategori

yaitu:

1) Ba ik, apabila responden mendapat skor 12-15.

2) Sed ang, apabila responden mendapat skor 9-11.

3) Bur uk, apabila responden mendapat skor 5-8.

2. Kinerja perawat

Kinerja perawat adalah hasil kerja perawat sesuai dengan uraian tugas

yang diemban. Kinerja tenaga perawat dilihat dari penampilan kerja

tenaga perawat dalam melaksanakan kegiatan perawatan di Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan, yaitu (Hendrarni, 2008):

a. Pengkajian

Meliputi pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan

dengan cara anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan penunjang

serta mengidentifikasi penyakit pasien.

b. Diagnosa

Merupakan keputusan klinik tentang respon individual, keluarga dan

masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial dimana

berdasarkan pendidikan dan pengalamanya, perawat secara

akontabilitas dapat mengidentifikasikan dan memberikan intervensi

secara pasti untuk menurunkan, membatasi, mencegah, dan ,merubah

status kesehatan klian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Intervensi

Yaitu tindakan yang dirancang untuk membantu klian dalam beralih

dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang di inginkan dalam

hasil yang diharapkan.

d. Implementasi

Melakukan tindakan yang diidentifikasi dalam rencana asuhan

keperawatan, meliputi tindakan keperawatan untuk mengatasi

kesehatan pasien, memberikan pendidikan kepada pasien dan

keluarga tentang kesehatan dan mengkaji ulang pelaksanaan

tindakan keperawatan berdasarkan respons pasien.

e. Evaluasi,

Yaitu menentukan seberapa jauh tujuan-tujuan keperawatan yang

telah dicapai.

Pada proses keperawatan terdapat 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Kuesioner kinerja

perawat dikembangkan melalui tahapan tersebut sehingga terdapat 20

pernyataan di dalam kuesioner kinerja perawat. dibagi menjadi 3

kategori yaitu:

a. Baik, apabila responden mendapat skor 48-60.

b. Sedang, apabila responden mendapat skor 34-47.

c. Buruk, apabila responden mendapat skor 20-33.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Variabel yang diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang

dapat diukur dalam bentuk item pernyataan (indikator). Secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 3.2.

Tabel 3. 2 Aspek Penguk uran Variabel Penelitian


No Variabel Jumlah Pilihan Bobot Kategori Nilai
Indikator Jawaban Nilai Variabel Interval
1. Motivasi
a. Tanggung Sering, 3 Baik 12-15
Jawab 5 Jarang 2 Sedang 9-11
Tidak 1 Buruk 5-8
pernah

b. Kondisi Sering, 3 Baik 10-12


Kerja 4 Jarang, 2 Sedang 7-9
Tidak 1 Buruk 4-6
pernah

c. Supervisi Sering, 3 Baik 15-18


6 Jarang, 2 Sedang 11-14
Tidak 1 Buruk 6-10
pernah

d. Insentif Sering, 3 Baik 12-15


5 Jarang, 2 Sedang 9-11
Tidan g 1 Buruk 5-8
pernah

Sering, 3 Baik 48-60


2. Kinerja Jarang, 2 Sedang 34-47
20
perawat Tidak 1 Buruk 20-33
pernah

3.6 Teknik Penentuan Skor

Skala ini mengukur opini atau persepsi responden berdasarkan tingkat

persetujuan atau ketidak setujuan. Skala yang dikembangkan dengan skala

interval yang memiliki 3 kategori peringkat dari Sering hingga tidak pernah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Adapun skor dari setiap pernyataan yang peneliti tentukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk alternatifjawaban Sering bernilai skor 3.

2. Untuk alternatifjawaban Jarang bernilai skor 2.

3. Untuk alternatifjawaban Tidak Pernah bernilai skor 1.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Korelasi Pearson atau yang

biasa disebut dengan Korelasi Product Moment yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan motivasi yang digambarkan dengan tanggung jawab, kondisi kerja,

supervisi dan insentif dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU

Bina Kasih Tahun 2017. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan bantuan software SPSS for windows.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap analisis

yaitu sebagai berikut:

1. Analisis univariat yaitu analisis yang menggambarkan secara

tunggal variabel-variabel penelitian baik variabel independen

(tanggung jawab, kondisi kerja, supervisi dan isentif) maupun variabel

dependen (kinerja perawat) dalam bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisis bivariat yaitu analisis untuk melihat hubungan variabel

independen yaitu motivasi dengan variabel dependen/terikat yang

dilakukan dengan uji Korelasi Pearson. Menurut Sugiyono (2006),

pedoman untuk melakukan interpretasi atas analisis Korelasi Pearson

dapat dilakukan dengan mem perhatikan panduan berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Nilai 0.000– 0.199 = Sangat rendah

b. Nilai 0.200 – 0.399 = Rendah

c. Nilai 0.400 – 0.599 = Sedang

d. 0.600 – 0.799 = Kuat

e. 0.800 – 1.000 = Sangat kuat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

RSU Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005 oleh kepala Dinas

Kesehatan Dr. Hj. Linda Wardani pada Tanggal 26 Maret 2012. RSU Bina Kasih berlokasi di

JL. Jend. TB Simatupang No. 148 Sunggal-Medan. RSU Bina Kasih terus berinovasi untuk

pengembangan setiap segi, baik sarana maupun prasarana, serta pelayanan kesehatan yang

didukung oleh dokter-dokter yang ahli, tenaga-tenaga kesehatan yang profesional pada

bidangnya serta didukung oleh peralatan medis dengan teknologi yang canggih.

Gedung RSU Bina Kasih pada awal berdirinya hanya berkapasitas 75 tempat tidur

di bangunan gedung 5 lantai.Dengan kemajuan dan perkembangan layanan kesehatan, pada

Tahun 2009 RSU Bina Kasih menambah kapasitas tempat tidur menjadi 150 TT. RSU Bina

Kasih kembali menambah kapasitas tempat tidur menjadi 258 TT pada tahun 2012 dan pada

tahun 2017 kapasitas tempat tidur RSU Bina Kasih Medan bertambah menjadi 313 TT,

bersamaan dengan ditetapkannya RSU Bina Kasih sebagai Rumah Sakit Umum Kelas – B,

dengan Akreditasi Paripurna bintang empat pada tahun 2017.

RSU Bina Kasih Medan memiliki pelayanan administrasi umum, BPJS Kesehatan,

BPJS Ketenagakerjaan, Asuransi Kesehatan, Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari : Instalasi

Gawat Darurat, Instalasi Farmasi, Instlalasi Rawat Jalan / Poliklinik, Poliklinik Spesialis,

Rawat Inap, Ruang Bersalin, Ruang Baby, Instalasi Bedah/Operasi, Instalasi Trauma Center,

ICU, NICU/PICU, Hemodialisa, Unit BDRS, (Bank Darah Rumah Sakit, Endoscopy,

Fertilitas, Radiologi, CT Scan, Laboratorium, Fisioterapi, HBOT, Fasilitas Kamar Jenazah,

Fasilitas Ambulance.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RSU Bina Kasih memiliki pelayanan medis yaitu Dokter Umum sebanyak 13 orang, Dokter

Spesialis sebanyak 33 orang, Dokter Spesialis Gigi sebanyak 2 orang, Perawat pelaksana

sebanyak 108 orang, Bidan sebanyak 82 orang.

4.2 Visi dan Misi

4.2.1 Visi

“Menjadikan RSU Bina Kasih Medan menjadi Rumah Sakit yang mengedepankan

pelayanan profesional dengan mengutamakan mutu dan keselamatan”.

4.2.2 Misi

Misi RSU Bina Kasih Medan adalah sebagai berikut :

1. Mendukung program Pemerintah dalam bidang kesehatan.

2. Pengolahan Rumah Sakit secara profesional sehingga secara bisnis tumbuh secara

sehat, kompetitif dan berkesinambungan.

4.3 Hasil Distribusi Data

4.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

Hasil pengumpulan data primer yang berasal dari 68 responden yang diperoleh

melalui beberapa karakteristik, yaitu karakteristik Usia, Pendidikan, Status perkawinan,

Masa kerja, dan Ruang tugas, sebagai perawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

Tabel 4.1.Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik


No Variabel Responden %
1. Usia
a. Kurang dari 24 Tahun 20 29,4
b. 24 – 29 Tahun 46 67,6
c. Lebih dari 29 Tahun 2 2,9
2. Pendidikan
a. D3 54 79,4
b. S1 14 20,6
3. Status Perkawinan
a. Belum menikah 56 82,4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Menikah 12 17,6

4. Masa Kerja
a. Kurang dari 1 Tahun 36 52,9
b. 1 – 3 Tahun 24 35,3
c. Lebih dari 3 Tahun 8 11,8
a. Jumlah 68 100
Berdasarkan usia responden yang paling besar adalah 24 – 29 tahun 46 orang

(67,6%), berikutnyausia kurang dari 24 tahun 20 orang (29,4%), dan usia lebih dari 29 tahun

2 orang (2.9%).

