Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR

3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan gerakan benda pada gerak lurus
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya
massa dan percepatan dalam gerak lurus

1
C. INDIKATOR

Dengan diskusi dan informasi melalui proses pembelajaran yang dilakukan, diharapkan: a)
Bertambahnya pengetahuan siswa melalui pengelolaan proses kognitifnya; b) berkembangnya sikap/
karakter spritual, dan sosial siswa ; c) berkembangnya keterampilan kerja ilmiah siswa, dan melalui
indikator siswa dapat :

3.4.1 Menjelaskan bunyi hukum I Newton


3.4.2 Menguraikan gaya gaya yang ada pada suatu benda
3.4.3 Memformulasikan gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda
3.4.4 Menjelaskan bunyi hukum II Newton
3.4.5 Menjelaskan penyebab suatu benda dapat bergerak
3.4.6 Menggambar gaya berat ,gaya normal, dan gaya tegang tali
3.4.7 Menjelaskan bunyi hukum III Newton
3.4.8 Menghitung besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda ketika bergerak
3.4.9 Menjelaskan aplikasi hukum Newton pada kehidupan sehari-hari

2
PETA KONSEP

HUKUM I
NEWTON
FORMULASI HUKUM- HUKUM II
HUKUM NEWTON NEWTON
HUKUM III
NEWTON

GAYA BERAT

GAYA
NORMAL

JENIS-JENIS GAYA GESEK


HUKUM NEWTON GAYA
TENTANG GERAK
GAYA TEGANGAN
TALI

GAYA
SENTRIPETAL

PENERAPAN HUKUM
NEWTON DALAM GERAK
BENDA
PENERAPAN HUKUM NEWTON
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI

3
BAB II

MATERI PELAJARAN

A. FORMULASI HUKUM-HUKUM NEWTON


1. Hukum I Newton

Ilmuan terkenal Aristoteles , membagi gerak menjadi dua, yaitu gerak alami dan gerak
paksa. Dia menyatakan bahwa gerak alami tidak disebabkan oleh gaya. Gerak alami pada bumi
dipikirkan olehnya sebagai gerak ke atas atau ke bawah. Setiap benda akan mencari keadaan
alaminya,seperti batu besar (benda berat) menuju tanah dan asap (benda ringan) bergerak ke atas
di udara. Dia menyatakan bahwa gerak melingkar adalah gerak alami karena tidak berawal dan
tidak berakhir. Planet planet dan bintang bintang yang bergerak dalam lingkaran (termasuk gerak
alami) tidak disebabkan oleh gaya. Pendapat Aristoteles ini salah, sebab gerak melingkar
disebabkan oleh gaya, yaitu gaya sentripetal.

Sementara itu, gerak paksa selalu disebabkan oleh gaya, seperti dorongan dan tarikan.
Gerak paksa selalu disebabkan oleh gaya luar yang bekerja pada suatu benda. Jika pada suatu
benda yang bergerak tidak bekerja gaya luar, suatu saat benda tersebut akan kembali ke keadaan
alaminya,yaitu diam. Benda tidak mungkin mempertahankan geraknya oleh dirinya sendiri.

Galileo adalah orang yang pertama kali menguji pernyataan dari Aristoteles. Dia
membuat suatu lintasan lengkung yang cukup licin. Kemudian dia menjatuhkan sebuah bola
pada lintasan lengkung tersebut. Dia mengamati bola bergerak dapat turun dan mendaki
lengkungannya kanan sampai hamper sama dengan ketingian semula. Perhatikan gambar 5. Apa
yang terjadi jika lintasan diperkecil? Ternyata untuk mencapai ketinggiannya semula, bola akan
menempuh jarak yang lebih jauh. Bagaimana jika lintasan kanan dibuat datar? Ternyata, bola
menempuh jarak yang sangat jauh dengan kelajuan yang tidak berubah. Mengapa pada lintasan
mendapat bola akhirnya berhenti? Galileo menyatakan bahwa bola diperlambat kelajuannya
sampai akhirnya berhenti oleh gaya hambat yang mana gaya hambat ini disebabkan oleh gaya
gesekan. Ia kemudian menyimpulkan bahwa jika gesekan angin dan gesekan antarpermukaan
dapat ditiadakan, kelajuan tetap benda pada lintasan lurus dapat terus dipertahankan kelajuan
tetap benda pada lintasan lurus dapat dipertahankan tanpa memerlukan gaya dari luar.

