Anda di halaman 1dari 18

TA2101 Kristal dan Mineral

Semester I 2016/2017
Minggu ke-14

Analisis Kimia Mineral

Kelas 01: Kelas 02:


Ir. Teti Indriati, MT. Dr.phil.nat. Agus Haris W., ST., MT.
Irwan Iskandar, ST., MT., PhD. Arie Naftali H Hede, ST., MT., Ph.D.

Program Studi Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB
Analisis Kimia Mineral
Ilmu kimia mineral ini didasarkan atas :
 Hukum Komposisi Tetap (the law of constant composition) oleh Proust
(1799)
 Teori Atom Dalton (1805), dan
 Kemajuan-kemajuan analisa kuantitatif yang lebih teliti.

Analisa kuantitatif digunakan untuk :


- identifikasi unsur-unsur dan oksida yang ada dalam suatu
mineral dan
- determinasi jumlah relatifnya.

Analisa tersebut dinyatakan dalam %-berat dan seharusnya


jumlahnya 100%, tetapi dalam prakteknya jarang yang tepat
100%. Walaupun jumlah tersebut mungkin hasil dari
perimbangan antara kesalahan positif dan negatif, namun
umumnya jumlah antara 99,5% sampai 100,5% dianggap cukup
Page  2
baik.
Komposisi Kimia Mineral

Komposisi kimia mineral dapat dinyatakan oleh rumus


yang memperlihatkan unsur-unsur yang ada dalam
suatu mineral serta dalam proporsi berapa unsur-unsur
tersebut dikombinasikan

mis. - komposisi kimia halit  NaCl kombinasi ion


natrium dan ion khlorida dalam jumlah yang
sama banyak
- brusit terdiri dari senyawa  satu
magnesium dengan dua hidroksil Mg(OH)2.

halite NaCl

brusit Mg(OH)2
Page  3
Komposisi Kimia Mineral

Rumus kimia mineral bisa sederhana atau kompleks, hal ini


tergantung dari unsur-unsur yang ada dan cara kombinasinya.

Analisa kimia hanya memperlihatkan unsur-unsur yang ada


dan persentasinya, tetapi tidak memperlihatkan bagaimana
unsur-unsur ini dikombinasikan dalam struktur mineral.
Dalam suatu mineral, air mungkin terdapat sebagai :
• air yang diadsorpsi oleh serbuk-serbuk
mineral bila terbentuk tidak murni,
mis. gipsum CaSO4.2H2O, atau sebagai
• air kristal (water of crystallization), yang
berbentuk gugusan hidroksil atau
ion-ion hidrogen dalam struktur,
mis. brusit Mg(OH)2.

Page  4
Penentuan Rumus Kimia dari Data Kadar Unsur
Hasil suatu analisa kimia dinyatakan dalam %-berat.
Rumus kimia mineral (Chemical Formula Unit) ditentukan
berdasarkan proporsi atomnya, yaitu dengan cara membagi %-berat
dengan berat atomnya (BA).

Contoh analisa markasit dari Jasper County, Missouri

% berat* BA Proporsi atom


Fe 46,55 55,85 0.83 *: Data kadar unsur yang
diperoleh dari analisis kimia
S 53,05 32,07 1.65 markasit di laboratorium

Jumlah 99,60

Sehingga
rumus kimia
markasit
adalah: FeS2

Page  5
Penentuan Kadar Unsur dari Rumus Kimia Mineral
Dengan membalik prosedur di atas, dapat dihitung persentase
komposisi (kadar) komponen dari rumus tersebut.
Jika diketahui rumus markasit FeS2
berat atom Fe = 55,85 dan S = 32,07

FeS2  Fe + 2 S

BA Fe 55,85
kadar Fe :  x 100% =  x 100% = 46,54%
BM FeS2 119,99
2 x BA S 64,14
kadar S :  x 100% =  x 100% = 53,46%
BM FeS2 119,99

BA: Berat atom


BM: Berat molekul

Page  6
Analisis Kimia Markasit dari Beberapa Daerah
Selanjutnya diperlihatkan beberapa hasil analisa kimia markasit
(%-berat) dari berbagai daerah yang dapat dibandingkan langsung
dengan kadar teoritisnya sebagai berikut:

Kadar Jasper Joplin, Osnabrück, Loughborough


teoritis County, Missouri Jerman Township,
dihitung Missouri Ontario
dari FeS2
Fe 46,54 46,55 46,53 47,22 46,56
S 53,46 53,05 53,30 52,61 53,40
100,00 99,60 99,83 99,83 99,96

Terlihat bahwa semua analisa baik (antara 99,5% -


100,5%), perbedaan mungkin disebabkan oleh analisa
kimia dan bukan oleh deviasi rumus markasit FeS2,
dari manapun asalnya markasit mempunyai komposisi
kimia yang tetap.
Page  7
Mineral yang Tidak Berkomposisi Unsur Tetap

