Anda di halaman 1dari 18

Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG GO PUBLIC DI BEI

Oleh : Andi Kartika


Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang

Abstract

One of important decisions faced by financial managers in relation with the


existence of the company operation is the funding or capital structure decision. It is a
decision related to the debt composition, preference share and common share that have
to be used by the company. Managers have to be able to collect the fund both from the
company and out of the company efficiently. It means that the funding decision is a
decision that is able to minimize capital expenses that has to be carried by the company.
The goal of this study is to analyze the influence of business risk, current liabilities,
profitability and the size of the company toward the capital structure.
The sample of the study is taken using purposive sampling in order to gain
representative sample that fulfills the criteria. The criteria of the sample choice are:
companies that have submitted their financial statements per December 31, 2004-2006,
companies that get positive profit during the observation period. To test the proposed
hypothesis in this study, the data is analyzed using multiple regressions.
The result of the regression shows that business risk variable does not affect the
capital structure. While the current liabilities, profitability, and the size of the company
variables influence the capital structure in manufacturing company registered in the
Jakarta Stock Exchange.

Key Words: business risk, current liabilities structure, profitability, size of the company,
and capital structure.

Pendahuluan sudah seharusnya mengetahui faktor-faktor


yang berhubungan dengan masalah
Dewasa ini dunia usaha sangat pendanaan ini. Dengan mengetahui faktor-
tergantung sekali dengan masalah faktor yang mempengaruhi struktur modal
pendanaan, beberapa pakar sepakat bahwa diharapkan bisa menjadi bahan
untuk keluar dari krisis ekonomi ini sektor pertimbangan bagi evaluasi manajemen.
riil harus digerakkan untuk merangsang Struktur modal perusahaan
pertumbuhan ekonomi. Namun demikian merupakan salah satu faktor fundamental
banyak hambatan yang dialami oleh dunia dalam operasi perusahaan. Struktur modal
usaha, salah satunya yang sangat krusial suatu perusahaan ditentukan oleh kebijakan
adalah masalah pendanaan ini. Dunia usaha pembelanjaan (financing policy) dari
mengalami kemunduran yang diakibatkan manajer keuangan yang senantiasa
oleh kemacetan kredit - kredit yang dihadapkan pada pertimbangan baik yang
diberikan ke dunia usaha tanpa bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang
memperhitungkan batas maksimum mencakup tiga unsur penting, yaitu
pemberian kredit dimasa lalu oleh (Harnanto, 1995:306 dalam Rizal, 2002)
perbankan dan masalah kelayakan kredit 1. Keharusan untuk membayar balas
yang disetujui. Oleh karenanya baik itu jasa atas penggunaan modal
pihak manajemen maupun pihak kreditor kepada pihak yang menyediakan

105
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

dana tersebut, atau sifat keharusan kebangkrutan. Thies & Klock (1991)
untuk pembayaran biaya modal. menyatakan bahwa variabilitas tingkat
2. Sampai seberapa jauh kewenangan pendapatan berpengaruh negatif terhadap
dan campur tangan pihak penyedia penggunaan hutang. Akan tetapi Timman &
dana itu dalam mengelola Wessels (1980) mengatakan sebaliknya
perusahaan. bahwa struktur modal dipengaruhi non debt
3. Resiko yang dihadapi perusahaan. tax shield, variabilitas pendapatan dan
Fungsi keuangan merupakan salah pertumbuhan perusahaan.
satu fungsi penting bagi perusahaan dalam Pecking Order Theory mengatakan
kegiatan perusahaan. Dalam mengelola bahwa perusahaan lebih cenderung memilih
fungsi keuangan salah satu unsur yang perlu pendanaan yang berasal dari internal dari
diperhatikan adalah seberapa besar pada eksternal perusahaan. Penggunaan
perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana internal lebih didahulukan
dana yang akan digunakan untuk beroperasi dibandingkan dengan penggunaan dana
dan mengembangkan usahanya. Pemenuhan yang bersumber dari eksternal. Urut-urutan
dana ini bisa bersumber dari dana sendiri, yang dikemukakan oleh teori ini dalam hal
modal saham maupun dengan hutang, baik pendanaan adalah pertama laba ditahan
hutang jangka pendek maupun hutang diikuti dengan penggunaan hutang dan yang
jangka panjang. terakhir adalah penerbitan ekuitas baru
Keputusan pendanaan keuangan (Myers, 1984). Pemilihan urutan pendataan
perusahaan akan sangat menentukan ini menunjukkan bahwa pendanaan ini
kemampuan perusahaan dalam melakukan didasarkan dari tingkat cost of fund dari
aktivitas operasinya dan juga akan sumber-sumber tersebut yang juga berkaitan
berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu dengan tingkat resiko suatu investasi.
sendiri. Jika perusahaan meningkatkan Banyak penelitian-penelitian lain
leverage maka perusahaan ini dengan yang berkenaan dengan struktur modal
sendirinya akan meningkatkan resiko seperti yang dilakukan Timman & Wessels
keuangan perusahaan. Dan sebaliknya (1998), Norton (1991), Thies & Klock
perusahaan harus memperhatikan masalah (1991), Rajan & Zingales (1995), Wald
pajak, karena sebagian ahli berpendapat (1999), Ghos, Cai & Li (2000), Ozkan
bahwa penggunaan modal yang berlebihan (2001) dan lain-lain dalam Journal of
akan menurunkan tingkat profitabilitas. Economics and Finance, Summer, 26, 2,
Untuk itu sebagian manajer tidak p.200. Dari penelitian tersebut diperoleh
sepenuhnya mendanai perusahaannya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
dengan modal tetapi juga disertai modal. Kecuali penelitian Agus Sartono dkk
penggunaan dana melalui hutang baik itu (1999), yang meneliti tentang faktor-faktor
hutang jangka pendek maupun hutang yang mempengaruhi perilaku struktur modal
jangka panjang karena terkait dengan sifat di perusahaan manufaktur di Indonesia. Dan
penggunaan dari hutang tersebut yaitu penelitian lanjutan yang meneliti tentang
bersifat mengurangi pajak. struktur modal di Indonesia masih sangat
Berdasarkan Balance Theory yang sedikit.
dikemukakan oleh (Myers, 1984 ; Menurut Ferri & John (1979 dalam
Bringham, 1999) perusahaan mendasarkan Rizal, 2002) struktur keuangan dipengaruhi
diri pada keputusan suatu struktur modal oleh beberapa hal antara lain klasifikasi
yang optimal. Struktur modal optimal industri, ukuran perusahaan, risiko bisnis
dibentuk dengan menyeimbangkan (business risk), & operating leverage.
keuntungan dari penghematan pajak atas Sedangkan Rajan & Zinggales (1995 dalam
penggunaaan hutang terhadap biaya Rizal, 2002 ) mengatakan bahwa ada