4
Pengamatan dan kesimpulan Galileo dipelajari ulang oleh Isaac Newton, sampai ia
berhasil menyatakan hukum pertamanya tentang kaitan gaya dan gerak yang disebut Hukum I
Newton.

Yang dimana bunyi hukum I Newton:

“Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol ,benda yang mula mula diam akan terus
diam ,sedangkan benda yang mula mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap”.

Secara matematis, hukum I Newton dinyatakan sebagai berikut:

∑F = 0 (1-1)

(untuk benda diam dan benda bergerak lurus beraturan)

Hukum I Newton juga menggambarkan bahwa suatu benda akan cendrung mempertahankan
keadaan diam atau keadaan bergeraknya. Sifat benda yang cendrung mempertahankan geraknya
(diam atau bergerak ) inilah yang sebut sebagai kelembaman atau inersia (kemalasan). Oleh
karena itu hukum I newton disebut sebagai hukum kelembaman atau hukum inersia. Ukuran
kuantitas kelembaman suatu benda adalah massa. Setiap benda memiliki tingkat kelembaman
yang berbeda-beda. Makin besar massa suatu benda, makin besar kelembamannya. Saat
mengendarai sepeda motor Anda bisa langsung memperoleh kelajuan besar dalam waktu singkat.
Namun, saat Anda naik kereta, tentu memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai

5
kelajuan yang besar. Hal itu terjadi karena kereta api memiliki massa yang jauh lebih besar
daripada massa sepeda motor.

2. Hukum II Newton

Hukum I Newton berkaitan dengan gerak suatu benda ketika resultan gaya yang bekerja pada
benda sama dengan nol (Σ𝐅 = 0). Pada keadaan seperti ini, kecepatan benda adalah tetap atau
benda tidak mengalami percepatan atau percepatannya nol.

Bagaimana jika pada benda bekerja sebuah gaya saja atau beberapa gaya yang resultannya
tidak nol? Pada keadaan ini ternyata kecepatan benda selalu berubah. Kita katakan bahwa benda
mengalami percepatan.

Misalkan Anda mendorong sebuah kotak di atas lantai licin (gaya gesek diabaikan) dengan
gaya F, ternyata dihasilkan percepatan sebesar a. Saat gaya dorong terhadap kotak Anda perbesar
menjadi dua kali semula (2F), ternyata percepatan yang dihasilkan juga dua kali semula (2a).
Ketika gaya dorong Anda tingkatkan menjadi tiga kali semula (3F), ternyata percepatan yang
dihasilkan juga menjadi tiga kali semula (3a). Jadi, dapat disimpulkan bahwa percepatan
berbanding lurus dengan besarnya resultan gaya yang bekerja pada suatu benda (a ~ f).

Sekarang, taruhlah sebuah kotak (dengan massa sama) di atas kotak yang tadi Anda dorong
(massa kotak menjadi 2 kali semula (2m)). Ternyata dengan gaya F dihasilkan percepatan yang
besarnya setengah percepatan semula ( 12 a). Kemudian tambahkan lagi sebuah kotak (dengan
massa sama) di atas kotak yang tadi Anda dorong (massa menjadi 3 kali semula). Ternyata

6
dengan gaya F dihasilkan percepatan yang besarnya sepertiga percepatan semula ( 13 a). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa percepatan berbanding terbalik dengan massa benda.

Berdasarkan dua kesimpulan tersebut Newton menggabungkannya menjadi sebuah pernyataan,


yang dikenal dengan hukum II Newton. Hukum II Newton berbunyi sebagai berikut :

“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding
lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan
massa benda”.

Secara matematis, hukum II Newton dirumuskan sebagai berikut.

