Anda di halaman 1dari 9

a.

Pentingnya Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, dengan bahasa Indonesia kita dapat
menyatukan berbagai ragam suku yang ada di Indonesia, bayangkan saja jika tidak ada
bahasa Indonesia, mungkin kita tidak akan memahami perkataan yang disampaikan dari suku
yang berbeda, misalnya sumatera dan sulawesi, jadi bahasa Indonesia adalah bahasa yang
sangat penting bagi kita namun dengan tidak meninggalkan bahasa daerah masing-masing,
sebagai ciri khas suatu daerah.
Bahasa dimiliki setiap Negara dan Daerah selalu berbeda-beda. Bahasa itu sendiri
menjadi ciri khas setiap Negara dan Daerah tersebut. Di Negara kita Indonesia , banyak sekali
bahasa yg di gunakan, setiap pulau selalu berbeda-beda bahasa yang di gunakannya. Akan
tetapi, bahasa pemersatu kita ialah Bahasa Indonesia. Dimana telah di sebutkan di semboyan
Negara kita “BHINEKA TUNGGAL IKA”.
BHINEKA TUNGGAL IKA itu sendiri memiliki arti WALAUPUN BERBEDA-BEDA
TETAP SATU TUJUAN. Tapi sangat di sayangkan banyak masyarakat-masyarakat
pedalaman yang tidak bisa berbahasa Indonesia, itu pernah saya alami sewaktu saya sedang
di Yogyakarta. Orang tua- orang tua di sana banyak yang tidak mengerti bahasa Indonesia,
mereka menggunakan bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa.
Seberapa pentingkah bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari kita ? mungkin menurut
saya, sangat lah penting sekali. Lihat dari fungsi bahasanya sendiri itu bahasa sebagai alat
komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi, jika kita tidak mengerti bahasa Indonesia,
bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia !
Dilihat dari bacaan di atas yang terekam betul betapa pentingnya kita menggunakan
bahasa Indonesia, apalagi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan) . Tidak sedikit orang asli Indonesia sendiri yang masih sangat
kurang mengerti dalam penggunaan EYD. Mungkin di sebabkan oleh faktor-faktor seperti
pergaulan, kebiasaan menggunakan bahasa daerah dll.
Seperti contoh yang telah saya berikan di atas, masih banyak masyarakat pedalaman yang
tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia, mereka lebih terbiasa menggunakan bahasa
daerah mereka sendiri. Hal yang seperti itu sangatlah di sayangkan sekali. Tidaklah
masyarakat pedalaman saja, sekarang banyak pemuda-pemudi yang dalam penggunaan
bahasa Indonesianya tidak sesuai EYD, mereka lebih senang menggunakan bahasa sehari-
hari mereka (bahasa gaul).
Bahasa gaul itu sekarang sudah tidak lumrah lagi untuk di dengar, seperti kata
“GUA,LU“ kata itu mereka gunakan untuk pengganti kata “ SAYA, KAMU “. Mungkin
sudah tidak asing lagi kita dengar. Mereka dan saya sendiri pun mengakui selalu
menggunakan bahasa tersebut dalam pergaulan sehari-hari.
Seberapa sulitkah berbahasa Indonesia dengan EYD ? EYD biasanya sangatlah penting
ketika kita membuat artikel,proposal,skirpsi dll yang bersifat formal. Kita tidak lah mungkin
menggunakan bahasa gaul kita untuk yang bersifat formal tersebut. Tidaklah sulit untuk
menggunakan bahasa dengan EYD, hanya saja sedikit perlu teliti dalam penggunaannya.
Bahasa Indonesia EYD pun sangatlah sopan jika kita pakai sehari-hari. Berbeda dengan kita
menggunakan bahsa gaul. Hanya saja kita akan merasa baku untuk mengucapnya dan
mendengarnya. Karena kita terbiasa dengan bahasa gaul dan bahasa daerah yang setiap saat
kita dengar.
Dengan kita berbahasa Indonesia EYD, kita bisa dengan mudah berkomunikasi dengan
orang-orang yang mungkin terbiasa dengan bahasa Indonesia EYD tersebut. Kita bisa
menjadi lebih sopan, dan kita akan lebih di hargai oleh orang tersebut. Tidak bosan-bosannya
kita bertemu pelajaran bahasa Indonesia yang sejak SD telah kita pelajari. Tapi mengapa kita
tetap saja sulit untuk menggunakan bahasa Indonesia EYD tersebut ? padahal sudah berapa
tahun kita mempelajarinya.

