Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU

DINAS KESEHATAN
BLUD PUSKESMAS MEGANG
KECAMATAN LUBUKLINGGAU UTARA II
Jln. Nangka RT. 01 No. 36 Kel. Ponorogo Kecamatan Lubuklinggau Utara II
No.tlpn: 0733325880 Email. www.bludpkmmegang@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


PUSKESMAS MEGANG

NOMOR :445/ /SK/C.8/I/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS MEGANG

PIMPINAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


PUSKESMAS MEGANG

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan sesuai kebutuhan


pasien
b. bahwa pelayanan klinis puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien,
maka perlu disusun kebijakan penunjang pelayanan klinis di
Puskesmas Megang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;
3. Undang-Undang RI 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika;
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014
tentang Pengolahan Bahan Berbahaya dan Beracun;
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
18 tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun
2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang
Baik;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika
dan Psikotropika dan Prekusor Farmasi
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161/MENKES/PER/I/2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1796/Menkes/Per/VII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Pekerjaan Kefarmasian
17. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 298
tahun 2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 830/
MENKES/SK/IX/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyediaan
Obatdan Vaksin Dalam Penyelenggaraan Program Pelayanan
Kesehatan Masyarakat;
21. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 81 Tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota, serta Rumah Sakit
22. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 5 Tahun 2016
Tentang Penyelengaraan Kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS MEGANG

KESATU : Kebijakan penunjang pelayanan klinis di Puskesmas Megang sebagaimana


tercantum dalam Lampiranmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
suratkeputusan ini.

KEDUA : Standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan terminologi berdasarkan ICD-


X yang digunakan dalam pelayanan di BLUD puskesmas megang
tercantum dalam Lampiran II merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini

KETIGA : Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di BLUD puskesmas


megang tercantum dalam Lampiran II merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lubuklinggau
Pada tanggal : Januari 2017
PIMPINAN BLUD PUSKESMAS MEGANG,

AH. ROSYIDI, SKM


NIP. 19620106 198801 1 001

LAMPIRAN I.
KEPUTUSAN PIMPINAN PUSKESMAS
NOMOR : 445/ / SK/C.8/I/2017
TENTANG : KEBIJAKAN
PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
BLUD PUSKESMAS MEGANG

A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;
a. Pemeriksaan Hematologi
1) Hemoglobin
2) Hitung Jumlah Leukosit
3) Hitung Jumlah Eritrosit
4) Hitung Jenis Leukosit
5) LED (Laju Endap Darah)
6) Masa Perdarahan
b. Pemeriksaan Urine
1) Reduksi
2) Protein Kualitatif
3) Sedimen urine
c. Pemeriksaan Kimia Darah
1) Gula darah puasa
2) Gula darah tidak puasa
3) Asam Urat
4) Kolesterol

d. Pemeriksaan Mikrobiologi dan Parasitologi


1) BTA
2) Malaria
3) Telur cacing

e. Pemeriksaan Serologi dan Imunologi


1) Tes Kehamilan
2) Golongan Darah
3) Widal
4) DDR Rapid Test
f. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu: ATLM (Ahli
Teknologi Laboratorium Medik), minimal lulusan SMAK, petugas yang telah mendapat
pelatihan mikroskopis TB, petugas yang telah mendapatkan pelatihan pemeriksaan malaria.
2. Hasil pemeriksaan yang memerlukan interpretasi hasil harus diinterpertasikan oleh petugas
yang terlatih
3. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan
SOP yang berlaku di Puskesmas Megang dengan berpandu pada buku pedoman pemeriksaan
laboratorium (contohnya: buku penuntun laboratorium klinik, Ganda Soebrata tahun 2010)
4. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka petugas menghubungi petugas
laboratorium untuk datang kepuskesmas dan melakukan pemeriksaan laboratorium
5. Setiap melakukan pemeriksaan laboratorium baik yang beresiko ataupun yang tidak beresiko
petugas pemeriksa wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yaitu: jas lab, sepatu
khusus untuk di dalam ruangan laboratorium, sarung tangan (Handscoon), dan masker atau
masker khusu jika ada.
6. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan yang
berlaku
7. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai
limbah infeksius
8. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan
9. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan dicatat pada kartu stok
10. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
sebagai berikut:

NO JENIS PEMERIKSAAN WAKTU PEMERIKSAAN


1. 2. 3.
1. Hematologi:
 Hemoglobin (Hb)  30 menit
 Hitung Jumlah Eritrosit  60 menit
 Hitung Jumlah Lekosit  60 menit
 Laju Endap Darah  90 menit
 Hitung Jenis Leukosit  90 menit
 Masa Perdarahan  10 menit

2. Kimia Klinik :
 Gula Darah  10 menit
 Asam Urat  10 menit
 Kolesterol Total  10 menit
 HB Strip  10 menit

3. Imunologi :
 Widal  90 menit
 Golongan darah  15 menit
 DDR Rapid test  30 menit
 Tes Kehamilan  10 menit
4. Urin Rutin :
 Glukosa  10 menit
 10 menit
 Protein
 30 menit
 Sedimen

5 Parasitologi
 Telur Cacing  30 menit
 Parasit Malaria  120 menit

6 BTA ( Bakteri Tahan Asam) Sampai dengan 3 hari

11. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal
12. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga kesehatan
yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil diperoleh dengan
acuan sebagai berikut, kecuali untuk pemeriksaan BTA yaitu 3 hari dan malaria yaitu 2 jam:
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, nilai kritis: < 20 dan >300 mg/dL
b. Untuk pemeriksaan gula darah tidak puasa, nilai kritis: < 50 dan > 700 mg/dL
c. Untuk pemeriksaan kolesterol, nilai kritis:>500 mg/dL
d. Untuk pemeriksaan asam urat, nilai kritis: >20 mg/dL
e. Untuk pemeriksaan hemoglobin, nilai kritis: <5 g/dL
f. Untuk pemeriksaan hitung jumlah eritrosit, nilai kritis: < 1 juta/mm dan > 15 juta/mm
g. Untuk pemeriksaan hitung jumlah leukosit, nilai kritis: < 500 dan > 30.000/mm3
h. Untuk pemeriksaan hitung jenis leukosit, nilai kritis: basofil >10%; eosinofil >15%;
neutrophil batang >30%; neutrophil segmen >90%; limfosit > 70%; monosit >30%
i. Untuk pemeriksaan LED, nilai kritis: >80 mm/jam
j. Untuk pemeriksaan masa perdarahan, nili kritis: >30 menit
k. Untuk pemeriksaan reduksi urine, nilai kritis: +3
l. Untuk pemeriksaan protein kualitatif, nilai kritis: +3
m. Untuk pemeriksaan widal, nilai kritis: 1/320 untuk semua antigen yang diperiksa
n. Untuk pemeriksaan faeces, nilai kritis: ditemukannya cacing atau telur cacing didalam
sampel pemeriksaan
13. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantapan mutu internal
dan pemantapan mutu eksternal
14. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan bagian
tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien
15. Risiko dalam pelayanan laboratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti
B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas
2. Formularium puskesmas diatur berdasarkan data obat nasional dan berdasarkan hasil
perencanaan tingkat dinas kesehatan Kota.
3. Petugas yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi, dan petugas yang sudah diberi
delegasi wewenang oleh dokter atau dokter gigi.
4. Petugas yang berhak menyiapkan obat adalah apoteker, asisten apoteker dan petugas yang
sudah diberi delegasi wewenang oleh apoteker atau asisten apoteker.
5. Petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan telah
diberikan pelatihan internal atau sosialisasi oleh apoteker sehingga memiliki kewenangan
untuk menyediakan obat
6. Peresepan obat dilakukan oleh dokter Puskesmas Megang atau petugas lain yang telah diberi
kewenangan
7. Pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan oleh Apoteker atau petugas lain yang diberi
kewenangan
8. Pelayanan obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam pada pelayanan Unit Gawat
Darurat (UGD)
9. Ketersediaan obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali
10. Obat kadaluarsa tidak boleh diberikan pada pasien
11. Obat kadaluarsa harus dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur penanganan obat
kadaluarsa/rusak
12. Penggunaan obat narkotika dan psikotropika, diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya bolah dilakukan oleh dokter dan
dokter gigi. Dokter atau dokter gigi tidak boleh meresepkkan untuk pemakaian sendiri.
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan sebagai berikut:
1) Penyimpanan di dalam lemari khusus dengan kunci ganda
2) Lemari dengan ukuran kecil harus menempel pada dinding
3) Kunci lemari di simpan oleh apoteker
c. Penggunaan obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan resep asli dan harus
diparaf oleh dokter yang meresepkan obat.
d. Nama, alamat, nomor telepon pasien harus jelas.
e. Penandaan pada resep obat narkotika digarisbawahi dengan warna merah dan obat
psikotropika digarisbawahi dengan warna biru.
13. Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan ditindaklanjuti
sesuai dengan instruksi dokter
14. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga teknis kefarmasian dengan
memperhatikan higiene dan kebersihan.
15. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat
16. Penyerahan obat pada pasien harus menggunakan label atau etiket yang berisi minimal:
nama pasien, aturan pakai, cara pemakaian, waktu menggunakan.
17. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi obat, dan
efek samping obat.
18. Efek samping obat harus dilaporkan, ditindak lanjuti, dan dicatat dalam rekam medis
19. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan ditindak lanjuti
20. Obat-obat emergensi harus tersedia di unit pelayanan untuk mengatasi jika terjadi
kegawatdaruratan dalam pelayanan kesehatan
21. Daftar obat emergensi di Unit pelayanan BLUD Puskesmas Megang, sebagi berikut:
No. Nama Obat Bentuk Sediaan
1. Adrenalin Injeksi
2. Aminofilin Injeksi
3. Atropin Sulfat Injeksi
4 Deksametasone Injeksi
5. Phenobarbital Injeksi
6. Diazepam Injeksi
7. Pehacain Injeksi
8. Furosemide Injeksi
9. Phytomenadione Injeksi
10. Calcii Gluconas Injeksi
11 Natrium Bikarbonat Tablet
12. MgSO4 Injeksi

22. Obat emergensi harus disimpan, dimonitor penggunaannya, dan segera diganti jika
digunakan
23. Apabila terjadi kesalahan pemberian obat dan KNC, maka penanggungjawab tindak lanjut
pelaporan dilimpahkan kepada Penanggungjawab Kefarmasian

D. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS


1. Kode klasifikasi diagnosis menggunakan ICD X
2. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah:
Tenaga Kesehatan di BLUD Puskesmas Megang
No
Dokter
1 Medis
Dokter Gigi
Bidan
2 Keperawatan
Perawat
Apoteker
3 Farmasi
Asisten Apoteker
4 Kesehatan Masyarakat Sanitarian
Penyuluh Kesehatan
5 Gizi Nutrisionis
6 Teknisi Medis Perekam Medis
7 Laboratorium

3. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan dapat di buka dalam hal :

a. Untuk kepentingan kesehatan pasien


b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas
perintah pengadilan
c. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri
d. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasein
e. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan pengobatan pasien
dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan dicatat dalam pencatatan
peminjaman rekam medis
f. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan resume atau ringkasan
perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat pelayanan telah diberikan sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku pada rekam medis
g. Penanggung jawab berkas rekam medis bertanggung jawab atas pengembalian dan
pendistribusian berkas rekam medis.
4. Akses terhadap rekam medis
1. Pihak Internal
a. Peminjam menghubungi petugas rekam medis untuk meminjam status rekam medis
b. Petugas menulis pada buku peminjaman status rekam medis
c. Petugas meletakan tanda peminjaman pada tempat map RM yang diambil
d. Waktu peminjaman 1 x 24 jam.
e. Berkas Rekam Medis tidak oleh dibawa keluar dari Puskesmas
2. Pihak Eksternal
a. Pihak eksternal yang boleh mengakses rekam medis dalam hal :
 Untuk kepentingan kesehatan pasien
 Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum atas perintah pengadilan
 Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri
 Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan
 Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien
b. Petugas rekam medis menulis pada buku peminjaman rekam medis
c. Peminjaman hanya pada lingkungan puskesmas tidak boleh dibawa ke luar puskesma
d. Peminjaman selama jam kerja
e. Berkas Rekam Medis tidak oleh dibawa keluar dari Puskesmas

5. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap rekam medis harus
mendapat persetujuan dari Pimpinan Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku dan wajib
menjaga kerahasiaan.
6. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran sebagai berikut:
Sistem penomeran rekam medis sebagaimana berikut :

1 2
Keterangan :
1. Enam Kolom Pertama : Nomor urut pendaftaran Kepala Keluarga Pasien pada buku
nomor rekam medis
2. Tiga kolom pertama : Kode Kelurahan

Kode Kelurahan/wilayah yang dimaksud di atas adalah yang tercantum dalam tabel
berikut :
NO NAMA KELURAHAN KODE WILAYAH
1. PUNCAK. KEMUNING 01 PK
2. JOGOBOYO 02 JB
3. KENANGA 03 KN
4. ULAK SURUNG 04 US
5. PASAR SATELIT 05 PS
6. KALI SERAYU 06 KS
7. MEGANG 07 MG
8. SENALANG 08 SN
9. PONOROGO 09 PN
10. BATU URIP 10 BTU

7. Rekam medis disimpan dengan aturan sebagai berikut:


a. Rekam Medis disimpan oleh petugas pendaftaran sesuai dengan nomor urut
pendaftaran pasien/KK per kelurahan.
b. Rekam medis pasien rawat jalan disimpan sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 2
(Dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat
c. Setelah batas waktu 2 (Dua) tahun terlampaui, rekam medis dapat dimusnahkan
kecuali persetujuan tindakan medis
d. Persetujuan tindakan medis disimpan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun,
terhitung dari tanggal pembuatan persetujuan tindakan medis tersebut.
8. Isi rekam medis mencakup:
A. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang:
a. Nomor rekam medis
b. Identitas pasien;
b. Data Medis Umum
c. Data Medis Gigi
d. Odontogram
e. Identitas Awal
f. Pemeriksaan fisik dan penunjang medic bila ada;
g. Diagnosis menggunakan ICD X;
h. Terapi dan tindak lanjut;
i. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh pasien;
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan.
B. Rekam medis UGD
Isi rekam medis UGD memuat catatan/dokumen tentang:
a. Identitas pasien
b. Tingkat kegawat daruratan
c. Keadaan pra hospital
d. Pengkajian perawatan primer
e. Anamnesa
f. Hasil anamnesa;
g. Pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
h. Diagnosis/masalah;
i. Tindakan/pengobatan;
j. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh pasien;
k. Persetujuan tindakan bila diperlukan.
9. Kelengkapan isi rekam medis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti

E. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, listrik, dst. harus dipantau secara periodik,
dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus didokumentasikan
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar, dimonitor
penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti
5. Pembuangan limbah berbahaya harus dimonitor dan dilakukan sesuai ketentuan yang
berlaku
6. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi: perencanaan,
pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi
7. Penanggungjawab pengelolaan keamanan lingkungan fisik puskesmas dilimpahkan kepada
petugas program kesehatan lingkungan
8. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan, pelaksanaaan,
monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
9. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
10. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar
11. Penanggungjawab pengelola peralatan dan kalibrasi alat dilimpahkan kepada petugas
inventaris
12. Peralatan harus dikelola dengan tepat untuk menjaga kebersihan dan sterilisasi alat, maka
perlu menempatkan alat dengan memisahkan alat sesuai persyaratan dan fungsi alat.

F. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS


1. Pola ketenagaan SDM klinis harus disusun berdasar analisis kebutuhan SDM
2. Tim kredensial dilakukan langsung oleh bagian Tata Usaha
3. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis
4. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin yang berlaku
5. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat satu tahun sekali
6. Petugas layanan klinis harus terlibat dalam upaya peningkatan mutu klinis
7. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada tenaga
klinis
8. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan kejelasan kewenangan klinis untuk
masing-masing petugas
9. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenang setiap tenaga klinis harus dievaluasi dan ditindak
lanjuti
10. Dilakukan pemberian kewenangan atau delegasi wewenang jika tidak tersedia tenaga
kesehatan yang memenuhi persyaratan untuk melakukan suatu pelayanan klinis

Anda mungkin juga menyukai