Hukum II Newton

∑F
a= atau ∑F = ma (1-2)
m

Dimana :

F = gaya, Satuannya (N)

m = massa, Satuannya (Kg)

a = Percepatan, Satuannya (m/s2)

7
Dalam hukum ini, Newton menyimpulkan sebagai berikut :

a) Percepatan benda yang disebabkan adanya resultan gaya pada benda dengan massa
berbanding langsung ( sebanding ) dengan besar resultan gaya. Makin besar gaya, makin
besar percepatan.
b) Percepatan benda yang disebabkan adanya resultan gaya pada benda berbanding terbalik
dengan massa benda. Makin besar massa, makin kecil percepatan.

3. Hukum III Newton

Perhatikan di atas. Berkerutnya muka atlet tersebut menunjukkan bahwa suatu kegiatan
dapat melibatkan gaya yang besar meskipun tidak ada gerak. Gaya yang dikeluarkan atlet untuk
mengangkat beban ke atas menyebabkan timbulnya gaya ke bawah. Gaya ke bawah tersebut
diteruskan ke lantai melalui tubuh atlet. Lantai yang mendapatkan gaya tekan, membalas dengan
menekan ke atas dengan gaya yang besarnya sama. Seandainya lantai memberikan gaya ke atas
lebih kecil daripada gaya yang diterimanya, maka si atlet akan terperosok melalui lantai tersebut.
Jika lantai memberikan gaya yang lebih besar daripada gaya yang diterimanya, maka atlet
tersebut akan terangkat ke udara.

Kejadian-kejadian seperti gambar di atas diperhatikan betul oleh Newton. Newton


menyatakan bahwa suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda selalu berasal dari benda lain.
Artinya, tidak ada gaya yang hanya melibatkan satu benda. Gaya yang hadir sedikitnya
membutuhkan dua benda yang saling berinteraksi. Pada interaksi ini gaya-gaya selalu

8
berpasangan. Jika A mengerjakan gaya pada B (aksi), maka B akan mengerjakan gaya pada A
(reaksi). Pasangan gaya inilah yang terkenal dengan pasangan aksi reaksi.

Hal tersebut tidak berarti bahwa aksi bekerja lebih dahulu baru timbul reaksi. Kedua gaya
ini terjadi bersamaan. Dengan demikian, tidak jadi masalah, gaya mana yang kita anggap sebagai
aksi dan gaya mana yang dianggap sebagai reaksi.

Hukum III Newton dapat dinyatakan sebagai berikut.

“Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B akan mengerjakan gaya pada A, yang besarnya
sama namun dengan arah yang berlawanan”.

Hukum ini kadang-kadang dinyatakan sebagai berikut.

“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar, tetapi berlawanan arah”.

Secara matematis, hukum III Newron dirumuskan sebagai berikut.

Hukum III Newton

Aksi = -Reaksi

FA = - FB Atau Faksi = - Freaksi (1-3)

Faksi = gaya yang bekerja pada benda

Freaksi = gaya yang bereaksi akibat gaya aksi

Penerapan hukum III Newton ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
contoh, ketika kita berjalan, telapak kaki kita mendorong tanah kebelakang (aksi). Sebagai
reaksi, tanah mendorong telapak kaki kita ke depan, sehingga kita berjalan kedepan.

Contoh lain, ketika seseorang mendayung perahu, pada waktu mengayunkan dayung,
pendayung mendorong air ke belakang ( aksi ). Sebagai reaksi, air memberi gaya pada dayung
kedepan sehingga perahu bergerak kedepan.

9
B. JENIS-JENIS GAYA
Baik hukum II dan hukum II Newton terdapat notasi ΣF, yang menyatakan resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda atau sistem benda. Resultan gaya adalah seuatu gaya tunggal
yang ekuivalen dengan semua gaya yang bekerja pada suatu benda atau sistem yang ditinjau.

Ada empat jenis gaya yang bisasa bekerja pada suatu benda, yaitu gaya berat, gaya normal,
gaya gesekan, dan gaya tegangan tali. Gaya berat dan gaya gesekan telah diperkenalkan saat
SMP.

