Anda di halaman 1dari 29

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

BAB VII
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Pohuwato

7.1. Arahan RTRW Kabupaten Pohuwato

Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang, Kabupaten Pohuwato menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah no 8 tahun 2012 tentang RTRW
Kab. Pohuwato Tahun 2011 - 2031. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Pohuwato, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten Pohuwato
adalah sebagai berikut:

7.1.1. Kawasan Strategis Provinsi (KSP) di Wilayah Kabupaten Pohuwato

Dalam RTRW Provinsi Gorontalo menetapkan beberapa kawasan dalam wilayah


Kabupaten Pohuwato sebagai kawasan strategis provinsi, yakni sebagai berikut :

a. Penetapan Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo

1. Pengembangan Kawasan pertanian berkelanjutan yang dipaduserasikan


dengan pengembangan irigasi teknis berupa KSP Randangan dan sekitarnya.

2. KSP Marisa mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perputaran


ekonomi di Provinsi Gorontalo diarahkan sebagai pusat pemerintahan dan jasa
perdagangan.

b. Penetapan Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya Provinsi Gorontalo

1. Kawasan strategis untuk pengembangan kepentingan sosial budaya terdapat di


setiap kabupaten. Suku Bajo yang hidup berkelompok di suatu perkampungan
di Desa Torisiaje Kecamatan Popayato. Mereka tinggal dilaut dengan
mendiami bangunan rumah di atas air. Di Desa Karengetan Kecamatan Paguat
dan Desa Londoun Kecamatan Popayato terdapat perkampungan Suku Sangihe
Talaud. Suku Minahasa dapat ditemukan di Kaarwuyan Kecamatan Paguat.

2. Obyek budaya yang perlu dilindungi juga terdapat di Kabupaten Pohuwato, dan
karenanya perlu dikukuhkan sebagai bagian dari kawasan lindung sebagai

Kabupaten Pohuwato | VII-1


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

cagar budaya provinsi berupa Perkampungan Suku Bajo di Desa Torisiaje


Kecamatan Popayato.

c. Penetapan Kawasan Strategis Kepentingan Sumber Daya Alam

Keberlanjutan ragam hayati darat maupun laut diarahkan untuk dlindungi oleh
kawasan-kawasan lindung strategisnya. Pemanfaatan SDA yang tak terbarukan
diarahkan agar menghasilkan sumber pendapatan baru yang setara dan mengembalikan
kualitas lingkungan hidup pasca eksploitasi. Kawasan strategis provinsi kepentingan
sumber daya alam yakni Blok tambang emas Pohuwato, dan Blok tambang emas
Pohuwato – Boalemo.

d. Penetapan Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung


Lingkungan Hidup

Untuk kawasan strategis Provinsi Gorontalo sudut kepentingan daya dukung


lingkungan hidup yang berada di Kabupaten Pohuwato meliputi :

1. Cagar Alam Panua di Kelurahan Libuo Kecamatan Paguat;

2. Cagar Alam Tanjung Panjang.

7.1.2. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Kab. Pohuwato

a. Kawasan Strategis Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi

1. Kawasan Industri di Kecamatan Paguat


2. Kawasan Perdagangan dan Jasa Komersial di Pusat Kota Marisa

Penetapan kawasan strategis wilayah Kabupaten Pohuwato dari sudut


kepentingan pertumbuhan ekonomi wilayah yakni berupa kawasan
perdagangan dan jasa yang berada di kawasan pusat Kota Marisa. Kawasan
ini merupakan pusat perdagangan dan jasa komersial yang cakupan
pelayanannya meliputi seluruh wilayah Kabupaten Pohuwato dan sekitarnya.
Kawasan ini merupakan lokasi pemusatan beberapa fasilitas perdagangan dan
jasa komersial, seperti : pasar wilayah, supermarket, pertokoan, perbankan,
dan perhotelan, serta jasa komersial lainnya.

3. Kawasan Wisata Pantai Bumbulan Indah dan Kawasan Wisata Pohon Cinta di
Marisa

Kawasan wisata Pantai Bumbulan Indah terletak di Kecamatan Paguat.


Kawasan ini berorientasi pada laut Teluk Tomini dengan hamparan pasir putih
dengan pemandangan (view) alami laut lepas pantai yang eksotis. Kawasan
wisata Pantai Bumbulan Indah merupakan obyek wisata unggulan Kabupaten
Pohuwato, yang memiliki daya tarik kuat untuk dikunjungi. Kawasan wisata

Kabupaten Pohuwato | VII-2


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

pantai ini juga telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup
representatif seperti Cottage beberapa unit, Gazebo-Gazebo, Panggung
Pertunjukan, Pos Retribusi/Pengamanan, Menara Pengawas pantai, Jogging
Track/ Pedestrian, Taman Main anak-anak, Kios Makanan tradisional, Lapangan
Olah Raga, Lampu-Lampu Taman, Toilet Umum, dan Pelataran Parkir
pengunjung.

4. Kawasan Pelabuhan Penumpang dan Pelabuhan Barang Bumbulan

Di dalam kawasan strategis ini terdapat dua buah pelabuhan, yakni Pelabuhan
Kapal Penumpang dan Pelabuhan Kapal Barang. Pelabuhan kapal penumpang
merupakan dermaga pelabuhan kapal fery yang nantinya akan merupakan
simpul dalam tatanan transportasi laut regional (antar kabupaten dan antar
provinsi) memiliki alur pelayaran utama dari/ dan ke Parigi, Pagimana (Provinsi
Sulawesi Tengah), dan pulau-pulau kecil dalam wilayah Kabupaten Pohuwato
dan sekitarnya. Sementara untuk alur pelayaran kapal-kapal barang melayani
daerah-daerah pesisir Teluk Tomini dalam wilayah Provinsi Gorontalo dan
Provinsi Sulawesi Tengah, hingga ke Kalimantan. Pelabuhan Barang Bumbulan
mampu melayani kapal-kapal dengan bobot sampai 3.000 DWT dengan
panjang kapal hingga 75 meter.

7.1.3. Kawasan Strategis lainnya sesuai dengan Kepentingan Pembangunan


Wilayah Kabupaten Pohuwato

Kawasan strategis kabupaten yang memiliki nilai strategis lainnya dari sudut
kepentingan pembangunan wilayah Kabupaten Pohuwato adalah Kawasan Bandar Udara
Imbodu yang berlokasi di Kecamatan Randangan. Kawasan Bandar Udara Imbodu ini
berprospek menjadi simpul jaringan transportasi udara (dalam tatanan transportasi
udara provinsi sebagai bandara pengumpan) di Kabupaten Pohuwato dan sekitarnya,
termasuk kabupaten-kabupaten tetangga, yang rencana pengembangannya akan masuk
dalam tatanan kebandarudaraan provinsi.

7.1.4. Arahan P engembangan Pola Ruang dan Struktur Ruang yang Mencakup:

A. Arahan Pengembangan Pola Ruang


1. Rencana Pengembangan Kawasan Lindung
a) Rencana Pengembangan Kawasan yang Memberikan Perlindungan
Terhadap Kawasan Bawahannya

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya


yang terdapat di wilayah Kabupaten Pohuwato berupa Hutan Lindung.
Kawasan hutan lindung di wilayah Kabupaten Pohuwato ditetapkan dengan

Kabupaten Pohuwato | VII-3


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

kriteria antara lain: a) kawasan yang mempunyai kemiringan lereng


lapangan rata-rata lebih besar dari 45 %, b) kawasan yang mempunyai
ketinggian 2000 meter atau lebih di atas permukaan laut, c) kawasan yang
memiliki jenis tanah sangat peka terhadap erosi, dan d) kawasan yang
mempunyai nilai skor lebih dari 175 menurut SK. Menteri Pertanian No.
837/Kpts/Um/11/1980.

