Anda di halaman 1dari 36

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan

berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet
ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah
kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan
magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah
salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan
tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-
balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi,
beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi,
induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan
daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti
karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena
penjenuhan.

Daftar isi
 1 Fisika
 2 Faktor Q
 3 Penggunaan
 4 Konstruksi induktor
 5 Jenis-jenis lilitan
o 5.1 Lilitan ferit sarang madu
o 5.2 Lilitan inti toroid
 6 Rumus induktansi
 7 Dalam sirkuit elektrik
o 7.1 Analisis sirkuit Laplace (s-domain)
o 7.2 Jejaring induktor
o 7.3 Energi yang tersimpan
 8 Lihat pula
 9 Sinonim
 10 Catatan
 11 Pranala luar

Fisika
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar
konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang melewati
konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus
menyebabkan perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan
melalui GGL induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan
jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu.
Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif
sebesar 1 volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon.
Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.
Faktor Q
Sebuah induktor ideal tidak menimbulkan kerugian terhadap arus yang melewati lilitan.
Tetapi, induktor pada umumnya memiliki resistansi lilitan dari kawat yang digunakan untuk
lilitan. Karena resistansi lilitan terlihat berderet dengan induktor, ini sering disebut resistansi
deret. Resistansi deret induktor mengubah arus listrik menjad bahang, yang menyebabkan
pengurangan kualitas induktif. Faktor kualitas atau "Q" dari sebuah induktor adalah
perbandingan reaktansi induktif dan resistansi deret pada frekuensi tertentu, dan ini
merupakan efisiensi induktor. Semakin tinggi faktor Q dari induktor, induktor tersebut
semakin mendekati induktor ideal tanpa kerugian.

Faktor Q dari sebuah induktor dapat diketahui dari rumus berikut, di mana R merupakan

resistansi internal dan adalah resistansi kapasitif atau induktif pada resonansi:

Dengan menggunakan inti feromagnetik, induktansi dapat ditingkatkan untuk jumlah


tembaga yang sama, sehingga meningkatkan faktor Q. Inti juga memberikan kerugian pada
frekuensi tinggi. Bahan inti khusus dipilih untuk hasil terbaik untuk jalur frekuensi tersebut.
Pada VHF atau frekuensi yang lebih tinggi, inti udara sebaiknya digunakan.

Lilitan induktor pada inti feromagnetik mungkin jenuh pada arus tinggi, menyebabkan
pengurangan induktansi dan faktor Q yang sangat signifikan. Hal ini dapat dihindari dengan
menggunakan induktor inti udara. Sebuah induktor inti udara yang didesain dengan baik
dapat memiliki faktor Q hingga beberapa ratus.

Sebuah kondensator nyaris ideal (faktor Q mendekati tak terhingga) dapat dibuat dengan
membuat lilitan dari kawat superkonduktor pada helium atau nitrogen cair. Ini membuat
resistansi kawat menjadi nol. Karena induktor superkonduktor hampir tanpa kerugian, ini
dapat menyimpan sejumlah besar energi listrik dalam lilitannya.

Penggunaan

Induktor dengan dua lilitan 20mH, sering dijumpai pada pencatu daya.
Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor berpasangan
dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala. Penggunaan induktor
bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk menghilangkan dengung
pencatu daya, hingga induktor kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi
frekuensi radio untuk dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator menjadi
rangkaian tala dalam pemancar dan penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel
secara magnetik membentuk transformator.

Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya moda sakelar.
Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa siklus. Perbandingan
transfer energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi induktif XL ini digunakan
bersama semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan dengan akurat. Induktor juga
digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang digunakan untuk mengikangkan paku-paku
tegangan yang berasal dari petir, dan juga membatasi arus pensakelaran dan arus kesalahan.
Dalam bidang ini, indukutor sering disebut dengan reaktor.

Induktor yang memiliki induktansi sangat tinggi dapat disimulasikan dengan menggunakan
girator.

Konstruksi induktor

Induktor, skala dalam sentimeter.

Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan penghantar, biasanya
kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau bahan feromagnetik. Bahan inti
yang mempunyai permeabilitas magnet yang lebih tinggi dari udara meningkatkan medan
magnet dan menjaganya tetap dekat pada induktor, sehingga meningkatkan induktansi
induktor. Induktor frekuensi rendah dibuat dengan menggunakan baja laminasi untuk
menekan arus eddy. Ferit lunak biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi
tingi, dikarenakan ferit tidak menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada
inti besi. Ini dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya
yang tinggi mencegah arus eddy. Induktor dibuat dengan berbagai bentuk. Sebagian besar
dikonstruksi dengan menggulung kawat tembaga email disekitar bahan inti dengan kaki-kali
kawat terlukts keluar. Beberapa jenis menutup penuh gulungan kawat di dalam material inti,
dinamakan induktor terselubungi. Beberapa induktor mempunyai inti yang dapat diubah
letaknya, yang memungkinkan pengubahan induktansi. Induktor yang digunakan untuk
menahan frekuensi sangat tinggi biasanya dibuat dengan melilitkan tabung atau manik-manik
ferit pada kabel transmisi.
Induktor kecil dapat dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan membuat jalur
tembaga berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada rangkaian terintegrasi
menhan menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang kecil membatasi induktansi. Dan
girator dapat menjadi pilihan alternatif.

Jenis-jenis lilitan
Lilitan ferit sarang madu

Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk mengurangi efek kapasitansi
terdistribusi. Ini sering digunakan pada rangkaian tala pada penerima radio dalam jangkah
gelombang menengah dan gelombang panjang. Karena konstruksinya, induktansi tinggi dapat
dicapai dengan bentuk yang kecil.

Lilitan inti toroid

Sebuah lilitan sederhana yang dililit dengan bentuk silinder menciptakan medan magnet
eksternal dengan kutub utara-selatan. Sebuah lilitan toroid dapat dibuat dari lilitan silinder
dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga menyatukan kutub utara dan
selatan. Pada lilitan toroid, medan magnet ditahan pada lilitan. Ini menyebabkan lebih sedikit
radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari medan magnet eksternal.

Rumus induktansi
Konstruksi Rumus Besaran (SI, kecuali disebutkan khusus)
 L = induktansi
 μ0 = permeabilitas vakum
 K = koefisien Nagaoka
Lilitan silinder  N = jumlah lilitan
 r = jari-jari lilitan
 l = panjang lilitan

 L = induktansi
 l = panjang kawat
Kawat lurus
 d = diameter kawat

 L = induktansi (µH)
 r = jari-jari lilitan (in)
Lilitan silinder pendek berinti
 l = panjang lilitan (in)
udara
 N = jumlah lilitan

 L = induktansi (µH)
 r = rerata jari-jari lilitan (in)
 l = panjang lilitan (in)
Lilitan berlapis-lapis berinti udara
 N = jumlah lilitan
 d = tebal lilitan (in)
 L = induktansi
 r = rerata jari-jari spiral
Lilitan spiral datar berinti udara  N = jumlah lilitan
 d = tebal lilitan

 L = induktansi
 μ0 = permeabilitas vakum
 μr = permeabilitas relatif bahan inti
Inti toroid  N = jumlah lilitan
 r = jari-jari gulungan
 D = diameter keseluruhan

Dalam sirkuit elektrik


Sebuah induktor menolak perubahan arus. Sebuah induktor ideal tidak menunjukkan
resistansi kepada arus rata, tetapi hanya induktor superkonduktor yang benar-benar memiliki
resistansi nol. Pada umumnya, hubungan antara perubahan tegangan, induktansi, dan
perubahan arus pada induktor ditentukan oleh rumus diferensial:

Jika ada arus bolak-balik sinusoida melalui sebuah induktor, tegangan sinusoida
diinduksikan. Amplitudo tegangan sebanding dengan amplitudo arus dan frekuensi arus.

Pada situasi ini, fase dari gelombang arus tertinggal 90 dari fase gelombang tegangan.

Jika sebuah induktor disambungkan ke sumber arus searah, dengan harga "I" melalui sebuah
resistansi "R" dan sumber arus berimpedansi nol, persamaan diferensial diatas menunjukkan
bahwa arus yang melalui induktor akan dibuang secara eksponensial:

Analisis sirkuit Laplace (s-domain)

Ketika menggunakan analisis sirkuit transformasi Laplace, impedansi pemindahan dari


induktor ideal tanpa arus sebelumnya ditunjukkan dalam domain s oleh:

di mana
L adalah induktansi
s adalah frekuensi kompleks

Jika induktor telah memiliki arus awal, ini dapat ditunjukkan dengan:

 menambahkan sumber tegangan berderet dengan induktor dengan harga:

(Pegiatikan bahwa sumber tegangan harus berlawanan kutub dengan arus awal)

 atau dengan menambahkan sumber arus berjajar dengan induktor, dengan harga:

di mana
L adalah induktansi

adalah arus awal

Jejaring induktor

Induktor dalam konfigurasi kakap memiliki beda potensial yang sama. Untuk menemukan
induktansi ekivalen total (Leq):

Arus dalam induktor deret adalah sama, tetapi tegangan yang membentangi setiap induktor
bisa berbeda. Penjumlahan dari beda potensial dari beberapa induktor seri sama dengan
tegangan total. Untuk menentukan todu total digunakan rumus:

Hubungan tersebut hanya benar jika tidak ada kopling magnetis antar kumparan.

