Anda di halaman 1dari 6

Pengertian dan Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Iptek

Oleh : Valenzia Ayu Mahartanti, 1806136870

Pengertian Iptek

Iptek singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kata ilmu adalah

pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-

metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di

(bidang pengetahuan) itu.

Pengetahuan berasal dari kata ”tahu” (mengerti) sesudah melihat

(menyaksikan), mendengar, atau mengalaminya sendiri. Dalam agama Islam istilah

ilmu sangat dikenal, kata ini digunakan berkaitan dengan arti suatu proses

pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan.

‘Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk

dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas

tentang sesuatu.

Allah tidak dinamakan ‘arif, tetapi ‘alim, yang berkata kerja ya’lam (Dia

Mengetahui), dan biasanya Al-Quran menggunakan kata itu untuk Allah dalam hal-

hal yang diketahui-Nya, walaupun gaib, tersembunyi, atau dirahasiakan.

Perhatikanlah: ya’lamu maa fi al-arhaam (Allah mengetahui sesuatu yang berada

di dalam rahim), maa tahmil kullu untsa (apa yang dikandung oleh setiap

betina/perempuan), maa fi anfusikum (yang di dalam dirimu), maa fis samawat wa

maa fil ardh (yang ada di langit dan di bumi), khaainat al-‘ayun wa maa tukhfiy
ash-shuduur (kedipan mata dan yang disembunyikan dalam dada). Demikian juga,

ilmu yang disandarkan kepada manusia, semuanya mengandung makna kejelasan.

Dalam pandangan Al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan

manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi

kekhalifahan. Ini tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan

dalam QS.2 (Al-Baqarah) : 31 dan 32

Teknologi, adalah kemampuan teknik dalam pengertiannya yang utuh dan

menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandar kepada

proses teknis tertentu.

Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Quran yang berbicara

tentang alam materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk

mengetahui dan memanfaatkan alam ini. Secara tegas dan berulang-ulang al-Quran

menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.

Hal tersebut ada dalam QS.45 (Al-Jatsiyah) : 13.

Segala sesuatu di alam raya ini memiliki ciri dan hukum-hukumnya. Segala

sesuatu di sisi-Nya memiliki ukuran (QS.13:8). Matahari dan bulan yang beredar

dan memancarkan sinar, hingga rumput yang hijau subur atau layu dan kering,

semuanya telah ditetapkan oleh Allah sesuai ukuran dan hukum-hukumnya dalam

QS. 87 (al-A'la) :2-3. Semua yang berada di alam raya ini tunduk kepada-Nya dalam

QS.13 (Al-Ra'du) :15. Benda-benda alam apalagi yang tidak bernyawa tidak diberi

kemampuan memilih, tetapi sepenuhnya tunduk kepada Allah melalui hukum-

hukum-Nya dalam QS. 41 (Fushshilat) : 11. Kemudian manusia diberi kemampuan


untuk mengetahui ciri hukum-hukum yang berkaitan dengan alam raya,

sebagaimana dalam QS.2 (Al- Baqarah) : 31.

Al-Quran memuji sekelompok manusia yang dinamainya ulil albab. Ciri

mereka disebutkan dalam QS.3 (Ali Imran) : 190-191.Ada 2 ciri pokok ulil albab,

yaitu tafakkur dan dzikir. Kemudian keduanya menghasilkan natijah yang diuraikan

pada ayat 195. Natijah bukanlah sekadar ide-ide yang tersusun dalam benak,

melainkan melampauinya sampai kepada pengalaman dan pemanfaatannya dalam

kehidupan sehari-hari. Lebih jauh dapat ditambahkan bahwa “khalq as-samawat

wal ardh” disamping berarti membuka tabir sejarah penciptaan langit dan bumi,

juga bermakna “memikirkan tentang sistem tata kerja alam semesta”. Karena kata

khalq selain berarti “penciptaan”, juga berarti “pengaturan dan pengukuran yang

cermat”. Jadi dapatkah dikatakan bahwa teknologi merupakan sesuatu yang

dianjurkan oleh Al- Quran dalam QS.27 (Al-Naml) : 88

Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Iptek

Al-Quran memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan

kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasulullah Muhammad saw pun

diperintahkan berusaha dan berdoa agar selalu ditambah pengetahuannya dalam

(QS Thaha, 20:114).