106
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

beberapa faktor yang berhubungan dengan (2000), dan Ozkan (2001) tentang faktor-
leverage perusahaan yaitu tangible asset, faktor yang mempengaruhi struktur modal,
the market to book ratio (investment apakah hasil penelitian tersebut konsisten
opportunity), ukuran perusahaan (firm size) terhadap penelitian yang dilakukan di
& profitabilitas perusahaan. Sedangkan Indonesia khususnya perusahaan-perusahaan
Wald (1999 dalam Rizal, 2002 ) mengatakan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
bahwa struktur modal berhubungan dengan Indonesia., serta melanjutkan kembali
tingkat long term debt / asset ratio, resiko penelitian yang telah dilakukan Rizal (2002)
perusahaan, profitabilitas, firm size & tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
growth. Penelitian yang dilakukan Ghosh, struktur modal dengan memperluas variabel
Cai & Li (2000 dalam Rizal, 2002 ) bahwa penelitian dengan periode selama periode
asset size, beban research & development, 2000-2003 dengan sampel penelitian
beban periklanan, beban penjualan & industri manufaktur.
koefisien variasi dari cash flow digunakan Penelitian ini mencoba menjelaskan
dalam memprediksi faktor-faktor yang bagaimana pengaruh risiko bisnis (bussines
mempengaruhi struktur modal. risk), struktur aktiva (tangibility of assets),
Sedangkan Ozkan (2001 dalam profitabilitas (profitability) dan ukuran
Rizal, 2002) menemukan bahwa perusahaan (firm size) terhadap struktur
profitability, liquidity dan growth modal pada industri manufaktur yang telah
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap listing di BEI selama periode 2004-2006.
struktur modal. Dari beberapa penelitian
tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Tinjauan Pustaka
terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi struktur modal yang Teori Struktur Modal
berkenaan dengan masalah pendanaan. Struktur Modal
Dimana faktor-faktor tersebut antara lain Salah satu isu paling penting yang
klasifikasi industri, tangible asset, liquidity dihadapi oleh para manajer keuangan adalah
ratio, the market to book ratio (invesment hubungan antara struktur modal dan nilai
opportunity), resiko perusahaan, perusahaan. Menurut Riyanto (2001 : 296)
profitabilitas, ukuran perusahaan (firm size) Struktur Modal adalah perimbangan atau
& pertumbuhan (growth). perbandingan antara modal asing (jangka
Dari beberapa faktor tersebut penulis panjang) dengan modal sendiri. Sedangkan
mencoba untuk menyederhanakan dan menurut Sartono (2001:125), yang dimaksud
memilih faktor-faktor yang dianggap sangat dengan struktur modal merupakan
dominan dalam mempengaruhi perilaku perimbangan jumlah utang jangka pendek
struktur modal. Faktor-faktor yang akan yang bersifat permanen, utang jangka
diangkat dalam penelitian ini dalam rangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
meneliti pengaruh struktur modal terhadap Struktur keuangan adalah perimbangan
faktor-faktor tersebut antara lain risiko antara utang dengan modal sendiri. Dengan
bisnis (bussines risk), struktur aktiva kata lain struktur modal merupakan bagian
(tangibility of assets), profitabilitas dari struktur keuangan.
(profitability) dan ukuran perusahaan (firm Beberapa teori struktur modal telah
size). dikembangkan khususnya untuk
Alasan diadakannya penelitian ini menganalisis penggunaan utang terhadap
adalah untuk menguji kembali variabel- nilai perusahaan dan biaya modal. Dalam
variabel yang telah dikemukakan oleh Ferri hal ini Sartono (2001 : 225) telah
& John (1979), Wald (1999), Rajan & mengemukakan tiga teori struktur modal
Zinggales (1995), Ghosh, Cai, dan Li yaitu: pendekatan laba bersih, atau net

107
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

income (NI) approach, pendekatan laba utang dan biaya modal meningkat.
operasi bersih, atau net operating income Peningkatan biaya modal sendiri akan
(NOI) approach dan pendekatan tradisional. semakin besar dan bahkan akan lebih besar
Pendekatan laba bersih dari pada penurunan biaya karena
mengasumsikan bahwa investor penggunaan utang yang lebih murah.
mengkapitalisasi atau menilai perusahaan Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang
dengan tingkat kapitalisasi yang konstan dan pada awalnya menurun dan setelah leverage
perusahaan dapat meningkatkan jumlah tertentu akan meningkat. Maka nilai
utangnya dengan tingkat biaya utang yang perusahaan mula-mula meningkat dan akan
konstan pula. Karena tingkat kapitalisasi dan menurun sebagai akibat penggunaan utang
tngkat biaya utang konstan maka semakin yang semakin besar.Menurut pendekatan
besar jumlah utang yang digunakan tradisional, terdapat struktur modal yang
perusahaan, biaya modal rata-rata optimal untuk setiap perusahaan. Struktur
tertimbang akan semakin kecil. Jika biaya modal yang optimal tersebut terjadi pada
modal rata-rata tertimbang semakin kecil saat nilai maksimum atau struktur modal
sebagai akibat penggunaan utang semakin yang mengakibatkan biaya modal rata-rata
besar, maka nilai perusahaan akan tertimbang minimum.
meningkat. Nilai perusahaan meningkat jika
perusahaan menggunakan utang semakin Teori Trade off Model
besar. Megginson (1997) model Trade off
Pendekatan laba operasi bersih theory menggambarkan bahwa struktur
mengasumsikan bahwa investor memiliki model yang optimal dapat ditentukan
reaksi yang berbeda terhadap penggunaan dengan menyeimbangkan keuntungan atas
utang oleh perusahaan. Pendekatan ini penggunaan utang dengan cost financial dan
melihat bahwa biaya modal rata-rata agency problem (Yuniningsih, 2002). Trade
tertimbang konstan berapapun tingkat utang off theory menyatakan bahwa struktur modal
yang digunakan oleh perusahaan. Pertama optimal tercapai pada saat terjadi
diasumsikan bahwa biaya utang konstan keseimbangan antara manfaat penggunaan
seperti halnya dalam pendekatan laba utang dengan biaya menggunakan utang
bersih.Kedua, penggunaan utang yang (Mutamimah, 2003). Mirza (1996) the
semakin besar oleh pemilik modal sendiri trade–off model memang tidak dapat
dilihat sebagai peningkatan risiko dipergunakan untuk menentukan modal
perusahaan. Oleh karena itu tingkat yang optimal secara akurat dari suatu
keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik perusahaan tetapi melalui model ini
modal sendiri akan meningkat sebagai memungkinkan dibuat 3 model kesimpulan
akibat meningkatnya risiko perusahaan. tentang penggunaan leverage (Aji, 2003)
Konsekuensinya biaya modal rata-rata yaitu :
tertimbang tidak mengalami perubahan dan 1. Perusahaan dengan risiko usaha yang
keputusan struktur modal menjadi tidak lebih rendah dapat meminjam lebih besar
penting. tanpa harus dibebani oleh expected cost
Pendekatan tradisional yang banyak of financial distress sehingga diperoleh
dianut oleh para praktisi dan akademis keuntungan pajak karena penggunaan
mengasumsikan, bahwa hingga satu hutang yang lebih besar.
leverage tertentu, risiko perusahaan tidak 2. Perusahaan yang memiliki tangible
mengalami perubahan, sehingga baik tingkat assets dan marketable assets seharusnya
biaya utang maupun tingkat dapat menggunakan hutang yang lebih
kapitalisasirelatif konstan. Tetapi setelah besar dari pada perusahaan yang memiliki
leverage atau rasio utang tertentu, biaya nilai terutama dari itangible assets. Hal

