Radikal bebas merupakan salah satu penyebab utama dari berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif disebabkan oleh perubahan sel-sel tubuh yang pada akhirnya akan mempengaruhi fungsi organ dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan DNA, apabila kerusakan pada DNA hanya terdapat pada satu tempat maka masih dapat diperbaiki oleh DNA itu sendiri tetapi apabila kerusakan DNA terdapat pada banyak tempat akan menimbulkan terganggunya pembelahan sel (Suryo, 2011). Salah satu penyakit degeneratif yaitu kanker. Radikal bebas banyak terdapat di udara yang kita hirup karena adanya paparan dari polusi udara. Selain itu radikal bebas juga dapat berasal dari makanan yang kita konsumsi. Radikal bebas yang terus dibiarkan didalam tubuh akan menyebabkan banyak masalah kesehatan. Untuk menangkal radikal bebas dibutuhkan suatu senyawa antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat terjadinya oksidasi yang tidak diinginkan yang menyebabkan terjadinya kerusakan DNA, lemak, dan protein oleh oksigen singlet. Antioksidan dapat menghambat oksidasi oleh radikal bebas di dalam tubuh. Antioksidan banyak terdapat di tumbuhan salah satunya terdapat pada daun kedondong. Kedondong atau dengan nama latin (Spondias dulcis) adalah tanaman buah yang berasal dari family Anacardiaceae. Kedondong berasal dari daerah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan daerah tropis. (Prihatman,2004). Daun kedondong memiliki aktivitas antioksidan karena terdapat kandungan flavonoid saponin, alkaloid, dan tannin. Flavonoid adalah suatu senyawa polifenol yang merupakan suatu senyawa antioksidan. Flavonoid dapat membentuk ikatan dengan besi (Fe) dan tembaga (Cu) sehingga dapat menghambat pembentukan radikal bebas karena adanya katalis logam tersebut (Fe dan Cu). Daun kedondong telah diketahui sebagai obat tradisional untuk mengobati batuk menahun. Daun kedondong telah dilaporkan aktivitas antituberkolosis dari ekstrak metanol daun kedondong yang diketahui mengandung triterpenoid dan flavonoid terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis MDR(Ramayati, N.P.A, Ariantari, N.P, Dwija, 2012), ekstrak metanol daun kedondong dapat meningkatkan antibodi IgM dan IgG (Ulfah, Maria,dkk 2018), selain itu ekstrak etanol daun kedondong memiliki aktivitas antifungi (Feri Fernando, Lanny Mulqie, n.d.). Ekstrak yang digunakan berasal dari ekstrak n-heksana daun kedondong karena n-heksana diketahui dapat mengekstrak senyawa triterpenoid yang merupakan senyawa yang terdiri dari 6 unit isoprene yang biasanya dipisahkan menggunakan pelarut nonpolar. (Savitri, L.P.V.A , Ariantari, N.P ,Dwija, 2013) Oleh sebab itu, disusunnya laporan praktikum ini untuk mengetahui kandungan antioksidan yang terkandung dalam daun kedondong. TINJAUAN PUSTAKA
Kedondong ialah tumbuhan tropis yang berasal dari family Anacardiaceae.
Tanaman ini dapat dimanfatkan pada bagian buah, daun, dan kulit batangnya sebagai pengobatan beberapa penyakit kulit seperti kulit borok, kulit perih, dan luka bakar. Setelah dianalisis daun, kulit batang, dan kulit akar tanaman kedondong mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tannin. Senyawa- senyawa tersebut merupakan senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas antibakteri dan memiliki kemampuan untuk menghambat fungi membrane sel pada bakteri. (Hasanah, Handayani, Selatan, & Kunci, 2008) Genus spondias (Anacardiacae) memiliki 17 spesies, 7 diantaranya berada pada daerah neotropis dan 10 lainnya ada pada daerah tropis Asia. Spondias dulcis adalah pohon equatorial yang tumbuh dengan cepat dengan buah yang dapat dimakan. Spondias dulcis juga bermanfaat bagi kesehatan mata dan pengobatan infeksi mata, buah Spondias dulcis digunakan sebagai penyembuh penyakit gatal-gatal, sakit tenggorokan, dan peradangan kulit. Buah Spondias dulcis juga bermanfaat sebagai penawar racun (Shawkat, et al, 2013). Berikut klasifikasi tanaman Spondias dulcis dari website plantamor.com : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Spondias Gambar .Tanaman Spondias Spesies : Spondias dulcis Parkinson dulcis. DAFTAR PUSTAKA Feri Fernando, Lanny Mulqie, S. H. (n.d.). Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Daun Kedondong ( Spondias Dulcis Parkinson ) terhadap Fungi Candida Albicans Secara In Vitro. 14–20. Hasanah, N., Handayani, A., Selatan, T., & Kunci, K. (2008). UJI TOKSISITAS DAN UJI FITOKIMIA EKSTRAK DAUN KEDONDONG ( Spondias dulcis Parkinson ). 13–23. Ramayati, N.P.A, Ariantari, N.P, Dwija, I. B. N. . (2012). AKTIVITAS ANTITUBERKULOSIS KOMBINASI EKSTRAK n-HEKSANA DAUN KEDONDONG HUTAN DENGAN RIFAMPISIN TERHADAP ISOLAT Mycobacterium tuberculosis STRAIN MDR. Savitri, L.P.V.A , Ariantari, N.P ,Dwija, I. B. N. . (2013). Potensi Antituberkulosis Ekstrak n-Heksana Daun Kedondong Hutan. Shawkat, M. et al. (2013). comparative study of the antioxidant , antimicrobial , cytotoxic and thrombolytic potential of the fruits and leaves of S pondias dulcis. 3(9), 682–691. https://doi.org/10.1016/S2221-1691(13)60139-2 Suryo, I. (2011). Genetika Manusia. In Genetika Manusia. Ulfah, M. et al. (2018). AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEDONDONG ( Spondias pinnata ( L . F ) Kurz .) TERHADAP ANTIBODI IgM DAN IgG PADA MENCIT BALB / C YANG DIINDUKSI VAKSIN HEPATITIS B. 15(2), 83–90.