Hutan lindung yang ada di wilayah Kabupaten Pohuwato sesuai dengan


Kepmenhut No. SK.433/Menhut-II/2009 adalah seluas 137.605 ha atau
sebesar 32,42 % dari luas wilayah Kabupaten Pohuwato (luas wilayah
kabupaten 424.431 ha). Ketetapan ini akan menjadi dasar dalam
pemantapan kawasan areal hutan lindung di Kabupaten Pohuwato dalam
rangka melindungi dan melestarikan fungsi ekologis kawasan hutan
lindung tersebut, serta mengembangkan keterpaduan program konservasi
kawasan hutan lindung lintas instansi terkait.

Hasil overlay peta menunjukkan bahwa sebaran hutan lindung di wilayah


Kabupaten Pohuwato sebagian besar terdapat di wilayah bagian utara
pada areal lahan yang bertopografi 500 – 1.500 m dpl dengan tingkat
kelerengan sebagian besar berada pada kelas lereng 25 – 40 %. Hutan
lindung dengan karakteristik areal tersebut umumnya tersebar pada
wilayah Kecamatan Taluditi, Wanggarasi, Buntulia, Lemito, Patilanggio,
Popayato, Popayato Timur, dan Popayato Barat. Hasil overlay dengan
peta tutupan lahan menunjukkan bahwa sebagian areal hutan lindung
telah mengalami bukaan vegetasi yang cukup luas, seperti menjadi
tegalan, semak belukar, terutama pada wilayah Kecamatan Taluditi dan
Wanggarasi.

b) Rencana Pengembangan Kawasan Perlindungan Setempat


 Sempadan Pantai

Dengan mengacu pada karakteristik tipologi pantai di wilayah Kabupaten


Pohuwato dikaitkan dengan ketentuan lebar sempadan pantai, serta hasil
overlay peta penggunaan lahan, maka kawasan sempadan pantai di
Kabupaten Pohuwato yang panjangnya sekitar 160 km adalah seluas ±
3.300 ha.

 Sempadan Sungai

Areal sempadan sungai di Kabupaten Pohuwato adalah seluas ± 2.032,82


ha. Di wilayah Kabupaten Pohuwato terdapat beberapa sungai besar yang

Kabupaten Pohuwato | VII-4


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

memiliki badan sungai yang cukup panjang seperti Sungai Randangan


dengan panjang aliran 95,8 km, dimana sungai ini melintasi dua provinsi.
Sungai ini juga telah ditetapkan dalam RTRWN sebagai Wilayah Sungai
(WS) Randangan yang melintasi Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Dengan demikian interkoneksitas antara daerah hulu dan daerah hilir
sungai sangat penting dalam menjaga kestabilan kontuinitas debit air
sungai tersebut. Sehingga sangat penting untuk menjaga fungsi lindung
daerah aliran sungai di daerah hulu, utamanya di wilayah bagian utara
Kecamatan Wanggarasi dan Kecamatan Taluditi di daerah hulu sungai
tersebut.

c) Rencana Pengembangan Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya


 Kawasan Suaka Alam

Dalam RTRWN (PP/26/2008) telah menetapkan Cagar Alam Panua dan


Cagar Alam Tanjung Panjang yang berada di Kabupaten Pohuwato sebagai
Kawasan Lindung Nasional.

Sesuai dengan Kepmenhut No. SK.433/Menhut-II/2009 tentang


Penunjukan Kawasan Hutan Kabupaten Pohuwato, telah menetapkan
kawasan suaka alam/pelestarian alam keseluruhan di Kabupaten Pohuwato
yakni seluas 40.013 ha. Kawasan suaka alam yang ada di wilayah
Kabupaten Pohuwato berupa cagar alam yakni Cagar Alam Panua seluas
36.837,73 ha dan Cagar Alam Tanjung Panjang seluas 3.175,27 ha.

 Kawasan Suaka Alam Laut

Dalam RTRW Provinsi Gorontalo telah menetapkan Taman Laut Pulau Bitila
yang ada di Kabupaten Pohuwato sebagai kawasan perlindungan laut atas
wilayah laut yang memiliki flora dan fauna termasuk terumbu karang.
Taman laut Pulau Bitila berada di Teluk Tomini yang secara administrasi
berada dalam wilayah Kecamatan Paguat. Kawasan Taman Laut Pulau
Bitila memiliki potensi besar berkembang menjadi obyek wisata laut,
karena didalamnya memiliki daratan pulau yang berpasir putih dengan
kualitas air laut yang jernih. Pada kedalaman ± 20 meter dari permukaan
laut terdapat biota dan jenis ikan yang beragam, serta terumbu karang
yang masih baik.

 Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Wilayah Kabupaten Pohuwato sebagian diarahkan untuk pengembangan


kawasan hutan mangrove sejalan. kawasan hutan mangrove di Kabupaten
Pohuwato akan memanfaatkan areal seluas ± 5.791,16 ha yang

Kabupaten Pohuwato | VII-5


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

memanjang mulai dari timur hingga barat pesisir Teluk Tomini.


Penyebarannya meliputi beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Marisa,
Duhiadaa, Lemito, Paguat, Patilanggio, Popayato, Popayato Barat,
Popayato Timur, dan Kecamatan Randangan.

 Rencana Penanganan Kawasan Rawan Bencana

Dalam RTRW Provinsi Gorontalo disebutkan bahwa kawasan yang


diidentifikasi berpotensi rawan bencana alam di wilayah Kabupaten
Pohuwato menurut prioritas penanganannya meliputi antara lain berupa
kawasan rawan banjir, tsunami, dan kawasan rawan gempa bumi (sangat
rendah).

Berdasarkan hasil analisis peta geologi lembar Tilamuta, di wilayah


Kabupaten Pohuwato terdapat dua zona rawan gempa bumi yaitu
tergolong sangat rendah terdapat di wilayah Kecamatan Lemito, dan
Popayato. Sedangkan yang tergolong rendah terdapat di wilayah
Kecamatan Randangan, Taluditi, Patilanggio, Marisa dan Paguat.

Sementara untuk kawasan rawan bencana alam banjir di Kabupaten


Pohuwato lebih banyak dipengaruhi oleh faktor alam, seperti kondisi fisik
topografi, alur aliran air, curah hujan yang tinggi, peresapan air yang
rendah, pendangkalan dan penyempitan alur sungai, dan pendangkalan
muara sungai. Daerah-daerah yang diidentifikasi merupakan daerah
rawan bencana alam banjir, meliputi wilayah yang sebagian besar
merupakan kawasan hilir sungai-sungai, baik sungai besar maupun sungai
kecil yang meliputi : Kecamatan Marisa, Duhiadaa, Randangan, Dengilo,
Wanggarasi, Lemito, Popayato Timur, Popayato, dan Popayato Barat.

 Kawasan Lindung Geologi

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah yaitu


kawasan sempadan mata air yang terdapat di Kecamatan Popayato barat,
Lemito, Buntulia, Randangan, Dengilo, Taluditi, Marisa, dan Paguat.

2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya


a) Rencana Peruntukan Kawasan Hutan Produksi
 Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

Sesuai dengan Kepmenhut No. SK.433/Menhut-II/2009 yang telah


menetapkan bahwa Hutan Produksi Terbatas (HPT) di wilayah Kabupaten
Pohuwato terdapat seluas 80.083 ha. Hutan produksi terbatas ini

Kabupaten Pohuwato | VII-6


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

merupakan kawasan yang memproduksi kayu dan hasil hutan lainnya,


tetapi eksploitasinya hanya dapat dengan sistem tebang pilih dan tanam.

 Kawasan Hutan Produksi Tetap

Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap dimana


eksploitasinya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam.

Sesuai dengan Kepmenhut No. SK.433/Menhut-II/2009 yang telah


menetapkan bahwa Hutan Produksi Tetap di wilayah Kabupaten Pohuwato
terdapat seluas 40.920 ha.

 Kawasan Hutan Produksi yang dapat di konversi

Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi merupakan kawasan hutan


yang bilamana diperlukan dapat dialihfungsikan.