Berdasarkan tingkat pendidikan responden, 54 orang berpendidikan D3 (79,4%),

selebihnya 14orang berpendidikan sarjana (20,6%).

Berdasarkan status perkawinan responden, 56 orang (82,4%) belum menikah dan

sebanyak 12orangtelah menikah (17,6%).

Berdasarkan masa kerja responden, terdapat 36 orang (52,9%), memiliki masa kerja

kurang dari 1 tahun, 24 orang (35,3) memiliki masa kerja 1-3 tahun, dan 8 orang (11,8)

memiliki masa kerja diatas 3 tahun.

4.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi

Berdasarkan Motivasi tanggung jawab diketahui sebanyak 33 orang (48,5%)

responden menyatakan bahwa responden sering melaksanakan asuhan keperawatan dengan

penuh tanggung jawab, 32 orang (47,1%) menyatakan bahwa jarang menyusun jadwal dan

jenis pekerjaan yang akan dilakukan, 40 orang (58,8%) menyatakan bahwa responden sering

melakukan asuhan keperawatan tepat waktu sesuai kebutuhan pasien, 34 orang (50%)

menyatakan sering melakukan tugas yang ditetapkan oleh atasan, 39 orang (57,3%)

menyatakan sering hadir tepat waktu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan akumulasi motivasi tanggung jawab di ruang rawat inap sebanyak 38

orang (55,9%) kategori baik, sedangkan 24 orang (35,3%) memiliki motivasi tanggung

jawab sedang, dan 6 orang (8,8%) memiliki motivasi tanggung jawab buruk.

Berdasarkan Motivasi kondisi kerja dikertahui sebanyak 45 orang (66,2%)

responden menyatakan bahwa sering kondisi kerja yang nyaman akan membuat asuhan

keperawatan dengan baik, 48 orang (70,5%) menyatakan bahwa sering dengan alat yang

tersedia membuat perawat melakukan asuhan keperawatan dengan baik, 42 orang (61,8%)

menyatakan bahwa responden sering tempat bekerja bersih dan rapi, 44 orang (64,7%)

menyatakan sering lingkungan sekitar membuat tenang dan produktif dalam bekerja.

Berdasarkan akumulasi motivasi kondisi kerjadi ruang rawat inap sebanyak 57

orang (83,8%) kategori baik, sedangkan 7 orang (10,3%) memiliki motivasi kondisi kerja

sedang, dan 4 orang (5,9%) memiliki motivasi kondisi kerja buruk.

Berdasarkan Motivasi Supervisi dikertahui sebanyak 40 orang (58,8%) responden

menyatakan bahwa sering terjalin hubungan yang baik antara perawat dengan atasan, 46

orang (67,6%) menyatakan bahwa sering atasan memberikan pujian dan dukungan atas kerja

yang baik, 41 orang (60,2%) menyatakan bahwa sering atasan memberikan kesempatan

kepada perawat untuk mendiskusikan masalah pekerjaan, 40 orang (58,8%) menyatakan

sering atasan mendengarkan pendapat/ keluhan dalam melaksanakan pekerjaan, 40 orang

(58,8%) menyatakan sering atasan memberikan penjelasan/ info terbaru tentang asuhan

keperawatan, 38 orang (55,9%) menyatakan sering atasan membantu dan memberikan solusi

atau keputusan yang baik.

Berdasarkan akumulasi motivasi supervisi di ruang rawat inap sebanyak 40 orang

(58,8%) kategori baik, sedangkan 22 orang (32,4%) memiliki motivasi supervisi sedang, dan

6 orang (8,8%) memiliki motivasi supervisi buruk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan Motivasi insentif dikertahui sebanyak 43 orang (63,2%) responden

menyatakan bahwa sering dengan pemberian insentif secara adil sesuai dengan prestasi kerja

perawat, 48 orang (70,5%) menyatakan bahwa sering pemberian insentif sesuai dengan

ketentuan atasan, 39 orang (57,3%) menyatakan bahwa sering termotivasi bekerja dengan

adanya pemberian insentif, 37 orang (54,4%) menyatakan bahwa responden sering menerima

insentif sewaktu melaksanakan tugas atas perintah atasan, 36 orang (52,9%) menyatakan

sering merasa puas atas insentif yang diberikan.

Berdasarkan akumulasi motivasi insentif di ruang rawat inap sebanyak 52 orang

(76,5%) kategori baik, sedangkan 10 orang (14,7%) memiliki motivasi insentif sedang, dan 6

orang (8,8%) yang memiliki motivasi insentif buruk.

Berikut gambaran distribusi responden berdasarkan kuesioner motivasi yang dapat

dilihat pada tabel 4.2 yang dicantumkan dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 4.2.Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi


No Variabel Frekuensi Persentase (%)
Tanggung Jawab
1 Baik 38 55,9
2 Sedang 24 35,3
3 Buruk 6 8,8
Total 68 100
Kondisi Kerja
1 Baik 57 83,8
2 Sedang 7 10,3
3 Buruk 4 5,9
Total 68 100
Supervisi
1 Baik 40 58,8
2 Sedang 22 32,4
3 Buruk 6 8,8
Total 68 100
Insentif
1 Baik 52 76,5
2 Sedang 10 14,7
3 Buruk 6 8,8
Total 68 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat

Berdasarkan kinerja perawat dikertahui sebanyak 36 orang (52,9%) responden

menyatakan bahwa sering mengumpulkan data biopsiko, sosial, spiritual tentang data pasien

bersama tim, 38 orang (55,9%) menyatakan sering tim mencatat data sesuai dengan pedoman

pengkajian data pasien, 37 orang (54,4%) menyatakan bahwa responden sering bersama tim

melakukan anamnesa, biodata pasien, keluhan untuk mengkonfirmasi kepada ketua tim

sebagai penanggung jawab, 45 orang (66,2%) menyatakan sering melakukan anamnesa,

biodata pasien, keluhan,wawancara, dan pemeriksaan fisik dengan data pasien, 30 orang

(44,1%) menyatakan jarang melakukan analisis, interprestasi data, identifikasi masalah

pasien yang ditangani, 33 orang (48,5%) menyatakan sering bersama tim merumuskan

masalah yang mengacu pengelompokan diagnosis keperawatan untuk setiap pasien, 31 orang

(45.6%) menyatakan jarang membuat diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas gejala-

gejala yang dominan untuk pasien, 39 orang (57,3%) menyatakan sering merencanakan

tindakan keperawatan dengan tujuan khusus berdasarkan aspek kognitiff, dan efektif kepada

pasien, 38 orang (55,9%) menyatakan sering membuat penyelesaian masalah keperawatan

berdasarkan diagnosis yang telah ditetapkan, 42 orang (61,8%) menyatakan sering

melibatkan keluarga pasien dalam rencana tindakan keperawatan kepada pasien, 32 orang

(47,1%) menyatakan sering bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam membuat rencana

tindakan untuk pasien, 43 orang (63,2%) menyatakan sering melatih tentang cara-cara

perawatan kebersihan diri secara mandiri, makan, berdandan, yang kurang perawatan diri

pada seluruh pasien, 36 orang (52,9%) menyatakan sering memberikan pendidikan kesehatan

tentang cara merawat pasien kepada keluarga pasien, 37 orang (54,4%) menyatakan sering

mengajari tentang manfaat obat-obatan, waktu makan obat dan cara makan obat kepada

pasien, 35 orang (51,5%) menyatakan sering berperan serta dalam melaksanakan terapi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


aktivitas kelompok kepada pasien, 39 orang (57,3%) menyatakan sering mengevaluasi

kemampuan seluruh pasien setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan, 32 orang

(47,1%) menyatakan jarang mengevaluasi kemampuan keluarga pasien dalam merawat

pasien, 34 orang (50%) menyatakan jarang membuat rencana lanjutan jika hasil tindakan

asuhan keperawatan tidak memuaskan, 41 orang (60,3%) menyatakan sering memberikan

penguatan pada pasien sehingga mengalami perubahan yang positif.