108
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

ini disebabkan itangible assets lebih pemegang saham mungkin keberatan untuk
mudah untuk kehilangan nilai apabila menggunakan leverage yang ekstrim karena
terjadi financial distress, dibandingkan akan menurunkan nilai perusahaan. Apabila
standar asset dan tangible asset. pasar modal tidak sempurna, kemungkinan
3. Perusahaan di Negara yang tingkat antara lain munculnya biaya kebangkrutan,
pajaknya tinggi seharusnya memuat biaya keagenan atau adanya informasi
hutang yang lebih besar dalam struktur asimetris (Husanan, 1998).
modalnya dari pada perusahaan yang
dibayarkan diakui pemerintah sebagai Pecking Order Theory
biaya sehingga mengurangi pajak Secara singkat teori ini menyatakan
penghasilan. bahwa : (a) Perusahaan menyukai internal
financing (pendanaan dari hasil operasi
Teori Modigliani dan Miller (M&M) perusahaan berwujud laba ditahan), (b)
Modigliani – Miller (1958) dalam Apabila pendanaan dari luar (eksternal
artikelnya yang berjudul “the cost financing) diperlukan, maka perusahaan
corporation Finance and the theory of akan menerbitkan sekuritas yang paling
investment” mengemukakan bahwa nilai aman terlebih dulu, yaitu dimulai dengan
suatu perusahaan akan meningkat dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh
meningkatnya DER karena adanya efek dari sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti
corporate tax rate shield. Hal ini disebabkan obligasi konversi), baru akhirnya apabila
karena dalam keadaan pasar sempurna dan masih belum mencukupi, saham baru
adanya pajak, pada umumnya bunga diterbitkan. Sesuai dengan teori ini, tidak
dibayarkan akibat penggunaan hutang dapat ada suatu target debt to equity ratio, karena
digunakan untuk mengurangi penghasilan ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal
yang dikarenakan pajak atau dengan kata dan eksternal. Modal sendiri yang berasal
lain bersifat tax deductible. Dengan dari dalam perusahaan lebih disukai
demikian, apabila 2 perusahaan yang daripada modal sendiri yang berasal dari
memperoleh laba operasi yang sama tetapi luar perusahaan. Menurut Myers (1996)
yang satu menggunakan hutang dan perusahaan lebih menyukai penggunaan
membayar bunga sedangkan perusahaan pendanaan dari modal internal, yaitu dana
yang lain tidak, maka perusahaan yang yang berasal dari aliran kas, laba ditahan
membayar bunga akan membayar pajak dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber
penghasilan yang lebih kecil. Karena pendanaan dengan mengacu pada packing
menghemat membayar pajak merupakan order theory adalah : internal fund (dana
manfaat bagi pemilik perusahaan, maka nilai internal), debt (hutang), dan equity (modal
perusahaan yang menggunakan hutang akan sendiri) (Kaaro, 2003;53 dalam Saidi, 2001).
lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak Dana internal lebih disukai karena
menggunakan hutang. Namun pendapat memungkinkan perusahaan untuk tidak
M&M yang menunjukkan bahwa perlu “membuka diri lagi” dari sorotan
perusahaan dapat meningkatkan nilainya pemodal luar. Kalau bisa memperoleh
bila menggunakan hutang sebesar-besarnya sumber dana yang diperlukan tanpa
(dalam keadaan kena pajak) ini mengandung memperoleh “sorotan dan publisitas publik”
kritik dan keberatan dari para prektisi. sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana
Keberatan tersebut disebabkan oleh asumsi eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang
yang digunakan M&M dalam analisis daripada modal sendiri karena dua alasan.
mereka, yaitu pasar modal yang sempurna. Pertama adalah pertimbangan biaya emisi.
Adanya ketidak sempurnaan pasar modal Biaya emisi obligasi lebih murah dari
menyebabkan pemilik perusahaan atau biaya emisi saham baru (Suad Husnan,

109
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

1996;325), hal ini disebabkan karena dapat didiversifikasi, sebaliknya systematic


penerbitan saham baru akan menurunkan risk merupakan risiko yang tidak dapat di-
haraga saham lama. Kedua, manajer diversifikasi. Systematic risk disebut juga
khawatir kalau penerbitan saham baru akan risiko pasar. Jones (1996) mengatakan
ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh bahwa resiko sistematis diukur dengan beta.
pemodal, dan membuat harga saham akan Menurut Hartono (2000) beta merupakan
turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh suatu pengukur volatilitas return suatu
kemungkinan adanya informasi asimetrik sekuritas terhadap return pasar. Voltialitas
antara pihak manajemen dengan pihak merupakan fluktuasi dari return-return suatu
pemodal. sekuritas atau portofolio. Jika fluktuasi
return-return sekuritas atau partofolio secara
Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi sistematik mengikuti fluktuasi dari return-
Struktur Modal return pasar, maka beta dan sekuritas
tersebut dikatakan bernilai 1. Hal ini
Risiko Bisnis menunjukkan bahwa resiko sistematik suatu
Elton dan Gruber (1995), sekuritas atau portofolio sama dengan resiko
menyatakan bahwa pengukuran beta suatu pasar.
saham bisa dilakukan dengan menggunakan Moh'd, Perry dan Rimbey (1995)
Single Index Model. Model ini berasumsi mengatakan perusahaan yang mempunyai
bahwa return saham berkorelasi dengan resiko tinggi akan kesulitan mencari dana
perubahan return pasar, dan untuk mengukur eksternal. Hal ini konsisten dengan
korelasi tersebut bisa dilakukan dengan penemuan Chung (1993; bahwa semakin
return indeks pasar. tinggi resiko yang dihadapi perusahaan
Suatu sekuritas yang mempunyai maka perusahaan tersebut cenderung untuk
beta lebih besar dari satu (slope >1), berarti mempunyai hutang yang sedikit.
bahwa sekuritas tersebut mempunyai risiko
sistematis yang lebih besar daripada Struktur Aktiva
portofolio pasar sebagai keseluruhan. Variabel ini berhubungan dengan
Sekuritas semacam ini disebut investasi jumlah kekayaan (asset) yang dapat
yang agresif, sebaliknya suatu sekuritas dijadikan jaminan. Perusahaan yang lebih
yang mempunyai beta lebih kecil dari satu fleksibel cenderung menggunakan hutang
(slope <1), berarti bahwa sekuritas tersebut lebih besar dari pada perusahaan yang
mempunyai risiko sistematis yang lebih struktur aktivanya tidak fleksibel
kecil daripada portofolio pasar sebagai (Wahidahwati, 2000). Investor akan selalu
keseluruhan. Sekuritas semacam ini disebut memberikan pinjaman bila ada jaminan.
investasi yang defensif (Horne and Myers dan Majluf (1984) mengatakan
Wochowicz, 1995). bahwa komposisi aset perusahaan
Variabilitas pendapatan suatu mempengaruhi sumber pembiayaan.
perusahaan akan mempunyai pengaruh Brigham dan Gapensky (1996) mengatakan
terhadap tingkat penggunaan modal asing, bahwa secara umum perusahaan yang
karena dapat digunakan sebagai jaminan memiliki jaminan terhadap hutang akan
dalam memenuhi beban tetap yang harus lebih mudah mendapatkan hutang daripada
ditanggung oleh perusahaan yang berupa perusahaan yang tidak memiliki jaminan
hutang pokok dan bunga. Ada dua buah terhadap hutang. Hasil dari Moh'd et. al
resiko yang dihadapi oleh perusanaan yaitu (1998), Ghosh et. al. (2000) dan Chung
risiko sistematis (systematic risk) dan resiko (1993) mengatakan bahwa rasio aktiva tetap
tidak sistematis (unsystematic risk). mempunyai pengaruh yang positif signifikan
Unsystematic risk merupakan risiko yang terhadap tingkat hutang perusahaan.