Bahasa yang Paling Banyak Digunakan Paling Populer di :

Australia
Perlu kamu tahu nih kawan, di Australia, bahasa Indonesia merupakan bahasa paling populer
keempat. Ada kurang lebih 500 sekolah pada tingkat pendidikan dasar yang mengajarkan
bahasa Indonesia di negara kanguru ini. Sama seperti di Negara kita, Bahasa Indonesia adalah
bahasa yang wajib dipelajari di tingkat sekolah dasar. Beberapa universitas di Australia ini
juga ada yang menyediakan jurusan bahasa atau sastra Indonesia lho, hal ini membuat
Australia menjadi salah satu negara yang paling populer mengembangkan bahasa Indonesia.
jadi jangan heran kalau kamu sedang berkunjung ke Australia, kamu menemukan anak – anak
SD yang bisa menyapa kita dengan sapaan khas orang Indonesia ‘Selamat pagi, apa kabar?’
Wihhhh!
Pusat Studi Indonesia di Afrika
Salah satu Negara di benua Afrika, yaitu Mesir tercatat sebagai negara yang paling utama
mengembangkan bahasa Indonesia, kawan. Negara piramid dan sphinx ini baru saja
membangun Pusat Studi Indonesia lho. Pusat Studi ini ada di Suez Canal University, dan
merupakan langkah awal untuk lebih mendalami Indonesia dari semua aspek, mencakup
ideologi, politik, sosial dan budaya, ekonomi dan pertahanan keamanannya.
Menjadi Bahasa Pilihan di Situs Klub Sepak Bola
Siapa ciba yang nggak tahu Juventus, Intermilan, dan AC Milan. Yup, tiga klub sepak bola di
Itali ini telah meluncurkan situs resmi mereka dalam bahasa Indonesia. Hal itu menunjukan
kalau Itali juga memiliki minat mendalam terhadap bahasa Indonesia. Wow!
Lama di Jepang
Di negara matahari terbit ini sudah lama didirikan pusat-pusat studi Indonesia, kawan. Salah
satunya yang didirikan oleh Nihon-Indonesia Gakkai atau Perhimpunan Pengkaji Indonesia
Seluruh Jepang tahun 1969. Nah, anggota organisasi ini terdiri dari kalangan akademisi
Jepang yang mengajar bahasa dan berbagai aspek tentang Indonesia di berbagai Universitas
di Jepang. Sejak tahun 1992 organisasi ini mulai melakukan ujian kemampuan Bahasa
Indonesia. Sampai sekarang tercatat lebih dari 12.500 peserta yang telah mengikuti tes
kemampuan berbahasa Indonesia dalam berbagai level atau tingkatan. Saat ini ada beberapa
Universitas di Jepang yang membuka jurusan bahasa Indonesia lho, antara lain Universitas
Kajian Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian Asing Osaka, Universitas Sango
Kyoto, dan Universitas Setsunan. Sementara yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai
mata kuliah pilihan ada lebih dari 20 perguruan tinggi di Jepang.
Bahasa yang Diprioritaskan di Vietnam
Vietnam juga merupakan negara yang menghargai bahasa Indonesia. Di Vietnam, posisi
bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis dan Jepang sebagai bahasa resmi
yang diprioritaskan. Bahkan sejak akhir 2007, pemerintah daerah Ho Chi Minh City
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua setelah bahasa Vietnam,
menempatkan Vietnam sebagai negara kedua setelah Indonesia yang menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi.

Hebat kan, seharusnya kita bangga menggunakan bahasa Indonesia, bangsa luar saja bangga
apalagi kita sebagai bangsa Indonesia sendiri, kalau bukan kita yang melestarikan bahasa
Indonesia siapa lagi yang akan melestarikannya!!

b. Ragam lisan dan ragam tulis

Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,
terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya Memerlukan kehadiran orang lain, Unsur
gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa lisan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:

1. Dapat disesuaikan dengan situasi.


2. Faktor efisiensi.
3. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak
anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan
gerak-gerak pembicara.
4. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya.
5. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa
yang dituturkan oleh penutur.
6. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi
audit, visual dan kognitif.

Sedangkan kelemahan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:


1. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase
sederhana.
2. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
3. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.
4. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak formal.

Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak
terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran
secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai
unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata.
Cirri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:
a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Sama halnya dengan ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis juga memiliki
kelemmahan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari ragam bahasa tulis diantaranya:
 Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik
dan menyenangkan.
 Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
 Sebagai sarana memperkaya kosakata.
 Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap
unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Sedangkan kelemahan dari ragam bahasa tulis siantaranya sebagai berikut:
 Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya
bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
 Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-
kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
 Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam
bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Berdasarkan beberapa cirri serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh ragam
bahasa lisan maupun tulis, berikut ini dapat kita tarik beberapa perbedaan diantara kedua
ragam bahasa tersebut.
• Bahasa lisan didukung isyarat paralinguistik.
• Bahasa tulis dapat menyimpan informasi tanpa bergantung pada ruang dan waktu.
• Bahasa tulis dapat memindahkan bahasa dari bentuk oral ke bentuk visual, memungkinkan
kata-kata lepas dari konteks aslinya.
• Sintaksis bahasa lisan kurang terstruktur dibandingkan dengan sintaksis bahasa tulis.
• Bahasa tulis banyak mengandung penanda metalingual yang menghubungkan antara frasa-
klausa.
• Struktur bahasa tulis umumnya subjek-predikat, bahasa lisan memiliki struktur ‘topik-
sebutan’ (topic-comment)(Givon).
• Bahasa lisan jarang menggunakan konstruksi pasif.
• Bahasa lisan sering mengulangi bentuk sintaksis.
• Bahasa lisan dapat diperhalus sambil terus berbicara.
c. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku
Ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang sesuai dengan aturan atau kaidah
bahasa Indonesia dalam hal ejaan yang si sempurnakan (EYD), di gunakan pada
forum-forum resmi.
Sedangkan Ragam bahasa tidak baku yaitu ragam yang tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.