Banyak mineral-mineral yang tidak mempunyai


komposisi tetap, tetapi mereka mempunyai
suatu komposisi menurut sifatnya (characteristic
composition) yang dapat dinyatakan dengan
rumus, seperti analisa kimia (%-berat) mineral
sfalerit berikut ini:

Sonora, Gadoni, Bodenmais, Isère, BA


Meksiko Sardinia Jerman Perancis
% berat Fe 0,15 7,99 11,05 18,25 55,85
% berat Mn - - - 2,66 54,94
% berat Cd - 1,23 0,30 0,28 112,41
% berat Zn 66,98 57,38 55,89 44,67 65,38
% berat S 32,78 32,99 32,63 33,57 32,07
99,91 99,59 99,87 99,43
Page  8
Mineral yang Tidak Berkomposisi Unsur Tetap
Dengan mengggunakan proporsi atom (molekul) yaitu:
proporsi atom = % berat unsur / BA
Diperoleh hasil perhitungan seperti pada tabel berikut

Proporsi Atom
Sonora, Gadoni, Bodenmais, Isère,
Meksiko Sardinia Jerman Perancis
Fe 0,003 0,143 0,198 0,327
Mn - - - 0,048
Cd - 0,011 0,003 0,003
Zn 1,026 0,879 0,856 0,684
Total logam 1,029 1,033 1,057 1,062
S 1,024 1,032 1,020 1,049
Dari semua analisa terlihat bahwa perbandingan antara proporsi atom logam
terhadap belerang adalah 1 : 1, sesuai dengan rumus ZnS, tetapi sebagian
Zn digantikan oleh Fe, Mn, dan Cd. Karena banyak dari Zn yang digantikan
oleh Fe, maka sfalerit bisa ditulis dengan rumus (Zn, Fe) S.
Page  9
Mineral yang Tidak Berkomposisi Unsur Tetap
Untuk menyatakan rumus yang sesuai dengan analisa yang
teliti, maka proporsi atom dari tiap elemen dapat ditampilkan
sebagai fraksi desimal (decimal fraction of unity).

mis. Analisa sfalerit dari Isère, Perancis berikut ini:

Proporsi Decimal fraction


atom
Fe 0,327 0,327 : 1,062 = 0,31
Mn 0,048 0,048 : 1,062 = 0,05
Cd 0,003 karena kecil diabaikan
Zn 0,684 0,684 : 1,062 = 0,64
1,062 1,00

S 1,049

Rumus kimia sfalerit : (Zn0,64 Mn0,05 Fe0,31)S


Page  10
Komposisi Unsur Mineral Sfalerit
Tidak tetapnya komposisi unsur logam dalam sfalerit merupakan
fungsi dari suhu kristalisasi dari larutan magma yang dapat
mempengaruhi substitusi ion dalam mineral tersebut.
Jumlah besi dalam larutan padat sfalerit (Zn,Fe)S adalah fungsi suhu. Kadar
besi dalam mineral ini akan menunjukkan suhu pengendapan bijih.

Naiknya penggantian Zn dan Fe dalam sfalerit dengan kenaikan suhu

Page  11
Analisis Mineral sebagai Molekul Oksida
Contoh lain adalah analisa untuk mineral olivin (%-berat)
yang dianalisa dalam bentuk oksida sebagai berikut:

Sardinia Kangerdlugssuak, Berat


Greenland molekul
SiO2 40,99 38,11 33,72 31,85 60,06
FeO 8,58 31,48 47,92 58,64 71,85
MnO 0,20 0,22 0,41 0,85 70,94
MgO 50,00 30,50 18,07 8,49 40,32

Olivin (Mg,Fe)2SiO4
Total 99,77 100,31 100,11 99,83

Komposisi hasil analisis laboratorium tidak selalu dinyatakan dalam


komposisi unsur. Mineral-mineral yang mengandung unsur oksigen
umumnya dinyatakan dalam komposisi molekul oksidanya.

Ini menggambarkan limitasi teknik analisa untuk senyawa yang


mengandung oksigen, karena tidak ada analisa yang dapat
mendeterminasi jumlah total oksigen.
Page  12
Analisis Mineral sebagai Molekul Oksida
Walaupun terlihat hasil analisa yang sangat berbeda satu dengan
lainnya, tetapi setelah dirubah ke dalam perhitungan proporsi molekul,
ternyata hanya memperlihatkan variasi dari rumus dasar yang sama.