110
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

jauh lagi dengan adanya ketidak jelasan


Profitabilitas informasi, perusahaan dengan tingkat
Brigham dan Houston (2001:40), keuntungan atau laba yang tinggi akan
mengatakan bahwa perusahaan dengan meningkatkan struktur modalnya (Jensen,
tingkat pengambilan yang tinggi atas 1986). Jika hal tersebut benar, maka akan
investasi menggunakan hutang yang relatif ada hubungan antara profitabilitas dengan
kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi kebutuhan pendanaan. Hal ini kontras
memungkinkan untuk membiayai sebagian dengan teori pecking order.
besar kebutuhan pendanaan dengan dana
yang dihasilkan secara internal. Beberapa Ukuran Perusahaan
penelitian yang pernah dilakukan khususnya Dalam penelitian ini ukuran
penelitian empiris yang telah dilakukan oleh perusahan diproxi dengan logaritma natural
Krishnan (1996), Badhuri (2002), Moh’d dari total aktiva. Menurut Riyanto
(1998), dan Majumdar (1999) menunjukkan (1995;298), kebanyakan perusahaan industri
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap sebagian besar dari modalnya tertanam
struktur modal perusahaan. Profitabilitas dalam aktiva tetap (fixed assets), akan
periode sebelumnya merupakan faktor mengutamakan pemenuhan modalnya dari
penting dalam menentukan kebutuhan modal yang permanen, yaitu modal sendiri,
pendanaan (Sartono, 2001: 248). Dengan sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap.
laba ditahan yang besar, perusahaan akan Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya
lebih senang menggunakan laba ditahan aturan struktur finansial konservatif
sebelum menggunakan utang. horisontal yang menyatakan bahwa besarnya
Sesuai dengan teori pecking order, modal sendiri hendaknya paling sedikit
yang menyarankan bahwa manajer lebih dapat menutup jumlah aktiva tetap plus
senang menggunakan pembiayaan dari aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan
pertama, laba ditahan, kemudian utang, dan perusahaan yang sebagian besar dari
terakhir penjualan saham baru. Meskipun aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan
secara teoritis sumber modal yang biayanya mengutamakan kebutuhan dananya dengan
paling murah adalah utang, kemudian saham hutang. Jadi dapat dikatakan bahwa struktur
preferen dan yang paling mahal adalah aktiva mempunyai pengaruh terhadap
saham biasa serta laba ditahan. Sebagai struktur modal.
perimbangan lain adalah bahwa direct cost Moh’d Larry dan James (1998)
untuk pembiayaan eksternal lebih tinggi dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
dibanding dengan pembiayaan internal. struktur aktiva mempengaruhi keputusan
Selanjutnya penjualan saham baru justru modal yang dilakukan oleh manajer.
merupakan sinyal negatif karena pasar Demikian pula dengan penelitian yang
menginterprestasikan perusahaan dalam dilakukan oleh Bhaduri (2002) yang
keadaan kesulitan likuiditas. Penjualan menunjukkan adanya pengaruh dari struktur
saham baru tidak jarang mengakibatkan aktiva terhadap keputusan modal. Penelitian
terjadinya delusi dan pemegang saham akan lain yang dilakukan oleh Krishan (1996)
mempertanyakan kemana laba yang pada perusahaan-perusahaan besar di negara
diperoleh selama ini. industri juga menunjukkan adanya pengaruh
Sedangkan Modigliani dan Miller struktur aktiva terhadap struktur modal.
telah membuat penjelasan tentang pajak Perusahaan yang sudah well-
bunga, perusahaan dengan tingkat established akan lebih mudah memperoleh
keuntungan atau laba yang tinggi akan modal di pasar modal dibanding dengan
menggunakan hutang yang besar untuk perusahaan kecil. Karena kemudahan akses
mendapatkan keuntungan dari pajak. Lebih tersebut berarti perusahaan besar memiliki

111
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

fleksibilitas yang lebih besar pula (Sartono, modal. Dari hasil Penelitian yang dilakukan
2001: 249). oleh Saidi (2004), telah memberikan
Menurut Brigham dan Houston kesimpulan, bahwa variabel ukuran
(2001: 40), perusahaan yang tumbuh dengan perusahaan (size) berpengaruh paling
pesat harus lebih banyak mengandalkan dominan terhadap struktur modal.
modal eksternal. Biaya pengembangan
untuk penjualan saham biasa lebih besar Penelitian Terdahulu
daripada biaya untuk penerbitan surat utang Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
yang mendorong perusahaan untuk lebih telah dilakukan oleh :
banyak mengandalkan utang. Namun pada 1. Ghozali dan Hendrajaya (2000)
saat yang sama perusahaan yang tumbuh menganalisa hubungan antara leverage
dengan pesat sering menghadapi faktor dan penggunaan hutang bank
ketidakpastian yang lebih besar, yang guna menganalisis pengaruh
cenderung mengurangi keinginan untuk monitoring dan pengawasan bank pada
menggunakan utang. struktur modal optimal dengan
Ukuran perusahaan bisa dijadikan mengetahui perbedaan perusahaan
acuan untuk menilai kemungkinan dengan hutang bank dan tanpa hutang
kegagalan perusahaan seperti: bank dalam karakteristik perusahaan
a) Biaya kebangkrutan serta pengaruhnya terhadap leverage
adalah fungsi yang membatasi nilai faktor. Model yang digunakan adalah
perusahaan; alat regresi berganda baik secara
b) Perusahaan-perusahaan parsial / simultan. Hasil penelitian
besar biasanya lebih suka melakukan menunjukkan bahwa tidak ada
diversifikasi dibandingkan dengan perbedaan leverage faktor antara
perusahaan-perusahaan kecil, dan perusahaan dengan hutang bank dan
memiliki kemungkinan untuk bangkrut tanpa hutang bank. Variabel
lebih kecil. independen margin laba dan
Maka pernyataan ini bisa dijadikan profiitabilitas secara signifikan
sebagai petunjuk bahwa semakin besar berpengaruh terhadap leverage faktor
ukuran perusahaan (size), akan memberikan baik pada perusahaan dengan hutang
kemungkinan bagi perusahaan untuk dan tanpa hutang bank, sedangkan
memiliki hutang yang semakin besar / tinggi variabel independen volatilitas dan
pula (Santi, 2003, mengutip pendapat penjualan hanya berpengaruh terhadap
Titman dan Wessels, 1988). Oleh sebab itu, perusahaan tanpa hutang bank.
bisa diramalkan bahwa ukuran perusahaan 2. McCue dan Ozcan (1992)
mempunyai pengaruh positif dengan Penelitian yang dilakukan oleh
struktur modal. Menurut pendapat Rajan dan ini bertujuan untuk mempelajari
Zingales, 1995; Ferri dan Jones, 1979; dan pengaruh dari faktor-faktor penentu
Wiwattanakantang, 1999 yang dikutip oleh struktur modal rumah sakit di
Mutamimah (2003) bahwa perusahaan besar California. Penelitian dilakukan
cenderung menerbitkan utang lebih besar terhadap 475 rumah sakit selama tahun
dibanding perusahaan kecil, hal ini berarti 1982 hingga tahun 1987. Variabel-
ada hubungan antara ukuran perusahaan variabel bebas yang digunakan dalam
dengan struktur modal. Berbeda dengan penelitian ini meliputi: asset structure,
hasil penelitiannya bahwa dari hasil regresi growth, profitability, risk, size, tax
sebagai proksi dan trade off theory shield, ownership affiliation, payment
menunjukkan kalau ukuran perusahaan tidak system, dan market condition. Hasil
berpengaruh signifikan terhadap struktur penelitian ini menunjukkan bahwa,