Energi yang tersimpan


Energi yang tersimpan di induktor ekivalen dengan usaha yang dibutuhkan untuk
mengalirkan arus melalui induktor, dan juga medan magnet:

Di mana L adalah induktansi dan I adalah arus yang melalui induktor.

Lihat pula
 Komponen elektronik
 Kondensator
 Resistor
 Memristor
 Elektronika
 Girator
 Induktansi
 Inti magnet
 Gaya gerak magnet (GGM)
 Solenoid
 Transformator
 Reaktansi
 Sirkuit RL
 Sirkuit RLC

Pengertian dan Fungsi Induktor beserta jenis-jenisnya – Selain Resistor dan Kapasitor,
Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam
Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio.
Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari
susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat
menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan
tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah
Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.
Baca juga : Pengertian dan Bunyi Hukum Faraday.

Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan Induktansi
yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar untuk
Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-satuan
yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi
sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah
milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan
Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.

Simbol Induktor
Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor :
Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

 Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya


 Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
 Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun
Ferit.
 Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi
induktansinya.

Jenis-jenis Induktor (Coil)


Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah :

 Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya


 Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
 Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
 Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk
Donat)
 Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis
lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam
diberikan Isolator.
 Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang
dapat diputar-putar.

Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya


Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam
medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC),
meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.

Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :
 Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi
 Transformator (Transformer)
 Motor Listrik
 Solenoid
 Relay
 Speaker
 Microphone

Induktor sering disebut juga dengan Coil (Koil), Choke ataupun Reaktor.

Pengertian Induktor–Pernahkah anda memperhatikan alat elektronik di sekeliling anda,


apakah itu Handphone, TV, Laptop, dan perlatan elektronik lainnya. dari apakah mereka
terproses dan bagaimana mereka bisa beroperasi. Ternyata salah satu komponen inti dari
peralatan elektronik tersebut adalah induktor.

Kapasitor pertama kali di temukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor di
sebut dengan Farat (F). Induktor pertama kali ditemukan oleh penemu bernama Michael
Faraday (1831) sehingga hukum induktor atau induksi disebut sebagai hukum Faraday.

Satu farat = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan tersebut. Nama lain dari kapsitor
adalah “Kondensator” (dalam bahasa italia condensatore). Kata kondensator pertama kali di
sebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuan asal Italia pada tahun 1782.

DAFTAR ISI [(Klik Disini !)]

Pengertian Induktor Beserta Fungsinya


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

sumber : Zaenalelectronics.blogspot.com

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif yang dapat
menyimpan energi pada medan magnetik, tegangan induksi atau arus induksi jika mendapat
tegangan atau arus dari sumber listrik baik berupa AC (Alternating Current) ataupun DC
(Direct Current).

Medan dari induktor yang dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan
perubahan sesaat dari arus listrik yang mengalir melaluinya. Induktor dapat menimbulkan
medan magnet sesuai dengan kebutuhan berdasar pada besar medan magnet yang diberikan
ataupun besar arus yang diberikan.

Pengertian induktor sendiri merupakan komponen yang terdiri dari lilitan kumparan kawat
yang terbuat dari tembaga tunggal yang dililitkan melingkar di inti logam atau yang biasa
disebut sebagai coker. Selain berfungsi sebagai penghasil arus magnet dan arus listrik,
induktor juga merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menghasilkan muatan
listrik.

