Anda di halaman 1dari 26

IKATAN KIMIA

MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR KIMIA

Dosen Pengampu:
Dr. Simson Taringan, M.Pd., MA

Disusun Oleh:

Muhammad Amri Aulia Simamora 4183331030


Merry Yustika 4183331006
Riska Chairani 4183331018
Putri Dewi Natalia 4183331012

Pendidikan Kimia C 2018

Program Studi Pendidikan Kimia


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan puji syukur kami atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca dan juga dosen pengampu agar kami dapat
memperbaiki penyusunan Makalah selanjutnya.

Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca serta dapat memenuhi tugas yang diberikanoleh dosen pengampu.

Medan, 21September 2019

Penulis

15 September 2019 ii
Ikatan Kimia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Ikatan Kimia ................................................................................................. 3
2.2. Jenis Ikatan Kimia........................................................................................................... 5
 Ikatan Kovalen .......................................................................................................... 7
 Ikatan Logam ........................................................................................................... 13
 Ikatan Hidrogen................................................................................................... 17
 Ikatan / Gaya Van Der Waals ............................................................................ 18
2.3. Penulisan Rumus Struktur............................................................................................ 19
 Penulisan rumus struktur ................................................................................... 19
 Singkatan rumus struktur .................................................................................. 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 21
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 21
3.2. Saran ............................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

15 September 2019 iii


Ikatan Kimia
15 September 2019 iv
Ikatan Kimia
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu kimia dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta energi yang menyertai
perubahannya.
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat
membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk
melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif (atom yang melepaskan elektron)
dan ion negatif (atom yang menangkap elektron). Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk
bersifat polar.
Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan
antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert
Newton Lewis dan Albrecht Kosel dari Jerman menerangkan tentang konsep ikatan kimia.
1) Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi
electronnya memeliki susunan electron yang Stabil ; 2) Setiap unsur berusaha memeliki
konfigurasi elektron seperti yang di miliki oleh unsur gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan
elektron atau menangkap elektron ; 3) Jika suatu unsur melepaskan electron, artinya unsur itu
elektron pada unsur lain. Sebaliknya, jika unsur itu menangkap elektron, artinya menerima
elektron dari unsure lain. Jadi susunan yang stabil tercapai jika berikatan dengan atom unsur
lain dan 4) Kecenderungan atom- atom unsur untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar
di sebut kaida octet.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan pengertian ikatan kimia ?
2. Apa sajakah jenis-jenis ikatan kimia?
3. Bagaimanakah penulisan dan penamaan struktur ikatan kimia?

15 September 2019 1
Ikatan Kimia
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu ikatan kimia
2. Mengetahui jenis-jenis ikatan kimia
3. Mengetahui bagaimana penulisan dan penamaan struktur ikatan kimia

15 September 2019 2
Ikatan Kimia
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ikatan Kimia


 Pengertian Ikatan Kimia Menurut Para Ahli
Dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis dari Amerika
dan Albrecht Kossel dari Jerman. Ikatan Kimia adalah gaya yang mengikat atom-atom dalam
molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa.
Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik antara atom-atom sehingga atom-atom tersebut
tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. Gagasan tentang pembentukan
ikatan kimia dikemukakan oleh Lewis dan Langmuir (Amerika) serta Kossel (Jerman). Dalam
pembentukan ikatan kimia, golongan gas mulia (VIII A) sangat sulit membentuk ikatan kimia.
Diduga bila gas mulia bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan
dalam konfigurasi elektronnya yang mencegah persenyawaan dengan unsur lain. Elida
mengatatakan bahwa, berdasarkan gagasan tersebut, dikembangkan lah suatu teori yang
disebut Teori Lewis :
1) Pembentukan ikatan kimia mungkin terjadi dengan 2 cara
2) Karena adanya satu atau lebih elektron dari satu atom ke atom yang lain sedemikian
rupa sehingga terdapat ion positif dan ion negatif yang keduanya saling tarik-menarik
karena muatannya berlawanan, membentuk ikatan ion.
3) Karena adanya pemakaian bersama pasangan elektron di antara atom-atom yang
berikatan. Jenis ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen.
4) Perpindahan elektron atau pemakaian bersama pasangan elektron berlangsung
sedemikian rupa sehingga setiap atom yang diberikan mempunyai suatu konfigurasi
elektron mantap, yaitu konfigurasi dengan 8 elektron valensi.
Melalui ikatan kimia unsur-unsur kemudian membentuk molekul ataupun benda-benda
yang selanjutnya menyusun dan menjadi bagian dari alam semesta. Ikatan kimia dapat terjadi
karena adanya interaksi elektronik, dalam berbagai wujud dan mekanisme. Sebuhungan dengan
itu maka dikenal beberapa jenis ikatan kimia antara lain : antara dua atom atau lebih dapat
saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan
energi, sedangkan gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang
dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur ingin memiliki struktur
elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia.