112
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

asset structure, growth, risk, size, pengaruh parsial dari risiko bisnis
ownership affiliation, dan market terhadap struktur modal yang tidak
condition berpengaruh signifikan signifikan.
terhadap keputusan struktur modal.
3. Balakrishnan, Srinivasan dan Isac Fox Kerangka Pemikiran
(1993) Salah satu tugas manajer keuangan
Penelitian ini bertujuan untuk adalah memenuhi kebutuhan dana. Di
mengetahui dampak dari karakteristik dalam melakukan tugas tersebut manajer
perusahaan terhadap struktur modal. keuangan dihadapkan adanya suatu variasi
Penelitian dilakukan terhadap dalam pembelanjaan, dalam arti kadang –
perusahaan-perusahaan manufaktur di kadang perusahaan lebih baik
Amerika Serikat tahun 1978 sampai menggunakan dana yang bersumber dari
dengan tahun 1987. Variabel-variabel hutang (debt) kadang – kadang perusahaan
yang digunakan sebagai variabel bebas lebih baik kalau menggunakan dana yang
dalam penelitian ini meliputi: earnings bersumber dari modal sendiri (equity). Oleh
volatility, depreciation, R&D intensity, karena itu manajer keuangan di dalam
dan growth opportunities. Hasil operasinya perlu berusaha untuk memenuhi
penelitian ini menunjukkan bahwa suatu sasaran tertentu mengenai
karakteristik perusahaan atau faktor- perimbangan antara besarnya hutang jumlah
faktor yang menjadi penentu struktur modal sendiri yang tercermin dalam struktur
modal adalah: risiko yang diukur modal perusahaan, perlu diperhitungkan
dengan earnings volatility, berbagai faktor – faktor yang mempengaruhi
depreciation dan advertising. struktur modal, yaitu ukuran perusahaan,
4. Saidi (2004) risiko bisnis, pertumbuhan aktiva,
Penelitian ini bertujuan untuk profitabilitas, dan struktur kepemilikan.
menguji pengaruh ukuran perusahaan Adapun dalam penelitian ini dapat
(size), risiko bisnis (business risk), digambarkan dalam model sebagai berikut :
pertumbuhan aktiva (growth of assets), Gambar 1
profitabilitas (profitability), struktur Model Penelitian
kepemilikan (ownership structure)
terhadap struktur modal baik secara
simultan maupun parsial. Penelitian Risiko Bisnis
dilakukan terhadap perusahaan
manufaktur go public di Bursa Efek
Jakarta tahun 1997 – 2002. hasil Struktur
penelitian ini menunjukkan bahwa Aktiva
secara simultan ukuran perusahaan, Struktur
Profitabilitas
Risiko bisnis, Pertumbuhan aktiva, Modal
profitabilitas, dan struktur kepemilikan
perusahaan secara bersama – sama Ukuran
berpengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan
Hal ini menunjukkan bahwa dalam
pengambilan keputusan mengenai
struktur modal yang akan digunakan
atau diterapkan. Risiko bisnis tidak
diperhatikan oleh manajer dalam
pengambilan keputusan mengenai
struktur modalnya, hal ini tampak dari

113
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Pengembangan Hipotesis Pengaruh Profitabilitas Terhadap


Struktur Modal
Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Brigham dan Weston (2001;40),
Struktur Modal mengatakan bahwa perusahaan dengan
Dalam perusahaan resiko bisnis akan tingkat pengembalian yang tinggi atas
meningkat jika menggunakan hutang yang investasi menggunakan hutang yang relatif
tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi
kemungkinan kabangkrutan. Hasil penelitian memungkinkan untuk membiayai sebagian
membuktikan bahwa perusahaan dengan besar kebutuhan pendanaan dengan dana
resiko yang tinggi seharusnya menggunakan yang dihasilkan secara internal. Beberapa
hutang yang lebih sedikit untuk menghindari penelitian yang pernah dilakukan khususnya
kemungkinan kebangrutan (Titman & penelitian empiris dilakukan oleh Krishnan
Wessels, 1998). Atas dasar hal ini, maka (1996), Badhuri (2002), Moh’d (1998),dan
dibuat hipotesis sebagai berikut : Majumdar (1999) menunjukkan bahwa
H1 : Resiko Bisnis (business risk) profitabilitas berpengaruh terhadap struktur
berpengaruh negatif secara modal perusahaan. Atas dasar hal tersebut,
signifikan terhadap struktur modal maka dibuat hipotesis sebagai berikut :
perusahaan. H3 : Profitabilitas berpengaruh negatif
secara signifikan terhadap struktur
Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap modal perusahaan
Struktur Modal
Menurut Riyanto (1995;298), Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
kebanyakan perusahaan industri dimana Struktur Modal
sebagian besar daripada modalnya tertanam Perusahaan kecil akan cenderung
dalam aktiva tetap (fixed assets), akan untuk biaya modal sendiri dan biaya hutang
mengutamakan pemenuhan modalnya dari jangka panjang lebih mahal dari pada
modal yang permanen yaitu modal sendiri, perusahaan besar. Maka perusahaan kecil
sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. akan cenderung menyukai hutang jangka
Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya pendek dari pada hutang jangka panjang
aturan struktur finansial konservatif karena biayanya lebih rendah. Demikian
horizontal yang menyatakan bahwa juga dengan perusahaan besar akan
besarnya modal modal sendiri hendaknya cenderung memiliki sumber pendanaan yang
paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva kuat. Dengan demikian ukuran perusahaan
tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya akan memiliki pengaruh terhadap struktur
permanen. Dan perusahaan yang sebagian modal. Atas dasar hal tersebut, maka dibuat
besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar hipotesis sebagai beriku :
akan mengutamakan kebutuhan dananya H4 : Ukuran Perusahaan (firm size)
dengan hutang. Jadi dapat dikatakan bahwa berpengaruh positif secara signifikan
struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
terhadap struktur modal. Atas dasar hal ini,
maka dibuat hipotesis sebagai berikut : Metode Penelitian
H2 : Struktur Aktiva (tangibility of assets)
berpengaruh positif secara signifikan Sampel dan data
terhadap struktur modal perusahaan. Sampel penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2004-
2006. Pengambilan sampel dilaksanakan
melalui purposive sampling dengan kriteria :

