Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Nikmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami yaitu membuat Makalah.
Didalam Makalah ini kami akan membahas tentang ”TEORI KEPERAWATAN CALISTA
ROY” Dan kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta dalam
menyelesaikan Makalah ini. Kami juga mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penulisan dan penyampaian informasi nantinya.
Kami juga mengharapkan kritikan dan saran kepada rekan-rekan semua agar
terciptanya komunikasi yang baik dalam makalah kami. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pekanbaru, September 2017

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................1


DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................3
1.2 TUJUAN PENULISAN .................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 RIWAYAT HIDUP CALISTA ROY .........................................................4
2.2 TEORI CALISTA ROY .................................................................................5
2.3 MODEL ADAPTASI ROY ...........................................................................7
2.4 PRESEPSI ......................................................................................................12

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA……………..….................……….......................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Model konsep teori Calista Roy mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Model
konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak belakang dari paradigma keperawatan. Model konseptual dalam
keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam
batas kewenangan sebagai seorang perawat.
Ada berbagai jenis konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang
keperawatan, salah satunya adalah Calista Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan empat
macam elemen penting dalam adaptasi keperawatan, yaitu: manusia, lingkungan, kesehatan,
dan keperawatan. Model adaptasi Roy menjelaskan bahwa bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif karena
menurut Roy manusia adalah makhluk holistik yang memiliki sistem adaptif yang selalu
beradaptasi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teori dan model keperawatan menurut
Roy akan di bahas pada bab berikutnya. (Kozier, B and Erb, G, 1993)

1.2 TUJUAN PENULISAN


1.2.1 Tujuan Umum
Mampu memahami konsep model perawatan menurut Roy dalam manajemen
asuhan keperawatan
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengenal riwayat hidup Calista Roy
b. Memahami konsep model teori Roy
c. Menghubungkan model konsep keperawatan Calista Roy dengan proses
keperawatan

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 RIWAYAT HIDUP CALISTA ROY

Suster Callista Roy, merupakan anggota suster Santo Joseph dari Carondelet, lahir
pada tanggal 14 Oktober 1939,di Los Angeles, California. Dia menerima seorang sarjana
gelar di bidang keperawatan pada tahun 1963 dari Mount Saint Mary's College di Los
Angeles dan gelar master dalam keperawatan dari University of California, Los Angeles, di
Jakarta1966. Setelah mendapatkan gelar keperawatannya, Roy memulai pendidikannya dalam
sosiologi, menerima baik master gelar sosiologi pada tahun 1973 dan gelar doktor di
sosiologi pada tahun 1977 dari University of California. . Roy mengembangkan konsep dasar
model saat dia seorang mahasiswa pascasarjana di University of California, Los Angeles,
dari tahun 1964 sampai 1966. Roy adalah seorang profesor dan ketua dari Departemen
Keperawatan di Mount Saint Mary's Perguruan tinggi sampai tahun 1982. Dia dipromosikan
ke pangkat profesor di 1983 di Mount Saint Mary's College dan Universitas Portland. Pada
tahun 1987, Roy memulai posisi baru dari teoretikus perawat di Boston College School of
Nursing. Roy telah menerbitkan banyak buku, bab, dan berkala artikel dan telah menyajikan
banyak ceramah dan lokakarya yang berfokus pada teori adaptasi keperawatannya (Roy &
Andrews, 1991).
Roy menerima Penghargaan Pendiri Nasional untuk Keunggulan dalam
Menumbuhkan Standar Keperawatan Profesional pada tahun 1981. Prestasinya meliputi
Honorary Doctorate dari Humane Letters dari Alverno College (1984), kehormatan doktor
dari Eastern Michigan University (1985) dan St. Joseph's College di Maine (1999), dan a
American Journal of Nursing Book of the Year Award untuk Esensi Model Adaptasi Roy
(Andrews & Roy,1986). Prestasinya meliputi Honorary Doctorate dari Humane Letters dari
Alverno College (1984), kehormatan doktor dari Eastern Michigan University (1985) dan St.
Joseph's College di Maine (1999), dan a American Journal of Nursing Book of the Year
Award untuk Esensi Model Adaptasi Roy (Andrews & Roy,1986). Roy telah diakui sebagai
World Who's Siapa Wanita (1979); Kepribadian Amerika (1978); rekan dari American
Academy of Nursing (1978); penerima beasiswa Fulbright Senior Scholar Award dari
Australian-American Educational Foundation (1989),) dan menerima Martha Rogers Award

4
untuk Memajukan Ilmu Keperawatan dari Liga Nasional untuk Keperawatan (1991). Roy
menerima Outstanding Penghargaan Alumna dan Medali Carondelet bergengsi dari
almamaternya, Mount Saint Mary's. Orang Amerika Academy of Nursing menghormati Roy
untuknya yang luar biasa Prestasi hidup dengan mengenalnya sebagai Living Legenda
(2007).