Dalam Kepmenhut No. SK.433/Menhut-II/2009 menetapkan Hutan


Produksi yang dapat dikonversi di wilayah Kabupaten Pohuwato terdapat
seluas 69.678 ha.

 Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

Kawasan peruntukan hutan rakyat terdapat di Kecamatan Maisa, Buntulia,


Paguat, Dengilo, Patilanggio, Taluditi, Popayato, Popayato Barat, Popayato
Timur dan Lemito.

b) Rencana Peruntukan Kawasan Pertanian


 Rencana Peruntukan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Kawasan Pertanian Lahan Basah

Rencana pengembangan kegiatan pertanian lahan basah di wilayah


Kabupaten Pohuwato sebagian besar berada di wilayah Kecamatan
Duhiadaa, Taluditi, Randangan, Dengilo, Patilanggio, dan Buntulia.
Dimana luas areal pertanian lahan basah potensial keseluruhan adalah
41.212 ha atau sebesar 9,71 % dari luas wilayah kabupaten.

Kawasan Pertanian Lahan Kering

Pengembangan kegiatan pertanian lahan kering di wilayah Kabupaten


Pohuwato tersebar diseluruh wilayah kecamatan dengan luas areal yang
diarahkan untuk pengembangan lahan kering adalah 11.616 ha.

Rencana Peruntukan Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan

Pengembangan kegiatan budidaya tanaman tahunan/ perkebunan di


wilayah Kabupaten Pohuwato diarahkan pada beberapa kawasan potensial
pengembangan komoditi tanaman tahunan meliputi kopi, kakao, mete,

Kabupaten Pohuwato | VII-7


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

kelapa dalam, kelapa sawit, cengkeh, panili, dan kemiri, serta buahan-
buahan seperti durian, jeruk, dan mangga. Luas areal yang diarahkan
untuk pengembangan tanaman perkebunan adalah seluas 48.481 ha
dengan areal pengembangannya merata ke segenap wilayah Kabupaten
Pohuwato. Untuk kegiatan perkebunan yang intensif diarahkan pada
kawasan dengan ketinggian 200 – 400 m dpl, sementara untuk kegiatan
perkebunan yang non intensif diarahkan pada areal dengan ketingggian >
400 m dpl.

 Rencana Peruntukan Kawasan Peternakan

Rencana pengembangan kawasan peternakan di wilayah Kabupaten


Pohuwato berada di wilayah Kecamatan Randangan, Kecamatan Popayato,
dan Kecamatan Taluditi. Wilayah ini dalam beberapa aspek sesuai dengan
karakteristik budidaya kegiatan peternakan hewan besar dan tempat
penggembalaan, dibanding dengan wilayah-wilayah lainnya.

 Rencana Peruntukan Kawasan Perikanan

Rencana pengembangan kegiatan perikanan di wilayah Kabupaten


Pohuwato dapat dikluster berdasarkan jenis kegiatannya yaitu : 1)
budidaya laut, 2) budidaya payau, dan 3) budidaya air tawar. Arahan
pengembangan komoditas perikanan mencakup : a) komoditas perikanan
budidaya payau berupa udang windu, bandeng, dan kepiting bakau, b)
komoditas perikanan budidaya laut berupa rumput laut, kerapu, dan
kerang mutiara, c) komoditas budidaya air tawar berupa ikan mas dan
ikan nila. Pertimbangan arahan pengembangan kegiatan budidaya
tersebut didasarkan atas nilai ekonomis yang tinggi dan telah berkembang
di masyarakat, serta pangsa pasarnya sangat prospek.

Dengan mempertimbangkan karakteristik kawasan yang sesuai untuk


pengembangan budidaya payau di Kabupaten Pohuwato, maka sebarannya
lebih diarahkan di wilayah Kecamatan Popayato Barat, Popayato, Popayato
Timur, Lemito, Randangan, Wanggarasi, Duhiadaa, Marisa, dan Paguat,
dengan total areal seluas ± 5.520,27 ha.

Sementara untuk kegiatan budidaya laut akan memanfaatkan perairan


Teluk Tomini yang membentang dari timur sampai barat kearah laut lepas
sejauh menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Pohuwato.

Untuk kegiatan budidaya air tawar di Kabupaten Pohuwato lebih diarahkan


pada kawasan yang sesuai dengan karakteristik kegiatan budidaya

Kabupaten Pohuwato | VII-8


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

tersebut, terutama persediaan air tawar yang cukup, seperti pada wilayah
Kecamatan Taluditi, Patilanggio, dan Dengilo.

Untuk lebih mengembangkan kegiatan perikanan secara berkelanjutan dan


terpadu sehingga memberikan nilai ekonomis lebih tinggi kepada
masyarakat secara luas di Kabupaten Pohuwato, maka dikembangkan pula
Kawasan Minapolitan dengan menetapkan Kecamatan Lemito sebagai
Minapolis. Minapolis Lemito akan didukung oleh kawasan-kawasan yang
meliputi Popayato Barat, Popayato, Popayatao Timur, Wanggarasi, Taluditi,
Randangan, Duhiadaa, Buntulia, Marisa, Paguat, dan Dengilo.

 Rencana Peruntukan Kawasan Pertambangan

Pengembangan kegiatan pertambangan di wilayah Kabupaten Pohuwato


untuk golongan bahan galian C terdapat dibeberapa lokasi yang dilintasi
sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil seperti Sungai Randangan,
Sungai Popayato, Sungai Malango, Sungai Lemito, Sungai Marisa, dan
Sungai Paguat. Lokasi-lokasi tambang bahan galian C tersebut berada di
Kecamatan Randangan, Popayato, Lemito, Marisa, dan Paguat.

Sementara untuk potensi bahan tambang golongan B, terdapat di wilayah


Kecamatan Buntulia, Patilanggio, Taluditi, Popayato Barat, dan Paguat
berupa mineral emas. Sementara untuk mineral lainnya berupa andesit
tersebar di Kecamatan Marisa, Buntulia, dan Taluditi. Bahan tambang
golongan golongan B lainnya berupa toseki terdapat di wilayah Kecamatan
Patilanggio, Wanggarasi, Paguat, dan Randangan. Mineral berupa andesit
terdapat di wilayah Kecamatan Marisa, Buntulia, dan Taluditi. Jika telah
dilakukan eksplorasi bahan tambang tersebut hendaknya
mempertimbangkan matang mengenai dampaknya terhadap lingkungan
sekitar, mengingat wilayah Kabupaten Pohuwato banyak terdapat sungai-
sungai yang airnya banyak dimanfaatkan sebagai air bersih penduduk, pun
air baku PDAM, juga digunakan untuk mengairi lahan-lahan pertanian,
sehingga kualitasnya perlu dijaga dari limbah penambangan.

Kegiatan penambangan mineral di Kabupaten Pohuwato utamanya emas,


umumnya dilakukan masyarakat setempat tanpa izin, atau dikenal sebagai
”penambangan emas tanpa izin” (PETI). Yang menjadi permasalahan
adalah sebagian dari lokasi penambangan tersebut terletak di kawasan
hutan suaka alam atau hutan lindung. Guna meminimalisir dampak buruk
yang lebih luas, terutama terhadap lingkungan yang pada akhirnya

Kabupaten Pohuwato | VII-9


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

terhadap masyarakat sendiri, diperlukan kebijakan pengendalian yang arif


dari segenap stakeholders terhadap kegiatan PETI ini.

 Rencana Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan peruntukan industri merupakan tempat pemusatan kegiatan


industri. Rencana pengembangan kawasan peruntukan industri di wilayah
Kabupaten Pohuwato diarahkan di wilayah Kecamatan Paguat
sebagaimana arahan dalam RTRW Provinsi Gorontalo. Arahan ini
berkaitan dengan aksesibilitas wilayah ini dengan beberapa prasarana dan
sarana transportasi berskala regional dan nasional yang akan lebih
mengefisienkan kegiatan pemasaran hasil-hasil industri maupun pasokan
bahan baku di kawasan tersebut, seperti akses yang tinggi dengan
pelabuhan laut Paguat, akses yang tinggi dengan Bandar Udara
Djalaluddin (Kabupaten Gorontalo) dan Bandar Udara Imbodu yang ada di
Kecamatan Randangan melalui jalan arteri primer.