1. Gaya Berat

Gaya berat sering disebut berat. Massa adalah ukuran banyaknya materi yang dikandung
oleh suatu benda atau massa adalah ukuran kelembaman (kemampuan mempertahankan keadaan
gerak) suatu benda. Semakin banyak materi yang dikandung suatu benda, semakin besar
massanya. Banyak materi dalam 2 kg gula sama dengan 2 kali banyak materi dalam 1 kg gula.
Ketika sebongkah batu dibawa oleh astonaut dari bumi ke bulan atau ke mars, banyaknya materi
yang terkandung dalam batu tersebut tidak berubah. Oleh karena itu , massa benda adalah tetap
dilokasi atau dimana saja di alam semesta isi.

Berat (diberi lambang w dari kata “weight”) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
suatu benda. Jika suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Jika
hambatan angin diabaikakan, satu-satunya gaya yang bekerja pada benda adalah gaya gravitasi
bumi (berat benda). Benda akan mengalami gerak jatuh bebas dengan percepatan kebawah sama
dengan percepatan gravitasi. Dengan menggunakan hukum II Newton pada benda jatuh bebas
ini, diperoleh antara hubungan berat dan massa.

ΣF = ma

Rumus berat

W = mg

10
Keterangan : w : gaya berat (N)

m : massa benda (kg)

g : percepatan gravitasi (ms-2)

Berat adalah gaya gravitasi bumi (sering disebut gaya tarik bumi) sehingga vektor berat
sesalu berarah tegak lurus pada permukaan bumi menuju pusat bumi. Dengan demikian, vektor
berat suatu benda di bumi selalu kita gambarkan berarah tegak lurus ke bawah dimanapun posisi
benda diletakkan, apakah pada bidang hoticzontal, bidang miring, taukah pada bidang tegak.

Percepatan gravitasi di permukaan bumi secara rata-rata adalah 9,8 m/s2. Jika persamaan
(7-4) kita aplikasikan pada 1 kg buah melon, kita peroleh berat melon sebesar 9,8 N.

Gambar: arah veltor gaya berat selalu tegak lurus ke bawah bagaimanapun posisi benda tersebut

Dalam materi ini, percepatan gravitasi g suatu planet dianggap konstan, walaupun
sebenarnya tidaklah demikian.

Pertama, percepatan gravitasi bergantung pada planet tempat benda berada. Oleh jkarena
itu berat benda juga bergantung pada planet tempat benda berada. Berat buah melopn sangat
berbeda ketika berada di bumi, bulan, atau di luar angkasa. Di permukaan bumi, berat 1 kg
melon adalah 8,9 N. Di permukaan bulan, beratnya hanya kira-kira 1,5 N. Hal ini disebabkan
percepatan gravitasi bulan 1/6 kali percepatan gravitasi bumi. Di luar angkasa, yang jauh dari
planet manapun, percepatan gravitasi hampir nol sehingga menyebabkan berat 1 kg buah melon
hampir nol. Kita katakan bahwa buah melon tersebut kehilangan berat.

11
Kedua, percepatan gravitasi suatu planet bergantung pada jaraknya dari pusat planet.
Semakin jauh dari pusat planet, semakin berkurang percepatan gravitasinya. Oleh karena itu,
semakin jauh dari pusat planet, semakin berkurang berat benda. Misalnya, berat 1kg paku diatas
permukaan bumi adalah 9,8 N. Di ketinggian 1.000 km di atas permukaan bumi, berat paku
adalah 7,3 N. Di ketinggian 5.000 km, berat paku adalah 3,1 N.

2. Gaya Normal

Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua
permukaan yang bersentuhan dengan arah selalu tegak lurus pada bidang sentuh.

Buku yang dilepas ke udara akan jatuh karena pada buku hanya bekerja gaya gravitasi bumi,
yaitu gaya tarik bumi pada buku Fbuku,bumi. Gaya ini diberi nama gaya berat buku w . reaksi dari
Fbuku,bum , yaitu Fbuku,bumi bekerja pada bumi.

