Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KELOMPOK

II D
KEAMANAN KESELAMATAN PADA ANAK DAN TOILET
TRAINING

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES

BENGKULU 2014
PENYUSUN

1. SUTRISNO : KETUA
2. LISTA GUSPANI : SEKRETARIS
3. YULFITRIA NINGSIH : ANGGOTA
4. ADE IRMA SURYANI NST : ANGGOTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Keamanan keselamatan pada anak dan
Toilet Training” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin
ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari
dosen pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak, atas bantuan serta dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan
dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon maaf apabila makalah ini
mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat
diharapkan oleh kami dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini
bermanfaat bagi pembaca maupun kami.

Bengkulu, Agustus 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 kecelakaan yang lazim terjadi pada anak ...................................................................... 2

2.2 penyebab terjadinya kecelakaan pada anak .................................................................. 3

2.3 cara mencegah kecelakaan pada anak ........................................................................... 3

2.4 dampak kegagalan toilet training .................................................................................. 9

2.5 penyebab terjadinya kegagalan toilet training .............................................................. 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 10

3.2 Saran ............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep dasar keamanan dan keselamatan terkait dengan kemampuan seseorang


dalam menghindari bahaya, yang ditentukan oleh pengetahuan dan kesadaran serta motivasi
orang tersebut untuk melakukan tindakan pencegahan. Ada tiga factor penting yang terkait
dengan keamanan dan keselamatan yaitu : tingkat pengetahuan dan kesadaran individu,
kemempuan fisik dan mental dalam mempraktikan upaya pencegahan, serta lingkungan fisik
yang membahayakan atau berpotensi menimbulkan bahaya (Nancy Roper : 2002).
Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan bertujuan melindungi tubuh agar terbebas
dari bahaya kecelakaan, baik pada klien, petugas kesehatan, atau individu yang terlibat dalam
upaya memenuhi kebutuhan tersebut (Taylor dkk : 1996).

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan kecelakaan yang lazim terjadi pada anak !
2. Jelaskan penyebab terjadinya kecelakaan pada anak !
3. Jelaskan cara mencegah kecelakaan pada anak !
4. Jelaskan dampak kegagalan toilet training !
5. Jelaskan penyebab terjadinya kegagalan toilet training !

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
- Untuk mengetahui tentang keamanan keselamatan pada anak dan toilet training
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui kecelakaan yang lazim terjadi pada anak
- Untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan pada anak
- Untuk memahami cara mencegah kecelakaan pada anak
- Untuk memahami dampak kegagalan toilet training
- Untuk mengetahui penyebab kegagalan toilet training
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kecelakaan yang lazim terjadi pada anak


- TERSEDAK
Pada usia tertentu, anak-anak selalu memasukkan apa pun di mulutnya. Hati-hati,
bisa membuatnya tersedak.
- TENGGELAM
Sering terjadi bayi yang sudah mulai berjalan sendiri atau anak kecil tenggelam di
kolam renang milik orang tuanya. Ini karena minimnya pengawasan saat si bayi
bemain-main di dekat kolam renang.
- KESETRUM
Yang sering terjadi, anak kesetrum karena memasukkan benda logam ke dalam
stop kontak.
- TERBAKAR
Bayi memiliki kulit yang lebih tipis dibandingkan anak-anak dan orang dewasa.
Kulit mereka lebih rentan terhadap luka bila terkena api atau tersiram sesuatu yang
panas. Yang sering terjadi, ibu membuat susu sambil tetap menggendong bayinya.
Bahayanya, jika si bayi meronta, maka botol susu yang sudah berisi air hangat akan
terguncang hingga airnya bisa menyiram si bayi.
- JATUH
Sering terjadi, bayi jatuh dari baby taffel atau tempat tidur, baik tempat tidurnya
sendiri atau orang tuanya.
- TERCEKIK DAN KEKURANGAN NAPAS
Kasus yang sering terjadi bayi kekurangan napas karena hidungnya tertutup oleh
bantalnya sendiri.
- KERACUNAN
Bahaya keracunan yang sering terjadi pada anak adalah menelan obat berlebihan
(overdosis) karena orang tua menaruh obat sembarangan. Potensi keracunan lainnya
menelan cairan kosmetik ibunya, cairan pembersih untuk rumah dan cairan pembasmi
serangga, dan bahan beracun lainnya.
2.2 Penyebab kecelakaan pada anak
- Penyebab kecelakaan pada anak, ialah :
o Jenis kelamin biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di
rumah.
o Usia pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar semakin tau yang
bahaya
o Faktor Lingkungan
o Adanya penjaga atau pengasuh
2.3 Pencegahan kecelakaan pada anak
- Pencegahan kecelakaan pada anak, ialah :
1) Tersedak