 Rencana Peruntukan Kawasan Pariwisata

Kabupaten Pohuwato sebagai daerah potensial menjadi tujuan (destinasi)


wisata unggulan di Provinsi Gorontalo memiliki obyek dan daya tarik
wisata unggulan berupa keindahan alam dan keunikan budaya. Dalam
kebijakan pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pohuwato
menempatkan beberapa kawasan wisata di daerah ini menjadi obyek
wisata prioritas, dan telah menjadi obyek kunjungan (destinasi) utama
turis mancanegara dan domestik, yakni :

1. Permukiman Terapung Suku Bajo di Desa Torisiaje;


 Obyek wisata ini terletak di Kecamatan Popayato.
 Daya tariknya berupa bangunan rumah masyarakat suku Bajo yang
berada di atas perairan laut.
2. Kawasan Wisata Pantai Indah Bumbulan;
 Obyek wisata ini berada di Kecamatan Paguat.
 Daya tariknya berupa hamparan pasir putih dengan view alami laut
Teluk Tomini, dilengkapi dengan fasilitas wisata, seperti cottage,
jogging track, gazebo, toilet, gedung pementasan, taman main, kios
makanan tradisional, dan lapangan olah raga.
3. Taman Laut Pulau Bitila;
 Obyek wisata ini berada di Kecamatan Paguat.

Kabupaten Pohuwato | VII-10


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

 Daya tariknya berupa keindahan alam bawah laut dengan aneka


ragam biota laut, seperti beragam spesies ikan, terumbu karang yang
masih baik, serta daratan pulau yang berpasir putih.
4. Pulau Lahe;
 Obyek wisata Pulau Lahe berada di Kecamatan Marisa.
 Daya tariknya berupa pantai pasir putih yang mengelilingi pulau.
5. Pantai Pohon Cinta;
 Obyek wisata ini berada di Kecamatan Marisa.
 Daya tariknya berupa keindahan panorama alam pantai Teluk Tomini.
6. Danau Delo;
 Obyek wisata ini terletak di Kecamatan Marisa.
 Daya tariknya berupa keindahan alam danau.

Disamping obyek-obyek wisata prioritas tersebut di atas, wilayah Kabupaten


Pohuwato masih memiliki banyak jenis obyek-obyek wisata yang juga
potensial dikembangkan sehingga lebih menarik untuk dikunjungi turis
mancanegara maupun domestik, meliputi :
1. Tanjung Maleo di Kecamatan Paguat.
2. Pantai Tanjung Bajo Kecamatan Paguat.
3. Pantai Belili di Kecamatan Duhiadaa.
4. Pantai Lalape di Kecamatan Popayato.
5. Danau Embung di Kecamatan Patilanggio.
6. Danau Telaga di Kecamatan Popayato.
7. Masjid Keramat di Kecamatan Wanggarasi.
8. Air Terjun Lomuli di Kecamatan Lemito.
9. Air Terjun Kepala Lima di Kecamatan Popayato Timur.
10. Air Terjun Makarti Jaya di Kecamatan Taluditi.
11. Air Terjun Karya Baru di Kecamatan Dengilo.
12. Air Terjun Dadu di Kecamatan Wanggarasi.
13. Perkampungan Suku Sangihe di Desa Karangetan Kecamatan Paguat,
dan di Desa Londoun Kecamatan Popayato.
14. Perkampungan Suku Minahasa di Desa Karangetan Kecamatan Paguat.
15. Pulau Napo Libuo di Kecamatan Paguat.
16. Pantai pasir putih di Kecamatan Paguat.

 Rencana Peruntukan Kawasan Permukiman

Kawasan peruntukan permukiman memiliki fungsi utama antara lain :


1) sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang

Kabupaten Pohuwato | VII-11


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

mendukung perikehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus


menciptakan interaksi sosial, 2) sebagai kumpulan tempat hunian dan
tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga.

Rencana pengembangan permukiman di wilayah Kabupaten Pohuwato


diselaraskan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang membutuhkan
prasarana dan sarana permukiman yang memenuhi kelayakan dan mampu
menunjang aktivitas masyarakat dalam berkehidupan dan
berpenghidupan.

Rencana Peruntukan Kawasan Permukiman Perkotaan

Dengan memperhatikan berbagai hal, seperti kondisi topografi,


ketersediaan sumber air bersih, daerah rawan bencana alam, sempadan
sungai/pantai, penggunaan lahan perkotaan saat ini, daya dukung
prasarana dan sarana lingkungan permukiman, serta tingkat kepadatan
bangunan hunian yang dipersyaratkan, maka pengembangan permukiman
perkotaan lebih diarahkan dengan pola memusat (concentric) untuk
permukiman di kawasan perkotaan. Hal ini diupayakan guna
mengoptimalkan dan mengefektifkan pemanfaatan lahan-lahan di kawasan
perkotaan. Disamping itu, arahan pemusatan permukiman perkotaan
akan lebih mengefisienkan investasi prasarana dan sarana lingkungan
permukiman, dengan tetap optimal memberikan pelayanan kepada
masyarakat perkotaan. Dengan demikian pula, kawasan perkotaan
menjadi kawasan yang nyaman untuk dihuni, sehingga kualitas hidup
masyarakatnya terutama dari sisi ketersediaan pelayanan prasarana dan
sarana permukiman. Kawasan yang diarahkan dengan tingkat intensitas
permukiman tinggi yakni maksimum 50 unit rumah/ha (rumah tidak
bersusun) berada di Kota Marisa (PKWp), juga Kota Paguat dan Kota
Popayato sebagai pusat kegiatan lokal (PKL).

Rencana Peruntukan Kawasan Permukiman Perdesaan

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka rencana


pengembangan permukiman perdesaan lebih diarahkan dengan pola
memanjang (linear) mengikuti pola jaringan jalan perdesaan. Dengan
pola linear ini akan lebih memudahkan aksesibilitas dari/ dan ke pusat-
pusat pelayanan perdesaan, ataupun pusat kegiatan yang lebih tinggi
seperti ke pusat pelayanan kawasan/lingkungan (PPK/L) terdekat. Untuk
mendukung pengembangan permukiman perdesaan tersebut, penting
pula mengembangkan sistem jaringan air bersih dan listrik perdesaan,

Kabupaten Pohuwato | VII-12


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

serta ketersediaan moda angkutan umum perdesaan. Disamping itu,


dengan memanfaatkan jaringan jalan perdesaan sebagai orientasi
permukiman akan memudahkan dilakukan evakuasi jika terjadi bencana
alam, seperti banjir.

Kawasan peruntukan lainnya

Kawasan peruntukan lainnya yaitu kawasan peruntukan pertahanan dan


keamanan yang terdiri atas:

 Kawasan Markas Brimob dan TNI Angkatan Laut terdapat di Kecamatan


Paguat;
 Kawasan Markas TNI Angkatan Darat di Kecamatan Marisa dan
Popayato; dan
 Kawasan Markas TNI Angkatan Udara di Kecamatan Randangan.
 Kawasan Gedung Olah Raga (GOR) yang terdapat di Kecamatan Paguat
dan Marisa
 Kawasan TPA Tempat Pemprosesan Akhir di Kecamatan Marisa

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti


pengembangan RTH.

