Anda di halaman 1dari 37

INDUKTOR

FUNGSI, JENIS-JENIS DAN


PENGERTIAN INDUKTOR

Dalam elektronika, Induktor adalah salah satu komponen yang


cara kerjanya berdasarkan induksi magnet.
Induktor dibuat dari bahan tembaga, diberi simbol L dan
satuannya Henry disingkat H.
Fungsi pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet.
Induktor berupa kawat yang digulung sehingga menjadi
kumparan.
Kemampuan induktor untuk menimbulkan medan magnet disebut
iduktansi.
Satuan induktansi adalah henry (H) atau milihenry (mH).
Untuk memperbesar induktansi, didalam kumparan disisipkan
bahan sebagai inti.
Induktor yang berinti dari bahan besi disebut elektromagnet.
Induktor memiliki sifat menahan arus AC dan konduktif terhadap
arus DC.
Medan magnet dan arus listrik
Arah medan magnetik di sekitar kawat penghantar lurus berarus listrik
dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
Jika arah ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I), maka arah keempat
jari yang lain menunjukkan arah medan magnetik (B).
Kaidah tangan kanan ini juga dapat digunakan untuk menemukan arah
medan magnetik pada penghantar berbentuk lingkaran yang dialiri
listrik.
Arah medan magnet
Medan magnet pada kawat sejajar
Arah medan magnet pada lilitan
Kutub magnet pada lilitan
Identifikasi Jenis-Jenis Induktor:
Induktor dengan inti udara ( air core )

Induktor dengan inti besi

Induktor dengan inti ferit

Induktor dengan perubahan inti


Gambar 2 : Simbol dan bentuk Fisik Induktor
Kegunaan Induktor dalam Sistem Elektronik

Gambar 3 : Induktor dalam sistem elektronik


Terjadinya Medan Magnet

Induktansi Searah

Bila kita mengalirkan arus listrik melalui kabel, terjadilah garis-garis gaya magnet.
Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau coil ( kumparan ) yang dibuat dari
kabel yang digulung, akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama yang
membangkitkan medan magnet.
Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet, dan
berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus
listrik yang melalui kumparan tersebut.

Induktor terhubung sumber tegangan DC


Induktansi Bolak-balik

Bila dua kumparan ditempatkan berdekatan satu sama lain dan salah satu
kumparan (L1) diberi arus listrik AC, pada L1 akan terjadi fluks magnet.
Fluks magnet ini akan melalui kumparan kedua (L2) dan akan membangkitkan
emf (elektro motorive force) pada kumparan L2. Efek seperti ini disebut induksi
timbal balik ( mutual induction ).
Hal seperti ini biasanya kita jumpai pada transformator daya.

Gambar 5 : Induktor terhubung sumber tegangan AC


Pengisian Induktor

Bila kita mengalirkan arus listrik (I), maka terjadilah garis-garis gaya magnet .
Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau coil ( kumparan ) yang dibuat
dari kabel yang digulung, akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama
membangkitkan medan magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan
jumlah garis-garis gaya magnet dan berbanding lurus dengan hasil kali dari
jumlah gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang melalui kumparan
tersebut. Contoh rangkaian :

Gambar 6 : Rangkaian Pengisian Induktansi dengan


tegangan DC
Pengosongan Induktor

Bila arus listrik (l) sudah memenuhi lilitan, maka terjadilah arus akan
bergerak berlawanan arah dengan proses pengisian sehingga pembangkitan
medan magnet dengan garis gaya magnet yang sama akan menjalankan
fungsi dari lilitan tersebut makin tinggi nilai L ( induktansi) yang dihasilkan
maka makin lama proses pengosongannya.

Gambar 8 : Rangkaian Pengosongan Induktasi


Induktansi
Adalah sifat dari suatu kumparan yang
menghasilkan perlawanan terhadap perubahan
nilai arus yang mengalir didalamnya.
Bila arus bolak – balik mengalir pada induktor,
maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi
yang besarnya:

di
e = −L
dt
Tanda minus merupakan polaritas tegangan,
perlawanan terhadap perubahan.
di = perubahan arus
dt = perubahan waktu
Contoh :
Suatu arus bertambah dengan kecepatan tetap dari 2A
menjadi 6A dalam periode waktu 250 ms. Jika arus ini
dialirkan ke sebuah induktor 600 mH, tentukan
tegangan induksinya !
Jawab :
di 6−2
e = −L = − 0,6 = − 9,6 V
dt 0,25
Suatu kumparan dikatakan memiliki induktansi sebesar 1 H
jika terdapat tegangan 1V yang diinduksikan ke kumparan
tersebut ketika arus yang berubah dengan kecepatan 1 A/s
mengalir didalamnya.
Energi yang tersimpan dalam suatu induktor sebanding
dengan hasil kali induktansi dan kuadrat dari arus. Maka :

E = Energi (Joule)
L = Induktansi (H)
E = 0,5 LI 2

I = Arus (A)
Contoh :
Sebuah induktor sebesar 20 mH dibutuhkan untuk
menyimpan energi sebesar 2,5 J. Tentukan arus yang harus
diberikan !
Jawab :
E
I =
0,5 L
2,5
=
0,5.20.10 −3
= 250
= 15,8 A
Induktansi suatu induktor diberikan oleh :