Berdasarkan akumulasi kinerja perawat di ruang rawat inap sebanyak 40 orang

(58,8%) kategori baik, sedangkan 21 orang (30,9%) memiliki kinerja perawat sedang, dan 7

orang (10,3%) memiliki kinerja perawat buruk.

Berikut distribusi responden berdasarkan kinerja perawatdilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat

No Kinerja Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 40 58,8
2 Sedang 21 30,9
3 Buruk 7 10,3
Total 68 100
4.4. Uji Statistik Antara Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Perawat

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas meliputi faktor

motivasi (tanggung jawab, kondisi kerja, supervisi dan insentif) terhadap variabel terikat

yaitu kinerja perawat maka dilakukan uji korelasi pearson.

4.4.1 Hubungan Tanggung Jawab dengan Kinerja Perawat

Deskripsi hubungan tanggung jawab dengan kinerja perawat dapat dilihat

berdasarkan tabel berikut.

Tabel 4.4. Hubungan Tanggung Jawab dengan Kinerja Perawat

Correlations
Tanggung
Jawab Kinerja Perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tanggung Jawab Pearson Correlation
1 ,416**

Sig. (2-tailed) ,000


N 68 68
Kinerja Perawat Pearson Correlation
,416** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 68 68

Berdasarkan hasil Uji Korelasi Pearson dengan menggunakan bantuan SPSS,

diperoleh nilai Pearson Correlation antara hubungan tanggung jawab dengan kinerja

perawat yaitu sebesar 0,416 dengan nilai Sig. (2-tailed)= 0.000.Suatu variabel dikatakan

berhubungan signifikan jika nilai signifikansi yang dimiliki lebih kecil dari tingkat

probabilitas 5% (0,05). Maka dengan ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa tanggung

jawab kerja memiliki hubungan yang signifikan (nyata/bermakna) terhadap kinerja perawat

karena memiliki signifikan yang lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000.

Dari hasil UjiKorelasi Pearson dapat dilihat bahwa tanggung jawab memiliki nilai

Korelasi Pearson sebesar 0,416.Sehingga dapat diketahui bahwa arah hubungan antara

tanggung jawab dengan kinerja perawat adalah positif. Hal ini berarti jika tanggung jawab

seorang perawat ditingkatkan maka kinerja dari perawat tersebut juga akan meningkat.

Berdasarkan penilaian Korelasi Pearson menurut Sugiyono (2006) maka diketahui hubungan

tanggung jawab dengan kinerja perawat masuk dalam kategori sedang (Nilai 0.400 sampai

0.599).

4.4.2 Hubungan Kondisi Kerja dengan Kinerja Perawat

Deskripsi hubungan kondisi kerjadengan kinerja perawat dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 4.5. Hubungan Kondisi Kerja dengan Kinerja Perawat

Correlations
Kondisi
Kerja Kinerja Perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kondisi Kerja Pearson
1 ,497**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000
N 68 68
Kinerja Perawat Pearson
,497** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000
N 68 68

Berdasarkan hasil Uji Korelasi Pearson dengan menggunakan bantuan SPSS,

diperoleh nilai Pearson Correlation antara hubungan kondisi kerja dengan kinerja perawat

yaitu sebesar 0,497 dengan nilai Sig. (2-tailed) = 0.000. Suatu variabel dikatakan

berhubungan signifikan jika nilai signifikansi yang dimiliki lebih kecil dari tingkat

probabilitas 5% (0,05). Maka dengan ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa kondisi kerja

memiliki hubungan yang signifikan (nyata/bermakna) terhadap kinerja perawat karena

memiliki signifikan yang lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000.

Dari hasil Uji Korelasi Pearson dapat dilihat bahwa kondisi kerja memiliki nilai

Korelasi Pearson sebesar 0,497. Sehingga dapat diketahui bahwa arah hubungan antara

kondisi kerja dengan kinerja perawat adalah positif. Berdasarkan penilaian Korelasi Pearson

menurut Sugiyono (2006) maka diketahui hubungan kondisi kerja dengan kinerja perawat

termasuk dalam kategori sedang (Nilai 0.400 sampai 0.599).

4.4.3 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Perawat

Deskripsi hubungan supervisi dengan kinerja perawat sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hubungan Supervisi dengan Kinerja Perawat


Correlations
Kinerja
Supervisi Perawat
Supervisi Pearson Correlation 1 ,317**
Sig. (2-tailed) ,008
N 68 68
**
Kinerja Perawat Pearson Correlation ,317 1
Sig. (2-tailed) ,008
N 68 68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan hasil Uji Korelasi Pearson dengan menggunakan bantuan SPSS,

diperoleh nilai Pearson Correlation antara hubungan supervisi dengan kinerja perawat yaitu

sebesar 0,317 dengan nilai Sig. (2-tailed) = 0.008. Suatu variabel dikatakan berhubungan

signifikan jika nilai signifikan yang dimiliki lebih kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,05).

Maka dengan ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa supervisi memiliki hubungan yang

signifikan (nyata/bermakna) terhadap kinerja perawat karena memiliki signifikan yang lebih

kecil dari 0.05 yaitu 0.008.

Dari hasil Uji Korelasi Pearson dapat dilihat bahwa supervisi memiliki nilai

Korelasi Pearson sebesar 0,317. Sehingga dapat diketahui bahwa arah hubungan antara

supervisi dengan kinerja perawat adalah positif. Hal ini berarti jika supervisi seorang perawat

ditingkatkan maka kinerja dari perawat tersebut juga akan meningkat. Berdasarkan penilaian

Korelasi Pearson menurut Sugiyono (2006) maka diketahui hubungan supervisi dengan

kinerja perawat termasuk dalam kategori rendah (Nilai 0.200 sampai 0.399).

4.4.4 Hubungan Insentif dengan Kinerja Perawat

Berdasarkan hasil Uji Korelasi Pearson dengan menggunakan bantuan SPSS,

diperoleh nilai Pearson Correlation antara hubungan insentif dengan kinerja perawat yaitu

sebesar 0,509 dengan nilai Sig. (2-tailed) = 0.000. Suatu variabel dikatakan berhubungan

signifikan jika nilai signifikansi yang dimiliki lebih kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,05).

Maka dengan ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa insentif memiliki hubungan yang

signifikan (nyata/bermakna) terhadap kinerja perawat karena memiliki signifikan yang lebih

kecil dari 0.05 yaitu 0.000.

Dari hasil UjiKorelasi Pearson dapat dilihat bahwa insentif memiliki nilai Korelasi

Pearson sebesar 0,509. Sehingga dapat diketahui bahwa arah hubungan antara insentifdengan

kinerja perawat adalah positif. Hal ini berarti jika insentif seorang perawat ditingkatkan

maka kinerja dari perawat tersebut juga akan meningkat. Sebaliknya jika insentif diturunkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


atau semakin rendah, maka kinerja perawat juga akan menurun. Berdasarkan penilaian

Korelasi Pearson menurut Sugiyono maka diketahui hubungan insentif dengan kinerja

perawat termasuk dalam kategori sedang (Nilai 0.400 sampai 0.599).

Deskripsi hubungan insentif dengan kinerja perawat dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 4.7. Hubungan Insentif dengan Kinerja Perawat

Correlations
Kinerja
Insentif Perawat
Insentif Pearson
1 ,509**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000
N 68 68
Kinerja Perawat Pearson
,509** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000
N 68 68

4.5 Hubungan Motivasi (Tanggung Jawab, Kondisi Kerja, Supervisi dan Insentif)

dengan Kinerja Perawat

Setelah mengetahui hubungan tanggung jawab, kondisi kerja, supervisi dan insentif

secara individual terhadap kinerja perawat. Maka selanjutnya tanggung jawab, kondisi kerja,

supervisi dan insentif yang merupakan bagian dari motivasi perawat diuji hubungannya

terhadap kinerja perawat. Deskripsi hubungan motivasi perawat dengan kinerja perawat

dapat dilihat berdasarkan tabel berikut.

Tabel 4.8. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat

Correlations
Kinerja
Motivasi Perawat
Motivasi Pearson Correlation 1 ,675**
Sig. (2-tailed) ,000
N 68 68
Kinerja Perawat Pearson Correlation ,675** 1
Sig. (2-tailed) ,000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


N 68 68

Berdasarkan hasil Uji Korelasi Pearson dengan menggunakan bantuan program

SPSS, diperoleh nilai Pearson Correlation antara hubungan motivasi dengan kinerja perawat

yaitu sebesar 0,675 dengan nilai Sig. (2-tailed) = 0.000. Suatu variabel dikatakan

berhubungan signifikan jika nilai signifikansi yang dimiliki variabel tersebut lebih kecil dari

tingkat probabilitas yang digunakan. Dalam penelitian ini tingkat probabilitas yang

digunakan adalah 5% (0,05). Maka dengan ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa

motivasi kerja memiliki hubungan yang signifikan (nyata/bermakna) terhadap kinerja

perawat karena memiliki signifikan yang lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000.