Kota marisa merupakan arahan pengembangan Kota hijau yang tertuang


dalam dokumen P2KH.
B. Arahan Pengembangan Struktur Ruang Terkait Keciptakaryaan

1. Pengembangan Prasarana Sarana Air Minum


Rencana pengembangan sumber daya air di wilayah Kabupaten Pohuwato lebih
diprioritaskan pada penyediaan air baku untuk kebutuhan air minum penduduk
melalui sistem jaringan pelayanan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Pohuwato. Dimana kondisi saat ini potensi sumber
daya air baik sungai maupun air tanah belum terkelola secara optimal. Hal ini
terlihat dari kapasitas pelayanan air minum penduduk secara keseluruhan yang
diproduksi oleh PDAM “Tirta Maleo” Kabupaten Pohuwato, dimana keseluruhan
baru sebesar 60 liter/detik, yang terdiri dari 45 liter/detik bersumber dari air
permukaan (sungai), dan sebesar 15 liter/detik bersumber dari air tanah. Dari
sistem jaringan air bersih yang ada saat ini baru sudah mampu melayani
beberapa kawasan, yakni meliputi : Marisa, Buntulia, Duhiadaa, Paguat,
Randangan, Lemito, Popayato Barat, Popayato Timur, Popayato, Wanggarasi,
Taluditi.
Padahal kebutuhan akan air minum penduduk di Kabupaten Pohuwato cukup
besar, untuk saat ini saja dengan penduduk sebanyak 123.726 jiwa (standar

Kabupaten Pohuwato | VII-13


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

kebutuhan 150 liter/org/hari) membutuhkan air minum minimal 18.559


m3/hari atau jika melalui sistem jaringan PDAM berarti minimal dengan
produksi 214,8 liter/detik. Kondisi saat ini berarti sistem penyediaan air
minum (SPAM) baru mampu memberikan kontribusi terhadap kebutuhan air
minum sebesar 23,28 % dari kebutuhan penduduk.
Selanjutnya jika diprediksi bahwa jumlah penduduk sampai tahun 2030
sebanyak 278.516 jiwa (asumsi pertumbuhan penduduk 3,76 % pertahun)
tentunya kebutuhan akan air minum penduduk juga menjadi semakin
meningkat menjadi sebesar 41.777 m3/hari. Itu berarti jika kebutuhan air
minum tersebut disediakan melalui sistem jaringan pelayanan PDAM, maka
kapasitas produksinya akan sebesar 483,53 liter/detik. Jika sistem jaringan air
minum ini hanya berfokus pada pelayanan kawasan-kawasan perkotaan saja
(ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan), maka kapasitas produksinya
cukup keseluruhan sebesar 290,12 liter/detik. Kebutuhan air minum tersebut
dari sisi ketersediaan sumber air baku masih cukup tersedia, terutama dari
sumber air permukaan.
Bagi daerah perdesaan yang memang cukup sulit dikembangkan sistem
penyediaan air minum (SPAM) melalui pelayanan PDAM, dikembangkan pola
swadaya secara komunal dengan memanfaatkan sumber air tanah berupa
sumur-sumur bor yang memang selama ini telah banyak dimanfaatkan di
wilayah Kabupaten Pohuwato, baik di perkotaan maupun diperdesaan, baik
untuk keperluan rumah tangga maupun keperluan pertanian.
2. Pengembangan Prasarana Drainase dan Air Limbah
Rencana pengembangan sistem jaringan drainase di wilayah Kabupaten
Pohuwato dilakukan dengan sistem saluran terbuka. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan investasi pembiayaan infrastruktur tersebut, dimana dalam hal
investasi saluran terbuka lebih ekonomis dibanding saluran tertutup, dan tetap
efektif dalam fungsinya. Demikian pula kelanjutan pemeliharaannya, akan
lebih mudah dan lebih murah.
Secara fungsional, sistem jaringan drainase yang akan dikembangkan tidak
hanya sebagai saluran air limpasan (run off), tetapi juga sebagai saluran
buangan air limbah domestik (air limbah rumah tangga).
Pengembangan sistem jaringan drainase di wilayah Kabupaten Pohuwato lebih
diprioritaskan pada kawasan perkotaan, terutama Kota Marisa dan sekitarnya,
serta pada sisi jaringan jalan arteri primer, kolektor primer, dan lokal primer.
Langkah ini ditempuh untuk mengatasi permasalahan sanitasi lingkungan
permukiman di Kota Marisa dan sekitarnya yang telah mulai terindikasi

Kabupaten Pohuwato | VII-14


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

mengalami degradasi kualitas lingkungan akibat buruknya sistem sanitasi


lingkungan permukiman terutama, sistem jaringan drainase.
Prioritas lainnya dari pengembangan sistem jaringan drainase di wilayah
Kabupaten Pohuwato adalah pada sisi jaringan jalan arteri primer yakni
jaringan jalan yang berfungsi menghubungkan Kota Marisa (pusat kegiatan
wilayah promosi) dengan kota-kota lainnya seperti Kota Tilamuta (PKW
Kabupaten Boalemo) dan Kota Parigi (PKL Kabupaten Parigimoutong).
Langkah ini ditempuh guna mencegah kerusakan konstruksi badan jalan akibat
erosi air limpasan (run off), yang memang cukup potensial merusak konstruksi
badan jalan terutama jaringan jalan yang berada pada sisi dalam daerah
tebing.
Sementara untuk rencana pengembangan sistem jaringan air limbah dilakukan
hanya secara on site, dimana untuk kegiatan yang berskala besar seperti
kegiatan industri besar, rumah sakit umum dan sejenisnya yang menghasilkan
air limbah bahan berbahaya dan beracun (b3) metode penanganan air
limbahnya di lakukan melalui sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
yang ada dalam kawasan kegiatan tersebut.
3. Rencana Sistem Pengelolaan Persampahan
Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Pohuwato mengacu pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-
SPP), dimana upaya pengelolaan persampahan dapat dilakukan dengan upaya-
upaya yang meliputi :
1. Pengurangan sampah maksimal semaksimal mungkin dimulai dari
sumbernya.
2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan usaha swasta sebagai mitra
pengelolaan.
3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.
Adapun sasaran umum yang hendak dicapai dari pengelolaan persampahan
yakni (1) pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk; (2)
pencapaian pengurangan kuantitas sampah sebesar 20%; dan (3) tercapainya
peningkatan kualitas pengelolaan TPA menjadi sanitary landfill untuk kota
metropolitan dan besar, serta controlled landfill untuk kota sedang dan kecil
serta tidak dioperasikannya TPA secara open dumping.
Urgensitas pengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Pohuwato berada
pada kawasan perkotaan Marisa dan sekitarnya, dimana kawasan ini memang
merupakan tempat pemusatan berbagai kegiatan seperti pusat permukiman,
ekonomi, sosial budaya, dan pemerintahan sehingga timbulan sampahnya

Kabupaten Pohuwato | VII-15


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

sangat besar terutama yang bersumber dari rumah tangga dan pasar. Untuk
itu, maka diperlukan adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang
direncanakan berlokasi di Desa Botubilotahu, Kecamatan Marisa dengan luas
lahan ± 5 ha.
Penanganan terhadap permasalahan sampah perlu mendapat perhatian yang
serius, mengingat jumlah sampah akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitasnya, terutama di kawasan
perkotaan, serta dampak yang ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara
tepat. Ketidaktepatan mengelola persampahan dapat menurunkan kualitas
dan kenyamanan hidup masyarakat, terutama diperkotaan. Polusi bau,
sumber penyakit, dan degradasi lingkungan, serta penurunan estetika
lingkungan merupakan dampak yang dapat ditimbulkan dari permasalahan
sampah.
Secara garis besar pengelolaan persampahan nantinya di Kabupaten Pohuwato
dapat di rinci seperti ini :
a. Pemilahan : dari sumber/asal sampah telah dilakukan pemisahan antara
sampah organik dengan sampah anorganik sebelum dibuang ke tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) Kontainer;
b. Pengolahan : dilakukan pengomposan untuk sampah organik dan
dilakukan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) untuk penanganan
sampah anorganik.
c. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat
pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/
tarik, truk, motor gerobak;
d. Pengangkutan : dari TPS Kontainer diangkut dengan Truk menuju Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Botubilotahu yang berjarak ±
6,5 km dari pusat Kota Marisa.
Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke TPA
sampah, di mana nantinya sampah-sampah organik di lokasi TPA dapat di
olah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan
bangunan. Secara teknis pengolahan sampah di TPA dilakukan dengan
metode controlled landfill, yang secara operasional lebih ekonomis dibanding
metode sanitary landfill, dan lebih berwawasan lingkungan dibanding metode
open dumping

C. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta


Karya.