2.2 TEORI CALISTA ROY

Derivasi Model Adaptasi Roy untuk keperawatan termasuk kutipan karya Harry
Helson dalam psikofisika yang diperluas ke ilmu sosial dan perilaku (Roy, 1984). Dalam
teori adaptasi Helson, adaptif tanggapan merupakan fungsi stimulus yang masuk dan tingkat
adaptif (Roy, 1984). Sebuah stimulus adalah faktor apa pun yang memprovokasi sebuah
respon. Stimuli bisa timbul dari internal atau lingkungan eksternal (Roy, 1984). Tingkat
adaptasi terdiri dari efek gabungan berikut tiga kelas rangsangan:
1. Rangsangan fokus langsung menghadapi individu.
2. Rangsangan kontekstual adalah rangsangan lainnya yang hadir berkontribusi pada
efek stimulus fokal.
3. Sisa rangsangan merupakan faktor lingkungan yang mana Efeknya tidak jelas dalam
situasi tertentu.
Menurut teori Helson, adaptasi adalah proses menanggapi perubahan lingkungan secara
positif (Roy& Roberts, 1981). Model Adaptasi, Roy (1976) membahas konsep diri dan
identitas kelompok mode. Dia dan rekan-rekannya mengutip karya dari Coombs dan Snygg
berkenaan dengan konsistensi diri dan faktor utama yang mempengaruhi konsep diri (Roy,
1984). Teori interaksi sosial dikutip untuk memberikan teori dasar. Misalnya, Roy (1984)
mencatat bahwa Cooley (1902) berteori bahwa persepsi diri dipengaruhi oleh persepsi
tanggapan orang lain, disebut "melihat kaca diri. "Dia menunjukkan bahwa Mead
memperluas idenya dengan menghipotesiskan bahwa penilaian diri menggunakan
generalisasi lain. . Roy membangun saran Sullivan sendiri muncul dari interaksi sosial (Roy,
1984). Gardner dan Erickson mendukung pendekatan perkembangan Roy (Roy, 1984).
Perkembangan tambahan model terjadi selama tahun 1900-an dan memasuki abad kedua
puluh satu. Perkembangan ini termasuk pembaharuan ilmiah dan asumsi filosofis; sebuah
redefinisi adaptasi dan tingkat adaptasi; perpanjangan mode adaptif untuk pengembangan
pengetahuan tingkat kelompok; dan analisis, kritik, dan sintesis dari 25 tahun pertama

5
penelitian . Roy setuju dengan teori lain yang percaya bahwa perubahan dalam Sistem
lingkungan manusia di bumi sangat luas bahwa zaman besar akan berakhir (Davies, 1988;De
Chardin, 1966).

2.3 MODEL ADAPTASI ROY

Sistem adalah suatu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk
beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. Sistem
terdiri dari proses input, output kontrol dan umpan balik (Roy, 1991) dengan penjelasan
sebagai berikut:

1. Input
Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan
informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan
respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu stimulus fokal, kontekstual dan
stimulus residual.
a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang,
efeknya segera, misalnya infeksi (Roy & Andrews, 1999, hal 31).
b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik
internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat di observasi,
diukur dan secara subyektif dilapokan. Ransangan ini muncul secara
bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal
seperti anemia, isolasi sosial. (Roy & Andrews, 1999, hal 31)
c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi
yang ada tetapi sukar untuk di observasi meliputi kepercayaan, sikap, sifat
individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses
belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang
toleransi tetapi ada yang tidak. (Roy & Andrews,1999, hal. 32).
2. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang
digunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan cognator yang
merupakan subsistem. Mekanisme kontrol tersebut yaitu :
a. Subsistem regulator
Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen: input-proses dan
output. Input stimulus berupa iinternal atau eksternal. trasmiter sistem

6
regulator adalah kimia, neural dan endokrin. Refleks otonom adalah respon
sistem neural dan brain dan spinal cord dan yang diteruskan sebagai prilaku
output dari regulator subsitem. "(Roy & Andrews, 1999, hal. 32).

b. Subsistem cognator
Stimulus untuk subsitem cognator dapat eksternal maupun internal. Prilaku
output dari subsistem legulator dapat menjadi stimulus umpan balik untuk
subsistem cognator. Proses kontrol cognator berhubungan dengan fungsi otak
dalam memproses informasi, penelitiaan dan emosi. Persepsi atau proses
informasi berhubungan dengan proses intenal dalam memilih atensi, mencatat
dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement
(penguatan) dan insight ( pengertian yang mendalam). Menyelesaikan masalah
dan pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan
penilaian atau analisa (Roy & Andrews, 1999, hal 31).