Dari hasil Uji Korelasi Pearson dapat dilihat bahwa motivasi memiliki nilai

Korelasi Pearson sebesar 0,675. Sehingga dapat diketahui bahwa arah hubungan antara

motivasi dengan kinerja perawat adalah positif. Hal ini berarti jika motivasi seorang perawat

ditingkatkan maka kinerja dari perawat tersebut juga akan meningkat. Berdasarkan penilaian

Korelasi Pearson menurut Sugiyono (2006) maka diketahui hubungan motivasi dengan

kinerja perawat masuk dalam kategori kuat (Nilai 0.600 sampai 0.799).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik responden, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki karakteristik usia yang frekuensinya paling tinggi adalah usia 24 sampai 29 tahun

yaitu sebanyak 46 orang (67,6%). Bahwa dari hasil survei pendahuluan yang menyebabkan

usia kerja 24 sampai 29 tahun lebih tinggi adalah gaji yang rendah, sehingga perawat yang

bekerja di RSU Bina Kasih tidak bertahan lama. Oleh sebab itu dari hasil penelian

menyatakan usia 24 sampai 29 tahun lebih tinggi.

Berdasarkan karakteristik pendidikan, karakteristik pendidikan responden yang

frekuensinya paling tinggi adalah pendidikan D3 yaitu sebanyak 54 orang (79,4%).

Berdasarkan status perkawinan, karakteristik status perkawinan resoponden yang memiliki

frekuensi paling tinggi adalah belum menikah yaitu sebanyak 56 orang (82,4%). Dari hasil

survei pendahuluan perawat yang bekerja disana, yang masi baru dan belum pengalaman

sehingga menyebabkan status perkawinan responden yang belum menikah tinggi.

Berdasarkan karakteristik masa kerja, karakteristik masa kerja resoponden yang

memiliki frekuensi paling tinggi adalah kurang dari 1 tahun yaitu sebanyak 36 orang

(52,9%). Dari hasil survei pendahuluan bahwa setiap perawat yang bekerja disana tidak

bertahan lama, disebabkan karena gaji yang rendah. Oleh sebab itu dari hasil penelitian

menyatakan bahwa masa kerja responden paling tinggi adalah kurang dari 1 tahun.

5.2 Motivasi Kerja Perawat

Motivasi tanggung jawab kerja perawat yang berada di ruang rawat inap RSU Bina

Kasih menunjukkan bahwa sebanyak 38 orang perawat (55,9%) memiliki kategori tanggung

jawab yang baik, sedangkan 24 orang perawat (35,3%) memiliki motivasi tanggung jawab

yang sedang, dan 6 orang perawat(8,8%) memiliki motivasi tanggung jawab yang buruk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Motivasi kondisi kerja di ruang rawat inap RSU Bina Kasih menunjukkan sebanyak bahwa

sebanyak 57 orang perawat(83,8%) memiliki kategori kondisi kerja yang baik, sedangkan 7

orang (10,3%) memiliki kondisi kerja sedang, dan 4 orang (5,9%) memiliki kondisi kerja

yang buruk.

Motivasi supervisi di ruang rawat inap RSU Bina Kasih menunjukkan bahwa

sebanyak 40 orang perawat (58,8%) memiliki kategori supervisi yang baik, sedangkan 22

orang (32,4%) memiliki motivasi supervisi sedang, dan 6 orang (8,8%) memiliki motivasi

supervisi buruk. Motivasi insentif di ruang rawat inap RSU Bina Kasih menunjukkan

bahwasebanyak 52 orang perawat (76,5%) memiliki kategori insentif yang baik, sedangkan

10 orang (14,7%) memiliki motivasi insentif sedang, dan 6 orang (8,8%) memiliki motivasi

insentif buruk.

Berdasarkan hasil tersebut, secara umum motivasi kerja yang dimiliki perawat di

ruang rawat inap RSU Bina Kasih memiliki kategori yang baik, baik diukur berdasarkan

tanggung jawab, kondisi kerja, supervisi maupun insentif. Motivasi merupakan karakteristik

psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Motivasi

sebagai proses yang menyebabkan insensitas, arah, dan usaha terus menerus individu menuju

pencapain tujuan.

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat dalam

bekerja atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Seseorang yang memiliki motivasi

kerja tinggi akan bekerja dengan baik, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan dan selalu berusaha untuk menghasilkan prestasi kerja.

Secara sederhana urgensi motivasi adalah menciptakan semangat dan gairah kerja

sehingga produktivitas kerja meningkat, jadi motivasi adalah sesuatu yang pokok yang

menjadi dorongan seseorang untuk bekerja.Apabila motivasi kerja perawat tinggi, maka

perawat dapat bekerja secara maksimal sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik pula.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.3 Kinerja Perawat

Akumulasi kinerja perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih menunjukkan

bahwa sebanyak 40 orang perawat (58,8%) memiliki kategori kinerja yang baik, sedangkan

21 orang (30,9%) memiliki kategori kinerja perawat yang sedang dan sisanya 7 orang

perawat (10,3%) memiliki kategori kinerja perawat yang buruk.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara umum kinerja

perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih adalah baik. Hal ini dilihat berdasarkan jumlah

perawat yang memiliki kategori kinerja yang baik yaitu sebanyak 40 orang atau 58,8% dari

total sampel penelitian.Kinerja merupakan hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses

organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya

secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan)”. Di

dalam organisasi, sejumlah orang harus memainkan peranan sebagai pemimpin sedangkan

yang lainnya harus memainkan peranan sebagai pengikut atau bawahan. Hubungan antara

individu dan kelompok dalam organisasi menghasilkan suatu harapan terhadap perilaku kerja

individu.

Dengan memiliki kinerja perawat yang baik maka hal ini akan menunjang kinerja

rumah sakit itu sendiri sehingga kepuasan pasien atau kepuasan pelanggan dapat tercapai.

Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik–baiknya suatu

wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam 10 rangka pencapaian tujuan tugas pokok

profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi. Kinerja perawat sebenarnya sama

dengan prestasi kerja diperusahaan. Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar

obyektif yang terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan dihargai

sampai penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu untuk mencapai prestasi pada

tingkat lebih tinggi.

5.4 Hubungan Tanggung Jawab Dengan Kinerja Perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000

yang lebih kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,000 < 0,05). Maka dengan hasil tersebut

dapat diartikan bahwa tanggung jawab kerja memiliki hubungan yang signifikan

(nyata/bermakna) terhadap kinerja perawat. Dari hasil uji Korelasi Pearson dapat dilihat

bahwa jika tingkat tanggung jawab seorang perawat akan meningkat maka kinerja yang

dimilikinya juga akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat

tanggung jawab yang dimiliki perawat maka kinerjanya juga akan semakin menurun.

Secara teoritis, Menurut Nitisemito (2008), “Tanggung jawab dalam bekerja adalah

melakukan pekerjaan secara tuntas, tidak menunda-nunda waktu, sehingga pekerjaan lebih

meningkat, bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan”. Pendapat di atas menekankan

bahwa tanggung jawab menunjukkan tingkat penyelesaian kerja dan kualitas hasil pekerjaan

yang mengarah pada terciptanya efisiensi dan efektivitas dalam menyelesaikan pekerjaan.

Usaha meningkatkan produktivitas kerja dalam mencapai tujuan diperlukan

tanggung jawab yang tinggi seluruh personalia dalam suatu organisasi. Melalui tanggung

jawab yang baik diharapkan pekerjaan akan cepat terselesaikan dan memperoleh hasil yang

lebih baik. Dengan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab yang tinggi

akan mengarahkan seseorang ke kinerja yang semakin baik. Hal ini sesuai dengan hasil yang

diperoleh dalam penelitian ini bahwa tanggung jawab memiliki hubungan yang signifikan

terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

5.5 Hubungan Kondisi Kerja Dengan Kinerja Perawat

Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000

yang lebih kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,000 < 0,05). Maka dengan hasil tersebut

dapat diartikan bahwa kondisi kerja memiliki hubungan yang signifikan (nyata/bermakna)

terhadap kinerja perawat. Dari hasil uji Korelasi Pearsondapat dilihat bahwa jika tingkat

kondisi kerja seorang perawat meningkat maka kinerja yang dimilikinya juga akan semakin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


meningkat, begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat kondisi kerja yang dimiliki

perawat maka kinerjanya juga akan semakin menurun.