1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Kawasan Lindung

Kabupaten Pohuwato | VII-16


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

1) Peraturan zonasi untuk kawasan hutan lindung disusun dengan


memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa merubah bentang alam;
b. Ketentuan pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi mengurangi luas
kawasan hutan dan tutupan vegetasi; dan
c. Pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya hanya diizinkan
bagi penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan, dan di bawah pengawasan ketat.
2) Peraturan zonasi untuk kawasan resapan air disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang secara terbatas untuk kegiatan budidaya tidak
terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air
hujan;
b. Penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang
sudah ada; dan
3) Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan pantai disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
b. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah
abrasi;
c. Pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan
rekreasi pantai;
d. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada
huruf c; dan
e. Ketentuan pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan
luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan.
4) Peraturan zonasi untuk sempadan sungai dan kawasan sekitar danau/waduk
disusun dengan memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
b. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang
dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;
c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman
rekreasi; dan
d. Penetapan lebar sempadan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5) Peraturan zonasi untuk kawasan ruang terbuka hijau kota disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan rekreasi;

Kabupaten Pohuwato | VII-17


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

b. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan


rekreasi dan fasilitas umum lainnya; dan
c. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan permanen selain yang
dimaksud pada huruf b diatas.
6) Peraturan zonasi untuk kawasan suaka alam, suaka alam laut dan perairan
disusun dengan memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan wisata alam;
b. Pembatasan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam;
c. Ketentuan pelarangan pemanfaatan biota yang dilindungi peraturan
perundang-undangan;
d. Ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat mengurangi daya dukung dan
daya tampung lingkungan; dan
e. Ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat merubah bentang alam dan
ekosistem.
7) Peraturan zonasi untuk kawasan suaka margasatwa, suaka margasatwa
laut, cagar alam, dan cagar alam laut disusun dengan memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk penelitian, pendidikan, dan wisata alam;
b. Ketentuan pelarangan kegiatan selain yang dimaksud pada huruf a;
c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan
sebagaimana dimaksud pada huruf a;
d. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada
huruf c; dan
e. Ketentuan pelarangan terhadap penanaman flora dan pelepasan satwa
yang bukan merupakan flora dan satwa endemik kawasan.
8) Peraturan zonasi untuk kawasan pantai berhutan bakau disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata
alam;
b. Ketentuan pelarangan pemanfaatan kayu bakau; dan
c. Ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat mengubah mengurangi luas
dan/atau mencemari ekosistem bakau.
9) Peraturan zonasi untuk kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam
laut disusun dengan memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengubah bentang alam;
b. Ketentuan pelarangan kegiatan selain yang dimaksud pada huruf a;
c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan
sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan

Kabupaten Pohuwato | VII-18


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

d. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada


huruf c.
10) Peraturan zonasi untuk cagar budaya dan ilmu pengetahuan disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata; dan
b. Ketentuan pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak
sesuai dengan fungsi kawasan.
11) Peraturan zonasi untuk kawasan rawan tanah longsor disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan
ancaman bencana;
b. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan
c. Pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan
ancaman bencana dan kepentingan umum.
12) Peraturan zonasi untuk kawasan rawan banjir disusun dengan
memperhatikan :
a. Penetapan batas dataran banjir;
b. Pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka hijau dan pembangunan
fasilitas umum dengan kepadatan rendah; dan
c. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan permukiman
dan fasilitas umum penting lainnya.
13) Peraturan zonasi untuk kawasan keunikan bentang alam disusun dengan
memperhatikan pemanfaatannya bagi perlindungan bentang alam yang
memiliki ciri langka dan/atau bersifat indah untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, budaya dan/atau pariwisata.
14) Peraturan zonasi untuk sempadan mata air disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau; dan
b. Pelarangan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap
mata air.
2. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Kawasan Budidaya
1) Peraturan zonasi untuk kawasan hutan produksi dan hutan rakyat disusun
dengan memperhatikan :
a. Pembatasan pemanfaatan hasil hutan untuk menjaga kestabilan neraca
sumber daya kehutanan;
b. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan
pemanfaatan hasil hutan; dan

Kabupaten Pohuwato | VII-19


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

c. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada


huruf b.
2) Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk permukiman petani dengan kepadatan
rendah; dan
b. Ketentuan pelarangan alih fungsi lahan menjadi lahan budidaya non
pertanian kecuali untuk pembangunan sistem jaringan prasarana utama.
3) Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan perikanan disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk permukiman petani dengan kepadatan
rendah;
b. Pemanfaatan ruang untuk kawasan pemijahan dan/atau kawasan sabuk
hijau; dan
c. Pemanfaatan sumber daya perikanan agar tidak melebihi potensi lestari;
4) Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertambangan disusun dengan
memperhatikan :
a. Pengaturan kawasan tambang dengan memperhatikan keseimbangan
antara biaya dan manfaat serta keseimbangan antara resiko dan
manfaat; dan
b. Pengaturan bangunan lain disekitar instalasi dan peralatan kegiatan
pertambangan yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan
memperhatikan kepentingan daerah.
5) Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan industri disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan industri baik yang sesuai dengan
kemampuan penggunaan teknologi, potensi sumber daya alam dan
sumber daya manusia di wilayah sekitarnya; dan
b. Pembatasan pembangunan perumahan baru sekitar kawasan
peruntukan industri.
6) Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata disusun dengan
memperhatikan :
a. Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung
dan daya tampung lingkungan;
b. Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau;
c. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan
pariwisata;

Kabupaten Pohuwato | VII-20


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

7) Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman disusun dengan


memperhatikan :
a. Penetapan daerah rawan bencana alam, seperti longsor dan banjir;
b. Penetapan tingkat kepadatan bangunan;
c. Ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman;
d. Kelengkapan bangunan dan lingkungan; dan
e. Penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.

D. Indikasi Program Sebagai Operasionalisasi Rencana Pola Ruang Dan


Struktur Ruang Khususnya Untuk Bidang Cipta Karya.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Pohuwato merupakan perwujudan


rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama penataan/
pengembangan wilayah Kabupaten Pohuwato dalam jangka waktu perencanaan 5
(lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan tahun 2030 (selama 20 tahun;
tahun 2010 - 2030).

Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kabupaten Pohuwato untuk


Bidang Cipta Karya, Tabel 5.2 memaparkan identifikasi Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK), serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program
khusus untuk Bidang Cipta Karya Kabupaten Pohuwato.

Tabel 7. 1 Arahan RTRW Kabupaten Pohuwato Bidang Kecipta Karyaan

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang


Rencana Pengembangan Permukiman Pengembangan Prasarana Sarana Air
Perkotaan Minum
Rencana Pengembangan Permukiman Pengembangan Prasarana Air Limbah
Perdesaan
Peningkatan Kualitas Lingkungan Rencana Sistem Pengelolaan
Permukiman Perkotaan Persampahan
Peningkatan Prasarana dan Sarana Pengembangan Prasarana Drainase
Permukiman Perdesaan
Pengembangan RTH
Pengembangan Kawasan TPA Tempat
Pemprosesan Akhir di Kecamatan
Marisa
Sumber : RTRW Kab. Pohuwato Tahun 2010 -2030

Kabupaten Pohuwato | VII-21


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Tabel 7. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) berdasarkan RTRW Kab. Pohuwato
2010 – 2030