3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur atau secara
subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar. Roy
mengkatagorikan sistem output sebagai respon yang adaptif atau respon yang
tidak meladaptif. Responyang adaptif dapat meningkatkan intergritas seseorang
yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu
melaksanakan tujuan yang berkenan dengan kelangsungan hidup, perkembangan,
reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang meladaptif perilaku yang
tidak mendukung tujuan ini (Basford, Lynn. 2006)

7
Modus fisiologis "berhubungan dengan fisik dan proses kimia yang terlibat dalam
fungsinya dan aktivitas organisme hidup "(Roy & Andrews,1999, hal. 102). Lima kebutuhan
diidentifikasi dalam fisiologis-mode fisik relatif terhadap kebutuhan dasar integritas fisiologis
sebagai berikut:
1. oksigenasi,
2. gizi,
3. eliminasi,
4. aktivitas dan istirahat,dan
5. perlindungan.

Kebutuhan dasar modus fisiologis adalah integritas fisiologis (Roy & Andrews, 1999).
Modus fisiknya adalah cara di mana sistem adaptif manusia kolektif memanifestasikan
adaptasi relatif terhadap operasi dasar sumber daya, peserta, fasilitas fisik, dan fiskal sumber
daya "(Roy & Andrews, 1999, hal 104). Dasar Kebutuhan mode fisik adalah integritas
operasi. Kebutuhan dasar mendasari individu modus konsep diri telah diidentifikasi sebagai
psikis dan integritas spiritual, atau kebutuhan untuk mengetahui siapa orang itu adalah agar
seseorang dapat menjadi atau eksis dengan rasa persatuan, artinya, dan tujuan di alam
semesta "(Roy & Andrews, 1999, hal. 107). "Konsep diri didefinisikan sebagai gabungan
keyakinan dan perasaan tentang diri sendiri pada waktu tertentu dan terbentuk dari persepsi
internal dan persepsi reaksi orang lain "(Roy & Andrews, 1999, hal. 107). Komponennya
meliputi berikut:

8
1. fisik diri, yang melibatkan sensasi dan citra tubuh, dan
2. pribadi diri,yang terdiri dari self-consistency, self ideal atau harapan, dan moral-
etika-spiritual diri.

Itu mode identitas kelompok "mencerminkan bagaimana orang berkelompok


memahami diri mereka sendiri berdasarkan umpan balik lingkungan.Mode identitas
kelompok terdiri dari hubungan interpersonal, citra diri kelompok, sosial lingkungan, dan
budaya " (Roy & Andrews, 1999, hal 108). Mode fungsi peran "adalah salah satu dari dua
mode sosial dan berfokus pada peran yang didudukinya masyarakat. Peran, sebagai unit
masyarakat yang berfungsi didefinisikan sebagai seperangkat harapan tentang bagaimana
seseorang menempati satu posisi berperilaku terhadap seseorang menempati posisi lain
Kebutuhan dasarnya mendasari mode peran fungsi telah diidentifikasi sebagai integritas
sosial - kebutuhan untuk mengetahui siapa orang itu dalam kaitannya dengan orang lain
sehingga seseorang dapat bertindak "(Hill & Roberts, 1981, hlm. 109-110).
Orang melakukan tugas utama, sekunder, dan tersier. Peran ini adalah dilakukan
dengan perilaku instrumental dan ekspresif. Perilaku instrumental adalah "fisik sebenarnya
kinerja perilaku. Perilaku ekspresif adalah "perasaan, sikap, suka atau tidak suka yang
dimiliki seseorang tentang peran atau tentang kinerja peran .Peran utama menentukan
mayoritas perilaku yang dilakukan oleh orang selama tertentu masa hidup. Hal ini ditentukan
oleh usia, jenis kelamin, dan tahap perkembangan (Andrews, 1991, hal 349). Peran sekunder
adalah peran seseorang mengasumsikan untuk menyelesaikan tugas yang berhubungan
dengan tahap perkembangan dan peran utama (Andrews, 1991, hal. 349). Peran tersier terkait
terutama dengan yang sekunder peran dan mewakili cara di mana individu memenuhi
kewajiban terkait peran mereka.Tersier peran biasanya bersifat sementara, bebas dipilih oleh
individu, dan mungkin termasuk kegiatan seperti klub atau hobi (Andrews, 1991, hal. 349).

Definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :


1. Keperawatan
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek.
Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan
proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan
pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan
adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan

9
menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan.
Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan
keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan
adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah
dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang
tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi seperti
ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan. (Roy, 1984; Roy & Roberts, 1981).

2. Manusia
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif
manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki input, control,
output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif
dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara
adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
Sebagai sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia
dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau
beberapa unit untuk beberapa tujuan. (Roy & Andrews, 1999, hal. 31).