0  r N A 2
L=
l
L = Induktansi (H)
µ0 = permeabilitas ruang hampa (1,26 x 10-6)
µr = permeabilitas relatif
l = panjang inti (m)
A = luas penampang inti (m2)
N = jumlah lilitan
Contoh soal :
Dibutuhkan sebuah induktor sebesar 100 mH . Jika tersedia sebuah inti magnet
tertutup dengan panjang 20 cm, luas penampang 15 cm2 , dan permeabilitas relatif
500, tentukan jumlah lilitan yang dibutuhkan!
Jawab :

0  r N 2 A
L= ; L.l =  0  r N 2 A
l
L.l 0,1.0,2
N = =
0  r A 1,26 x10 − 6.500.0,0015
0,02
N = −8
= 21164 = 145,47
94,5.10
Jumlah lilitannya adalah ≈ 146 lilitan
Reaktansi Induktif
Komponen yang terbuat dari susunan lilitan kawat ini memiliki sifat
yang dapat menghantarkan arus listrik searah (DC) namun akan
menghambat arus listrik bolak-balik (AC).
Sifat Induktor yang menghambat arus listrik AC (arus bolak-balik) inilah
yang disebut dengan Reaktansi Induktif (Inductive Reactance).
Jadi, pada dasarnya yang dimaksud dengan Reaktansi Induktif atau
Inductive Reactance adalah hambatan atau tahanan Induktor terhadap
arus listrik AC (sinyal AC).
Nilai Reaktansi Induktif dinyatakan dengan Ohm (Ω).
Rumus Reaktansi Induktif adalah sebagai berikut :
XL = 2πfL
Dimana :
XL = Reaktansi Induktif dalam satuan Ohm (Ω)
π (pi) = 3,142 (desimal)
f = Frekuensi dalam satuan Hertz (Hz)
L = Induktansi Induktor dalam satuan Henry (H)
Rangkaian Induktor
Hubungan Seri
Caranya dengan menghubungkan ujung satu di samping ujung induktor yang
satu lagi.
Besar reaktansinya adalah jumlah reaktansi induktif yang dihubungkan seri
tersebut.

XLT = 2πfL1 + 2πfL2 + 2πfL3


LT = L1 + L2 + L3

XLT = jumlah reaktansi induktif


LT = jumlah induksi total
Contoh :
Jika diketahui :
L1 = 10 mH
L2 = 5 mH
L3 = 4 mH
Dirangkai seri dengan frekuensi 50 Hz

Cari jumlah reaktansi induktif dan induktansi totalnya.


XLT = 2πfL1 + 2πfL2 + 2πfL3
= (2 x 3,14 x 5 x 0,01) + (2 x 3,14 x 50 x 0,005) + (2 x 3,14 x 50 x 0,004)
= 3,140 + 1,570 + 1,256
= 5,966 ohm

LT = L1 + L2 + L3 = 19 mH
Hubungan Pararel
Hubungan pararel terjadi bila semua ujung induktor digabung menjadi satu dan
ujung yang lainnya juga digabungkan ,kemudian setiap ujung gabungan dengan
suatu sumber tegangan.
Transformator
Transformator atau trafo adalah
alat yang digunakan untuk
merubah tegangan listrik
AC
Jenis Transformator
Trafo ada dua jenis, yaitu:
Trafo Step-Up dan
Trafo Step-Dwon

Trafo Step-Up
digunakan untuk menaikan
tegangan listrik

Trafo Step-Down digunakan


untuk menurunkan tegangan
listrik
Trafo Step-Up
Trafo ini memiliki ciri :
Lilitan kumparan primer
lebih sedikit dari pada
lilitan kumparan sekunder
Tegangan primer lebih kecil
dari tegangan sekunder
Trafo Step-Dwon
Trafo ini memiliki Ciri:
Lilitan kumparan primer
lebih banyak dari lilitan
kumparan sekunder
Tegangan primer lebih
tinggi dari tegangan
sekunder
Persamaan Transformator
Pada transformator ideal berlaku
persamaan:

Np Vp Is
= =
Ns Vs Ip
Daya yang masuk ke
trafo sama dengan
N = jumlah lilitan
daya yang keluar dari
V = tegangan (volt) trafo Pp = Ps
I = Kuat arus (A)
Efisiensi Transformator
Padalistrik
Daya kenyataannya setiap
yang dihasilkan
olehpenggunaan
sebuah trafotrafo
tidak pernah
tergantung didapat
dari efisiensi Pp Ps
daya yang masuk sama
trafo tersebut
dengan daya yang
keluar.
Efisiensi trafo adalah
Daya listrikdaya
persentase yangyang
dikeluarkan oleh trafo Ps
selalu lebih kecil dari η =
keluar dari trafo X 100 %
Pp > Ps
daya listrik yang masuk Pp
kedalam trafo
Np Is
Ns = Ip

Anda mungkin juga menyukai