114
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

perusahaan yang melaporkan laporan Rt = Return saham pada tahun


keuangan per 31 Desember, perusahaan ke-t
yang memperoleh laba positif selama Pt = harga saham pada tahun
periode pengamatan. Data perusahaan yang ke-t
dijadikan sampel yaitu sebanyak 71 Pt-1 = harga saham pada tahun
perusahaan dengan metode pooled, sehingga ke t-1
data diperoleh sebanyak 213 observasi data.
Return Pasar
Definisi Operasionalisasi Variabel IHSGt  IHSGt 1
Rmt 
Struktur Modal IHSGt 1
Struktur Modal, ditentukan dengan Dimana :
membandingkan total hutang jangka Rmt = return pasar pada
panjang atas modal sendiri perusahaan tahun ke-t
(Riyanto, 2001) dengan persamaan sebagai IHSGt = indeks harga saham
berikut: gabungan pada tahun
Total hutang jangka panjang
SM  ke-t
Total modal sendiri IHSGt-1 = indeks harga saham
Risiko Bisnis gabungan pada tahun
Risiko bisnis diukur dengan diproxy ke t-1
dengan beta () perusahaan. Dimana beta
merupakan variabel tanpa satuan atau Struktur Aktiva
ukuran. Struktur Aktiva merupakan rasio
Beta merupakan koefisien statistik antara aktiva tetap dengan aktiva yang
yang menunjukkan ukuran resiko relative dimiliki perusahaan (Husnan, 2002), dengan
suatu saham terhadap portofolio pasar persamaan sebagai berikut:
(Jones, 1998). Untuk menghitung resiko Aktiva Tetap
sistematik setiap saham yang termasuk SA 
Total Aktiva
dalam penelitian, dilakukan dengan
menggunakan Model Indeks Tunggal Profitabilitas
sebagai berikut ini (Elton dan Gruber, 1995) Profitabilitas (profitability) adalah
Rit = αi + βi Rmt + εit kemampuan perusahaan untuk memperoleh
Dimana : laba dari kegitan bisnis yang dilakukannya
Rit = return saham perusahaan ke-i (Ghost, et.al., 2000). Dalam penelitian ini
pada tahun ke-t pengukuran terhadap profitabilitas diukur
αi = intersep dari regresi untuk dengan membandingkan laba setelah pajak
masing – masing perusahaan ke i dengan total asset.
βi = beta untuk masing – masing laba setelah pajak
perusahaan ke – i ROA 
total asset
Rmt = return indeks pasar pada
tahun ke-i Ukuran Perusahaan
εit = kesalahan residu untuk Ukuran perusahaan dalam penelitian
persamaan regresi tiap – tiap ini mengacu pada penelitian (Krishnan dan
perusahaan ke-i pada tahun ke-t Moyer, 1996) yang dihitung dengan diproxy
Return Saham dengan nilai logaritma dari total asset. (Ln
P  Pt 1 Total Asset)
R1  t
Pt 1
Dimana :
Metode Analisis Data

115
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Pengujian hipotesis dalam penelitian Analisis Hasil Penelitian


ini akan dilakukan dengan menggunakan
model regresi linear berganda, di mana Statistik Deskriptif
dalam analisis regresi tersebut akan diuji Berdasarkan pemilihan data yang
pengaruh antara variabel independen dilakukan didapatkan jumlah sampel
terhadap variabel dependen. Namun sebanyak 194 sampel dengan data yang
sebelumnya akan diuji terlebih dahulu syarat sudah terdistribusi normal selama periode
penggunaan regresi linier yang meliputi: Uji penelitian. Setelah dilakukan analisis
Normalitas dan Uji Asumsi Klasik yang diketahui uji deskriptif variabel dengan hasil
meliputi uji multikolenieritas, uji sebagai berikut:
heterokedastisitas, dan uji auto korelasi.

Tabel-1
Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


RISIKO BISNIS 194 -3.81 3.25 .7564 .8317
STRUKTUR AKTIVA 194 .04 7.26 .4448 .6581
ROA 194 .01 40.15 7.5758 7.0068
UKURAN PRS 194 10.23 17.93 13.6161 1.5805
STRUKTUR MODAL 194 .00 1.53 .3442 .3602
Valid N (listwise) 194

sumber: data sekunder yang diolah

Dari hasil otput diatas dapat dilihat Tabel -2


bahwa sampel sebanyak 194 data observasi Uji Normalitas
dengan menggunakan data pool. Untuk One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

analisis statistik deskritif seperti pada hasil Unstandardiz


output diatas menunjukkan bahwa variabel N
ed Residual
213
profitabilitas dan ukuran perusahaan Normal Parameters a,b Mean 2.270919E-10
Std. Deviation
mempunyai nilai standar deviasi lebih kecil Most Extreme Absolute
.5592504
.188
dari nilai rata – ratanya, kecuali variabel Differences Positive .188
risiko bisnis, struktur aktiva dan struktur Kolmogorov-Smirnov Z
Negative -.135
2.737
modal. Artinya semakin kecil penyimpangan Asymp. Sig. (2-tailed) .000
data dengan nilai rata – ratanya. a. Test distribution is Normal.

Untuk angka maksimum pada data b. Calculated from data.

variabel risiko bisnis, struktur aktiva, Sumber : Data sekunder yang diolah
profitabilitas, ukuran perusahaan dan
struktur modal cukup variasi. Hal ini berarti Berdasarkan tabel di atas dapat
cenderung mengalami peningkatan dimana diketahui bahwa nilai signifikansi
nilai minimum lebih rendah dibanding sebesar 0,000. Karena signifikansinya
dengan nilai maksimumnya. (0,000) kurang dari 0,05 maka sebaran
data dinyatakan berdistribusi tidak
Uji Normalitas normal. Salah satu cara untuk
Pengujian distribusi data tersebut mengubah distribusi data yang tidak
setelah diuji distribusi datanya tergolong normal menjadi distribusi data yang
tidak normal yang dapat dilihat dalam tabel normal yaitu dengan menghilangkan
sebagai berikut : data outlier (data pengganggu) pada

116
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

masing-masing variabel penelitian, Tabel-4


sehingga diperoleh data sebanyak 194 Uji Multikolinieritas
setelah data outlier dihilangkan, yang Coefficientsa

dapat dilihat dari uji kolmogorov Collinearity Statistics

smirnov setelah ditampilkan hasil Model


1 RISIKO BISNIS
Tolerance
.932
VIF
1.073
unstandardized residual. Hasil STRUKTUR AKTIVA .969 1.032

pengujian normalitas dapat dilihat pada ROA


UKURAN PRS
.970
.921
1.031
1.086
tabel berikut: a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Sumber : Data sekunder yang diolah


Tabel-3
Uji Normalitas Residual
Berdasarkan tabel di atas, diketahui
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas
Zscore:
Zscore: kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari
Zscore:
Unstanda
0,1, sehingga disimpulkan bahwa seluruh
N
rdize
194
variabel bebas tidak mempunyai masalah
Normal Parameters a,b Mean -7.3E-02 dengan multikolinieritas.
Std. Deviation .9013529
Most Extreme Absolute .084
Differences Positive .084 Uji Autokorelasi
Kolmogorov-Smirnov Z
Negative -.059
1.174
Uji autokorelasi bertujuan untuk
Asymp. Sig. (2-tailed) .127 mengetahui apakah dalam suatu model
a. Test distribution is Normal. regresi linier terdapat korelasi antara
b. Calculated from data.
pengganggu pada periode t dengan
Sumber : Data sekunder yang diolah kesalahan pada periode t -1 (Imam Ghozali,
2001).
Berdasarkan tabel di atas dapat Pengujian autokorelasi dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar menggunakan pengujian run test yang dapat
0,127 lebih besar dari 0,05 sehingga dilihat dalam tabel dibawah ini.
disimpulkan bahwa sebaran data
berdistribusi normal. Tabel -5
Uji Autokorelasi
Pengujian Asumsi Klasik (Run Test)
Uji Multikolinieritas Runs Test
Pengujian multikolinieritas
dilakukan dengan melihat perolehan nilai RES2
VIF (Variance Inflance Faktor) dan nilai Test Valuea 3.804E-02
tolerance dari model regresi untuk masing- Cases < Test Value 97
masing variabel bebas. Apabila nilai VIF Cases >= Test Value 97
kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari Total Cases 194
0,1 maka disimpulkan bahwa variabel bebas Number of Runs 98
tersebut tidak mempunyai masalah dengan Z .000
multikolinieritas, artinya tidak mempunyai Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
hubungan dengan variabel bebas lain. Hasil a. Median
analisis data dapat dilihat pada tabel berikut:
Sumber : Data sekunder yang diolah