Secara teoritis, kondisi atau lingkungan kerja menurut Mangkunegara, (2013)

mengungkapkan bahwa kondisi kerja atau lingkungan kerja ialah semua aspek fisik kerja,

psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan

pencapaian produktivitas kerja.

Pada umumnya karyawan akan merasakan kepuasan dalam bekerja apabila

didukung oleh kondisi kerja atau lingkungan kerja yang baik, sehingga kinerja dan output

perusahaan dapat meningkat. Sebaliknya apabila kondisi kerja atau lingkungan tempat kerja

buruk maka kepuasan karyawan akan menurun, sehingga secara tidak langsung faktor

kondisi kerja tersebut akan mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri dan outputnya

terhadap perusahaan.

Kondisi kerja atau yang sering disebut sebagai lingkungan kerja adalah kehidupan

sosial psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerjaan karyawan

dalam melaksanakan tugasnya. Dengan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kondisi

kerja yang baik akan mengarahkan seseorang ke kinerja yang semakin baik. Hal ini sesuai

dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa kondisi kerja memiliki hubungan

yang signifikan terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

5.6 Hubungan Supervisi Dengan Kinerja Perawat

Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson diperoleh nilai signifikan sebesar 0.008

yang lebih kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,000 < 0,05). Maka dengan hasil tersebut

dapat diartikan bahwa supervisi memiliki hubungan yang signifikan (nyata/bermakna)

terhadap kinerja perawat. Dari hasil uji Korelasi Pearson dapat dilihat bahwa jika tingkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


supervisi seorang perawat meningkat maka kinerja yang dimilikinya juga akan semakin

meningkat, begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat supervisi yang dimiliki perawat

maka kinerjanya juga akan semakin menurun.

Secara teoritis, supervisi adalah praktik pembinaan, pengarahan, pendampingan,

pelatihan dan penilaian/pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung dari

seseorang/kelompok orang melalui proses pencapaian target pribadi/kelompok. Comstock

mendefinisikan supervisi sebagai tindakan mengawasi atau mengarahkan penyelesaian

pekerjaan (Sarwono, 2011). Supervisi dikenal juga dalam bahasa asing sebagai coaching.

Dalam Performance Coaching, Metode Baru Mendongkrak Kinerja Karyawan

(Wilson, 2011) terdapat beberapa definisi dari coaching, yang dapat diringkas sebagai

proses pembelajaran, pengembangan seseorang/sekelompok orang, secara sistematis dengan

menggunakan tehnik tertentu, dengan tujuan untuk meningkatkan dan memaksimalkan

kinerja.

Berdasarkan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa supervisi memiliki

hubungan terhadap kinerja seseorang. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini bahwa supervisi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja perawat

di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

5.7 Hubungan Insentif Dengan Kinerja Perawat

Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000

yang lebih kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,000 < 0,05). Maka dengan hasil tersebut

dapat diartikan bahwa insentif memiliki hubungan yang signifikan (nyata/bermakna)

terhadap kinerja perawat. Dari hasil uji Korelasi Pearson dapat dilihat bahwa jika tingkat

insentif yang diterima seorang perawat ditingkatkan maka kinerja yang dimilikinya juga

akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat insentif yang

diterima perawat maka kinerjanya juga akan semakin menurun karena hal tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Secara teoritis, menurut Marwansyah (2012) insentif merupakan seluruh

kompensasi yang diterima oleh pegawai berupa kompensasi finansial (remunerasi) dan

kompensasi non finansial (promosi, mutasi, pujian, penghargaan). Insentif dapat digunakan

sebagai alat untuk memotivasi para karyawan guna mewujudkan tujuan organisasi, karena

insentif merupakan pendekatan kompensasi dengan memberi imbalan atas hasil kerja

tertentu yang telah dicapai karyawan.

Davis dan Werther (Marwansyah, 2012) mengelompokkan kompensasi kedalam dua

bentuk umum, yaitu kompensasi langsung (terdiri atas gaji dan upah pokok, insentif dan bagi

hasil) dan kompensasi tidak langsung (berbentuk program kesejahteraan dan pelayanan).

Sehingga dengan adanya insentif yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya akan

mendorong karyawan untuk memperbaiki kinerja dan kualitas kerja yang dilaksanakannya.

Berdasarkan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa insentif memiliki

hubungan terhadap kinerja seseorang. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini bahwa insentif memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja perawat di

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

5.8 Hubungan Motivasi (Tanggung Jawab, Kondisi Kerja, Supervisi dan Insentif)

Terhadap Kinerja Perawat

Motivasi kerja berhubungan dengan kinerja atau prestasi kerja karena apabila

motivasi kerja seseorang rendah maka kinerjanya pun akan tidak optimal. Motivasi kerja

berkaitan dengan kemauan atau dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Aspek

motivasi kerja seseorang terkait erat dengan kebutuhan yang mendasari seseorang untuk

bekerja seperti kebutuhan akan berprestasi (kinerja), penghargaan, rasa tanggung jawab,

keinginan untuk tumbuh dan berkembang dan pekerjaan itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Tjahjono dan Gunarsih (2006) hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel motivasi secara individual berpengaruh secara signifikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terhadap kinerja pegawai. Sihotang (2007) meneliti tentang hubungan motivasi dengan

kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Dolok sanggul dalam memberikan pelayanan kepada

pasien. Berdasarkan data deskriptif penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi perawat

dalam kategori baik dan lebih banyak yang menyatakan bahwa dengan peningkatan motivasi

akan meningkatkan kinerja perawat. Selain itu Badi’ah (2008) juga menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara motivasi yang digambarkan dengan motivasi internal dan

motivasi eksternal terhadap kinerja perawat.

Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa motivasi yang diukur dengan tanggung

jawab, kondisi kerja, supervisi dan insentif memiliki hubungan yang signifikan terhadap

kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Hasil penelitian ini didukung

oleh hasil penelitian Tjahjono dan Gunarsih (2006), Sihotang (2007) dan Badi’ah (2008)

yang menyatakan bahwa motivasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja

seseorang terhadap perusahaan/organisasi tempat ia bekerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 68 responden

yang merupakan perawat di Rumah Sakit Bina Kasih Medan,dapat disimpulkan:

1. Motivasi kerja perawat pada ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medansecara umum termasuk dalam kategori yang baik jika

ditinjau dari tanggung jawab, kondisi kerja, supervisi dan insentif.

2. Kinerja perawat pada ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bina Kasih

Medan secara umum termasuk dalam kategori yang baik.

3. Motivasi yang digambarkan dengan tanggung jawab, kondisi kerja,

supervisi dan insentif memiliki hubungan yang nyata atau signifikan

terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan.

6.2 Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan yang duperoleh pada bagian

sebelumnya, maka hal-hal sebagai berikut perlu diperhatikan sebagai saran dalam

penelitian ini:

1. Kepala bidang keperawatan agar lebih memperhatikan motivasi kerja

perawat yang digambarkan dengan tanggung jawab, kondisi kerja,

supervisi dan insentif. Salah satunya dengan memberikan seminar secara

rutin dan berkesinambungan, pelatihan dalam bidang keperawatan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


memperbaiki lingkungan kerja perawat dan menciptakan suasanya yang

nyaman dan aman kepada perawat.

2. RSU Bina Kasih perlu untuk melakukan penilaian-penilaian kembali

untuk memastikan kinerja perawat yang dimiliki, karena kinerja perawat

merupakan hal yang dapat mempengaruhi kinerja rumah sakit itu sendiri.

3. Rumah Sakit Umum Bina Kasih perlu meningkatkan Motivasi sesuai

standar pelayanan yang berlaku dan melakukan metode pelatihan kerja.

karena Motivasi mampu menumbuhkan semangat dan kinerja dalam

melakukan pekerjaanya. Karena berdasarkan hasil penelitian ini

ditemukan fakta bahwa motivasi kerja perawat memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih

Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dan Rahma. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aditama, T.Y. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi ke dua.
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Akhmad. S. 2008. Teori-Teori Motivasi ,http://akhmadsudrajat.wordpress.com
(aksestanggal 2 September 2017).