Sardinia Kangerdlugssuak,
Greenland
1 2 3 4

FeO 0,119 0,438 0,667 0,816


MnO 0,003 0,003 0,006 0,012
MgO 1,240 0,756 0,448 0,211
1,362 1,197 1,121 1,039

SiO2 0,680 0,635 0,561 0,530

Perbandingan proporsi molekul FeO+MnO+MgO dan SiO2 selalu 2 : 1,


sesuai rumus (Mg,Fe)2SiO4. Jika MnO diabaikan, maka rumus dapat
dinyatakan dalam bentuk (MgX Fe1-X)2SiO4 sebagai berikut:
1. (Mg0,91 Fe0,09)2 SiO4 2. (Mg0,63 Fe0,37)2 SiO4
Page  13
3. (Mg0,40 Fe0,60)2 SiO4 4. (Mg0,21 Fe0,79)2 SiO4
Komposisi Mineral Olivin
Mineral olivin adalah solid solution dengan rumus kimia (Mg,Fe)2SiO4
terdiri dari komponen  Mg2SiO4 (fosterit disingkat Fo) dan
Fe2SiO4 (fayalit disingkat Fa),
sehingga dapat dinyatakan sebagai:

1. Fo91 Fa9 2. Fo63Fa37 3. Fo40 Fa60 4. Fo21Fa79


Karena jumlah persentase selalu 100, maka olivin dapat juga dituliskan
sebagai olivin (Fo15) saja, yang menyatakan olivin dengan komposisi
15% Mg2SiO4 dan 85% Fe2SiO4.
Komposisi tersebut adalah persentase molekul, sedangkan %-berat
olivin dapat dihitung sebagai berikut:
1 gmol Mg2SiO4 mengandung 80,64 g MgO dan 60,06 g SiO2
1 gmol Fe2SiO4 mengandung 143,70 g FeO dan 60,06 g SiO2

% berat
Sehingga MgO 80,64 x 0,15 = 12,10 6,23
olivin (Fo15) FeO 143,70 x 0,85 = 122,14 62,68
mengandung:
SiO2 60,06 x 1 = 60,06 30,91
Page  14
194,30 100,00
Penentuan Komposisi Mineral dengan Specific Gravity
Specific gravity (SG) olivin tersebut di atas:
Fo91=3,35 Fo63= 3,69 Fo40= 3,8 Fo21= 4,16
dengan bertambahnya kandungan Fe memberikan hubungan yang linier:

Kurva ini dapat digunakan


untuk mengetahui komposisi
kimia olivin jika diketahui SG
atau sebaliknya.
Terlihat SG Mg2SiO4 dan
Fe2SiO4 masing-masing
adalah 3,22 dan 4,41.

Banyak contoh lain yang menggunakan cara ini, misal penentuan


niobium dan tantalium dari seri mineral columbit-tantalit, karena analisa
kedua unsur tersebut sukar dan memerlukan waktu yang relatif lama.
Page  15
Olivine solid solution

http://www.geo.arizona.edu/xtal/geos306/feldspar_solidsolution.g
Page  16 if
Contoh lain penentuan komposisi kimia dalam bentuk oksida:
Tentukan komposisi kimia (dalam bentuk oksida) dari mineral-
mineral ilmenit [FeTiO3] dan lepidolit [KLi2AlSi4O10(OH)2].

Ilmenit : FeTiO3  FeO + TiO2


BM FeO
% FeO = ––––––––– x 100%
BM FeTiO3
BM TiO2
% TiO2 = ––––––––– x 100%
BM FeTiO3

Lepidolit : KLi2AlSi4O10(OH)2  ½ K2O + Li2O + ½ Al2O3 + 4 SiO2 + H2O


½ BM K2O
% K2O = –––––––––––––––––– x 100%
BM KLi2AlSi4O10(OH)2
BM Li2O
% Li2O = –––––––––––––––––– x 100%
BM KLi2AlSi4O10(OH)2
½ BM Al2O3
% Al2O3 = –––––––––––––––––– x 100%
BM KLi2AlSi4O10(OH)2
4 BM SiO2
% SiO2 = –––––––––––––––––– x 100%
BM KLi2AlSi4O10(OH)2
BM H2O
% H2O = –––––––––––––––––– x 100%
BM KLi2AlSi4O10(OH)2
Page  17
Contoh perhitungan kadar unsur, jika specific gravity (SG) bijihnya sebagai urat
(gabungan mineral) diketahui
Misal diketahui conto urat dengan SG = 3,8 terdiri dari kuarsa (SG=2,65) dan pirit
(SG=5,01), tentukan kadar besi dalam urat.
Perhitungan: KOMPOSISI SPECIFIC
VOLUME
(%-berat) GRAVITY
Conto urat 100 3,80 100/3,80
kuarsa x 2,65 x/2,65
Pirit 100-x 5,01 (100-x)/5,01)

Jumlah campuran keduanya (conto urat), maka:


100-x x 100
––––– + –––– = –––– sehingga diperoleh x = 35,8 %-berat
5,01 2,65 3,80
Apabila rumus kimia kedua mineral diketahui, maka komposisi conto batuan
urat tersebut dapat dihitung. Komposisi batuan urat tersebut adalah 35,8%
SiO2 dan 64,2 % FeS2  maka kadar besi dalam urat bijih tersebut adalah:
BA Fe 55,85
 x 64,2% =  x 64,2% = 29,88 %Fe
BM FeS2 55,85+(2x32,07)
Page  18

Anda mungkin juga menyukai