Gambar : (a) buku yang dilepas di udara jatuh karena pada buku hanya bekerja
gaya berat w (Fbuku,bumi) (b) ketika buku berada duatas meja, timbul gaya normal
N (Fbuku,meja) yang seimbang dengan w sehingga buku tidak jatuh (c) reaksi dari
N = Fbuku,bumi yaitu Fmeja,buku yang bekerja pada meja.

Mengapa buku yang diletakkan di atas meja tidak jatuh? Tentu saja karena ada gaya lain
yang menimbangi berat buku w agar buku tidak jatuh. Buku bersentuhan dengan meja sehingga
pada buku (tepatnya pada bidang sentuh buku meja) bekerja gaya Fbuku,meja yang arahnya tegak
lurus pada bidang sentuh nuku-meja, yaitu vertikal keatas. Gaya inilah yang disebut gaya
normal, diberi lambang N (dari kata “normal” yang artinya tegak lurus bidang”). Sementara itu,
pada buku bekerja dua gaya, yaitu w dan N yang berlawanan arah dan sama besarnya (N=w).
Kedua gaya tersebut membentuk keseimbangan pada buku sehingga buku tidak jatuh.

12
Perhatikan secara seksama, gaya N = Fbuku,meja dan gaya w = Fbuku,bumi, tetapi N dan w
bukanlah pasanga aksi reaksi karena keduanya bekerja pada benda yang sama. Reaksi dari
Fbuku,bumi adalah Fbumi,buku bekerja pada bumi, sefangkan reaksi dari Fbuku,meja adalah Fmeja,buku
bekerja pada meja.

Perhatikan, gaya normal N bekerja pada bidang sentuh antara dua benda yang saling
bersentuhan dan arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh. Kika bidang sentuh antara dua
benda adalah horizontal adalah gaya normal N adalah vertikal. Jika bidang sentuh vertikal, arah
gaya normal N adalah horizontal. Jika pada bidang sentuh miring membentuk sudut terhadap
horizontal, arah gaya normal N juga miring.

Gambar : gaya normal adalah gaya sentuh yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh

3. Gaya Gesekan
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda bersentuhan
langsung secara fisik. Arah gaya gesekan searah dengan permukaan bidang sentuh dan
berlawanan dengan kecenderungan arah gaya gerak. Gaya gesekan bekerja ketika benda bergerak
di udara, air, ataupun meluncur di atas benda padat lainnya. Untuk benda yang bergerak melalui
udara, gaya gesekan udara pada benda bergantung pada luas benda yang bersentuhan dengan
udara. Semakin besar luas bidang sentuh, semakin besar gaya gesekan udara pada benda. Konsep
tersebut dimanfaatkan oleh penerjun yang membuka parasutnya untuk memperlambat gerak
jatuhnya. Namun, untuk benda padat yang melicur di atas benda padat lainnya, luas bidang
sentuh ternyata tidak mempengaruhi besar gaya gesekan. Dengan demikian, gaya gesekan antara
balok dan lantai sama besar, baik balok berdiri pada lantai dengan luas bidang sentuh besar
ataupun dengan luas bidang sentuh kecil.

13
Gaya gesekan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan
kinetis.

a. Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama benda tersebut
masih diam. Menurut hukum I Newton, selama benda masih diam berarti resultan gaya
yang bekerja pada benda tersebut adalah nol. Jadi, selama benda masih diam gaya gesek
statis selalu sama dengan yang bekerja pada benda tersebut. Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut.

fs  µsN

Keterangan:

fs : gaya gesekan statis (N)

µs: koefisien gesekan statis

N : gaya normal (N)

Tanda kesamaan “=” digunakan ketika benda tepat akan bergerak sesuai dengan persamaan
berikut

fs= fs ,maks= µsN

Tanda ketidaksamaan “<” digunakan untuk gaya dorong yang diberikan kurang dari nilai ini.

b. Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam keadaan
bergerak. Gaya ini termasuk gaya dissipatif, yaitu gaya dengan usaha yang dilakukan
akan berubah menjadi kalor. Perbandingan antara gaya gesekan kinetis dengan gaya
normal disebut koefisien gaya gesekan kinetis (ms). Secara matematis dapat di tulis
sebagai berikut.

fk = µk N

Dengan µk adalah koefisien gesekan kinetis.