15 September 2019 3
Ikatan Kimia
Tabel struktur elektron gas mulia

Periode Unsur Nomor K L M N O P


Atom
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8

Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia
dengan konfigurasi elektron. Kecuali He ; mempunyai 2 elektron valensi ; unsur-unsur gas
mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom atom unsur
cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan. Jika atom berusaha memiliki 8
elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet.
Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai electron
valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur supaya dapat
mengikuti gas mulia, yaitu:
1) melepas atau menerima elektron
2) pemakaian bersama pasangan elektron
Jadi kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron
seperti gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut ”kaidah oktet”. Sementara itu
atom-atom yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki konfigurasi electron seperti gas
helium disebut ”kaidah duplet”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau
gabungan ion dalam setiap senyawa disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali
dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis dari Amerika dan Albrecht
Kossel dari JermaN. Konsep tersebut adalah:
1) Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk
senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang stabil.
2) Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil
seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap elektron.

15 September 2019 4
Ikatan Kimia
3) Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan cara
berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron, menangkap
elektron, maupun pemakaian elektron secara bersama-sama.

Contoh GambarIikatan-Ikatan Kimia

Contoh model titik Lewis yang menggambarkan ikatan kimia anatara


karbon C, hidrogen H, dan oksigen O. Penggambaran titik lewis adalah salah satu dari usaha
awal kimiawan dalam menjelaskan ikatan kimia dan masih digunakan secara luas sampai
sekarang.

2.2. Jenis Ikatan Kimia

 Ikatan Kimia Primer


Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar. Ikatan
primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
 Ikatan ion
Adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain
(James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan electron (logam)
dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan
elektron berubah menjadi ion positif.
Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif.
Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang

15 September 2019 5
Ikatan Kimia
disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa
ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam.

Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan


NaCl. Natirum (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1
elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang
mempunyai konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil jika mendapatkan 1 elektron sehingga
konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium
menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium.

Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium menjadi lebih kecil. Sedangkan
klorin akan menjadi lebih besar karena ketambahan satu elektron. Oleh karena itu ukuran ion
positif selalu lebih kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih
besar daripada ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi
bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl–). Kemudian terjadi gaya
elektrostatik antara Na+ dan Cl– sehingga membentuk ikatan ionik.

Ikatan ion terbentuk antara:

1. Ion positif dengan ion negatif,


2. Atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron
besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA,
VIIA),
3. Atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai
keelektronegatifan besar

15 September 2019 6
Ikatan Kimia
Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut :

1. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya terikat
kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
2. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
3. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores.
4. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
5. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.

Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antar ion yang bermuatan positif
dan ion yang bermuatan negatif.

Contoh ikatan kimia dalam kehidupan sehari-hari :

Contohnya adalah air. Air merupakan materi yang penting bagi kehidupan. Sebagian
besar kebutuhan pokok kita menggunakan air. Bahkan dalam tubuh, air penting untuk menjaga
DNA dari kerusakan, mengantarkan nutrisi ke seluruh bagian tunuh, dan menjaga
keseimbangan suhu tubuh. Kita mengetahui air memiliki rumus senyawa H2O. Air tersusun
dari unsur-unsur hidrogen dan oksigen.

Tanpa kita sadari bahwa kita sedang berhadapan dengan contoh aplikasi dari unsur-
unsur yang berikatan, yang kemudian membentuk senyawa. Mungkin hal-hal yang sepatutnya
kita kritisi adalah bagaimana unsur-unsur tersebut dapat berikatan dan kemudian membentuk
senyawa.

 Ikatan Kovalen

Adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama
oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-
sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam).

Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan electron ikatan (PEI) dan
pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut
pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur
nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O,
CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa
kovalen.

15 September 2019 7
Ikatan Kimia
Dengan mengacu pada aturan oktet, kita dapat memprediksikan rumus molekul dari
senyawa yang berikatan kovalen. Dalam hal ini, jumlah elektron yang dipasangkan harus
disamakan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa aturan oktet tidak selalui dipatuhi, terdapat
beberapa senyawa kovalen yang melanggar aturan oktet.

Contohnya adalah ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan O
adalah H memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H mengikuti
kaidah oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan atom O satu,
sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O.

Ikatan kovalen terdiri dari :

 Ikatan Kovalen Nonpolar

Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEI nya tertarik sama kuat ke arah
atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang
mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau
mempunyai bentuk molekul simetri. Titik muatan negative electron persekutuan berhimpit,
sehingga pada molekul pembentuknya tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain bahwa
elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang sama.

