Anda di halaman 1dari 2

Polikistik berasal dari dua kata poly yang berarti banyak dan cystic yang berarti rongga tertutup

abnormal,dilapisi epitel yang mengandung cairan atau bahan semisolid, jika digabungkan
polikistik berarti banyak kista. Jadi polikistik ginjal adalah banyaknya kistik pada ginjal yang
tersebar di keduaginjal baik dikorteks maupun di medulla, kista-kista tersebut dapat
dala bentuk multiple, bilateral dan berekspansi yang lambat laun mengganggu
danmenghancurkan perenkim ginjal normal akibat penekanan. ginjal dapat membesar kadang-
kadang sebesar sepatu bola dan terisi oleh cairan jernih atau hemoragik (Dorland 2002)

Menurut Grantham (2008), penyakit ginjal polikistik dibagi menjadi dua bentuk yaitu:
1. Ginjal Polikistik resesif Autosomal, atau juga dikenal sebagai penyakit polikistik infantile,
gangguan autosom resesif yang jarang ini mungkin tidak terdeteksi sampai sesudah masa bayi.
2. Ginjal Polikistik Dominan, merupakan penyakit multisistemik dan progresif yang
dikarakteristikkan dengan formasi dan pembesaran kista renal di ginjal dan organ lainnya
misalnya pankreas dan limpa. Menurut Gearhart dan Baker (2001), ginjal dengan polikista
dominan autosomal adalah penyakit ginjal genetik yang paling sering ditemukan. Kelainan ini
dapat didiagnosa melalui biopsy ginjal. Keduanya merupakan kelainan herediter autosomal,
yaitu pada dewasa merupakan autosomal dominan, sedangkan pada anak-anak merupakan
autosomal resesif. Hal ini ditandai dengan kerusakan kedua ginjal, dengan adanya filtrasi kista-
kista berbagai ukuran ke dalam parenkim ginjal,sehingga fungsi ginjal semakin menurun.

Dorland WA. 2002. Kamus Kedokteran Dorland, Alih Bahasa : Huriawati Hartono[et.al.].
Ed.29. Jakarta(ID) : EGC
Gearhart J.P., Baker L.A., 2001. Congenital Disease of The Lower Urinary Tract.
In:Comperhensive Urology. England(UK) : Mosby International Limited

Grantham JJ. 2008. Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease. New England Journal
Medicine vol. 359 : 14-20
Nefritis pada ginjal atau renal nephritis adalah peradangan sel nefron pada bagian interstitium
ginjal yaitu sekitar tubulus. Selanjutnya penyakit ini dapat berkembang menjadi gagal ginjal
kronis (Baker & Pusey, 2004).
Penyebab terjadinya renal nefritis dibedakan menjadi dua yaitu penyebab primer dan penyebab
sekunder. Penyebab primer diantaranya adalah infeksi leptospira (Hamir et. al. 2001), herper
virus (Arbelo et. al. 2012), dan induksi obat dalam jangka waktu yang lama. Efek toksi dari
logam berat, herediter, dan adanya gangguan metabolik (hiperkalsemia dan hiperkalemia).
Herpes virus dan leptospira merupakan salah satu penyebab potensial nefritis
interstitial. Paparan racun / logam berat pada saat induk bunting atau trauma pada janin juga
dapat menimbulkan munculnya nefritis interstitial (Nash 2004). Penyebab sekunder
diantara lain adalah gangguan glomerulus, gangguan vascular, dan gangguan sturktur ginjal
(cystic renal dan obstruksi renal). Patogenesa nefritis dimulai dari adanya radang kemudian
terjadi pembentukan jaringan ikat pada interstitial nefron dan berkembang menjadi radang
eksudatif (Hamir et al. 2001). Nefritis dapat didiagnosa dengan cara USG, citi scan, tes urine,
dan tes darah.
Kondisi nefritis interstitial dalam jangka panjang akan berkembang progresif menjadi penyakit
ginjal kronis. Patofisiologi gagal ginjal kronis berawal dari kerusakan sel nefron dalam proses
filtrasi sehingga mengakibatkan penurunan laju filtrasi glomerulus yang ditandai dengan
peningkatan nilai urea dan kreatinin. Penurunan laju fitrasi ini akan diikuti dengan peningkatan
reabsorbsi tubulus sehingga muncul ketidakmampuan memekatkan atau mengencerkan urin
yang ditunjukkan dengan gejala poliuria (Matsell 1998).

Baker, R. and C. Pusey. 2004. The changing profile of acute nephritis. Nephrol Dial
Transplant 19 (1): 8– 11
Arbelo, M., E.N. Belliere, E. Sierra, S. Sacchinni, F. Esperon, M. Andrada, M.Rivero, and A.
Fernande. 2012. herpes virus infection associated withinterstitial nephritis. Journal
of Vet Research 8 : 243
Hamir, NA., C.A. Hanlon, M.Niezgoda, and C.E Rupprecht. 2001. The prevalence
of nephiritis and leptospirosis. Can Vet J . 42(11): 869 – 871.
Nash, A.S, D.F Kelly, and C.J Gaskell.2004. Progressive Renal Disease in Softcoated Wheaten
Terrier : possible familial neprophaty. J. Small Animal Practice vol 25 (479-487)
Matsell D.G. 1998. Renal displasia : new approaches to an organology problem. Am J Kidney
Dis. vol :32(4):535-43

Anda mungkin juga menyukai