3. Kesehatan
Didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan
terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan
konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini
manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua
interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama
dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua
adalah mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif (Riehl &
Roy,1980).

10
4. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar
manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang adaptif
(Potter, P, A,. Perry, A., G. (2010)).

Teori Penegasan
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu:
1. Kognator
2. Regulator

Efektor mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu


1. Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas. (Roy & Andrews,1999)
2. Konsep diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek
psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan
integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan (Roy & Andrews,
1999)

3. Fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya
pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.
(Hill & Roberts, 1981)
4. Interpendensi
Interdependensi yaitu keseimbangan antaraketergantungan dan kemandirian dalam
menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk
afiliasi dengan orang lain. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima
cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.Kemandirian ditunjukkan oleh
kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat
dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.(Roy & Andrews,
1999)

11
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-
respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon
yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik
respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu
sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan
perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social.
Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem
saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang
kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses
informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya
mempertahankan untuk mencari bantuan (Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S., J.
(2010)).

2.4 PERSEPSI
Persepsi adalah interpretasi stimulus dan apresiasi terhadapnya. Persepsi
menghubungkan regulator dengan kognitif dan menghubungkan mode adaptif (Rambo,
1983). Penggunaan Bukti Empiris dari awal ini, Model Adaptasi Roy memiliki telah
didukung melalui penelitian dalam praktek dan di pendidikan .Pada tahun 1999 (Roy &
Andrews, 1999), sekelompok tujuh ilmuwan yang bekerja dengan Roy melakukan meta
analisis, kritik, dan sintesis dari 163 penelitian berdasarkan Model Adaptasi Roy itu telah
diterbitkan dalam 44 jurnal bahasa Inggris lima benua dan disertasi dan tesis dari Amerika
Serikat. Dari 163 penelitian ini, memenuhi kriteria didirikan untuk menguji proposisi dari
model. Dua belas proposisi generik berdasarkan karya Roy sebelumnya diturunkan.
Menyintesis penelitian, temuan setiap penelitian digunakan untuk menyatakan tambahan dan
latihan proposisi, dan dukungan untuk proposisi tersebut diperiksa. Dari 265 proposisi yang
diuji, 216 (82%) adalah didukung Roy (2011a) mempresentasikan secara komprehensif
review penelitian berdasarkan model adaptasi untuk 25 tahun terakhir dalam Ilmu
Keperawatan Quarterly, volume 24, nomor 4. Isu lengkap didedikasikan untuk menghormati
Callista Roy dan pekerjaan hidupnya. (Rambo, 1983)

Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy


1. Kelebihan:
Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori praktek.
Dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku

12
pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan
mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh
pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh
perawat bisa lebih lengkap dan akurat. (Andrews & Roy, 1986; Limandri, 1986;
Mastal,Hammond, & Roberts, 1982; Meleis, 1985, 2007; Riehl & Roy, 1980; Roy, 1971,
1975).
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang
menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya
individu untuk mengatasi stress. (Roy & Andrews, 1999)

2. Kelemahan:
Kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model
adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan
masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana
sikap dan perilaku cara merawat (caring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak
mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya (Basford, Lynn.
2006).

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa terhadap teori Calista Roy, maka kami menyimpulkan bahwa
model keperawatan roy lebih menekankan pada manusia secara holistik yang memiliki
mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Konsep ini juga
menekankan pentingnya individu untuk mempertahankan perilaku secara adaptif dan mampu
merubah perilaku yang maladaptif agar dapat meningkatkan kesehatannya.
Model konseptual Roy berisi 4 elemen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Manusia dipandang sebagai sitem adaptasi kehidupan yang perilakunya dapat
diklasifikasikan menjadi respon yang adaptif atau respon yang inefektif. Lingkungan terdiri
stimulus internal dan eksternal. Kesehatan adalah proses menjadi terintegrasi dan dapat
mencapai tujuan untuk hidup, pertumbuhan, reproduksi, penguasaan. Tujuan keperawatan
adalah meningkatkan respon adaptasi yang berhubungan dengan adaptasi mode,

13
menggunakan informasi tentang tingkat adaptasi manusia dan stimulus fokal, kontekstual,
dan residual.

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, H. 1991. Overview of the role function mode. In C. Roy & H. Andrews (Eds.), The
Roy adaptation model: The definitive statement . Norwalk, (CT): Appleton & Lange.

Basford, Lynn. 2006.Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.


Jakarta:EGC.

Nursalam. 2010. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Professional

Potter, P, A,. Perry, A., G. 2010. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta:EGC

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S., J. 2010. Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Jakarta: EGC

Kozier, B., Erb, G. 1993. Fundamental Keperawatan: concepts and procedure. California.
Addition Wesley Publishing Company.

14
15

Anda mungkin juga menyukai