Udara merupakan atmosfer yang berada pada sekeliling bumi yang memiliki fungsi

sangat penting untuk kehidupan mahluk hidup di muka bumi ini. Udara mengandung oksigen
(O2) yang digunakan untuk bernafas, karbondioksida (CO2) yang bermanfaat untuk
fotosintesis tumbuhan, dan ozon (O3) yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet matahari.
(Sunu, 2001)
Menurut Keputusan MENKES No 1407/MENKES/SK/XI/2002 tentang Pedoman
Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, udara ambien adalah udara bebas di permukaan
bumi pada lapisan trposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup, dan unsur lingkungan hidup
lainnya. Sedangkan pencemaran udara merupakan masuknya atau dimasukkannya zat , energi,
atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai
ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
peruntukkannya.
Menurut PP RI no 41 tahun 1999, baku mutu udara ambien merupakan ukuran batas
atau kadar zat, energi, atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Indonesia memiliki baku mutu
udara ambien sebagai berikut:
Baku mutu udara ambien Negara Amerika Serikat

Baku mutu udara ambien Negara India

Sumber-sumber pencemaran udara adalah sebagai berikut ;
1. Polutan primer, terdiri dari :
a) Karbon Monoksida (CO)
b) Oksida-oksida sulfur
c) Oksida-oksida Nitrogen
d) Volatile Organic Compound (senyawa-senyawa organik yang menguap)
e) Susspended Particulate Matter (SPM)
2. Polutan Skunder, terdiri dari:
a) Ozon
b) Timbal (Miller.1992)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran udara

Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam, seperti:
a) abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
b) gas-gas vulkanik
c) debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
d) bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organic
2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia, seperti:
a) hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
b) bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia
organik dan anorganik
c) pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
d) pembakaran sampah rumah tangga
e) pembakaran hutan

Terdapat tiga kemungkinan perilaku polutan di udara:

1. bergerak terus di udara dan berpencaran sebagai akibat angina dan perbedaan suhu,
2. berinteraksi antar polutan atau polutan dengan senyawa lain baik secara kimia
maupun fisika, dan
3. mengendap/hilang dari udara, misalnya ke dalam laut, tanah, atau masuk dalam
sistem metabolism manusia, hewan dan tumbuhan.
 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap polusi udara. Dua faktor yang sangat
berpengaruh terhadap penyebaran polutan, yaitu suhu pada ketinggian tertentu dari permukaan
tanah dan gerakan udara. Polutan yang keluar dari cerobong asap pabrik biasanya bersuhu
sedikit lebih panas daripada suhu lingkungan. Karena kerapatan polutan ini relatif lebih kecil
dari udara di sekelilingnya, maka polutan akan bergerak ke atas sambil memancarkan panas ke
lingkungan, yaitu udara yang bersuhu relatif lebih dingin. Tanpa adanya angin, polutan udara
akan bergerak terus ke atas sampai kerapatannya sama dengan udara sekitarnya. Dengan
adanya angin,suhu asap akan segera turun dan bergerak sesuai dengan arah angin. Polutan
dapat juga bergerak sesuai dengan arah sumbernya, mencapai tanah dan terdistribusi dengan
konsentrasi yang relatif tinggi. (Prodjosantoso, 2011)
 DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 1400. Jakarta: PT. Gramedia
Widia Sarana Indonesia
Miller Mathew B, Habermean Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakrta: UI Press.