Fungsi Induktor
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Simbol Induktor (Sinarardino.com)

Pengertian induktor memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari – hari yang digunakan
terkhusus pada bidang elektronika dan peralatan listrik. Fungsi utama dari induktor di dalam
suatu rangkaian adalah untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya. Berikut ini adalah
beberapa fungsi dari induktor diantaranya adalah :

1. Menyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet,


2. Menahan arus bolak balik (AC),
3. Meneruskan atau meloloskan arus searah (DC),
4. Sebagai penapis (filter) sebagai penalaan (tunning),
5. Kumparan atau koil (lilitan) ada yang memiliki inti udara, inti besi, dan inti ferit,
6. Tempat terjadinya gaya magnet,
7. Bersama kapasitor induktor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat
beresonansi pada frekuensi tinggi,
8. dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetic membentuk transformator,
9. Pelipat ganda tegangan yang dialirkan, dan
10. Sebagai pembangkit getaran

Rumus Perhitungan Induktor


Rumus Induktansi (Wikipedia.org)

Menurut hukum Faraday, semua perubahan fluks magnetik akan menghasilkan tegangan
induksi yang besarnya :

Di mana :

 N ialah banyaknya lilitan,


 A ialah luas penampang inti (m2),
 Φ ialah fluks magnetik (Wb),
 µ ialah permeabilitas material inti,
 l adalah panjang induktor (m),
 (di/dt) adalah laju perubahan arus dalam satuan A/s.

Laju perubahan medan magnetik (dΦ/dt) yang menginduksi tegangan besarnya proporsional
dengan laju perubahan arus listrik (di/dt) . atau dapat ditulis:

BACA JUGA Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari Dengan Panel Surya

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

atau

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

dimana L adalah induktansi induktor yang besarnya :

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Maka tegangan induksi sebuah induktor dapat ditulis :

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) bergantung dari 4 faktor, diantaranya adalah Jumlah
Lilitan (N), semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya, Diameter Induktor (A),
Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya, Permeabilitas Inti, yaitu
bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit. Ukuran Panjang Induktor (L),
semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi induktansinya.

Cara Kerja Induktor


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Skema Induktor (djukarna.wordpress.com)

Ketika arus mulai dialirkan ke induktor maka, induktor akan mulai menghasilkan medan
magnet diakibatkan oleh perubahan arus listrik ke medan magnet dengan tidak mengubah
tegangan listriknya.Perubahan yang terjadi biasa disebut dengan fluks magnet.

Perubahan arus listrik yang mengalir pada lilitan inti besi akan menghasilkan medan magnet
disekitar kumparan tersebut sehingga, besi tersebut akan berubah menjadi magnet selama
mendapat arus magnetik dari sumber daya baik berupa arus bolak balik (AC) maupun arus
searah (DC).

Biar lebih jelasnya, kita membuat suatu rangkaian listrik yang terdiri dari baterai, lampu pijar,
switch yang terhubung paralel dengan sebuah induktor. Saat menekan swtich pada rangkaian
maka, lampu akan mnyala dengan terang pada awalnya sebelum mengalami peredupan pada
intensitas cahaya yang lebih rendah.

Efek yang sama saat switch dimatikan atau tidak ditekan yaitu lampu mengalami berhenti
memancarkan cahaya sepenuhnya.
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Prinsi Kerja
Induktor (enjiner.com)

Hal ini disebabkan oleh adanya induktasi. Dimana, ketika adaanya arus yang mulai mengalir
melalui kumparan induktor akan menimbulkan reaksi perubahan menjadi medan magnet yang
mencoba menghentikan arus yang mengalir melalui kumpara dengan menghasilkan arus
kedia. Tetapi, dalam arah yang berlawanan.

Namun, ketika medan magnet terbentuk, arus kembali ke kondisi normal. atau saat arus
dimatika, medan magnet yang terbentuk mencoba untuk mempertahankan aliran arus listrik
yang terdapat pada koil sampai arus yang dihasilkan tidak bisa dipertahankan dan menghilang
akibat tidak lagi adanya arus yang mengalir yang membuat lampu hanya menyala sebentar.

Dengan perubahan medan magnet tersebut maupun sebaliknya ini yang dimanfaatkan untuk
kegiatan elektronika yang kita lakukan dalam kehidupan sehari. Prinsip kerja dari induktor ini
juga sering disebut dengan teori tangan kanan.

Contoh Aplikasi Induktor


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Induktor (teknikelektronika.com)

Dalam pengaplikasiannya, induktor memiliki peran yang sangat banyak dalam penggunakan
dalam peralatan elektronika dan mesin – mesin listrik. Induktor sendiri kebanyakan
digunakan sebagai komponen yang akan bekerja secara otomatis jika suatu kondisi terpenuhi
sehingga, dengan dengan pengoperasiannya yang bekerja secara otomatis akan
mempermudah dalam pengoperasian alat – alat elektronika.

Beberapa contoh pengaplikasian induktor dalam dalam kegiatan sehari – hari adalah :

1. Relay

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Gambar Relay (teknikelektronika.com)


Relay merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengendalikan Besi sebagai saklar tersebut. Apabila rangkaian tersebut dialiri arus
listrik walaupun sangat kecil. maka, relay tersebut akan bekerja sebagai saklar
otomatis yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan laju berikutnya
sesuai kondisi yang diberika pada relay.

2. Busi Kendaraan Bermotor

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Prinsip kerja induktor pada busi kendaraan bermotor (Zenius.net)

Melihat gambar rangkaian sederhana pada busi motor diatas, dilihat dari rangkaian
sebelah kiri merupakan rangkaian yang akan membuat busi motor menyala dan
menghasilkan percikan bunga api yang akan membakar bensin kendaraan sehingga,
motor dapat bekerja. Dari mana percikan bunga api tersebut dengan memanfaatkan
sifat induktor ?

Awalnya, saklar diatas merupakan rangkaian tertutup yang membuat tidak adanya
rangkaian dari pihak lain. Ketika dibuat menjadi rangkaian tertutup (rangkaian
tengah) maka, sumber arus yang digunakan menjadi sumber arus searah dimana, hal
tersebut tidak akan menghasilkan efek pada induktor dikarenakan tidak adanya
perubahan arus yang membuat tidak terbentuknya medan magnet pada induktor.

Dengan tidak terbentuknya medan magnet tersebut maka, tidak akan ada tegangan dan
arus induksi. ketika saklar dinyalakan dan dilepas hal ini akan membuat baterai tidak
menyuplai listrik lagi pada rangkaian sehingga, arus listrik akan jatuh secara tiba –
tiba. Akibatnya, induktor akan mengalami loncatan tegangan. Nilai loncatan tersebut
telah diatur untuk melebihi tegangan breakdown udara yang membuat percikan api
pada celah busi dan membakar bensin.
Selain Resistor dan Kapasitor, Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang
sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan
dengan Frekuensi Radio.

Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari
susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat
menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan
tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah
Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan Induktansi
yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar untuk
Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-satuan
yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi
sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah
milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan
Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.

Simbol Induktor
Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor :

Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

 Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya


 Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
 Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun
Ferit.
 Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi
induktansinya.

Jenis-jenis Induktor (Coil)


Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah :
 Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
 Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
 Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
 Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk
Donat)
 Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis
lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam
diberikan Isolator.
 Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang
dapat diputar-putar.

Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya


Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam
medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC),
meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.

Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :

 Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi


 Transformator (Transformer)
 Motor Listrik
 Solenoid
 Relay
 Speaker
 Microphone

Induktor sering disebut juga dengan Coil (Koil), Choke ataupun Reaktor.

Induktor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnetik,
tegangan induksi atau arus induksi. Induktor bekerja menurut hukum Faraday. Induktor tidak
lain adalah lilitan kawat pada sebuah coker atau inti logam. Pada saat arus listrik (i) melewati
lilitan kawat ini, maka akan timbul fluks magnetik (NΦ) di sekitar induktor yang besarnya
proporsional dengan kuat arus listrik yang melewatinya. Gambar berikut ini menunjukan
macam-macam induktor yang sering dijumpai dalam komponen elektronika.
Gambar 1 macam-macam jenis induktor yang ada dipasaran

Induktor sering disebut juga Choke. Simbol induktor sebagai berikut.

Gambar 2 macam-macam
simbol induktor

Induktor terbuat dari lilitan kawat pada sebuah inti. Konstruksi induktor dapat dilihat seperti
pada gambar berikut ini.
Gambar 3 konstruksi sebuah induktor sederhana

Arus yang melewati sebuah induktor akan menghasilkan medan magnet yang besarnya
berbanding lurus dengan arus listrik yang mengalir. Tidak seperti kapasitor yang terjadi
perubahan kenaikan tegangan pada kedua lempeng konduktor ketika sedang diisi muatan
listrik, pada konduktor justru timbul perubahan kenaikkan arus listrik ketika diberi tegangan
listrik, perubahan kenaikan arus listrik ini menciptakan induksi energi di dalam medan
magnet. Dengan kata lain induktor mengatur perubahan arus listrik dan dengan tidak
mengubah tegangan listrik. Kemampuan induktor ini disebut induktansi induktor dengan
satuan Henry (H) dan diberi simbol L. Untuk ukuran yang lebih kecil biasanya dinyatakan
dalam satuan miliHenry (mH), mikroHenry (µH), nanoHenry (nH) dan picoHenry (pH).

Sebuah induktor mempunyai inti dengan luas penampang inti (A), Jumlah lilitan kawat per
satuan panjang (l) . Jadi jika sebuah induktor dengan N lilitan kawat dihubungkan dengan
sejumlah fluk magnetik (Φ) maka induktor akan mempunyai fluk magnetik total sebesar N.Φ.
dan arus sebesar i yang mengalir melewatinya akan menghasilkan induksi fluk magnetik yang
arahnya berlawanan dengan arah aliran arus listrik. Menurut hukum Faraday, semua
perubahan fluk magnetik akan menghasilkan tegangan induksi yang besarnya :
Di mana : N adalah banyaknya lilitan, A adalah luas penampang inti (m2), Φ adalah fluks
magnetik (Wb), µ adalah permeabilitas material inti, l adalah panjang induktor (m)
dan (di/dt) adalah laju perubahan arus dalam satuan A/s.

Laju perubahan medan magnetik (dΦ/dt) yang menginduksi tegangan besarnya proporsional
dengan laju perubahan arus listrik (di/dt) . atau dapat ditulis:

atau

dimana L adalah induktansi induktor yang besarnya :

Maka tegangan induksi sebuah induktor dapat ditulis :

Gambar 4 tegangan induksi induktor

Dari persamaan ini dapat dikatakan emf induksi = induktansi x laju perubahan arus listrik.
Sebuah rangkaian yang memiliki induktasi 1 Henry dengan tegangan induksi 1 Volt akan
menghasilkan laju perubahan arus listrik sebesar 1 Ampere/detik.

Dari persamaan ini terlihat yang berubah hanya arus listrik, sedangkan tegangan induksi tidak
berubah. Maka bila tegangan induksi = 0, perubahan arus listrik juga akan menjadi 0. Bila
induktor dihubungkan dengan sumber arus DC arus listriknya konstan terhadap waktu, maka
tidak akan timbul tegangan induksi pada induktor dan induktor hanya berfungsi sebagai
sebuah penghantar saja.

Pada konduktor arus listrik tidak dapat berubah secara mendadak karena jika hal ini terjadi,
maka akan dibutuhkan tegangan dan daya yang tidak terhingga besarnya (di/dt = ∼). Sebuah
induktor dengan induktansi 1 H dengan arus maksimum 1 A , bila perubahan arus dari 0
hingga maksimum dalam waktu 1 detik, maka tegangan yg dibutuhkan akan sebesar 1 V
dapat digambar seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 5 hubungan tegangan dan kuat arus pada induktor dengan dt=1 s dan di = 1 A

Pada induktor yg sama , jika kita mengurangi dt hingga 1/10 nya atau perubahan arus sebesar
1 A dalam waktu 0,1 detik, maka tegangan yang dibutuhkan akan menjadi 10 kali lipat
besarnya yaitu 10 V, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6 hubungan i dengan V bila dt diubah menjadi 0,1 detik

Pada induktor yang sama, jika perubahan arus terjadi mendadak atau sangat cepat (dt=0)
maka tegangan yang dibutuhkan menjadi tidak terhingga besarnya atau dapat digambar
seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 7 bila dt=0 maka V akan menjadi tidak terhingga besarnya

Daya di dalam induktor

Daya listrik secara matematis dapat ditulis :

P = V.i

Di mana P : daya listrik (Watt), V : tegangan listrik (V) dan i adalah arus listrik (A)

Pada induktor berlaku persamaan :

Maka daya induktor dapat ditulis :


Sebuah induktor ideal tidak mempunyai hambatan (R=0) sehingga tidak ada rugi-rugi daya di
dalam induktor, jadi dapat dikatakan induktor ideal tidak terjadi rugi-rugi daya.

Ketika ada daya yang mengalir melalui sebuah induktor, maka energi listrik disimpan di
dalam induktor dalam bentuk medan magnetik. Ketka arus listrik meningkat dalam selang
waktu (dt) yang mendekati nol, maka daya sesaat di dalam rangkaian juga akan meningkat
dan energi disimpan di dalam induktor. Sebaliknya jika arus yang mengalir melewati
induktor berkurang maka daya sesaat juga akan turun (menjadi negatif). Ini berarti induktor
akan membuang sejumlah energi dari rangkaian.

Energi disimpan dalam bentuk medan magnet yang timbul disekitar induktor. Pada induktor
ideal, tidak terdapat hambatan atau kapasitansi, sehingga arus yang naik ketika melewati
induktor akan disimpan dalam bentuk medan listrik tanpa ada rugi-rugi. Medan listrik ini
tidak berkurang besarnya.

Bila induktor dilewatkan arus AC, maka induktor akan secara berkala menyimpan dan
membuang energi dalam bentuk siklus. Pada arus DC arus yang melewati induktor besarnya
konstan, maka tidak terjadi proses penyimpanan dan pembuangan energi secara berulang-
ulang seperti pada arus AC.

Melihat cara kerja induktor, dapat disimpulkan bahwa induktor adalah komponen pasif
elektronika yang dapat menyimpan dan menyalurkan energi listrik ke rangkaian listrik. Tetapi
induktor tidak dapat membangkitkan energi listrik.

Pada induktor real terdapat kerugian daya listrik akibat adanya hambatan di dalam kawat
penghantar induktor. Besar kerugian daya ini dapat dihitung dengan persamaan :

P =i2R

Di mana i adalah arus listrik (A), R hambatan dalam induktor (Ohm) dan P adalah kerugian
daya listrik (W).

Fungsi utama induktor di dalam rangkaian listrik adalah sebagai filter, rangkaian resonansi
dan sebagai pembatas arus listrik. Sebuah induktor dapat digunakan untuk memblock arus
AC atau memblok frekuensi tertentu dari arus AC. Oleh sebab itu induktor dapat digunakan
untuk menyaring frekuensi radio atau memfilter frekuensi yang melewatinya. Induktor juga
dapat digunakan untuk menjaga perangkat elektronika dari kenaikan tegangan dan arus listrik
yang mendadak.

Induksi Diri (Self Inductance) sebuah induktor

Induktor menghasilkan induksi dengan cara membangkitkan induksi emf (electro magnetic
force) di dalam induktor itu sendiri akibat dari adanya perubahan medan magnet. Di dalam
rangkaian elektronika, ketika terjadi induksi emf di dalam rangkaian, maka akan terjadi
perubahan arus listrik yang disebut induksi diri, Induksi diri induktor sering disebut emf
(tegangan) balik. Tegangan balik induktor ini memiliki arah yang berlawanan.

Induksi diri dapat ditulis secara matematik :


Di mana L adalah induksi diri (Henry), N : banyaknya lilitan, Φ : fluk medan
magnet (Weber) dan i adalah kuat arus listrik (A). Persamaan ini berlaku hanya untuk
induktor dengan 1 lapisan lilitan kawat.

Fluk medan magnet adalah kerapatan medan magnet yang dapat dinyatakan :

Φ = B.A

Di mana : Φ adalah fluks medan magnet (Weber) , B adalah kuat medan magnet (Tesla) dan
A adalah luas penampang yang dilewati oleh medan magnet (m2).

Maka induktansi sebuah induktor dapat ditulis ulang menjadi :

Untuk induktor dengan inti udara, kuat medan magnet dapat dinyatakan dengan persamaan :

Dengan N adalah banyaknya lilitan, i : arus listrik yang mengalir, l : panjang lilitan dan µ0
adalah permeabilitas ruang kosong (4π x 10-7). Maka persamaan induktansi induktor dapat
ditulis menjadi :

Di mana : L adalah induktansi induktor (Henry); µ0 adalah permeabilitas ruang hampa (4π x
10-7); N adalah banyaknya lilitan, A adalah luas penampang induktor (m2) dan l adalah
panjang lilitan (m).

Jadi induktansi sebuah induktor berbanding kuadratik terhadap jumlah lilitan dan luas
penampang induktor, tetapi berbanding terbalik dengan panjang lilitan induktor. Untuk
meningkatkan induktansi induktor dapat dilakukan dengan mengganti inti udara dengan inti
logam.

Induksi antara 2 induktor


Gambar 8 dua buah induktor yang saling berdekatan

Gambar 8 menunjukan 2 buah induktor yang saling berdekatan. Induktor 1 dihubungkan


dengan arus listrik AC maka pada induktor 1 akan timbul fluks medan magnet. Akibatnya
pada induktor 2 akan terinduksi oleh medan magnet sehingga timbul tegangan dan arus
listrik. Prinsip ini disebut mutual induksi. Besar Mutual induksi ini dapat dihitung dengan
persamaan :

Di mana µ0 adalah permeabilitas udara yang memisahkan kedua induktor, µr permeabilitas


bahan inti induktor, N1 dan N2 adalah jumlah lilitan induktor 1 dan induktor 2, A luas
penampang induktor dalam hal ini kedua induktor memiliki luas penampang yang sama dan l
adalah panjang induktor.
Gambar 9 dua buah induktor yang dipasang pada satu buah inti besi

Mutual induksi untuk induktor 2 terhadap induktor 1 yang dipasang pada satu inti seperti
pada gambar 9 adalah

Di mana l1 adalah panjang induktor 1, N2 adalah banyaknya lilitan pada induktor 2

Sebaliknya mutal induksi untuk induktor 1 terhadap induktor 2 adalah :

Besar kedua mutual induksi ini sama sehingga dapat ditulis M12 = M21 = M

Induktansi kedua induktor adalah :

Dengan perkalian silang didapat :


Persamaan ini menyatakan tidak ada kebocoran / kehilangan fluks magnetik. Namun dalam
kenyataannya fluk magnetik pasti ada yang hilang. Sehingga persamaan mutual induksi yang
sebenarnya dengan mempertimbangkan kerugiaan fluk magnetik dapat ditulis :

Di mana k adalah koefisien penghubung (coupling coefficient) . jika k = 1 maka tidak ada
kerugian fluk magnetik, pada kenyataannya k selalu < 1.

Induktor seri dan paralel.

Induktor yang dirangkai seri

Selain kapasitor dan resistor, induktor juga dapat dirangkai secara seri. Induktor yang
dipasang seri maka induktansinya dapat dihitung sebagai berikut :

Gambar
10 induktor yang dipasang seri

Sama seperti resistor bila induktor dirangkai secara seri, maka tidak terjadi pembagian arus
listrik, karena tidak terdapat percabangan. Sehingga dapat ditulis :

iL1 = iL2 = iL3

Tetapi terjadi pembagian tegangan dan total tegangan pada induktor dapat ditulis :

VT = VL1 + VL2 + VL3

Untuk induktor tegangan dapat dinyatakan :

Sehingga didapat
Mutual induksi yang dihasilkan oleh induktor yang dirangkaian seri dapat dibagi menjadi 2
yaitu kumulatif kopel dan diferensial kopel. Kumulatif kopel dapat dilihat seperti pada
gambar berikut ini.

Gambar 11 kumulatif kopel pada induktor seri

Besar mutual induksi pada kumulatif kopel dapat dihitung :

Diferensial kopel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 12 diferensial kopel pada induktor


seri

Besar mutual induksi dapat dihitung :


Secara garis besar induktor yang dirangkai secara seri bila diketahui mutual induksinya dapat
dihitung dengan persamaan

LT = L1 + L2 + L3 ± 2M

Induktor yang dirangkai paralel

Rangkain induktor paralel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 13 induktor yang


dirangkai secara paralel

Induktor yang dirangkai secara paralel, maka tegangan tiap induktor akan sama tetapi terjadi
pembagian arus listrik. Sehingga dapat ditulis :

VAB = VL1 = VL2 = VL3

dan

iT = iL1 + iL2 + iL3

Tegangan induktor adalah :

Maka didapat :
Mutual induksi pada rangkaian 2 induktor
paralel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu

Rangkaian 2 induktor dengan arah lilitan yang sama yang besar induktansi totalnya dapat
dihitung :

Jika kedua induktor yang diparalelkan berbeda arah lilitan, maka


persamaan induktor total dapat dihitung :

Rangkaian Induktor dan Resistor Seri (RL Circuit)

Gambar 14 rangkaian
R-L

Sebuah rangkaian seri induktor dengan resistor dapat dilihat seperti pada gambar 15. Bila
rangkaian ini dihubungkan dengan sumber arus DC yang dilengkapi dengan saklar, ketika
saklar ditutup, maka arus akan mengalir melewati resistor dan ke induktor. Arus yang
melewati resistor akan mengikuti persamaan hukum Ohm, sedangkan arus yang melewati
induktor akan mengikuti hubungan tegangan dan arus listrik pada induktor.

Tegangan pada resistor dapat dihitung :

VR = i.R
Tegangan pada induktor dapat dihitung :

Maka tegangan total akan menjadi:

Penyelesaian persamaan diatas akan menjadi :

Jadi di dapat

Bandingkan dengan kapasitor !

Kurva i terhadap t dapat digambar seperti pada gambar 16 berikut ini.


Gambar 15 kurva karakteristik induktor (*sumber : http://www.electronics-tutorials.ws)

Daya dalam rangkaian seri induktor dengan resistor merupakan penjumlahan daya resistor
dengan daya induktor atau secara matematik dapat ditulis :

Di mana i2R adalah daya yang diserap oleh resistor daya ini diubah
oleh resistor menjadi panas. Sedangkan L.i.(di/dt) adalah daya yang diserap oleh induktor dan
disimpan dalam bentuk energi medan magnetik.

Anda mungkin juga menyukai