Alex. S. Nitisemito. 2008. Manajemen Personalia, Edisi kedua. Ghalia indonesia

Anoraga, Pandji. 2005 Manajemen Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.

Badi’ah. 2008. Hubungan Motivasi Perawat dengan Kinerja Perawat di


Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati
Bantul Tahun 2008. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 12 : 74 –
82.

Budiono, S. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:Bumi Medika.

Dessler Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :Edisi


Kesepuluh. Jilid Dua PT Indeks.

Hadriyana. 2007. Hubungan faktor-faktor motivasi kinerja perawat dalam


melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit
Umum H.A Sultan Daengradja Kabupaten Bulukumba. Skripsi.
Makassar: Universitas Hasanuddin.

Hasibuan, M. 2005. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan


Produktivitas miAksara, Jakarta.
Hendrarni, W. 2008. “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Asuhan
Keperawatan Dalam Pengkajian dan Implementasi Perawat
Pelaksana Di Rumah Sakit Bhayangkara Medan Tahun 2008”.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Hidayat, A. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika,


Jakarta.

Hawari. 2012. Guru Yang Berkarakter Kuat, Jogjakarta : Laksana

Ishak, dan Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. Penerbit: Grasindo. Jakarta.

Keputusan Menteri Republik Indonesia tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian


Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas. Jakarta.

67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Mangkunegara, A. P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
PT. RemajaRosdakarya, Bandung.

,2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

,2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya
Marwansyah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan


Karakter. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.

Nursalam. 2009. Manajemen: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional, Edisi Kedua. Salemba Medika, Jakarta.

,2011. Manajemen Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Praditiningtyas, D. 2007, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi


Kerja Dan Kepuasan Kerja Pada Pekerja Berketerampilan Rendah
Atau Terbatas”,Media Riset Bisnis Dan Manajemen
Rohayati. 2003. Faktor yang BerhubungandenganKinerjaPerawat di RSUD
KabupatenSidrap. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Sarwono, Aris. 2011. Analisis Pengaruh Tindakan Supervisi Terhadap


Kepuasan Auditor Pemula : Studi empiris pada Auditor Eksternal
dan Auditor Internal di Indonesia. Tesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro. Semarang.

Sedarmayanti. 2011. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta:


Bumi Aksara.

Sihotang, A. 2007, ManajemenSumberDayaManusia, Cetakan Pertama, PT


Pradnya Paramitha, Jakarta.

Siregar, M. 2008. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di


Ruang RawatInap RSUD Swadana Tarutung Tapanuli Utara, Tesis.
Sekolah Pascasarjana USU, Medan.
Suarli dan Bahtiar. 2009. Manajemen Keperawatan: Dengan pendekatan
Praktis, Erlangga, Jakarta.

,2010. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan


Praktis. Jakarta: Erlangga

68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Subanegara, H.P. 2005. Diamond Head Drill dan Kepemimpinan Dalam
Manajemen Rumah Sakit, Penerbit Andi, Yogjakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Alfabeta,


Bandung.

Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, CAPS (Center


forAcademic Publishing Service), Yogyakarta.
Tjahjono, dan Gunarsih. 2006. Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Lingkungan Dinas Bina
Marga Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol II,
Jakarta.

Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta.

Warsito. 2010.Pendidikan Karakter dan Karakter Bangsa, http://dikpora-


ds.org
Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja, Rajawali Pres, Jakarta.

Wilson, C. 2011. Developing A Coaching Culture, Industrial and Commercial


Training, Vol. 43

69

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KUESIONER PENELITIAN

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Usia anda saat ini : a. < 25 Tahun b. 25-35 Tahun c. 36-45 Tahun

d. 46-55 Tahun e. > 55 Tahun

3. Pendidikan terakhir : ( ) Sarjana ( ) DIII ( ) SPK

4. Status perkawinan : ( ) Kawin ( ) Belum kawin

5. Masa kerja :

6. Bertugas di Ruang :

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon Memberi Tanda checklist (√ ) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap

paling sesuai dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.

2. Partisipasi anda sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran penelitian ini

3. Keterangan alternatif jawaban dan skor:

a. Untuk alternatif jawaban Sering bernilai skor 3.

b. Untuk alternatif jawaban Jarang bernilai skor 2.

c. Untuk alternatif jawaban Tidak Pernah bernilai skor 1.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MOTIVASI

No Item Pernyataan Sering Jarang Tidak


Pernah
A. Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan


1
saya bekerja dengan penuh tanggung jawab

2 Saya selalu menyusun jadwal dan jenis


pekerjaan yang akan menjadi tugas saya
Saya selalu melaksanakan asuhan
3 keperawatan tepat waktu sesuai kebutuhan
pasien
Setiap tugas yang telah dibuat dan
4
ditetapkan oleh atasan saya melakukan
dengan baik
5 Saya selalu hadir tepat waktu

B. Kondisi Kerja

kondisi kerja yang nyaman membuat anda


6
melakukan asuhan keperawatan dengan baik
Kondisi kerja dengan fasilitas yang tersedia
membuat anda melakukan asuhan
7
keperawatan dengan baik

8 Ruangan tempat saya bekerja bersih dan


rapi
Lingkungan sekitar membuat anda tenang
9
dan produktif dalam bekerja
C. Supervisi

Terjalin hubungan yang baik antara perawat


10
dengan atasan
Atasan saya selalu memberikan pujian dan
11
dukungan atas hasil kerja saya yang baik
12 Atasan memberikan kesempatan kepada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


perawat untuk mendiskusikan masalah
dalam pekerjaan
Atasan saya selalu mendengarkan dengan
baik pendapat/keluhan dalam melaksanakan
13
pekerjaan
Atasan saya selalu memberikan penjelasan
tentang perkembangan/info terbaru tentang
14
asuhan keperawatan
Atasan saya selalu membantu dan
memberikan solusi atau keputusan yang
15
baik dan bijak

D.Insentif

16 Pemberian insentif secara adil sesuai dengan


prestasi kerja perawat
17 Pemberian insentif sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
18 Saya termotivasi untuk bekerja dengan
adanya pemberian insentif
19 Saya menerima insentif waktu
melaksanakan tugas dengan baik
Saya merasa puas atas insentif yang
20
diberikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KINERJA PERAWAT

No Item Pernyataan Sering Jarang Tidak


Pernah
Saya mengumpulkan dan
1 mengelompokkan data biopsiko, sosial,
spiritual tentang data pasien
Saya mencatat data yang dikasi sesuai
2 dengan pedoman tentang pengkajian data
pasien
Saya melakukan anamnesa, biodata pasien,
keluhan utama untuk dikonfirmasikan
3
kepada ketua tim keperawatan sebagai
penanggung jawab pasien
Saya melakukan anamnesa, biodata pasien,
keluhan utama dengan pengamatan,
4
wawancara, dan pemeriksaan fisik tentang
data pasien
Saya melakukan analisis, interprestasi data,
5 identifikasi masalah pasien yang saya
tangani untuk semua pasien
Saya melakukan analisis, interprestasi data,
identifikasi masalah pasien berdasarkan
6
masalah yang telah dirumuskan untuk setiap
pasien
Saya mendiagnosa masalah yang mengacu
7 pada pengelompokan diagnosis keperawatan
untuk setiap pasien
Saya membuat diagnosis keperawatan
8 berdasarkan prioritas gejala-gejala yang
dominan untuk pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Saya bersama tim merencanakan tindakan
keperawatan dengan tujuan khusus
9
berdasarkan aspek kognitif, perilaku dan
afektif kepada pasien
Saya bersama tim membuat penyelesaian
masalah keperawatan berdasarkan
10
diagnosis yang telah ditetapkan kepada
pasien
Saya bersama tim melibatkan keluarga
11 pasien dalam rencana tindakan
keperawatan kepada pasien
Bekerja sama dengan tim perawat lain
12 dalam membuat rencana tindakan untuk
pasien
Melatih tentang cara-cara perawatan
kebersihan diri secara mandiri, makan,
13
berdandan (pada wanita) yang kurang
perawatan diri pada seluruh pasien
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
14 cara-cara merawat pasien kepada keluarga
pasien
Mengajari tentang manfaat obat-obatan,
15 waktu makan obat dan cara makan obat
kepada pasien
Berperan serta dalam melaksanakan terapi
16
aktivitas kelompok kepada pasien
Mengevaluasi keadaan seluruh pasien
17 setelah diberikan tindakan asuhan
keperawatan
18 Mengevaluasi keadaan dan kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pasien saat mendapat perawatan
Membuat rencana lanjutan jika hasil
19 tindakan asuhan keperawatan tidak
memuaskan
Memberikan penguatan pada pasien-pasien
20
sehingga mengalami perubahan positif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