15 September 2019 8
Ikatan Kimia
Ikatan kovalen nonpolar terdiri dari:

 Ikatan kovalen tunggal

Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.

Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6).

Contoh :

 Ikatan kovalen rangkap dua

Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI.

Contoh: O2, CO2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4).

Berikut ini pembentukan ikatan angkap 2 pada molekul CO2.

15 September 2019 9
Ikatan Kimia
 Ikatan kovalen rangkap tiga

Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.

Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5).

Berikut ini pembentukan ikatan rangkap 3 pada molekul N2

 Ikatan Kovalen Polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke salah
satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan
suatu unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda
keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen
dipol. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom yang berbeda disebut ikatan kovalen
polar. Ikatan kovalen polar dapat juga terjadi antara dua atom yang sama tetapi memiliki
keelektronegatifan yang berbeda.

15 September 2019 10
Ikatan Kimia
Contoh ikatan kovalen polar: HF

Dlm senyawa HF ini, F mempunyai keelektronegatifan yang tinggi jika dibandingkan


H.. sehingga pasangan elektron lebih tertarik kearah F, akibatnya akan terbentuk dipol-dipol
atau terjadi pengkutuban (terbentuknya kutub antara H dan F).

 Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan electron yang
dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak
menyumbangkan elektron.Jadi disini terdapat satu atom pemberi pasangan electron bebas,
sedangkan atom lain sebagai penerimanya. Ikatan kovalen koordinasi kadang-kadang
dinyatakan dengan tanda panah (→) yg menunjukan arah donasi pasangan elektron.

Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi: BF3NH3

5B = 1s2 2s2 2p1

9F = 1s2 2s2 2p5

7N = 1s2 2s2 2p3

15 September 2019 11
Ikatan Kimia
Sifat-sifat Senyawa Kovalen :

1. Titik didih

Pada umumnya senyawa kovalen mempunyai titik didih yang rendah (rata-rata di
bawah suhu 200 0C). Sebagai contoh Air, H2O merupakan senyawa kovalen. Ikatan kovalen
yang mengikat antara atom hidrogen dan atom oksigen dalam molekul air cukup kuat,
sedangkan gaya yang mengikat antar molekul-molekul air cukup lemah. Keadaan inilah yang
menyebabkan air dalam fasa (bentuk) cair akan mudah berubah menjadi uap air bila dipanaskan
sampai sekitar 100 0C, akan tetapi pada suhu ini ikatan kovalen yang ada di dalam molekul
H2O tidak putus.

2. Volatitilitas (kemampuan untuk menguap)

Sebagian besar senyawa kovalen berupa cairan yang mudah menguap dan berupa gas.
Molekul-molekul pada senyawa kovalen yang mempunyai sifat mudah menguap sering
menghasilkan bau yang khas. Parfum dan bahan pemberi aroma merupakan senyawa kovalen
contoh dari senyawa kovalen yang mudah menguap.

3. Kelarutan

Pada Umumnya senyawa kovalen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah larut dalam
pelarut organik. Pelarut organik merupakan senyawa karbon, misalnya bensin, minyak tanah,
alkohol, dan aseton. Namun ada beberapa senyawa kovalen yang dapat larut dalam air karena
terjadi reaksi dengan air (hidrasi) dan membentuk ion-ion. Misalnya, asam sulfat bila
dilarutkan ke dalam air akan membentuk ion hidrogen dan ion sulfat. Senyawa kovalen yang
dapat larut dalam air selanjutnya disebut dengan senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa
kovalen yang tidak larut dalam air selanjutnya disebut dengan senyawa kovalen non polar.

4. Daya hantar Listrik

Pada umumnya senyawa kovalen pada berbagai wujud tidak dapat menghantar arus
listrik atau bersifat non elektrolit, kecuali senyawa kovalen polar. Hal ini disebabkan senyawa
kovalen polar mengandung ion-ion jika dilarutkan dalam air dan senyawa tersebut temasuk
senyawa elektrolit lemah. Berikut ini gambar perbedaan antara senyawa non elektrolit,
elektrolit lemah dan elektrolit kuat.

15 September 2019 12
Ikatan Kimia
 Ikatan Logam

Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama electron
elektron valensi antaratomatom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam
bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan
ikatan logam adalah teori lautan elektron. Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan
elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat
kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain.

Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap
atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena
muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+
dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.

Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:

1. Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;


2. Keras tapi lentur/dapat ditempa;
3. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
4. Penghantar listrik dan panas yang baik;
5. Mengkilap.

Reaksi Senyawa Logam :

Logam-logam alkali mempunyai beberapa sifat fisik antara lain semuanya lunak, putih
mengkilat, dan mudah dipotong. Jika logam-logam tersebut dibiarkan di udara terbuka maka
permukaannya akan menjadi kusam karena logam-logam tersebut mudah bereaksi dengan air
atau oksigen, dan biasanya disimpan dalam minyak tanah.

