Anda di halaman 1dari 11

Ardintha Syahlindri (151610483007)

Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

TOPIK: TANTANGAN ILMU PENGETAHUAN DALAM DUNIA PROFESI

KASUS: REKAYASA GENETIKA PADA MAKHLUK HIDUP

Review jurnal

REKAYASA PENENTUAN JENIS KELAMIN DALAM KANDUNGAN MENURUT


HUKUM ISLAM

Abstrak: Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin dalam Kandungan Menurut Hukum Islam. Saat ini,
sains dan teknologi modern berkembang sangat cepat dan dinamis. Salah satu perkembangan
dalam ilmu kedokteran adalah rekayasa janin (genetika) yang dapat mendatangkan manfaat dan
juga memungkinkan akan membahayakan harkat dan martabat manusia. Dalam hukum Islam,
kajian rekayasa janin dapat dikategorikan sebagai bagian dari masalah fikih al- nawâzil.
Problematikanya memerlukan proses ihtiyâth ijtihâdiyyah dengan nalar istishlâhiyyah. Oleh
karena itu, apabila dominasi maslahat menjadi prinsip utama dalam rekayasa janin dalam
kandungan maka dapat dibenarkan. Tetapi apabila dilakukan semata-mata sebagai upaya
membatasi sekaligus menentukan jenis kelamin anak dalam kandungan maka tidak dapat
dibenarkan dalam hukum Islam karena upaya tersebut mengintervensi wilayah kekuasaan Allah
Swt dalam penciptaan manusia.

Kata Kunci: fikih al-nawâzil, rekayasa genetika, janin, maslahat

Pendahuluan

Perkembangan sains dan teknologi dari hari ke hari hingga saat ini semakin terasa pesat
lagi dahsyat. Dampak dan pengaruh sosialnya menyebabkan “wajah dunia”, dengan segala
substansi dan fasilitasnya, seolah- olah serba menjanjikan akan segalanya bagi kehidupan manusia.
Hal tersebut merupakan suatu keniscayaan karena memang setiap manusia pada hakikatnya
senantiasa dituntut untuk lebih kreatif dan produktif dalam segala hal sehingga pada gilirannya
mampu melahirkan karya-karya sosial fundamental seiring dengan perkembangan dan tuntutan
zaman.
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

Perkembangan sains dan teknologi merupakan serangkaian upaya dan kompetisi dalam
mencari penemuan-penemuan baru dan diharapkan dapat memecahkan berbagai permasalahan,
dapat memenuhi kebutuhan hidup serta mengurangi penderitaan umat manusia. Hal ini akan terus
dilakukan oleh umat manusia karena manusia adalah makhluk yang ingin terus menyempurnakan
dirinya dan menyamankan kehidupannya untuk jangka waktu selama mungkin.

Oleh karena itu, berbagai penemuan yang telah dihasilkan pada masa lampau terus
menimbulkan revolusi dalam kehidupan sosial umat manusia. Penemuan-penemuan tersebut telah
mewarnai sekaligus merubah hampir seluruh tataran kehidupan manusia, termasuk masalah
kelahiran, umur harapan hidup, kematian, kepercayaan, keamanan dan kedamaian. Terlepas dari
suatu istilah sosial yang sudah sangat populer di kalangan masyarakat hari ini dengan sebutan
“zaman modern”, yang jelas bahwa konsekuensi sosial dari kamatangan dan kemampuan manusia
(ilmuwan) melahirkan karya-karya kreatif ilmiah atau rekayasa- rekayasa sosial-ilmiah dengan
sendirinya akan secara langsung melahirkan dampak sosial atau efek sosial berdimensi positif
sekaligus seiring dengan dimensi negatifnya.

Pembahasan

Penelitian yang menjadi metode utama adalah rekayasa genetika, dimana gen- gen dari
makhluk hidup (manusia) dapat diidentifikasi fungsinya kemudian diisolasikan dan dimurnikan
lalu dipotong dan disambungkan atau disisipkan pada rangkaian kromosom lain. Bahkan
diramalkan bahwa pengobatan dengan terapi dan rekayasa genetika ini akan dapat berkembang
jauh lagi termasuk pengobatan terhadap keterbelakangan mental karena tahun 1993 gen yang
berkaitan dengan kelainan tersebut sudah berhasil diisolasikan. Perlu diketahui bahwa ternyata
pelaksanaan terapi dan rekayasa genetika yang terbaik dari sisi dunia ilmu kedokteran adalah
ketika masih bayi atau bahkan masih berupa janin dalam kandungan sang ibu.12 Masalah tersebut
merupakan substansi bahasan dalam tulisan ini dengan tema masalahnya adalah bagaimana
sebenarnya rekayasa janin (genetika) ini ketika para dokter mampu mendeteksi dan
mengindikasikan jenis kelamin janin dalam kandungan dan bahkan dengan rekayasa janin, seolah-
olah “sudah mampu” membatasi (memastikan) jenis kelamin anak seperti apa yang diinginkan
oleh orang tuanya. Bahkan dengan perencanaan jenis kelamin dalam bentuk teknik rekayasa janin
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

(sperma krosmoson-X dan Kromoson–Y) untuk mendapatkan jenis kelamin anak laki-laki, dalam
suatu hasil penelitian dikatakan hampir 95% berhasil.

Di berbagai negara (terutama negara Barat), karena anaklaki-laki lebih diinginkan daripada
anak perempuan maka penentuan jenis kelamin sering menimbulkan permintaan abortus
provokatus tanpa memperhitungkan hak hidup janin yang sedang berkembang. Hal ini merupakan
masalah rumit, rawan dan memprihatinkan. Oleh karena itu, teknologi biomedika modern dapat
membuat manusia bertindak kurang manusiawi. Untuk meniadakan pengaruh negatif dari
teknologi biomedika modern maka disarankan:

(1) Pendidikan dokter lebih ditingkatkan dengan tidak melupakan pendidikan dasar klinik
dan etika kedokteran.
(2) Pemerintah mengatur pemakaian pembuatan dan pemasaran alat serta obat-obatan.
(3) Penjual mengikuti dan patuh pada peraturan-peraturan yang ada mengenai alat-alat dan
obat-obatan serta memperhatikan keadaan sosial di Indonesia.
(4) Masyarakat diberi cukup pengertian mengenai tindakan-tindakan yang akan
dilaksanakan dan obat-obatan yang diberikan, demikian pula mengenai alat-alat yang
digunakan.

Sebagaimana diyakini bahwa dalam hal reproduksi manusia Islam sesungguhnya telah
memberikan sumbangan yang paling nyata bagi dunia ilmu kedokteran. Pada saat mitos dan khayal
sedang meliputi reproduksi manusia, Alquran telah menjelaskan hal tersebut dengan beberapa
ayat-Nya, antara lain:

(1) Q.s. al-Sajdah[32]: 7 yang artinya “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah”.
(2) Q.s al-Infithâr[82]: 8 yang artinya “Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia
menyusun tubuhmu”.
(3) Q.s. Nûh[7]: 13-14 yang artinya: “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah
padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”.
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

Menurut pemahaman Maurice Bucaile, konteks ayat- ayat tersebut merupakan penjelasan
tentang penciptaan manusia secara umum dengan merujuk pada kenyataan bahwa manusia telah
diberi bentuk yang sedemikian terorganisasikan oleh Allah Swt. Ayat-ayat tersebut juga tidak
menyebutkan tentang perkembangan embrionik melainkan hanya menguraikan penciptaan
manusia pada umumnya.

Nilai moral dalam masyarakat merupakan salah satu indikator produk keilmuan. Ketika
suatu produk ilmu memasuki tahap nilai guna dan implikasi maka persoalan dan kriteria yang
muncul bukan lagi semata ke arah keilmuan yang diukur oleh salah dan benar, melainkan juga
ukuran baik dan buruk. Oleh karena itu, ketika rekayasa genetika (janin) dilakukan pada manusia
maka yang perlu dipertimbangkan adalah apakah dari sudut pandang etika, moral dan terutama
ajaran agama akan dapat mengantarkan kemaslahatan masyarakat secara global atau sebaliknya,
karena bagaimanapun juga teknologi rekayasa genetika bukan merupakan suatu ilmu yang dapat
berdiri sendiri adanya. Oleh Karena itu sering terjadi percampuran kepentingan antara asas
kebenaran dengan asas manfaat.

Arahan ajaran agama Islam tidak mungkin lepas dari kesatuan lingkaran total antara
akidah, syariah dan akhlak yang tujuan akhirnya seperti disebutkan di atas adalah terjaminnya
kemaslahatan umat manusia dalam kehidupan di dunia dan sekaligus di akhirat. Oleh karena itu
dalam syariat Islam dilarang atau dibolehkannya suatu tindakan diukur dari sudut maslahat atau
mafsadat-nya yang lebih dominan, baik terhadap si pelaku maupun orang lain. Sesuatu yang
mengandung kemaslahatan yang lebih dominan dalam pandangan akal sehat dibolehkan selama
tidak bertentangan dengan Alquran dan Sunah. Sebaliknya, sesuatu yang berbahaya secara
langsung atau tidak tetapi menjadi perantara pada sesuatu yang merugikan kehidupan umat maka
dalam hal tersebut, bila dilihat kepada esensi perbuatan itu sendiri, mungkin dibolehkan, namun
karena akan berdampak negatif pada kehidupan umat manusia maka menyebabkan perbuatan itu
dilarang.

Akan tetapi apabila proses perpaduan genetika atau janin (sperma dan ovum) yang
dimasukkan ke dalam rahim kemudian dokter mengupayakan untuk menentukan jenis kelamin
janin tersebut sesuai permintaan dan keinginan sepasang suami isteri maka upaya rekayasa janin
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

seperti ini sudah dapat dipastikan adanya unsur (niat) upaya mengintervensi wilayah ke- Maha
Kuasa-an Allah Swt. sekaligus pada gilirannya memberi peluang bagi pasangan suami isteri untuk
selalu bersikap negatif terhadap eksistensi anak perempuan karena kecenderungan emosional dan
social.

Oleh karena itu apa yang diupayakan oleh dokter dengan kemajuan ilmu dan kecanggihan
sarana teknologi kedokteran yang dimanfaatkannya berupa rekayasa genetika tersebut, demikian
pula dampak persepsi sosial dari apa yang diinginkan oleh suami-isteri untuk memperoleh anak
(keturunan), hal ini tidak dapat dibenarkan, karena menurut hukum Islam:

- Karena Dia-lah Allah Swt yang menciptakan manusia dengan kehendak dan kekuasaan-
Nya semata dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki (Q.s. al-Infithâr [82]: 8)
- Menetapkan dalam rahim dan menghendaki sampai waktu yang sudah ditentukan (Q.s. al-
Hajj [22]: 5) dalam bentuknya sebagai makhluk yang paling terbaik (Q.s. al-Tîn [95]: 4)
- Menentukan dari jenis laki-laki atau perempuan (Q.s al-Syûrâ [42]: 49) tanpa membedakan
fungsinya sebagai hamba agar beribadah kepada-Nya (Q.s. al-Dzâriyât [51]: 59) dan hanya
dengan kualitas ketakwaan saja mereka akan menjadi manusia yang mulia dan terhormat
di sisi Allah Swt. (Q.s. al-Hujurât [49]: 13).

Kesimpulan:

1. Pesatnya kemajuan dan perkembangan sains dan teknologi, terutama di bidang teknologi
kedokteran, dapat menyebabkan munculnya masalahmasalah fikih al-nawâzil di tengah-
tengah kehidupan sosial umat Islam.
2. Masalah rekayasa janin (genetika) dalam upaya mendeteksi sekaligus menentukan
(membatasi) jenis kelamin anak dalam kandungan merupakan salah satudarimasalah-
masalahfikih alnawâzil yangsubstansi kajiannya memerlukan proses ihtiyâth ijtihâdiyyah
yang mapan dengan pendekatan nalar istishlâhiyyah.
3. Selama adanya dominasi sosial prinsip-prinsip kemaslahatan yang menjadi jaminan dalam
proses rekayasa genetika untuk mendeteksi janin atau jabang bayi dalam kandungan
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

sebagai bagian ikhtiyârî untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan janin


maka pada prinsipnya dapat dibenarkan dalam hukum Islam.
4. Upaya rekayasa janin untuk membatasi, bahkan menentukan (memastikan) jenis kelamin
anak dalam kandungan, disamping tidak dapat dibenarkan menurut hukum Islam karena
sangat berpeluang mendiskriminasikan eksistensi anak (perempuan), juga termasuk upaya
mengintervensi wilayah ke-Maha Kuasa-an Allah Swt. dalam penciptaan manusia.
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

Review jurnal:

Rekayasa Genetik : Manfaat dan Dampak Negatifnya Terhadap Kehidupan Manusia

ABSTRACT

Rekayasa genetika adalah suatu ilmu untuk memodifikasi DNA (substansi kimia dalam
kromosom yang bertanggungjawab atas pewarisan sifat) secara sengaja untuk kepentingan
manusia. Kegiatan manusia yang menggunakan ilmu rekayasa genetika seperti: kegiatan
pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi, penetapan mutasi buatan tanpa
target, memasukkan sifat dari hampir semua organisme. Obyek rekayasa genetika mencakup
hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat
tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Manfaat-manfaat rekayasa genetika terhadap kehidupan
manusia berupa : 1) bahan pangan dan minuman 2) produksi senyawa kimia 3) peningkatan hasil
pertanian 4) peningkatan hasil peternakan 5) pemeliharaan kesehatan 6) pengolahan limbah.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari rekayasa genetika dalam bidang 1) bioteknologi didalam
pertanian 2) kesehatan masyarakat dan 3) bidang agama.

Kata kunci :rekayasa genetika, manfaat, dampak.

Pendahuluan

Rekayasa genetik digambarkan sebagai ilmu dimana karakteristik suatu organisme yang
sengaja dimodifikasi dengan manipulasi materi genetik, terutama DNA dan transformasi gen
tertentu untuk menciptakan variasi yang baru. Dengan memanipulasi DNA dan memindahkannya
dari suatu organisme ke organisme lain (disebut teknik rekombinan DNA), memungkinkan untuk
memasukkan sifat dari hampir semua organisme pada tanaman, bakteri, virus atau hewan.
Organisme transgenik saat ini diproduksi secara massal, seperti enzim, antibodi monoklonal,
nutrien, hormon dan produk farmasi yaitu obatdan vaksin (Campbell, 1996).

Pembahasan

Sejak jaman dahulu Manusia berusaha meningkatkan produktivitas hewan dengan seleksi
dan pemuliaan hewan yang terbaik. Peningkatan pengetahuan tentang biologi reproduksi dan dasar
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

genetik sifat-sifat pembawaan memberikan kepada para pemulia hewan sarana-sarana baru untuk
mencapai tujuan tadi. Adapun beberapa manfaat yang diperoleh dalam rekayasa genetika
peternakan

1. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan mengubah pemuliaan hewan secara revolusioner. Transfer embrio untuk
hewan ternak merupakan suatu industri yang telah mengubahsifat pemuliaan ternak pada
kawanan murni ternak dan menjadi memudahkan transportasi penting untuk ekspor ternak.

2. Antibodi monoclonal
Penerapan antibodi monoklonal sebagai sarana pembantu diagnosik telah diterapkan pada
peternakan.Meskipun demikian, teknologi transfer gen pada hewan masih dalam taraf
permulaan, meskipun banyak hasil-hasil laboratorium yang layak untuk dicatat.Tidak
seperti tumbuhan, hewan tidak dapat dikembangkan secara aseksual. Jadi satu-satunya cara
untuk mengintroduksikan gen asing ke dalam sel hewan, termasuk sel yang memungkinkan
pewarisan sifat itu kepada turunannya adalah Menyisipkan DNA asing ke dalam sel
kelamin, yaitu sel sperma atau sel telur, atau kedalam zigot yang merupakan peleburan
antara sel sperma dan sel telur. Para pakar telah mengembangkan antibodi monoklonal
yang telah dipatenkan untuk diagnosis kehamilan pada lembu. Dalam bidang serupa,
sebuah perusahaan Inggris juga mengembangkan suatu uji antibodi monoklonal untuk
mengetahui apakah lembu perah sedang mengalami masa birahi atau tidak. (Sardjoko,
1987)

3. Produksi Hormon tumbuh Sapi


Hormon tumbuh sapi dapat terdapat secara alami dan dapat meningkatkan produktivitas
susu pada sapi.Melalui rekayasa genetika Para pakar telah berhasil memaksa bakteri untuk
menghasilkan hormon ini, yang jika diberikan kepada lembu yang sedang menyusui dapat
menaikkan produksi susu sampai 40%. Susunan susu hewan tidak berubah. Dan
penggunaan produksi hormon sapi ini harus mengikuti aturan pemakaiannya, karna jika
keterusan dipakai akan sangat berdampak bagi hewan itu sendiri. (Prentis, 1984)
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

4. Produksi hormon tumbuh babi


Hormon tumbuh babi juga telah diklonkan pada bakteri, dimurnikan, dan diberikan pada
babi melalui penyuntikan.Hormon tumbuh babi sangat meningkatkan laju pertumbuhan,
efisiensi pakan, dan rasio daging terhadap lemak.kemampuan hormon ini diarahkan untuk
menekan pertumbuhan jaringan lemak , sehingga diarahkan ke pertumbuhan daging babi.
Hormon tumbuh babi merupakan hormon protein yang terdapat secara alami, maka hormon
itu digunakan dalam metabolisme hewan.

5. Pemetaan gen
Pemetaan gen sangat penting sebagai dasar untuk memanipulasi gen.Walaupun demikian,
sejauh ini, baru sedikit gen spesifik hewan piaraan yang telah diidentifikasikan,
diidolasi,atau dipetakan.Gen ini mendorong terjadinya kelahiran kembar dua atau tiga pada
biri-biri, menaikkan 20 sampai 40% jumlah anak biri-biri yang harus disapih.Meskipun
gen dapat dipindahkan kepada keturunan melalui persilangan dalam penangkaran secara
seksual, pengintroduksian dengan transfer gen molekuler akan lebih cepat dan
kemungkinan pewarisan sifat pembawaan kepada hewan piaraan dalam kisaran yang lebih
luas.

6. Mikroinjeksi hormon tumbuh


Mikroinjeksi hormon tumbuh adalah teknik lain yang telah dibuktikan sangat efektif untuk
meningkatkan pertumbuhan ikan, dan rekayasa genetik ikan untuk meningkatkan
pertumbuhan ikan telah diupayakan.
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

Review artikel pendukung:

Teknologi Penentuan Jenis Kelamin Embrio Tingkatkan Produksi Pangan

Teknologi penentuan jenis kelamin pada embrio hewan ternak berperan penting dalam
pemenuhan suplai kebutuhan pangan dunia. Teknologi ini telah diterapkan dalam peningkatan
produksi telur ternak unggas dan produksi daging sapi.