Ciri-Ciri Kata baku

1. Tidak di pengaruhi bahasa daerah.


2. Tidak di pengaruhi bahasa bahasa asing.
3. Bukan rerupakan ragam percakapan.
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
5. Pemakaian kata yang sesuai dengan konteks kalimat

6. Tidak rancu ( tidak terkontaminasi ),


7. Tidak mengandung pleonasme,
8. Tidak mengandung Hiperkorek,

Contoh :

Ragam Tidak Baku


No Ciri-ciri kata baku Ragam Baku (Benar)
(Salah)
- saya - gue
1 Tidak di pengaruhi bahasa daerah - ibu - nyokap
- bertemu - ketemu
Tidak di pengaruhi bahasa bahasa - kesempatan lain - lain kesempatan
2
asing - kantor tempat - kantor di mana
Bukan rerupakan ragam - dengan - sama
3
percakapan - memberi - kasih
- ayah bekerja keras
Pemakaian imbuhan secara - ayah kerja keras
4 - ia menendang
eksplisit - ia tendang musuhnya
musuhnya
Pemakaian kata yang sesuai
- suka akan - suka dengan
5 dengan
- desebabkan oleh - disebabkan karena
konteks kalimat
Tidak rancu ( tidak - berkali-kali - berulangkali
6
terkontaminasi ) - mengesampingkan - mengenyampingkan
- para tamu - para tamu-tamu
7 Tidak mengandung pleonasme
- hadirin - para hadirin
- insaf - insyaf
- sah - syah
- syukur - sukur
- berkali-kali - berulang kali
- Surga - Syurga
- Pihak - Fihak
- mengesampingkan - mengenyampingkan
- anggota - anggauta
- teladan - tauladan
8 Tidak mengandung Hiperkorek - sentosa - sentausa
- Saraf - Syaraf
- Disahkan - Disyahkan
- asas - azas
- hak asasi - hak azazi
- batin - bathin
- hadir - hadlir
- pasal - fatsal
- ijazah - izazah, ijasah

d.Ragam baku Tulis dan Ragam Baku Lisan

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri
· Ragam bahasa lisan
· Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam bahasa lisan,
sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur
dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan
lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya

Ragam Lisan

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi
pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian,
ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan
unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena
situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang
disampaikan secara lisan
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan
lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu
tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja
diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak
menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa
itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan
ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:


a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;

b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;

c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.

d. Berlangsung cepat;

e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;

f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;

g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi

Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang
oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya
ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh
karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di
dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta
kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’
e. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional

Ragam sosial yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya
didasar
kan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam
masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau
persahabatan dua orang yang akrab dapat merupakan ragam sosial . Selain itu, ragam
sosial berhubungan pula de
ngan tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan
lingkungan sosial yang bersangkutan.
Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan
profesi, lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional
juga dikait
kan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Ragam fungsional dapat
menjadi bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam
lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan.

F. Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi,
bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras
bahasa yang dipilih pun harus sesuai.

Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat
keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit
memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara
pernikahan.
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat
resmi, dan jurnal ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada
transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan
oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang
sangat akrab dan intim.
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk
bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai
berikut.

1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat
yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang
dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa
Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti
aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal
baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah
lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya:
/atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa
bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi
efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca
persis sesuai maksud aslinya.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Penggunaan Ruang Multimedia dalam Pembelajaran di
Kelas”. Makalah ini dibuat sebagai pelengkap pembelajaran Bahasa Indonesia.

Terima kasih yang setulusnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam menambah pengetahuan serta melatih keterampilan tentang
pembelajaran berbasis ICT (Information Comunication Technologi).

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik
dari kuantitas maupun kualitas, saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
kami harapkan demi perbaikan.

Purwokerto, 16 Februari 2009

Penulis

https://beritagar.id/artikel/tabik/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/465/jbptunikompp-gdl-cecesobarn-23242-3-pertemua-3.pdf

Anda mungkin juga menyukai