P1P2P3 P4 P5 P6 P7 P8P9P10P11P12P13P14P15P16P17P18P19P20 TotalKode P1 P2 P3 P4 P5 TotalKodeP1P2P3 P4 Total Kode
3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 51 1 3 2 2 2 2 8 2 3 3 3 3 12 1
3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 49 1 3 3 3 2 3 11 1 3 3 3 3 12 1
3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 51 1 1 2 2 1 2 7 3 3 3 3 3 12 1
2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 54 1 3 3 3 3 3 12 1 3 3 2 3 11 1
2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 50 1 2 3 2 1 3 9 2 2 3 3 3 11 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 56 1 2 3 3 3 3 12 1 3 3 3 3 12 1
2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 2 2 46 2 2 3 2 2 2 9 2 3 3 3 3 12 1
2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 52 1 2 2 2 2 3 9 2 3 3 3 3 12 1
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 1 2 3 3 3 3 12 1 3 3 3 3 12 1
2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 33 3 3 2 3 3 3 11 1 3 3 3 1 10 1
3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 47 2 2 2 3 2 2 9 2 3 2 3 3 11 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57 1 2 3 3 3 3 12 1 3 3 3 1 10 1
2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 51 1 3 3 3 3 3 12 1 3 3 3 1 10 1
2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 51 1 2 3 3 2 1 9 2 3 3 3 1 10 1
2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 47 2 3 2 3 3 3 11 1 3 3 3 1 10 1
2 1 1 3 1 1 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 33 3 3 1 3 3 1 8 2 2 3 2 3 10 1
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 57 1 2 3 3 3 3 12 1 3 3 3 2 11 1
2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 1 3 1 3 3 3 10 1 2 3 3 3 11 1
1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 55 1 3 3 3 3 3 12 1 3 3 3 3 12 1
1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 54 1 1 3 3 3 3 12 1 3 3 3 1 10 1
3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 54 1 3 2 2 2 2 8 2 3 2 3 3 11 1
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 56 1 3 2 2 2 2 8 2 3 3 3 3 12 1
3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 56 1 2 3 3 3 3 12 1 2 3 2 3 10 1
3 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 46 2 2 1 1 1 2 5 3 2 3 3 3 11 1
2 3 2 3 1 3 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 43 2 3 2 3 3 3 11 1 3 3 3 3 12 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 55 1 2 2 3 2 2 9 2 2 3 3 3 11 1
1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 3 32 3 3 3 3 3 3 12 1 2 3 3 3 11 1
3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 52 1 3 3 3 3 3 12 1 2 3 3 2 10 1
3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 1 3 2 2 1 2 2 2 3 43 2 3 3 3 3 3 12 1 2 2 3 3 10 1
2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 46 2 3 2 2 2 2 8 2 2 1 2 1 6 3
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 46 2 3 2 2 2 2 8 2 2 3 3 3 11 1
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 57 1 3 2 2 2 2 8 2 2 2 2 3 9 2
3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 48 1 2 3 3 3 3 12 1 3 3 3 3 12 1
2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 46 2 2 2 3 2 2 9 2 3 3 3 3 12 1
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 57 1 3 3 3 3 3 12 1 3 3 3 3 12 1
2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47 2 2 3 2 2 2 9 2 3 3 2 3 11 1
3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 47 2 3 2 2 2 2 8 2 2 2 3 3 10 1
2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 46 2 2 2 2 3 3 10 1 3 3 2 1 9 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 57 1 3 2 3 3 3 11 1 3 2 3 3 11 1
2 2 3 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 30 3 1 1 1 1 2 5 3 3 2 2 2 9 2
2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 33 3 1 1 2 1 1 5 3 1 1 2 2 6 3
2 3 1 1 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 3 42 2 3 3 3 3 3 12 1 2 2 3 3 10 1
3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 54 1 2 2 3 3 2 10 1 3 3 2 3 11 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 1 2 29 3 2 2 2 1 1 6 3 2 1 1 1 5 3
3 2 1 3 1 3 2 2 2 3 3 1 3 2 2 3 2 2 2 3 45 2 2 2 3 3 3 11 1 3 3 3 1 10 1
3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 42 2 2 3 3 3 2 11 1 3 2 2 2 9 2
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 54 1 2 2 2 3 2 9 2 2 2 3 3 10 1
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 42 2 2 2 2 2 2 8 2 3 2 2 1 8 2
2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 47 2 2 2 3 3 3 11 1 2 3 3 3 11 1
2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 47 2 3 3 3 3 3 12 1 2 3 2 3 10 1
1 1 1 2 1 3 3 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 3 1 2 1 1 2 6 3 1 1 1 1 4 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 56 1 2 3 3 2 3 11 1 3 3 1 3 10 1
3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 54 1 3 2 2 3 3 10 1 3 3 1 3 10 1
2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 50 1 2 2 2 2 3 9 2 3 2 1 2 8 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 43 2 2 2 2 3 2 9 2 3 2 2 2 9 2
3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 55 1 3 3 2 3 3 11 1 3 3 2 3 11 1
2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 50 1 2 2 3 2 2 9 2 3 2 2 3 10 1
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 56 1 3 3 3 3 3 12 1 2 3 2 3 10 1
2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 47 2 2 2 3 2 2 9 2 2 2 3 3 10 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 59 1 3 2 3 3 3 11 1 3 3 3 2 11 1
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 1 3 3 3 3 3 12 1 2 3 3 3 11 1
3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 54 1 3 3 3 3 3 12 1 3 3 2 2 10 1
2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 52 1 2 3 2 2 2 9 2 3 3 2 3 11 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 1 3 2 3 2 3 10 1 3 3 3 3 12 1
2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 47 2 2 2 2 3 2 9 2 3 3 2 2 10 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 59 1 3 3 3 3 3 12 1 3 3 3 2 11 1
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 56 1 3 3 2 3 3 11 1 3 2 3 2 10 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 58 1 3 3 2 3 3 11 1 3 3 2 3 11 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