Dosen Bagian Ilmu Reproduksi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, drh. Agung Budiyanto,
M.P., Ph.D., mengatakan teknologi ini telah dimanfaatkan untuk menghasilkan lebih banyak
embrio betina guna mendapatkan ayam betina yang mampu memproduksi telur dalam jumlah
banyak. Sementara di peternakan sapi, teknologi ini dimanfaatkan untuk menghasilkan lebih
banyak jumlah embrio jantan. Embrio jantan dapat berkembang lebih cepat dan besar
dibandingkan dengan embrio betina. Penentuan jenis kelamin biasanya dilakukan dengan metode
“in vivo” (sel telur yang dibuahi di dalam induk), “in vitro” (sel telur yang dibuahi di luar induk),
penentuan waktu inseminasi, penggunaan pengobatan induksi ovulas, dan inseminasi buatan.

Menurut Agung, pemindahan embrio dari produksi in vitro berpengaruh terhadap


perbandingan jenis kelamin dalam tingkatan yang sangat signifikan. Adapun beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi produksi embrio ternak dalam pembentukan kelamin tertentu. Beberapa di
antaranya adalah tingkat jumlah sperma yang mengikat kromosom, interaksi gamet, sistem
lingkungan, ekspresi gen, dan lingkungan sekitar embrio. Lingkungan dengan temperatur tinggi
akan menyebabkan kematian pada embrio jantan, sedangkan PH dan nutrisi yang tinggi akan
menyebabkan kematian pada embrio betina.

Sementara itu, menurut drh. Yuda Heru Fibrianto, M.P., Ph.D., mengatakan bahwa
teknologi stem cell mempunyai karakteristik dapat beregenerasi dan berdiferensiasi. Teknologi ini
dapat digunakan untuk terapi medis di masa depan. Menurutnya, teknologi stem cell merupakan
spare part sel tubuh bagi hewan dan manusia. Stem cell dapat dipakai untuk mengobati penyakit
degenerasi atau usia lanjut, seperti alzheimer, parkinson, dan mengobati penyakit akibat
kerusakan. Kegunaan yang lain adalah untuk mengobati penyakit spesifik, misalnya HIV, lupus,
Ardintha Syahlindri (151610483007)
Umaymmah (151610483013)
D4 PENGOBAT TRADISIONAL 2016

kanker, dan kardiovaskular. Di samping itu, manfaat lainnya ialah untuk menstimulasi sistem
imun, revitalisasi organ tubuh, dan disfungsi seksual.

Goo Jang, D.V.M., Ph.D., Assistant Professor Seoul National University Korea,
mengemukakan bahwa sistem kloning pada anjing dilakukan dengan Teknologi Somatic Cell
Nuclear Transfer (SCNT). SCNT merupakan sebuah teknologi rekayasa terhadap sel telur.
Rekayasa dilakukan dengan mentransfer inti sel pendonor ke sel telur yang telah dikeluarkan
intinya. Proses kloning pada anjing dilakukan dengan mengambil sel telur anjing yang telah
dihilangkan inti selnya. Inti sel telur tersebut kemudian diganti dengan inti sel somatik, sel anggota
tubuh, yang diambil dari kulit induk. Selanjutnya, sel telur dimasukkan ke rahim induk. Kloning
pada anjing ini bisa digunakan untuk membantu pemahaman tentang penyakit, pengembangan
medis baru dengan SCNT transgenic. Akan tetapi, pengkloningan binatang masih tetap saja
menimbulkan perdebatan etika dan moral.

REFERENSI

1. HM, Said. 2014. Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut Hukum
Islam. Ahkam: Vol. XIV (2)
2. Febrina, Septriana, Thalita. Rekayasa Genetik: Manfaat dan Dampak Negatifnya Terhadap
Kehidupan Manusia. FMIPA Universitas Negeri Medan
3. Ika. 2013. Teknologi Penentuan Jenis Kelamin Embrio Tingkatkan Produksi Pangan.
Artikel UGM

Anda mungkin juga menyukai