NIM : 2017.133.019
RM-4
Awal pembuatan UU ITE adalah untuk meningkatkan ekonomi Indonesia dengan cara
mengatur semua transaksi yang dilakukan di dunia maya (e-commerce). Akan tetapi,
seiiring berkembangnya teknologi, khususnya di media sosial, beberapa pasal dalam
UU ini dianggap sering merugikan orang, bahkan cenderung mengancam setiap orang
untuk berpendapat. Oleh karena itu, terdapat perubahan mengenai UU tentang ITE
tersebut. Beberapa hal baru dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
Ketentuan Penjelasan
Tentang penyadapan
Dipertegas tentang larangan penyadapan, bahwa
Penjelasan pasal 5 dan penyadapan harus dilakukan oleh penyidik.
pasal 31
Salah satu norma yang menjadi sorotan oleh penggiat kebebasan hak asasi manusia
adalah tentang penutupan akses terhadap konten yang bermuatan pelanggaran undang-
undang. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa penguatan peran pemerintah untuk
menutup akses dianggap membatasi kebebasan berekspresi di dunia siber. Untuk
mengantisipasi hal ini seharusnya dalam membaca norma penutupan akses oleh
pemerintah seharusnya dapat mengacu pada teknis penutupan akses yang diatur dalam
Pasal 43, bahwa adanya mekanisme pemeriksaan terlebih dahulu oleh penyidik PNS.
Selain itu, seharusnya penutupkan akses ini dapat dilihat dari perspektif yang lebih
luas dengan mengukur daya rusak dari informasi negatif, sehingga objektivitas
penutupan akses oleh pemerintah lebih terjaga.