DINAS KESEHATAN
BLUD PUSKESMAS MEGANG
KECAMATAN LUBUKLINGGAU UTARA II
Jln. Nangka RT. 01 No. 36 Kel. Ponorogo Kecamatan Lubuklinggau Utara II
No.tlpn: 0733325880 Email. www.bludpkmmegang@gmail.com
TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS MEGANG
MEMUTUSKAN
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Lubuklinggau
Pada tanggal : Januari 2017
PIMPINAN BLUD PUSKESMAS MEGANG,
LAMPIRAN I.
KEPUTUSAN PIMPINAN PUSKESMAS
NOMOR : 445/ / SK/C.8/I/2017
TENTANG : KEBIJAKAN
PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
BLUD PUSKESMAS MEGANG
A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;
a. Pemeriksaan Hematologi
1) Hemoglobin
2) Hitung Jumlah Leukosit
3) Hitung Jumlah Eritrosit
4) Hitung Jenis Leukosit
5) LED (Laju Endap Darah)
6) Masa Perdarahan
b. Pemeriksaan Urine
1) Reduksi
2) Protein Kualitatif
3) Sedimen urine
c. Pemeriksaan Kimia Darah
1) Gula darah puasa
2) Gula darah tidak puasa
3) Asam Urat
4) Kolesterol
2. Kimia Klinik :
Gula Darah 10 menit
Asam Urat 10 menit
Kolesterol Total 10 menit
HB Strip 10 menit
3. Imunologi :
Widal 90 menit
Golongan darah 15 menit
DDR Rapid test 30 menit
Tes Kehamilan 10 menit
4. Urin Rutin :
Glukosa 10 menit
10 menit
Protein
30 menit
Sedimen
5 Parasitologi
Telur Cacing 30 menit
Parasit Malaria 120 menit
11. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal
12. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga kesehatan
yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil diperoleh dengan
acuan sebagai berikut, kecuali untuk pemeriksaan BTA yaitu 3 hari dan malaria yaitu 2 jam:
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, nilai kritis: < 20 dan >300 mg/dL
b. Untuk pemeriksaan gula darah tidak puasa, nilai kritis: < 50 dan > 700 mg/dL
c. Untuk pemeriksaan kolesterol, nilai kritis:>500 mg/dL
d. Untuk pemeriksaan asam urat, nilai kritis: >20 mg/dL
e. Untuk pemeriksaan hemoglobin, nilai kritis: <5 g/dL
f. Untuk pemeriksaan hitung jumlah eritrosit, nilai kritis: < 1 juta/mm dan > 15 juta/mm
g. Untuk pemeriksaan hitung jumlah leukosit, nilai kritis: < 500 dan > 30.000/mm3
h. Untuk pemeriksaan hitung jenis leukosit, nilai kritis: basofil >10%; eosinofil >15%;
neutrophil batang >30%; neutrophil segmen >90%; limfosit > 70%; monosit >30%
i. Untuk pemeriksaan LED, nilai kritis: >80 mm/jam
j. Untuk pemeriksaan masa perdarahan, nili kritis: >30 menit
k. Untuk pemeriksaan reduksi urine, nilai kritis: +3
l. Untuk pemeriksaan protein kualitatif, nilai kritis: +3
m. Untuk pemeriksaan widal, nilai kritis: 1/320 untuk semua antigen yang diperiksa
n. Untuk pemeriksaan faeces, nilai kritis: ditemukannya cacing atau telur cacing didalam
sampel pemeriksaan
13. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantapan mutu internal
dan pemantapan mutu eksternal
14. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan bagian
tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien
15. Risiko dalam pelayanan laboratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti
B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas
2. Formularium puskesmas diatur berdasarkan data obat nasional dan berdasarkan hasil
perencanaan tingkat dinas kesehatan Kota.
3. Petugas yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi, dan petugas yang sudah diberi
delegasi wewenang oleh dokter atau dokter gigi.
4. Petugas yang berhak menyiapkan obat adalah apoteker, asisten apoteker dan petugas yang
sudah diberi delegasi wewenang oleh apoteker atau asisten apoteker.
5. Petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan telah
diberikan pelatihan internal atau sosialisasi oleh apoteker sehingga memiliki kewenangan
untuk menyediakan obat
6. Peresepan obat dilakukan oleh dokter Puskesmas Megang atau petugas lain yang telah diberi
kewenangan
7. Pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan oleh Apoteker atau petugas lain yang diberi
kewenangan
8. Pelayanan obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam pada pelayanan Unit Gawat
Darurat (UGD)
9. Ketersediaan obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali
10. Obat kadaluarsa tidak boleh diberikan pada pasien
11. Obat kadaluarsa harus dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur penanganan obat
kadaluarsa/rusak
12. Penggunaan obat narkotika dan psikotropika, diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya bolah dilakukan oleh dokter dan
dokter gigi. Dokter atau dokter gigi tidak boleh meresepkkan untuk pemakaian sendiri.
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan sebagai berikut:
1) Penyimpanan di dalam lemari khusus dengan kunci ganda
2) Lemari dengan ukuran kecil harus menempel pada dinding
3) Kunci lemari di simpan oleh apoteker
c. Penggunaan obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan resep asli dan harus
diparaf oleh dokter yang meresepkan obat.
d. Nama, alamat, nomor telepon pasien harus jelas.
e. Penandaan pada resep obat narkotika digarisbawahi dengan warna merah dan obat
psikotropika digarisbawahi dengan warna biru.
13. Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan ditindaklanjuti
sesuai dengan instruksi dokter
14. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga teknis kefarmasian dengan
memperhatikan higiene dan kebersihan.
15. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat
16. Penyerahan obat pada pasien harus menggunakan label atau etiket yang berisi minimal:
nama pasien, aturan pakai, cara pemakaian, waktu menggunakan.
17. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi obat, dan
efek samping obat.
18. Efek samping obat harus dilaporkan, ditindak lanjuti, dan dicatat dalam rekam medis
19. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan ditindak lanjuti
20. Obat-obat emergensi harus tersedia di unit pelayanan untuk mengatasi jika terjadi
kegawatdaruratan dalam pelayanan kesehatan
21. Daftar obat emergensi di Unit pelayanan BLUD Puskesmas Megang, sebagi berikut:
No. Nama Obat Bentuk Sediaan
1. Adrenalin Injeksi
2. Aminofilin Injeksi
3. Atropin Sulfat Injeksi
4 Deksametasone Injeksi
5. Phenobarbital Injeksi
6. Diazepam Injeksi
7. Pehacain Injeksi
8. Furosemide Injeksi
9. Phytomenadione Injeksi
10. Calcii Gluconas Injeksi
11 Natrium Bikarbonat Tablet
12. MgSO4 Injeksi
22. Obat emergensi harus disimpan, dimonitor penggunaannya, dan segera diganti jika
digunakan
23. Apabila terjadi kesalahan pemberian obat dan KNC, maka penanggungjawab tindak lanjut
pelaporan dilimpahkan kepada Penanggungjawab Kefarmasian
3. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan dapat di buka dalam hal :
5. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap rekam medis harus
mendapat persetujuan dari Pimpinan Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku dan wajib
menjaga kerahasiaan.
6. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran sebagai berikut:
Sistem penomeran rekam medis sebagaimana berikut :
1 2
Keterangan :
1. Enam Kolom Pertama : Nomor urut pendaftaran Kepala Keluarga Pasien pada buku
nomor rekam medis
2. Tiga kolom pertama : Kode Kelurahan
Kode Kelurahan/wilayah yang dimaksud di atas adalah yang tercantum dalam tabel
berikut :
NO NAMA KELURAHAN KODE WILAYAH
1. PUNCAK. KEMUNING 01 PK
2. JOGOBOYO 02 JB
3. KENANGA 03 KN
4. ULAK SURUNG 04 US
5. PASAR SATELIT 05 PS
6. KALI SERAYU 06 KS
7. MEGANG 07 MG
8. SENALANG 08 SN
9. PONOROGO 09 PN
10. BATU URIP 10 BTU
E. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, listrik, dst. harus dipantau secara periodik,
dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus didokumentasikan
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar, dimonitor
penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti
5. Pembuangan limbah berbahaya harus dimonitor dan dilakukan sesuai ketentuan yang
berlaku
6. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi: perencanaan,
pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi
7. Penanggungjawab pengelolaan keamanan lingkungan fisik puskesmas dilimpahkan kepada
petugas program kesehatan lingkungan
8. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan, pelaksanaaan,
monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
9. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
10. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar
11. Penanggungjawab pengelola peralatan dan kalibrasi alat dilimpahkan kepada petugas
inventaris
12. Peralatan harus dikelola dengan tepat untuk menjaga kebersihan dan sterilisasi alat, maka
perlu menempatkan alat dengan memisahkan alat sesuai persyaratan dan fungsi alat.