117
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Berdasarkan tabel di atas dapat membandingkan nilai R2*obs terhadap nilai


diketahui nilai signifikan 1,000 yang lebih tabel 2 sesuai dengan nilai degree of
besar dari 5%, sehingga dapat disimpulkan freedom (df) yang besarnya berdasarkan
bahwa model regresi tidak terjadi gejala jumlah variabel regresoornya, tidak
autokorelasi. termasuk konstanta. Pada penelitian ini
didapat nilai 2 adalah 37,149, sedangkan
Uji Heteroskedastisitas jumlah regressor atau df = 194 pada =0,05
Uji heterokedastisitas bertujuan besarnya 2 adalah 124,342. Berarti bahwa
untuk mengetahui apakah nilai variance R2*obs lebih kecil dari nilai tabel, maka
kesalahan pengganggu atau residual bersifat estimator yang dihasilkan adalah valid
konstan. Untuk mengetahui ada tidaknya karena memenuhi asumsi homokedastisitas.
heterokedastisitas dilakukan uji
heterokedastisitas dengan menggunakan uji Pengujian Hipotesis
White dengan hasil sebagai berikut: Pengujian hipotesis dilakukan
Tabel 4.6 dengan menggunakan teknik regresi. Hasil
Hasil Uji White pengolahan data dapat dilihat pada tabel
Model Summary
berikut:
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 .502a .252 .193 .1210
a. Predictors: (Constant), ROA_UP, RB_UP, SA_UP,
UKURAN PRS, RB2, SA_ROA, RB_ROA, SA2, ROA2,
RB_SA, ROA, RISIKO BISNIS, UP2, STRUKTUR AKTIVA

Sumber: data sekunder yang diolah

Dengan menggunakan metode White


Heteroskedasticity Test, dengan
Tabel -7
Hasil Pengujian Model Regresi
Coefficientsa

Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.166 .191 -6.117 .000
RISIKO BISNIS 2.866E-02 .026 .066 1.083 .280
STRUKTUR AKTIVA .126 .033 .229 3.827 .000
ROA -1.26E-02 .003 -.245 -4.089 .000
UKURAN PRS .112 .014 .492 8.009 .000
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Sumber : data sekunder yang diolah berpengaruh negatif terhadap struktur


modal perusahaan manufaktur yang
Pengaruh risiko bisnis terhadap tcrdaftar di BEI ditolak, artinya risiko
struktur modal bisnis tidak berpengaruh terhadap
Hasil pengujian variabel risiko struktur modalnya.
bisnis diperoleh nilai t statistik sebesar Risiko bisnis tidak berpengaruh
1,083 dengan nilai signifikan sebesar terhadap struktur modal, dimana risiko
0,280 > 0,05. Karena nilai signifikansi bisnis adalah ketidakpastian yang
lebih besar dari nilai signifikansi yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
ditentukan yaitu 0,05 berarti hipotesis l kegiatan bisnisnya. Moh’d, Perry dan
(satu) yang menyatakan risiko bisnis Rimbey, 1998 dalam Hamada

118
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

menyatakan bahwa risiko bisnis Pengaruh profitabilitas terhadap


mencakup instrinsic business risk, struktur modal
financial leverage risk, dan operating Hasil pengujian variabel
leverage risk. Hal ini menunjukkan profitabilitas diperoleh nilai t statistik
bahwa dalam pengambilan keputusan sebesar -4,089 dengan nilai signifikan
mengenai struktur modal yang akan sebesar 0,000 < 0,05. Karena nilai
digunakan atau diterapkan. Pada hasil signifikan kurang dari 0,05 hal ini
penelitian ini sejalan dengan Saidi berarti hipotesis 3 (tiga) yang
(2004) dimana risiko bisnis tidak menyatakan profitabilitas berpengaruh
diperhatikan oleh manajer dalam negatif terhadap struktur modal
pengambilan keputusan mengenai perusahaan manufaktur yang terdaftar
struktur modalnya, hal ini tampak dari di BEI diterima, artinya profitabilitas
pengaruh parsial dari risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur
terhadap struktur modal yang tidak modal.
signifikan. Pada hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel
Pengaruh struktur aktiva terhadap profitabilitas berpengaruh negatif
struktur modal terhadap struktur modal. Brigham dan
Hasil pengujian variabel struktur Houston (2001:40), mengatakan
aktiva diperoleh nilai t statistik sebesar bahwa perusahaan dengan tingkat
3,827 dengan nilai signifikan sebesar pengembalian yang tinggi atas
0,000 < 0,05. Karena nilai signifikansi investasi menggunakan hutang yang
lebih kecil dari nilai signifikansi yang relatif kecil. Tingkat pengembalian
ditentukan yaitu 0,05 berarti hipotesis 2 yang tinggi memungkinkan untuk
(dua) yang menyatakan struktur aktiva membiayai sebagian besar kebutuhan
berpengaruh positif terhadap struktur pendanaan dengan dana yang
modal perusahaan manufaktur yang dihasilkan secara internal. Dalam
tcrdaftar di BEI diterima, artinya setiap penelitian ini menerima hipotesis, hal
adanya peningkatan pada struktur aktiva, ini menunjukkan bahwa dalam
maka akan diikuti dengan peningkatan pengambilan keputusan mengenai
struktur modalnya. struktur modal yang akan digunakan
Hasil pengujian diketahui para manajer di perusahaan
variabel struktur aktiva berpengaruh manufaktur di BEI
positif terhadap struktur modal mempertimbangkan profitabilitas.
perusahaan manufaktur yang tcrdaftar di Dengan demikian hasil penelitian ini
BEI diterima, artinya setiap adanya sejalan dengan teori yang
peningkatan pada struktur aktiva, maka dikemukakan oleh Sartono (2001)
akan diikuti dengan peningkatan struktur bahwa dengan laba ditahan yang besar,
modalnya. Hasil penelitian ini sesuai perusahaan akan lebih senang
dengan teori yang dikemukakan oleh menggunakan laba ditahan sebelum
Riyanto (2000), Sartono (2001), serta menggunakan utang.
Brigham dan Houston (2001) bahwa
perusahaan yang aktivanya sesuai untuk Pengaruh ukuran perusahaan
dijadikan jaminan kredit, cenderung terhadap struktur modal
lebih banyak menggunakan utang. Hasil pengujian variabel ukuran
perusahaan diperoleh nilai t statistik
sebesar 8,009 dengan nilai signifikan
sebesar 0,000 < 0,05. Karena nilai