P1P2P3P4P5 P6 Total Kode P1 P2 P3 P4 P5 Total Kode x1 x2 x3 x4 y 58 23 1 5 7.35
2 3 2 3 3 3 16 1 2 2 3 3 2 12 1 2 1 1 1 1 < 25 Tahun 17 25.00 48 25 1 61 89.7
3 3 3 3 3 3 18 1 2 2 3 2 2 11 2 1 1 1 2 1 25 - 35 Tahun 31 45.59 16 26 1 2 2.94
3 3 3 3 3 2 17 1 3 3 2 3 2 13 1 3 1 1 1 1 36 - 45 Tahun 15 22.06 2 27 1
3 2 3 3 3 3 17 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 1 46 - 55 Tahun 3 4.41 1 28 1
3 2 3 1 1 3 13 2 3 3 3 2 2 13 1 2 1 2 1 1 > 55 Tahun 2 2.94 8 22 2
3 3 3 3 3 2 17 1 3 3 3 3 2 14 1 1 1 1 1 1 68 100 25 22 2
2 2 3 3 1 3 14 2 2 2 1 1 1 7 3 2 1 2 3 2 26 22 2
2 2 3 3 3 3 16 1 2 3 3 3 2 13 1 2 1 1 1 1 34 22 2 5 7.35
3 3 3 3 3 2 17 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 1 35 22 2 63 92.7
3 3 3 3 3 3 18 1 2 3 2 2 2 11 2 1 1 1 2 3 Sarjana 29 42.65 9 23 2
2 1 2 1 1 1 8 3 3 3 3 3 2 14 1 2 1 3 1 2 DIII 37 54.41 10 23 2
3 3 3 2 2 2 15 1 3 3 3 3 2 14 1 1 1 1 1 1 SPK 2 2.94 19 23 2
2 2 2 3 3 3 15 1 2 2 3 3 3 13 1 1 1 1 1 1 68 100 24 23 2
2 2 3 2 2 2 13 2 2 2 2 1 1 8 3 2 1 2 3 1 33 23 2
3 3 3 3 2 2 16 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 2 37 23 2
3 2 3 3 2 3 16 1 3 3 3 3 3 15 1 2 1 1 1 3 41 23 2
2 3 3 3 3 3 17 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 1 < 5 tahun 40 58.82 50 23 2
3 3 3 2 3 3 17 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 1 > 5 tahun 28 41.18 51 23 2
2 3 3 3 3 3 17 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 1 68 52 23 2
2 3 3 3 3 2 16 1 3 3 3 2 2 13 1 1 1 1 1 1 53 23 2
3 3 3 3 3 2 17 1 3 3 3 2 2 13 1 2 1 1 1 1 63 23 2
3 3 3 3 3 3 18 1 2 3 2 3 3 13 1 2 1 1 1 1 66 23 2
3 3 3 3 3 3 18 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 1 67 23 2
3 3 2 3 3 3 17 1 3 3 3 2 2 13 1 3 1 1 1 2 6 24 2
1 2 2 1 1 1 8 3 3 3 2 2 3 13 1 1 1 3 1 2 7 24 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2 3 3 2 3 3 16 1 2 3 3 3 3 14 1 2 1 1 1 1 14 24 2
3 3 3 3 3 3 18 1 3 3 2 3 3 14 1 1 1 3 1 1 17 24 2
3 1 1 1 1 1 8 3 3 3 2 1 3 12 1 1 1 1 2 2 28 24 2
1 3 3 3 3 3 16 1 2 2 3 1 3 11 2 1 3 1 1 2 29 24 2
3 3 2 2 3 2 15 1 3 3 2 3 3 14 1 2 1 1 2 2 31 24 2
3 3 2 2 2 3 15 1 2 3 2 2 2 11 2 2 2 1 2 2 32 24 2
3 3 2 2 2 2 14 2 3 3 2 3 3 14 1 2 1 2 1 1 36 24 2
2 3 3 2 2 3 15 1 3 2 2 2 2 11 2 1 1 1 2 1 39 24 2
3 2 3 2 2 2 14 2 3 2 3 2 3 13 1 2 1 2 1 2 40 24 2
3 3 2 2 1 2 13 2 3 3 3 3 3 15 1 1 1 2 1 1 42 24 2
2 2 2 3 2 3 14 2 3 3 3 2 3 14 1 2 1 2 1 2 44 24 2
3 3 2 2 2 1 13 2 3 3 3 3 3 15 1 2 2 2 1 2 49 24 2
1 2 3 3 3 2 14 2 2 2 3 3 2 12 1 1 1 2 1 2 54 24 2
3 3 1 2 2 3 14 2 3 3 3 3 2 14 1 1 2 2 1 1 55 24 2
2 1 2 2 1 1 9 3 1 1 1 2 2 7 3 3 3 3 3 3 59 24 2
3 1 2 2 1 1 10 3 1 2 1 1 2 7 3 3 1 3 3 3 60 24 2
3 3 2 3 2 3 16 1 2 3 2 2 3 12 1 1 1 1 1 2 61 24 2
3 3 2 2 2 1 13 2 2 3 2 2 3 12 1 1 3 2 1 1 62 24 2
2 3 2 2 2 2 13 2 2 2 1 1 2 8 3 3 1 2 3 3 64 24 2
3 3 2 2 2 3 15 1 2 3 2 3 3 13 1 1 1 1 1 2 65 24 2
3 3 2 2 2 2 14 2 2 2 2 2 3 11 2 1 2 2 2 2 68 24 2
3 3 1 1 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 1 2 2 2 1 1 4 25 2
2 3 2 2 3 3 15 1 3 3 2 2 2 12 1 2 1 1 1 2 5 25 2
1 1 3 3 3 3 14 2 3 3 2 2 2 12 1 1 1 2 1 2 11 25 2
1 2 3 2 3 3 14 2 2 2 2 2 2 10 2 1 3 2 2 2 12 25 2
1 1 1 2 2 2 9 3 2 1 1 2 1 7 3 3 1 3 3 3 15 25 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3 3 1 1 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 1 1 1 2 1 1 18 25 2 55 58.8
1 3 2 3 3 3 15 1 3 2 3 3 2 13 1 1 2 1 1 1 22 25 2 13 41.2
1 1 3 3 3 3 14 2 2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 1 27 25 2
3 3 3 3 1 2 15 1 2 2 2 2 2 10 2 2 1 1 2 2 30 25 2
3 3 3 3 3 3 18 1 2 2 2 3 3 12 1 1 1 1 1 1 38 25 2
1 1 3 3 3 2 13 1 3 3 3 2 2 13 1 2 1 1 1 1 43 25 2
3 3 1 3 1 3 14 2 3 3 3 3 3 15 1 1 1 2 1 1 46 25 2
1 3 3 3 3 3 16 1 2 3 2 2 2 11 2 2 1 1 2 2 56 25 2
3 3 3 3 3 3 18 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 1 57 25 2
3 3 3 3 3 3 18 1 3 2 3 3 3 14 1 1 1 1 1 1 13 26 2
1 3 3 3 3 3 16 1 3 3 2 3 3 14 1 1 1 1 1 1 45 26 2
1 1 3 2 3 2 12 2 3 3 3 3 3 15 1 2 1 2 1 1 21 27 2
3 3 3 3 3 2 17 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 1 20 28 2
1 1 3 3 3 2 13 2 3 3 2 2 2 12 1 2 1 2 1 2 47 29 2
3 3 3 3 3 2 17 1 3 3 3 3 3 15 1 1 1 1 1 1 3 30 2
3 3 1 3 2 2 14 2 3 3 3 3 3 15 1 1 1 2 1 1 23 30 2
3 3 3 3 3 3 18 1 3 3 3 2 2 13 1 1 1 1 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Hasil Analisis Univariat


Statistics

Tanggung
Jawab Kondisi Kerja Supervisi Insentif Kinerja Perawat

N Valid 68 68 68 68 68

Missing 0 0 0 0 0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 24 Tahun 20 29,4 29,4 29,4

24 Tahun - 29 Tahun 46 67,6 67,6 97,1

> 29 Tahun 2 2,9 2,9 100,0

Total 68 100,0 100,0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid D3 54 79,4 79,4 79,4

S1 14 20,6 20,6 100,0

Total 68 100,0 100,0

Status Perkawinan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Belum Menikah 56 82,4 82,4 82,4

Menikah 12 17,6 17,6 100,0

Total 68 100,0 100,0

Masa Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

Valid < 1 Tahun 36 52,9 52,9 52,9

1 Tahun - 3 Tahun 24 35,3 35,3 88,2

> 3 Tahun 8 11,8 11,8 100,0

Total 68 100,0 100,0

Ruang Tugas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mawar 20 29,4 29,4 29,4

Nuri 22 32,4 32,4 61,8

Melatih 16 23,5 23,5 85,3

Cendrawasih 10 14,7 14,7 100,0

Total 68 100,0 100,0

Tanggung Jawab

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 38 55.9 55.9 55.9

Sedang 24 35.3 35.3 91.2

Buruk 6 8.8 8.8 100.0

Total 68 100.0 100.0

Kondisi Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 57 83.8 83.8 83.8

Sedang 7 10.3 10.3 94.1

Buruk 4 5.9 5.9 100.0

Total 68 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

Supervisi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 40 58.8 58.8 58.8

Sedang 22 32.4 32.4 91.2

Buruk 6 8.8 8.8 100.0

Total 68 100.0 100.0

Insentif

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 52 76.5 76.5 76.5

Sedang 10 14.7 14.7 91.2

Buruk 6 8.8 8.8 100.0

Total 68 100.0 100.0

Kinerja Perawat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 40 58.8 58.8 58.8

Sedang 21 30.9 30.9 89.7

Buruk 7 10.3 10.3 100.0

Total 68 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Hasil Analisis Bivariat

Correlations

Tanggung
Jawab Kinerja Perawat
**
Tanggung Jawab Pearson Correlation 1 ,416

Sig. (2-tailed) ,000

N 68 68
**
Kinerja Perawat Pearson Correlation ,416 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 68 68

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Kondisi Kerja Kinerja Perawat


**
Kondisi Kerja Pearson Correlation 1 ,497

Sig. (2-tailed) ,000

N 68 68
**
Kinerja Perawat Pearson Correlation ,497 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 68 68

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Supervisi Kinerja Perawat


**
Supervisi Pearson Correlation 1 ,317

Sig. (2-tailed) ,008

N 68 68
**
Kinerja Perawat Pearson Correlation ,317 1

Sig. (2-tailed) ,008

N 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

Correlations

Insentif Kinerja Perawat


**
Insentif Pearson Correlation 1 ,509

Sig. (2-tailed) ,000

N 68 68
**
Kinerja Perawat Pearson Correlation ,509 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 68 68

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai