BAB VII
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Pohuwato
2. Obyek budaya yang perlu dilindungi juga terdapat di Kabupaten Pohuwato, dan
karenanya perlu dikukuhkan sebagai bagian dari kawasan lindung sebagai
Keberlanjutan ragam hayati darat maupun laut diarahkan untuk dlindungi oleh
kawasan-kawasan lindung strategisnya. Pemanfaatan SDA yang tak terbarukan
diarahkan agar menghasilkan sumber pendapatan baru yang setara dan mengembalikan
kualitas lingkungan hidup pasca eksploitasi. Kawasan strategis provinsi kepentingan
sumber daya alam yakni Blok tambang emas Pohuwato, dan Blok tambang emas
Pohuwato – Boalemo.
3. Kawasan Wisata Pantai Bumbulan Indah dan Kawasan Wisata Pohon Cinta di
Marisa
pantai ini juga telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup
representatif seperti Cottage beberapa unit, Gazebo-Gazebo, Panggung
Pertunjukan, Pos Retribusi/Pengamanan, Menara Pengawas pantai, Jogging
Track/ Pedestrian, Taman Main anak-anak, Kios Makanan tradisional, Lapangan
Olah Raga, Lampu-Lampu Taman, Toilet Umum, dan Pelataran Parkir
pengunjung.
Di dalam kawasan strategis ini terdapat dua buah pelabuhan, yakni Pelabuhan
Kapal Penumpang dan Pelabuhan Kapal Barang. Pelabuhan kapal penumpang
merupakan dermaga pelabuhan kapal fery yang nantinya akan merupakan
simpul dalam tatanan transportasi laut regional (antar kabupaten dan antar
provinsi) memiliki alur pelayaran utama dari/ dan ke Parigi, Pagimana (Provinsi
Sulawesi Tengah), dan pulau-pulau kecil dalam wilayah Kabupaten Pohuwato
dan sekitarnya. Sementara untuk alur pelayaran kapal-kapal barang melayani
daerah-daerah pesisir Teluk Tomini dalam wilayah Provinsi Gorontalo dan
Provinsi Sulawesi Tengah, hingga ke Kalimantan. Pelabuhan Barang Bumbulan
mampu melayani kapal-kapal dengan bobot sampai 3.000 DWT dengan
panjang kapal hingga 75 meter.
Kawasan strategis kabupaten yang memiliki nilai strategis lainnya dari sudut
kepentingan pembangunan wilayah Kabupaten Pohuwato adalah Kawasan Bandar Udara
Imbodu yang berlokasi di Kecamatan Randangan. Kawasan Bandar Udara Imbodu ini
berprospek menjadi simpul jaringan transportasi udara (dalam tatanan transportasi
udara provinsi sebagai bandara pengumpan) di Kabupaten Pohuwato dan sekitarnya,
termasuk kabupaten-kabupaten tetangga, yang rencana pengembangannya akan masuk
dalam tatanan kebandarudaraan provinsi.
7.1.4. Arahan P engembangan Pola Ruang dan Struktur Ruang yang Mencakup:
Sempadan Sungai
Dalam RTRW Provinsi Gorontalo telah menetapkan Taman Laut Pulau Bitila
yang ada di Kabupaten Pohuwato sebagai kawasan perlindungan laut atas
wilayah laut yang memiliki flora dan fauna termasuk terumbu karang.
Taman laut Pulau Bitila berada di Teluk Tomini yang secara administrasi
berada dalam wilayah Kecamatan Paguat. Kawasan Taman Laut Pulau
Bitila memiliki potensi besar berkembang menjadi obyek wisata laut,
karena didalamnya memiliki daratan pulau yang berpasir putih dengan
kualitas air laut yang jernih. Pada kedalaman ± 20 meter dari permukaan
laut terdapat biota dan jenis ikan yang beragam, serta terumbu karang
yang masih baik.
kelapa dalam, kelapa sawit, cengkeh, panili, dan kemiri, serta buahan-
buahan seperti durian, jeruk, dan mangga. Luas areal yang diarahkan
untuk pengembangan tanaman perkebunan adalah seluas 48.481 ha
dengan areal pengembangannya merata ke segenap wilayah Kabupaten
Pohuwato. Untuk kegiatan perkebunan yang intensif diarahkan pada
kawasan dengan ketinggian 200 – 400 m dpl, sementara untuk kegiatan
perkebunan yang non intensif diarahkan pada areal dengan ketingggian >
400 m dpl.
tersebut, terutama persediaan air tawar yang cukup, seperti pada wilayah
Kecamatan Taluditi, Patilanggio, dan Dengilo.
sangat besar terutama yang bersumber dari rumah tangga dan pasar. Untuk
itu, maka diperlukan adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang
direncanakan berlokasi di Desa Botubilotahu, Kecamatan Marisa dengan luas
lahan ± 5 ha.
Penanganan terhadap permasalahan sampah perlu mendapat perhatian yang
serius, mengingat jumlah sampah akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitasnya, terutama di kawasan
perkotaan, serta dampak yang ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara
tepat. Ketidaktepatan mengelola persampahan dapat menurunkan kualitas
dan kenyamanan hidup masyarakat, terutama diperkotaan. Polusi bau,
sumber penyakit, dan degradasi lingkungan, serta penurunan estetika
lingkungan merupakan dampak yang dapat ditimbulkan dari permasalahan
sampah.
Secara garis besar pengelolaan persampahan nantinya di Kabupaten Pohuwato
dapat di rinci seperti ini :
a. Pemilahan : dari sumber/asal sampah telah dilakukan pemisahan antara
sampah organik dengan sampah anorganik sebelum dibuang ke tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) Kontainer;
b. Pengolahan : dilakukan pengomposan untuk sampah organik dan
dilakukan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) untuk penanganan
sampah anorganik.
c. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat
pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/
tarik, truk, motor gerobak;
d. Pengangkutan : dari TPS Kontainer diangkut dengan Truk menuju Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Botubilotahu yang berjarak ±
6,5 km dari pusat Kota Marisa.
Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke TPA
sampah, di mana nantinya sampah-sampah organik di lokasi TPA dapat di
olah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan
bangunan. Secara teknis pengolahan sampah di TPA dilakukan dengan
metode controlled landfill, yang secara operasional lebih ekonomis dibanding
metode sanitary landfill, dan lebih berwawasan lingkungan dibanding metode
open dumping
Tabel 7. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) berdasarkan RTRW Kab. Pohuwato
2010 – 2030
Merupakan
INSTANSI
NO. PROGRAM LOKASI KSK (YA SUMBER DANA
PELAKSANA
/TIDAK)
1 Penyusunan Rencana Tata Kota Marisa APBD Kab. Dinas
Bangunan dan Lingkungan Pekerjaan
(RTBL) Kawasan Umum Kab.
YA
Perdagangan dan Jasa
Komersial di Pusat Kota
Marisa
2 Penyusunan Rencana Tata Kota Paguat APBD Kab. Bappeda Kab.
Ruang (RTR) Kawasan dan Kota YA
Perkotaan Popayato
3 Penyusunan Rencana Tata Kota Lemito APBD Kab. Bappeda Kab.
Ruang (RTR) Kawasan dan Kota TIDAK
Perkotaan Motolohu
4 Penyusunan Rencana Tata Kota Panca APBD Kab. Bappeda Kab.
Ruang (RTR) Kawasan Karsa, Kota
Perkotaan Molosipat
Utara, dan TIDAK
Kota
Wanggarasi
Timur
5 Pengembangan Prasarana Kec. Paguat APBN, APBD Dinas
dan Sarana Pelabuhan YA Prov. Kebudayaan,
Barang Bumbulan. HubPar Kab.
6 Pemantapan Kawasan Kec. Marisa APBD Kab. Dinas PU Kab.
Tempat Pembuangan Akhir
YA
(TPA) Sampah di Desa
Botubilotahu
7 Pengembangan dan Kota Marisa APBN, APBD Dinas PU Kab.
Peningkatan Prasarana dan Prov. APBD Kab.
Sarana Persampah
Persampahan.
8 Pemantapan Sempadan Pesisir Laut APBN, APBD Kab. Dinas PU Kab.
Pantai Teluk Tomini TIDAK
9 Pemantapan kawasan Kec. Paguat APBD Kab. Bappeda Kab.
YA
peruntukan industri
Spritual mengandung makna suatu orientasi sikap yang menjunjung tinggi nilai-
nilai agama sebagai dasar etika dan panduan perilaku dalam melaksanakan
pembangunan Daerah Kabupaten Pohuwato.
Adapun misi yang hendak dilaksanakan pemerintah daerah dalam mewujudkan visi
tersebut diatas adalah :
Tujuan Strategis yang akan dicapai melalui melalui pelaksanaan Visi dan Misi
Kabupaten Pohuwato tahun 2010 – 2015 khusus infrasruktur yaitu membangun
infrastruktur secara merata, sasarannya adalah :
Indikator kinerja di bidang pekerjaan umum dalam RPJMD tahun 2010 sampai
2015 adalah:
Kabupaten Pohuwato hingga saat ini belum memiliki Perda tentang bangunan
gedung. Kondisi ini menjadikan pemerintah kabupaten pohuwato menjadi
penghalang dalam pelaksanaan kegiatan bidang penataan bangunan.
Kondisi saat ini dokumen SSK kabupaten Pohuwato masih pada proses
perencanaan sehingga belum dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses integrasi
program antar sektor.
Sebagai bahan integrasi dibutuhkan data rencana strategis sektor air minum dalam
jangka waktu 5 tahun.
Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun
suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan
ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,
rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian
pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Arahan RTBL belum maksimal
karena produk RTBL kawasan tidak lengkap