14
Nilai µk dan µs bergantung pada sifat antara dua permukaan benda yang bersentuhan.

Namun secara umum µk lebih kecil dari pada µs .

4. Gaya Tegangan Tali


Tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena tali tersebut
tegang.

Misalnya, benda A, B, dan C yang terletak di atas lantai dihubungkan dengan dua utas tali
berbeda. Jika benda C ditarik dengan gaya P (lihat gambar 7.22), benda A dan B ikut tertarik.
Hal ini karena ketika benda C ditarik tali 1 dan tali 2 tegang. Pada kedua ujung tali yang tegang
timbul gaya tegangan tali ( diberi lambang T ). jika tali dianggap ringan (beratnya dapat
diabaikan), gaya tegangn tali pada kedua ujung tali sama besar.

Misalnya pada gambar 7.22 , benda A dan B dihubungkan oleh tali yang sama besar (sebut
tali 1). oleh karena itu, tegangan tali pada kedua ujung tali 1 sama besar, yaitu T1. demikian juga
dengan B dan C dihubungkan oleh tali yang sama besar (sebut tali 2). tegangan tali pada kedua
ujung tali 2 juga sama besar, yaitu T2

Gambar 7.22 Tiga benda A, B dan C dihubungkan oleh dua utas


tali. Diujung -ujung tali 1 muncul tegangan T1 dan diujung-ujung
tali 2 muncul tegangan T2

5. Gaya Sentripetal

Seperti yang telah dipelajari sebelumnya benda yang bergerak melingkar beraturan akan
mengalami percepatan dengan arah tegak lurus terhadap vektor kecepatan menuju kepusat

15
lingkaran. Percepatan ini disebut Percepatan sentripetal (diberi lambang as ). dan besarnya
dinyatakan oleh persamaan berikut:

as = v2 / r = ɷ2 r

Percepatan timbul karena adanya gaya. Dengan demikian, percepatan sentripetal as pastilah
disebabakan oleh gaya sentripetal (diberi lambang Fs ) sesuai dengan hukum II Newton,
hubungan antara Percepatan sentripetal as dan gaya sentripetal Fs adalah :

Fs = mas atau Fs = mv2 / r = mɷ2 r

Arah Percepatan sentripetal tegak lurus terhadap vektor kecepatan, yaitu menuju ke pusat
lingkaran sehingga arah gaya sentripetal tegak lurus terhadap vektor kecepatan, yaitu menuju ke
pusat lingkaran.

Asal Gaya Sentripetal

Suatu brnda bergerak melingkar karena adanya resultan gaya menuju pusat lingkaran. Oleh
karena itu, pada setiap persoalan gerak melingkar, kita harus dapat menunujukan asal resultan
gaya yang menuju ke pusat lingkaran. Resultan gaya inilah yang berfungsi sebagai gaya
sentripetal yang memenuhi persamaan:

FS = T asal gaya sentropetal adalah tegangan tali T

𝑚𝑣 2
FS = rumus gaya sentripetal menurut persamaan (7-8b)
𝑟

𝑚𝑣 2
Jadi, T = 𝑟

16
C. PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

1. Penerapan Hukum-Hukum Newton dalam Menyelesaikan Suatu Permasalahan


pada Gerak Benda
a. Gerak Benda Pada Bidang Datar

Perhatikan Gambar a! Sebuah benda yang terletak di atas bidang datar licin ditarik
horizontal dengan gaya F. Ternyata benda tersebut bergerak dengan percepatan a.
Karena benda bergerak pada sumbu X (horizontal), maka gaya yang bekerja pada benda
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
∑F
a= m

Bagaimana jika gaya tarik F membentuk sudut (Gambar b)? Komponen yang
menyebabkan benda bergerak di atas bidang datar licin adalah komponen horizontal F,
yaitu Fx. Oleh karena itu, persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
Fx = F cos 𝜃
Sesuai dengan hukum II Newton, percepatan benda adalah sebagai berikut.
F cos 𝜃
a= 𝑚

b. Gerak Dua Benda yang Bersentuhan

Misalkan dua benda ma dan mb bersentuhan dan diletakkan pada bidang datar licin
(perhatikan Gambar ). Jika benda ma didorong dengan gaya F , maka besarnya gaya

17
kontak antara benda ma dan mb adalah Fab dan Fba. Kedua gaya tersebut sama besar
tetapi arahnya berlawanan. Menurut hukum II Newton permasalahan tersebut dapat Anda
tinjau sebagai berikut. Gaya yang bekerja pada benda pertama adalah ∑Fx = m . a
atau F – Nab = ma . a. Gaya yang bekerja pada benda kedua adalah ∑Fx = mb . a atau
Nba = ma . a. Karena Nab dan Nba merupakan pasangan aksi reaksi, maka besar keduanya
sama. Sehingga Anda juga dapat menuliskan persamaan Nab = ma . a. Berdasarkan
persamaan-persamaan tersebut, Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.

c. Gerak Benda pada Bidang Miring

Misalnya, sebuah benda yang bermassa m diletakkan pada bidang miring licin yang
membentuk sudut 𝜃 terhadap bidang horizontal. Jika diambil sumbu X sejajar bidang miring dan
sumbu Y tegak lurus dengan bidang miring, maka komponen-komponen gaya beratnya adalah
sebagai berikut.

Komponen gaya berat pada sumbu X adalah Wx = mg sin 𝜃

Komponen gaya berat pada sumbu Y adalah Wy = mg cos 𝜃

Gaya-gaya yang bekerja pada sumbu Y adalah sebagai berikut.

ΣFY = ma

N – w cos α = ma

karena benda tidak bergerak pada sumbu-Y maka a = 0, sehingga

N – w cos α = 0

18
N = w cos α

Dengan demikian besar gaya normal akan sama dengan komponen gaya beratbenda pada
sumbu-Y, sehingga persamaannya dapat kita tuliskan sebagai berikut.

N = mg cos α
Resultan gaya pada sumbu-X yaitu :
ΣFX = ma

w sin α = ma

mg sin α = ma

a = g sin α

Dengan demikian, rumus percepatan benda yang bergerak pada bidang miring licin tanpa gaya
luar adalah sebagai berikut.

a = g sin α

Keterangan:

N = Gaya normal (N)

w = Gaya berat (N)

m = Massa benda (kg)

α = Sudut kemiringan bidang

a = Percepatan benda (m/s2)

g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)

19
d. Gerak Benda yang Dihubungkan dengan Katrol

Perhatikan Gambar! Misalnya dua buah benda ma dan mb dihubungkan dengan seutas
tali melalui sebuah katrol licin (tali dianggap tidak bermassa). Jika ma > mb, maka ma
akan bergerak ke bawah (positif) dan mb bergerak ke atas (negatif) dengan percepatan
sama. Untuk menentukan besarnya percepatan dan tegangan tali pada benda, Anda dapat
lakukan dengan meninjau gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing benda.
Tinjau benda ma :
ΣFa = ma . a
ma . g – T = ma . a ↔ T = ma . g – ma . a
Tinjau benda mb :
ΣFb = mb . a
T – mb . g = mb . a ↔ T = mb . g + mb.a

Karena Anda anggap tali tidak bermassa dan katrol licin, maka gesekan antara katrol dan
tali juga diabaikan. Sehingga tegangan tali di manapun adalah sama. Oleh karena itu, dari
persamaan-persamaan di atas Anda dapatkan persamaan sebagai berikut:

20
e. Gerak Tekan Kaki pada Lantai Lift
Suatu hal aneh terjadi saat bobot seseorang yang sedang menaiki lift ditimbang. Bobot
orang tersebut ternyata berbeda ketika lift diam, bergerak turun, dan bergerak naik. Bagaimana
hal tersebut dapat terjadi? Menurut hukum-hukum Newton, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.

Pada lift diam atau bergerak dengan kecepatan tetap, maka percepatannya nol. Oleh
karena itu, berlaku keseimbangan gaya (hukum I Newton).

ΣFy = 0
N – mg = 0
Karena mg = w, maka N = w

Jadi, gaya tekan kaki pada saat lift diam atau bergerak dengan kecepatan tetap adalah sama
dengan gaya berat orang tersebut.