Manusia memiliki naluri selalu haus akan pengetahuan. Hal ini dapat

menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi dengan

memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu, laju

teknologi memang tidak dapat dibendung. Hanya saja menusia dapat berusaha
mengarahkan diri agar tidak memperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta

dan ilmu/tekologi yang dapat membahayakan dirinya. Agar ia, tidak menjadi seperti

kepompong yang membahayakan dirinya sendiri karena kepandaiannya, dalam

QS.10 (Yunus) : 24

Al-Qur`an memuji sekelompok manusia yang dinamainya “albab”. Ciri

mereka disebutkan dalam QS 3:190-191. Jadi, objek ilmu meliputi materi dan non

materi, fenomena dan non fenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dapat

dilihat, diketahui manusia pun tidak. Dalam QS.16 (Al-Nahl) : 8. Dari sini jelas

pula bahwa pengetahuan manusia amatlah terbatas dalam QS.17 (Al-Isra') :85

Al-Qur`an ketika mula pertama diturunkan, telah menegur kekeliruan yang

dilakukan manusia. Selama di era kejahilan Tuhan-tuhan diciptakan dan disembah

sebagai berhala. Masyarakat tersentak ketika muncul suatu informasi bahwa “diri

mereka” sendiri diciptakan secara berproses dari segumpal darah kemudian

diciptakan menjadi manusia, lalu lahir ke dunia. Agar mereka belajar, mencari dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dengan membaca, mencoba, memperhatikan,

menyelidiki dan merumuskan suatu teori. Kesemuanya hendaklah dilakukan

dengan berbasis iman, dengan menyebut nama Tuhan atau mengucap “bismi

rabbika allazi khalaq” (Membaca dan belajar dengan nama Tuhanmu Yang

Menciptakan), sebagaimana firman-Nya dalam QS. 96 (Al-'Alaq) : 1-5.

Tuhan mengajar manusia (wa `allama Aadamal asma-a kullaha), mengajari

Adam nama- nama benda seluruhnya. Alam semesta ini sebagai kosmos yang

berarti “serasi, harmonis.” Dalam bahasa Arab “alam” adalah satu akar kata
dengan ilmu (ilmu pengetahuan) dan `alamah (alamat, pertanda). Disebut

demikian karena jagad raya ini adalah pertanda adanya Yang Maha Pencipta, yaitu

Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu sebagai pertanda adanya Tuhan, jagad raya ini

disebut ayat-ayat yang menjadi sumber ajaran dan pelajaran bagi manusia. Salah

satu pelajaran dan ajaran yang diambil dari pengamatan terhadap alam semesta

ialah keserasian, keharmonisan dan ketertiban.

Hakikat kosmos adalah teologis, yakni penuh maksud, memenuhi maksud

penciptanya, dan kosmos bersifat demikian adalah karena adanya rancangan

(teknologi). Alam tidaklah diciptakan dengan sia-sia, atau secara main-main. Alam

bukanlah ada secara kebetulan, ada dengan tidak disengaja. Alam diciptakan

dengan kondisi sempurna sebagaimana firman Allah dalam QS.21 (Al-Anbiya') :

16.

Al-Qur’an sangat konsen dalam mendorong manusia untuk terus mencari

ilmu pengetahuan dan mengembangkannya menjadi nyata dalam teknologi agar

manusia menyadari akan kebesaran PenciptaNya. Apapun yang akan ditemukan

oleh manusia dalam kemajuan ilmu dan teknologi akan mengantar manusia pada

suatu pengakuan terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah sebagai Pencipta,

sebagaimana firman-Nya dalam QS. 41 (Fushshilat) : 53

Diantara ayat-ayat Al-Qur'an ada yang berbicara tentang teknologi khusus, seperti:

a. Teknologi Transportasi Di dalam QS.16 (al-Nahl) : 8

b. Teknologi Informasi Dalam QS.96 (Al-'Alaq) : 4-5.

c. Teknologi Antariksa Dalam QS.55 (Al-Rahman) : 33


(Mujilan & dkk, 2018)

Daftar Pustaka
Mujilan, D., & dkk. (2018). Buku Ajar Matakuliah Pengembangan Agama Islam. Depok:
Midada Rahma Press.

Yusuf, D. H. (2006). Islam dan Sains Modern. Pustaka Setia Bandung.

Anda mungkin juga menyukai