119
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

signifikansi pengujian lebih kecil dari mendukung teori yang dikemukakan


nilai signifikansi yang ditentukan yaitu oleh Sartono (2001), Brigham dan
0,05 berarti hipotesis 4 (empat) yang Houston (2001) bahwa perusahaan
menyatakan ukuran perusahaan besar cenderung menerbitkan utang
berpengaruh positif dan terhadap lebih besar dibanding perusahaan
struktur modal pada perusahaan kecil. Akan tetapi hasil penelitian ini
manufaktur yang terdaftar di BEI menolak hasil penelitian yang
diterima, artinya setiap adanya dilakukan oleh Mutamimah (2003).
peningkatan pada ukuran perusahaan,
maka akan diikuti dengan peningkatan Koefisien Determinasi
struktur modalnya. Koefesien determinasi adalah
Pada hasil pengujian koefesien yang digunakan untuk
menunjukkan bahwa variabel ukuran menjelaskan seberapa besar variasi
perusahaan berpengaruh positif dan perubahan variabel dependen dapat
terhadap struktur modal, artinya setiap dijelaskan oleh variabel independen.
meningkatnya ukuran perusahaan, Berdasarkan uji determinasi didapatkan
maka akan diikuti dengan peningkatan hasil sebagai berikut:
struktur modalnya. Penelitian ini
Tabel-8
Hasil Uji Determinasi
Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-W


Model R R Square R Square the Estimate atson
1 .585a .342 .328 .2952 2.399
a. Predictors: (Constant), UKURAN PRS, ROA, STRUKTUR AKTIVA,
RISIKO BISNIS
b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Sumber : data sekunder yang diolah 2006. Berdasarkan hasil analisis, penelitian
ini menyimpulkan bahwa:
Dari hasil diatas diketahui Hasil pengujian variabel
bahwa nilai Adjusted R2 adalah sebesar independen risiko bisnis tidak
0,328 yang menunjukkan bahwa 32,8% berpengaruh terhadap struktur
variasi perubahan struktur modal dapat modalnya, sedangkan variabel
dijelaskan oleh perubahan risiko bisnis, independen yang lain yaitu struktur
struktur aktiva, profitabilitas dan aktiva, profitabilitas, dan ukuran
ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya perusahaan berpengaruh secara
67,2% dijelaskan oleh variabel lain signifikan terhadap struktur modal pada
diluar model penelitian ini. perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Penutup
Simpulan Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menganalisis apakah 1. Penelitian ini hanya dilakukan
terdapat pengaruh risiko bisnis, struktur dengan periode selama 3 tahun,
aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan sehingga hasil penelitian ini belum
terhadap struktur modal pada perusahaan tentu reliabel untuk digunakan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek sebagai bahan justifikasi untuk
Indonesia dengan periode pengamatan 2004- jangka panjang

120
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

2. Penelitian ini hanya menggunakan Daftar Pustaka


risiko bisnis, struktur aktiva,
profitabilitas dan ukuran Agrawal, and G Madelker,
perusahaan dalam mempengaruhi 1987,”Managerial Incentive and
struktur modal perusahaan. Corporate Investment and
3. Sampel penelitian yang khusus Financing Decision”, Journal of
dilakukan pada sektor manufaktur, Finance, 42, 823 – 837.
sehingga hasil ini sebaiknya dapat
digunakan untuk Ariyanto, Taufik, Pengaruh Struktur
menginterpretasikan hubungan Pemegang Saham Terhadap
antara risiko bisnis, struktur aktiva, Struktur Modal Perusahaan, Jurnal
profitabilitas dan ukuran Manajemen Indonesia, Vol. 1, 2002 :
perusahaan terhadap struktur 64-71.
modal perusahaan yang bergerak
Badhuri, Saumitra N, 2002. “Determinants
pada sektor lain.
of Corporate Borrowing: Some
4. Variabel yang digunakan hanya
Evidence from the Indian
meliputi faktor fundamental dan
Corporate Structure”, Journal of
tidak memperhitungkan faktor
Economics and Finance, Summer,
teknikal dan makro, sebaiknya
26, 2,p.200.
dapat menggunakan faktor teknikal
dan makro dalam mempengaruhi Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston,
struktur modal perusahaan. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi
8, Erlangga, Jakarta.
Saran
1. Penelitian ini hanya terbatas pada Chang. RP, dan SG Rhee, 1990, “Tax and
kajian empiris tentang faktor – Dividends: The Impact of Personal
faktor yang mempengaruhi Taxes on Corporate Dividend
struktur modal perusahaan Policy and Capital Structure
manufaktur go public di BEI tetapi Decisions”, Financial Management,
tidak sampai kepada pemecahan Summer, 21-31.
masalah tentang bagaimana
dampak struktur modal itu sendiri Claire, E Cruthley and Robert S Hansen,
terhadap kinerja perusahaan. Oleh 1989, “A Test of The Agency
karena itu, peneliti lain yang Theory of Managerial Ownership
berminat terhadap permasalahan Corporate Leverage, and Corporate
struktur modal perusahaan Dividend Policy and Capital
manufaktur dapat Structure Decisions”, Financial
mengembangkan penelitian ini Management, Winter.
dalam rangka mengetahui dampak Eugene F, Brigham, Joel F. Houston, 2001,
dari struktur modal yang ”Manajemen Keuangan”,
digunakan perusahaan terhadap Erlangga, Jakarta.
kinerja perusahaan.
2. Penelitian ini dilakukan dengan Friend, I. And L.H.P. Lang, 1988, ”An
menggunakan data tahun 2004 – Empirical Test Of The Impact Of
2006, sehingga untuk tahun – Managerial Self-Interest On
tahun yang lain atau tahun – tahun Corporate Capital Structure”, The
mendatang, hasil penelitian ini Journal of Finance 43, 271 – 282.
masih perlu diuji kembali.

121
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Ghosh, Arvin, Francis Cai and Wenhui Li,


2000. “The Determinants of Capital
Structure”, American Business Rizal, Muhammad, Analisis Faktor-Faktor
Review, 18,2,p.129 Yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan
Ghozali, Imam, 2005, “Analisis Multivariat Manufaktur Di BEJ tahun 1997-
dengan Program SPSS”, Badan 2002, Thesis MM, Universitas Gajah
Penerbit Universitas Diponegoro. Mada, 2002.
Gujarati, Damodaran, 1995, “Basic Saidi, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Econometrics”, 3 rd International Struktur Modal pada Perusahaan
edition, Mc Graw Hill International. Manufaktur Go Public Di BEJ
Tahun 1997-2002, Jurnal Bisnis dan
Kuncoro, Mudrajad, 2003, ”Metode Riset Ekonomi, Vol 11, No.1, Maret, hal
Untuk Bisnis & Ekonomi”, 44-58.
Erlangga, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2004,” Mengolah Data
Munawir,S.2001, Analisa laporan Statistik Secara Profesional”, PT
Keuangan, liberty, Yogyakarta. Elex media Komputindo, Jakarta.
Prayogo, J, Analisa Struktur Modal Sartono, Agus R, Manajemen Keuangan,
Industri Manufaktur di BEJ Edisi Ketiga, BPFE,
Beserta Faktor-faktor yang Yogyakarta,1996.
Mempengaruhinya, Thesis MM,
Universitas Gajah Mada,2002.

122

Anda mungkin juga menyukai