21
Jika lift bergerak ke atas dengan percepatan, maka besarnya gaya tekan kaki pada lantai lift dapat
ditentukan sebagai berikut.

ΣFy = m . a
N – mg = m . a
N = mg + m . a

Sebagai acuan pada gerak lift naik, gaya – gaya yang searah dengan arah gerak lift diberi tanda
positif dan yang berlawanan di beri tanda negatif.

Berdasarkan penalaran yang sama seperti saat lift bergerak ke atas, maka untuk lift yang
bergerak ke bawah Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.

22
ΣFy = m . a
mg – N = m . a
N = mg – m . a

f. Gerak Menikung di Jalan

2. Penerapan Hukum-Hukum Newton dalam Kehidupan Sehari-Hari


a. Penerapan Hukum I Newton
1) Peristiwa terjungkalnya penumpang ke depan saat mobil yang ditumpangi direm
mendadak
2) Kertas yang di bawah gelas kaca ketika ditarik dengan cepat, maka gelas akan tetap diam
karena resultan gayanya sebesar nol

23
b. Penerapan Hukum II Newton
1) Peristiwa mobil mogok yang didorong oleh orang banyak akan lebih cepat bila
dibandingkan didorong oleh satu orang
2) Mobil truk yang membawa massa (benda) sedikit maka bisa mendapatkan percepatan
yang lebih besar, daripada mobil truk yang membawa muatan banyak
3) Badak besar mendorong badak kecil sehingga badak kecil terpental

c. Penerapan Hukum III Newton


1) Ketika kita memukul tembok pelan, maka kurang terasa sakit, namun ketika kita
memukul tembok lebih keras, maka kita akan merasakan tangan kita lebih sakit
2) Semburan gas panas ke bawah yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar roket akan
mendorong roket terdebut meluncur ke atas

24
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebuah benda bergerak disebabkan karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Permasalahan gerak dalam kehidupan sehari-hari dapat dijelaskan dengan menggunakan
Hukum Newton tentang gerak. Permasalahan gerak pada benda diam dan benda bergerak
dengan kelajuan konstan dapat dianalisis dengan Hukum Newton I tentang gerak.
Permasalahan gerak pada benda yang bergerak dengan percepatan konstan dapat dianalisis
dengan Hukum Newton II tentang gerak. Permasalahan yang terkait dengan hubungan antar
benda-benda dapat dianalisis dengan Hukum Newton III tentang gerak. Kesimpulan yang
diperoleh dari materi ini yaitu :
1. Dinamika adalah ilmu mekanika yang mempelajari tentang gerak dengan meninjau
penyebab terjadinya gerak.
2. Gaya adalah dorongan atau tarikan yang menyebabkan sebuah benda bergerak.
3. Hukum I Newton menyatakan bahwa “Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan
nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak
dengan kecepatan tetap”.
4. Hukum II Newton menyatakan bahwa “Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding
terbalik dengan massa benda”.
5. Hukum III Newton menyatakan bahwa “Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B,
maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda A, yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan”.
6. Ada beberapa jenis gaya, antara lain, gaya berat, gaya normal, gaya gesekan, dan gaya
sentripetal.
7. Gaya berat (w) merupakan gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda.
8. Persamaan gaya berat adalah w = m × g.
9. Gaya normal (N) adalah gaya yang bekerja pada bidang yang bersentuhan antara dua
permukaan benda, yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh.

25
10. Gaya gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang saling
bersentuhan.
11. Gaya gesek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan
kinetis. Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama benda
tersebut masih diam. Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda
dalam keadaan bergerak.
13. Gaya sentripetal adalah gaya yang menimbulkan percepatan sentripetal.
14. Gaya sentripetal pada gerak melingkar berfungsi untuk merubah arah gerak benda.

B. SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki dalam makalah ini. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
yang dimiliki penulis.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun daripada pembaca sangat penulis
harapkan untuk perbaikan ke depanya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen.2002.Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Nurachmandani, S. 2009. Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grahadi

27

Anda mungkin juga menyukai