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah kejadian tersedak :

 Jauhkan anak dari barang-barang kecil dan mainan yang bisa


dilepas menjadi bagian-bagian kecil.
 Belilah mainan yang sesuai dengan umur dan keterampilan bayi.
Memberikan mainan untuk umur 2 tahun ke atas kepada bayi, sungguh
mengundang risiko, karena ukurannya yang kecil.
 Jauhkan mainan anak-anak yang lebih besar dari jangkauan si bayi.
Bayi selalu tertarik dengan benda berwarna yang cerah.
 Ajari si kakak untuk selalu menyimpan mainannya secara rapi
pada kotak khusus tertutup yang sudah disediakan.
 Periksa secara berkala semua mainan yang mungkin kendur atau
sudah patah. Bagian yang terlepas bisa mudah tertelan.
 Setiap kali membersihkan lantai, pastikan tak ada benda kecil yang
tertinggal seperti peniti, uang logam, baterei, tutup botol, kuku, penjepit
kertas, jepit rambut, karet gelang, dan benda kecil lainnya.
 Hindari memakaikan baju yang penuh kancing atau aksesoris yang
mudah ditarik. Bila terlepas, bisa tertelan oleh bayi.
 Jangan memberikan permen, popcorn, kacang, dan makanan
potongan kecil atau butiran karena dapat membuat bayi tersedak, atau
benda itu masuk ke dalam hidung.
 Selalu tunggui setiap kali bayi makan. Jangan memberi makan
sembari ia bermain, merangkak atau belajar berjalan.
2) Tenggelam

Agar anak terhindar dari bahaya tenggelam, inilah yang perlu dilakukan
orang tua :

 Gunakan ember dan air yang ukurannya disesuaikan usia anak.


Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian sedetik pun di dekat bak
mandi.
 Selalu buang air di dalam bath-up setiap kali usai
menggunakannya. Bila sedang mengisi bath-up , tutuplah pintu kamar
mandi. Bila perlu, kuncilah untuk mencegah si kecil merangkak masuk.
 Sekeliling kolam renang harus diberi pagar pengaman yang rapat
dan pintu pagar menuju kolam harus selalu terkunci.
 Selalu awasi si kecil bila ia berada di dekat air, meski di kolam
yang khusus untuknya sekalipun.
 Jangan terlalu berambisi mengajari bayi berenang sejak dini di
kolam renang umum. Usia yang paling disarankan adalah tiga tahun
karena daya tahan tubuhnya sudah lebih kuat menghadapi parasit dan
bakteri yang mungkin ada di kolam renang umum. Lagi pula, kalau
diajarkan terlalu dini, orang tua biasanya "menggampangkan"; begitu si
kecil sudah bisa ngambang atau berenang sedikit, dikiranya sudah aman
padahal belum tentu. Kelak, bila ingin memasukkan si kecil ke kursus
renang, pilihlah guru yang bersertifikat dan terlatih mengajar balita.
3) Kesetrum

Bahaya kesetrum bisa dihindari dengan cara-cara berikut :


 Kita harus rajin mencek setiap kabel-kabel listrik dan stop kontak
yang ada di rumah. Bila ada kabel yang mengelupas, segera ganti dengan
kabel baru. Gantilah stop kontak dengan model yang tertutup atau
berpengaman. Misal, harus diputar dulu bila hendak digunakan.
 Tutup stop kontak dengan barang-barang furnitur berat yang tak
mudah digeser.
 Hindari peralatan listrik seperti mikser atau setrika dengan kabel
menjuntai dari jangkauan anak-anak.
4) Terbakar

Supaya risiko terbakar atau terkena air dan benda panas dapat dihindari,
lakukan hal berikut :

 Selalu mengetes terlebih dulu panasnya air yang akan digunakan


untuk menyeduh susu atau memandikan bayi.
 Jika Anda sedang menikmati kopi atau teh, hindari sambil
memegang bayi.
 Jangan sambil menggendong bayi bila sedang memasak. Si kecil
bisa menarik gagang panci atau meronta-ronta yang membuat konsentrasi
Anda terpecah.
 Arahkan mulut teko ke dalam, untuk menghindari tertumpah ke
bawah bila tersenggol.
 Jangan sambil menggendong bayi bila sedang menyetrika.
 Simpan korek api dan pemantik api jauh dari jangkauan anak.
5) Jatuh

Agar si kecil tak sampai jatuh, orang tua seharusnya :

 Tidak membiarkan si bayi (terutama yang sudah bisa tengkurap


dan merangkak) sendirian sedetik pun bila dia berada di tempat tidur,
baby taffel, sofa atau kursi.
 Pasang pagar pengaman di tangga yang menuju ruang atas.
 Pasang tali pengaman di kursi bayi, dorongan bayi, kursi makan
dan peralatan lain yang dilengkapi tali pengaman. Meski hanya ditinggal
membuat susu atau menerima telepon, tetap pasangkan tali pengaman ini.
 Jika si bayi sudah mampu berdiri, lepaskan bumper (bantal
pengaman) dari tempat tidurnya karena akan dipakainya untuk memanjat.
 Untuk mengantisipasi si kecil jatuh dari tempat tidur, sejak awal
belilah tempat tidur yang bisa diatur ketinggiannya. Semakin besar si
kecil, seharusnya semakin rendah alas ranjangnya sehingga ia tidak bisa
meloncati pagar pengaman tempat tidur karena menjadi lebih tinggi.
Kuncilah selalu pagar pengaman ini.
 Jangan gunakan baby walker . Ini penyebab bayi sering jatuh.
Kalau kakinya sudah bisa mengayuh, luncurannya bisa kencang. Nah,
cedera biasanya terjadi karena jatuh terjungkal atau menabrak benda-
benda lain di rumah.
 Jangan taruh bayi dan kursinya di tempat tinggi, semisal di meja,
di tempat yang tidak rata atau di bangku yang tinggi. Jangan biarkan si
kecil sendirian duduk di kursinya.
6) Tercekik dan Kekurangan nafas

Bahaya tercekik dan kekurangan napas dapat dicegah dengan cara :

 Taruh bayi di tempat tidur yang spreinya tidak kusut dan kasurnya
tak terlalu empuk agar tak timbul gelombang.
 Hindari bayi tidur dengan bantal-bantal yang bertumpuk di
sekitarnya. Tumpukan ini bisa rubuh lalu bantal menutupi jalan napasnya.
 Ikat semua tali yang menjuntai, seperti tali gorden, krei, tali sarung
guling, dan lainnya sehingga tak bisa dibuat mainan oleh si kecil. Bahaya
tercekik bisa timbul dari tali yang menjuntai.
 Jangan mengikatkan sesuatu pada lehernya, termasuk topi yang
memakai tali pengikat.
 Jangan memberikan mainan yang bertali atau mempunyai simpul-
simpul yang bisa dilepas.
 Simpan semua tas plastik, kantong plastik dari jangkauan bayi.
Bahaya kekurangan napas dapat terjadi bila bayi bermain tas plastik.
Mereka memasukkan kepalanya ke dalam plastik, padahal akibatnya ia
bisa kekurangan napas karena defisit udara.
7) Keracunan

Untuk menghindarinya, berikut yang harus dilakukan :