Kawasan Startegis Sudut Kepentingan Lokasi


Kabupaten (KSK)
Kawasan Industri Pertumbuhan Ekonomi Kec. Paguat
Pengembangan/Penataan Pertumbuhan Ekonomi Kota Marisa
Kawasan Perdagangan dan
Jasa Komersial di Pusat Kota
Marisa
Pengembangan/ Penataan Pertumbuhan Ekonomi Kec. Paguat
Kawasan Wisata Pantai
Bumbulan Indah
Pemantapan dan Pertumbuhan Ekonomi Kec. Paguat
Pengembangan Kawasan
Pelabuhan Penumpang dan
Pelabuhan Barang Bumbulan
Pemantapan dan Pertumbuhan Ekonomi Kec. Randangan
Pengembangan Kawasan
Bandar Udara Imbodu
Sumber : RTRW Kab. Pohuwato Tahun 2010 -2030

Tabel 7. 3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Pohuwato terkait Pembangunan


Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Merupakan
INSTANSI
NO. PROGRAM LOKASI KSK (YA SUMBER DANA
PELAKSANA
/TIDAK)
1 Penyusunan Rencana Tata Kota Marisa APBD Kab. Dinas
Bangunan dan Lingkungan Pekerjaan
(RTBL) Kawasan Umum Kab.
YA
Perdagangan dan Jasa
Komersial di Pusat Kota
Marisa
2 Penyusunan Rencana Tata Kota Paguat APBD Kab. Bappeda Kab.
Ruang (RTR) Kawasan dan Kota YA
Perkotaan Popayato
3 Penyusunan Rencana Tata Kota Lemito APBD Kab. Bappeda Kab.
Ruang (RTR) Kawasan dan Kota TIDAK
Perkotaan Motolohu
4 Penyusunan Rencana Tata Kota Panca APBD Kab. Bappeda Kab.
Ruang (RTR) Kawasan Karsa, Kota
Perkotaan Molosipat
Utara, dan TIDAK
Kota
Wanggarasi
Timur
5 Pengembangan Prasarana Kec. Paguat APBN, APBD Dinas
dan Sarana Pelabuhan YA Prov. Kebudayaan,
Barang Bumbulan. HubPar Kab.
6 Pemantapan Kawasan Kec. Marisa APBD Kab. Dinas PU Kab.
Tempat Pembuangan Akhir
YA
(TPA) Sampah di Desa
Botubilotahu
7 Pengembangan dan Kota Marisa APBN, APBD Dinas PU Kab.
Peningkatan Prasarana dan Prov. APBD Kab.
Sarana Persampah
Persampahan.
8 Pemantapan Sempadan Pesisir Laut APBN, APBD Kab. Dinas PU Kab.
Pantai Teluk Tomini TIDAK
9 Pemantapan kawasan Kec. Paguat APBD Kab. Bappeda Kab.
YA
peruntukan industri

Kabupaten Pohuwato | VII-22


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

10 Penyusunan rencana detail Kec. Paguat APBD Kab. Bappeda Kab.


kawasan peruntukan YA
industri
11 Penyusunan Rencana Induk Kab. Pohuwato APBD Kab. Bappeda Kab.
Pengembangan Pariwisata YA
Daerah (RIPPDA)
12 Inventarisasi objek-objek Kab. Pohuwato APBD Kab. Dinas
wisata andalan Kebudayaan,
YA Perhubungan
dan Pariwisata
Kab..
13 Penataan kawasan obyek- Kab. Pohuwato APBD Prov. Dinas
obyek Wisata Kebudayaan,
YA Perhubungan
dan Pariwisata
Kab..
14 Penyusunan Studi PKWp, PKL, APBD Kab. Dinas PU Kab.
Identifikasi dan Rencana PPK, PPL
YA
Pengembangan Permukiman
Perkotaan
15 Penyusunan Studi Kab. Pohuwato APBD Kab. Dinas PU Kab.
Identifikasi dan Rencana
Tidak
Pengembangan Permukiman
Perdesaan
16 Peningkatan Kualitas PKWp, PKL, APBN, APBD Kab. Dinas PU Kab.
Lingkungan Permukiman PPK, PPL YA
Perkotaan
17 Peningkatan Prasarana dan Kab. Pohuwato APBN, APBD Kab. Dinas PU Kab.
Sarana Permukiman Tidak
Perdesaan
18 Pengembangan/Penataan Kota Marisa APBD Kab. Dinas PU Kab.
Kawasan Perdagangan dan
YA
Jasa Komersial di Pusat
Kota Marisa
19 Pengembangan/ Penataan Kec. Paguat APBD Prov. APBD Dinas
Kawasan Wisata Pantai Kab Kebudayaan,
Bumbulan Indah YA Perhubungan
dan Pariwisata
Kab.
20 Pemantapan dan Kec. Paguat APBN, APBD Dinas
Pengembangan Kawasan Prov., APBD Kab. Kebudayaan,
Pelabuhan Penumpang dan YA Perhubungan
Pelabuhan Barang dan Pariwisata
Bumbulan Kab.
21 Pemantapan dan Kec. APBN, APBD Dinas
Pengembangan Kawasan Randangan Prov. APBD Kab. Kebudayaan,
Bandar Udara Imbodu YA Perhubungan
dan Pariwisata
Kab.
Sumber : RTRW Kab. Pohuwato Tahun 2010 -2030

7.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

7.2.1. Kebijakan Pembangunan Daerah khususnya untuk pembangunan


infrastruktur Bidang Cipta Karya

A. Visi dan Misi

meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pemenuhan kebutuhan sandang,


pangan dan papan, pemenuhan kebutuhan pendidikan serta pemenuhan
kebutuhan kondisi kesehatan yang baik.

Kabupaten Pohuwato | VII-23


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Spritual mengandung makna suatu orientasi sikap yang menjunjung tinggi nilai-
nilai agama sebagai dasar etika dan panduan perilaku dalam melaksanakan
pembangunan Daerah Kabupaten Pohuwato.

Adapun misi yang hendak dilaksanakan pemerintah daerah dalam mewujudkan visi
tersebut diatas adalah :

“MEMBANGUN KEMITRAAN PEMERINTAHAN DAN MASYARAKAT YANG KUAT, MAJU DAN


BERAKHLAK MULIA”.

Tujuan Strategis yang akan dicapai melalui melalui pelaksanaan Visi dan Misi
Kabupaten Pohuwato tahun 2010 – 2015 khusus infrasruktur yaitu membangun
infrastruktur secara merata, sasarannya adalah :

a. Seluruh sentra produksi memiliki akses transportasi, air, listrik, telekomunikasi


dan sanitasi yang handal

b. Kawasan pemukiman yang memiliki tranportasi dan infrastruktur dasar yang


memenuhi syarat

c. Seluruh pembagunan dilaksanakan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan


sesuai RTRW

B. Strategi dan Arah Kebijakan

Membangun infrastruktur secara merata yang diarahkan pada percepatan


peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan infrastruktur jalan,
jembatan dan irigasi pada kawasan produksi pertanian, penyediaan infrastruktur
dasar pada kawasan pemukiman masyarakat serta penyediaan sarana dan
prasarana publik

C. Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah Bidang Infrastruktur


1) Srategi dan Kebijakan dalam Pemenuhan Infrastruktur Strategis pada sentra-
sentra produksi yang akan ditempuh melalui kebijakan :
1. Peningkatan dan Pembangunan jalan dan jembatan
2. Peningkatan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
3. Pembangunan dan peningkatan infrastrukur dasar
2) Penyediaan sarana dan prasarana kebutuhan dasar pada kawasan pemukiman
yang akan ditempuh melalui kebijakan :
1. Peningkatan sarana dan prasarana jalan dan jembatan, air bersih, dan
sanitasi.
2. Perbaikan fasilitas sarana umum dan fasilitas social

Kabupaten Pohuwato | VII-24


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

3. Penyediaan sarana listrik dan energy


4. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pemukiman transmigrasi dan
ekstransmigrasi
5. Penyediaan rumah sehat bagi rumah tangga miskin
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
7. Pencegahan dan Rehabilitasi Bencana.
3) Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan berbasis RTRW yang akan ditempuh
melalui kebijakan:
1. Pencegahan, Rehabilitasi dan Pelestarian ekosistem perairan umum daratan
2. Pencegahan, Rehabilitasi dan Pelestarian ekosistem hutan.
3. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
4. Pembuatan Dokumen Tata Ruang Kecamatan
5. Pemetaan potensi sumber daya hayati
6. Peningkatan kualitas Sanitasi Lingkungan
Program Bidang Insfrastruktur yaitu :
1. Program pengembangan komunikasi informasi dan media masa
2. Program Peningkatan pelayanan angkutan
3. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
4. Program pengadaan sarana dan prasarana transportasi darat antar desa tertinggal
5. Program Peningkatan pelayanan angkutan
6. Pembangunan Jalan dan Jembatan
7. Peningkatan/Rehabilitasi Jalan dan Jembatan
8. Peningkatan/Rehabilitasi Jalan Sentra Produksi
9. Pengadaan/Pemasangan Jaringan Listrik
10. Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigas
11. Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi
12. Program Peningkatan Penerapan teknologi tepat guna Pertanian dan perkebunan
13. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
14. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
15. Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
16. Program Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
17. Program Pembinaan dan pengembangan Infrastruktur permukiman
18. Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
19. Program SANIMAS Pemberdayaan Masyarakat
20. Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
21. Program Peningkatan pemberdayaan masyarakat pedesaan
22. Program Pengembangan Perumahan
23. Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial

Kabupaten Pohuwato | VII-25


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

24. Program Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa


25. Program Peningkatan Pelayanan Pencegahan Bencana Alam dan Sosial.
26. Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan
sumber daya laut
27. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
28. Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

7.2.2. Kebijakan Keuangan Daerah

Kebijakan umum anggaran akan diarahkan pada :

1. PAD diharapkan mampu mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat


dengan ratio terhadap PDRB mencapai 2,64% pada akhir tahun 2015 atau
sekitar 35 milyar.
2. Meningkatkan PAD dengan cara menurunkan tunggakan pajak hingga 10%
dari total tagihan serta mengidentifikasi dan menggali sumber-sumber pajak
baru.
3. Efisiensi dan efektivitas penggunaan belanja diharapkan mampu menurun
angka kemiskinan sehingga mencapai 15 % hingga 17% dari jumlah
penduduk miskin pada akhir tahun 2015.
4. Mempertajam prioritas alokasi anggaran belanja pemerintah daerah dengan
mempertimbangkan sasaran/target dan indikator-indikator yang termuat
dokumen RPJMD ini;
5. Investasi di bidang yang menunjang tiga sektor unggulan daerah dan sektor
penunjangnya.
6. Memperkuat fondasi ekonomi rakyat

7.2.3. Indikator Kinerja

Indikator kinerja di bidang pekerjaan umum dalam RPJMD tahun 2010 sampai
2015 adalah:

1. Persentase aparatur yang memiliki kompotensi teknis sesuai bidangnya


mencapai 87% di tahun 2015
2. Persentase pelaksanaan tugas rutin, administrasi dan pelaporan secara
akuntabel dan tepat waktu 76,8%
3. Peningkatan SDM Pengelola kearsipan 75.60%
4. Persentase wilayah yang memiliki akses jalan dan jembatan 100%
5. Proporsi panjang jaringan dalam kondisi baik 0.28
6. Panjang jalan yang memiliki memiliki trotoar dan drainase/saluran
pembuangan air 62.1%

Kabupaten Pohuwato | VII-26


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

7. Rasio Jalan penghubung dari ibukota kabupaten ke kawasan pemukiman


penduduk 0.63
8. Persentase sentra produksi yang memiliki sarana listrik yang cukup 4.96%
9. Persentase kawasan pemukiman yang memiliki sarana listrik dan energi yang
cukup 19.7%
10. Rasio Jaringan Irigasi 18.79
11. Lingkungan permukiman kumuh 100%
12. Rasio permukiman layak huni 14%
13. Persentase Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat
75%
14. Jumlah Rumah Sehat yg dibangun (Mahayani)
15. Jumlah rumah yang dibangun dan direhabilitasi untuk RTM 89%

7.3. Perda Bangunan Gedung (BG)

Kabupaten Pohuwato hingga saat ini belum memiliki Perda tentang bangunan
gedung. Kondisi ini menjadikan pemerintah kabupaten pohuwato menjadi
penghalang dalam pelaksanaan kegiatan bidang penataan bangunan.

7.4. Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan


Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun)
yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air
minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat
komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. Dokumen RI-SPAM di
Kabupaten Pohuwato belum memenuhi syarat teknis untuk penyediaan kebutuhan
air minum Kabupaten Pohuwato.

7.5. Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah


yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten
Pohuwato, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan
rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah.

Kondisi saat ini dokumen SSK kabupaten Pohuwato masih pada proses
perencanaan sehingga belum dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses integrasi
program antar sektor.

Sebagai bahan integrasi dibutuhkan data rencana strategis sektor air minum dalam
jangka waktu 5 tahun.

Kabupaten Pohuwato | VII-27


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

7.6. Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun
suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan
ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,
rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian
pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Arahan RTBL belum maksimal
karena produk RTBL kawasan tidak lengkap

7.7. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman


(RP2KP) Kabupaten Pohuwato.

Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman


(RP2KP) di Kabupaten Pohuwato belum tersedia dan ini sangat sulit dalam
merumuskan rencana program untuk bidang permukiman di Provinsi Gorontalo.

7.8. Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten Pohuiwato dan Sektor

Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat


disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten Pohuwato yang
meliputi:

1. RTRW Kabupaten Pohuwato sebagai acuan arahan spasial;


2. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum;
3. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi;
4. RP2KP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;
5. RTBL sebagai acuan arahan pengembangan kawasan;

Tabel 7. 4 Matriks Identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten


Pohuwato
Produk Status Arahan
No Rencan (ada/t Pembang Program/Kegiatan Lokasi Sektor
a dk ada) unan
1 RTRW ada Kawasan Kawasan Industri Kec. Paguat -
Kab. Strategis Pengembangan/Penataan Kawasan Kota Marisa -
Kabupaten Perdagangan dan Jasa Komersial di
(KSK) Pusat Kota Marisa
Pengembangan/ Penataan Kawasan Kec. Paguat -
Wisata Pantai Bumbulan Indah
Pemantapan dan Pengembangan Kec. Paguat -
Kawasan Pelabuhan Penumpang
dan Pelabuhan Barang Bumbulan
Pemantapan dan Pengembangan Kec. Randangan -
Kawasan Bandar Udara Imbodu
Indikasi Penyusunan Rencana Tata Kota Marisa PBL
program Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Cipta Kawasan Perdagangan dan Jasa
Karya Komersial di Pusat Kota Marisa

Kabupaten Pohuwato | VII-28


BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Pemantapan Kawasan Tempat Kec. Marisa PLP


Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di
Desa Botubilotahu
Pengembangan dan Peningkatan Kota Marisa PLP
Prasarana dan Sarana Persampah
Persampahan.
Pemantapan Sempadan Pantai Pesisir Laut Dinas PU Kab.
Teluk Tomini
Penyusunan Studi Identifikasi dan PKWp, PKL, Bangkim
Rencana Pengembangan PPK, PPL
Permukiman Perkotaan
Penyusunan Studi Identifikasi dan Kab. Pohuwato Bangkim
Rencana Pengembangan
Permukiman Perdesaan
Peningkatan Kualitas Lingkungan PKWp, PKL, Bangkim
Permukiman Perkotaan PPK, PPL
Peningkatan Prasarana dan Sarana Kab. Pohuwato Bangkim
Permukiman Perdesaan
Pengembangan/Penataan Kawasan Kota Marisa PBL.
Perdagangan dan Jasa Komersial di
Pusat Kota Marisa
Pengembangan/ Penataan Kawasan Kec. Paguat PBL.
Wisata Pantai Bumbulan Indah
2 RISPAM Tidak
tersedia
3 SSK Tidak
tersedia
4 PBL Tidak
tersedia
5 RP2KP Tidak
tersedia

Sumber : hasil analisis tim, 2014

Kabupaten Pohuwato | VII-29

Anda mungkin juga menyukai