 Taruh semua barang-barang yang menimbulkan potensi keracunan


seperti bahan-bahan pembersih, pewangi pakaian, pupuk, dan lainnya di
tempat tinggi dan tak mudah dijangkau. Bila perlu, kunci lemari khusus
tersebut. Simpanlah tetap bersama pembungkusnya. Biasanya, di situ
tertera cara menanggulangi bila terhirup atau tertelan.
 Hal yang sama juga berlaku dalam penyimpanan kosmetik,
parfum, pencuci mulut, pembersih muka dan peralatan kosmetik lainnya.
 Taruh bumbu dapur, kecap, sirup, dan minyak goreng di tempat
yang terkunci pula.
 Demikian juga vitamin, obat-obat bebas, dan lainnya di tempat
yang aman dari jangkauan anak. Seharusnya kemasan bahan yang
beracun (toxic product) didesain sedemikian rupa agar tak bisa dibuka
oleh anak.
- Keamanan dan keselamatan pada anak sesuai dengan usia , yaitu :
i. Car safety : studi dan praktek desain, konstruksi, peralatan dan regulasi untuk
meminimalkan terjadinya dan konsekuensi dari kecelakaan mobil.
ii. Anticipatory : bersifat lebih dulu dan bersifat antisipasi. Sedangkan guidance
adalah bimbingan, pedoman, petunjuk. Anticipatory Guidance merupakan kunci
penting untuk mencapai tujuan perawatan pediatrik primer yang menyangkut
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Anticipatory Guidance merupakan
tantangan karena rentang dan kompleksitas dari masalah, perbedaan individual di
antara anak normal dan keluarganya.
iii. Fire Safety : Tujuan utama keselamatan bahaya kebakaran adalah bagaimana
mengupayakan agar tidak terjadi kebakaran. Tetapi disamping itu juga perlu
mengantisipasi bila kebakaran terjadi. Oleh sebab itu perlu dilakukan langkah
langkah dalam upaya mengantisipasi sebagaimana dimaksud agar keselamatan
tetap terjaga, baik keselamatan jiwa manusia maupun harta benda yang ada di
dalam gedung bila terjadi kebakaran.
iv. Burn safety : adalah konsep asing bagi sebagian besar penjelajah muda. Bahkan,
salah satu pelajaran yang paling sulit anak-anak bisa belajar adalah bahwa
beberapa hal-seperti kompor, radiator dan berkedip-kedip api dapat sangat panas.
Jika anak-anak bermain dengankorek api atau pemantik, ancaman dapat meluas
keseluruhan keluarga. Ambil membakar , tindakan pengamanan untuk mencegah
cedera dan situasi berbahaya.
v. Playground safety : Taman bermain dan peralatan bermain di luar menawarkan
anak-anak udara segar, teman-teman, dan olahraga. Jadi penting bagi orangtua
untuk memastikan bahwa peralatan yang rusak, permukaan yang tidak benar, dan
perilaku ceroboh tidak merusak menyenangkan.
vi. Water safety : Ketika cuaca berubah hangat, semua orang ingin berada di atau
sekitar air. Nongkrong di kolam renang atau pantai di hari yang panas adalah cara
yang bagus untuk mengalahkan panas. Antara bersenang-senang dan memeriksa
lifeguards, kebanyakan orang tidak berpikir banyak tentang keselamatan air - tapi
mereka harus. Bagi orang-orang yang berusia antara 5 dan 24, tenggelam adalah
penyebab utama kedua kematian karena kecelakaan.
vii. Animal safety : Hewan bisa sangat menyenangkan, tapi itu penting untuk
mengetahui bagaimana menjadi aman ketika Anda dengan mereka. Kedua hewan
indoor dan hewan luar ruangan perlu diperlakukan dengan baik sepanjang waktu.
Ini berarti hal yang berbeda tergantung pada hewan dan situasi.
viii. Violence : kekerasan sebagai "penggunaan sengaja kekuatan fisik atau
kekuasaan”, terancam atau aktual, terhadap diri sendiri, orang lain, atau terhadap
kelompok atau komunitas, yang baik menghasilkan atau memiliki kemungkinan
tinggi yang mengakibatkan cedera, kematian, bahaya psikologis, gangguan
perkembangan, atau perampasan.
ix. Peer group (gangsters) : bermain yang terdiri atas kerabat maupun tetangga dan
teman sekolah dimana seorang anak mulai belajar nilai-nilai keadilan.
3. Toilet Training
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengonterol dalam melakukan buang air besar dan air kecil. Dalam melakukan latihan
buang air kecil dan besar membutuhkan persiapan naik secara fisik, fisikologis maupun
secara intelektual, melalui persiapan tersebut anak mampu mengontrol buang air besar
maupun kecil secara sendiri.
Pengkajian fisik yang harus diperhatikan pada anak yang akan melakukan buang
air besar dan kecil dapat melakukan kemampuan motorik kasar seperti berjalan, duduk
meloncat dan kemampuan motorik halus seperti melepas celana sendiri.
Pengkajian pisikologis yang dapat dilakukan adalah gambaran pisikologis pada
anak ketika anak melakukan buang air kecil atau besar, seperti anak tidak rewel pada saat
buang air besar maupun buang air kecil, eksperesi wajah menujukan kegembiraan dan
ingin melakukan secara mandiri.
2.4 Dampak kegagalan toilet training
a) Terlalu Awal Memulai
b) Memulai Di Waktu Yang Tidak Tepat
c) Pemaksaan
d) Ikut-Ikutan
e) Memberikan Hukuman
f) Tidak Konsisten
2.5 Penyebab terjadinya kegagalan toilet training

Toilet training seperti adanya perlakuan atau aturan yang ketat pada orang tua kepada
anaknya yang dapat menggangu keperibadian anak atau cendrung beersifat retentife di mana
anak cendrung bersikap keras kepala bahkan kikir. Hal ini sering dilakukan oleh orang tua
apabila sering memarahi anak pada saat buang air besar atau kecil. Bila orang tua santai
dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapat mengalami
kepribadian ekspresif dimana anak akan lebih tega, cenderung ceroboh, suka membuat gara-
gara, emosional dan seenaknya dalam melakukan kegiatabn sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://inayach13.blogspot.com/2012/12/kebutuhan-keamanan-dan-keselamatan.html

http://www.tabloid-nakita.com/read/226/6-sebab-gagal-toilet-learning

http://belajaraskep.blogspot.com/2011/03/toilet-training.html

http://pretender72.blogspot.com/2013/12/langkah-keselamatan-bahayakebakaran.html

http://celanacingkrang.blogspot.com/2012/12/anticipatory-guidance-pada-anak.html

http://cuapfhiieear.blogspot.com/2013/02/peer-group-teman-sebaya.html

Hidayat Aziz 2005, pengantar ilmu keperawatan anak 1 ; Jakarta//salemba medika

Anda mungkin juga menyukai