Bersamaan dengan semakin bertambahnya nomor atom maka tingkat kelunakannya


juga semakin bertambah. Tingkat kelunakan logam-logam alkali makin bertambah sesuai
dengan bertambahnya nomor atom logam-logam tersebut. Sifat-sifat kimia logam alkali tanah
dapat diamati antara lain dari reaksinya terhadap air. Reaksinya dengan air menghasilkan gas
hidrogen dan hidroksida serta cukup panas. Reaktivitas terhadap air dingin semakin bertambah
besar dengan bertambahnya nomor logam.

15 September 2019 13
Ikatan Kimia
Logam-logam alkali tanah, kecuali berilium semuanya berwarna putih, mudah dipotong
dan nampak semakin mengkilat jika dipotong, serta cepat menjadi kusam di udara.
Reaktivitasnya terhadap air berbeda-beda. Berilium dapat bereaksi dengan air dalam keadaan
pijar dan airnya dalam bentuk uap. Magnesium bereaksi dengan air dingin secara lambat dan
semakin cepat bila makin panas, logam-logam alkali tanah yang lain sangat cepat bereaksi
dengan air dingin menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida serta menghasilkan banyak panas.

Senyawa klorida dari logam-logam alkali maupun alkali tanah larut dalam air
membentuk ion hidrat sederhana. banyak klorida kovalen atau agak kovalen mengalami
hidrolisis dan menghasilkan klorida dan oksida atau hidroksinya. Misalnya larutan aluminium
klorida bereaksi dengan air membentuk aluminium hidroksida.

Polarisasi Ikatan Kovalen

Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkankepolaran senyawa. Adanya


perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke
salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa
menjadi polar. Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl
karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H.

Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif
daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.

Contoh:

1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.

2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.

Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan
oleh hal-hal berikut.

1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika
momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar.

2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar,
sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.

15 September 2019 14
Ikatan Kimia
 Aturan Oktet

Aturan oktet, yaitu unsur akan mendapatkan atau kehilangan elektron untuk mencapai
keadaan penuh delapan elektron valensi (oktet). Contohnya yaitu Natrium memiliki satu
elektron valensi. Menurut hukum oktet, unsur ini akan bersifat stabil ketika memiliki 8 elektron
valensi. Dengan demikian, natrium akan kehilangan elektron 3s-nya. Dengan demikian, atom
natrium akan berubah menjadi ion natrium dengan muatan positif satu (Na+).

Ion tersebut isoelektronik dengan neon (gas mulia) sehingga ion Na+ bersifat stabil.
Sementara, untuk memenuhi aturan oktet, unsur klorin membutuhkan satu elektron untuk
melengkapi pengisian elektron pada 3p. Setelah menerima satu elektron tambahan, unsur ini
berubah menjadi ion dengan muatan negatif satu (Cl–). Ion Cl–isoelektronik dengan argon (gas
mulia) sehingga bersifat stabil.

Jika natrium dicampurkan dengan klorin, jumlah elektron natrium yang hilang akan
sama dengan jumlah elektron yang diperoleh klorin. Satu elektron 3s pada natrium akan
dipindahkan ke orbital 3p pada klorin.

 Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet

Walaupun aturan oktet banyak membantu dalam meramalkan rumus kimia senyawa
biner sederhana, akan tetapi aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan
rumus kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi.

1) Pengecualian aturan oktet

Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut :

 Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet. Senyawa yang atom pusatnya
mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini
menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai
oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.

 Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil. Contohnya adalah NO2, yang
mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
 Senyawa yang melampaui aturan oktet. Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau
lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit

15 September 2019 15
Ikatan Kimia
M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3,
IF7, dan SbCl5.

2) Kegagalan aturan octet


Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun
postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan
Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi
+2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan
tingkat oksidasi +1dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak
memenuhi aturan oktet.

 Ikatan Sekunder

Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol
atom atau molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif
dan negatif dari sebuah atom dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya tarik antarmolekul
berikatan dengan sifat-sifat fisis zat, seperti titik leleh dan titik didih.

Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk memutuskannya, sehingga
mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun titik didih suatu senyawa.

 Gaya London / Gaya Dispersi

Gaya London atau gayadispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul
dalam zat yang nonpolar. Fritz London, seorang ilmuwan Jerman mengungkapkan teori tentang
gaya ini, sehingga gaya ini bisa disebut gaya London. Gaya London adalah gaya dimana
elektron senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah
lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar
sesaat, membentuk dipol sesaat.

Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol ini dapat berubah
secara banyak dalam satu detik. Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas molekul di
sekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas.

Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng molekulnya bertarikan
hanya berdasarkan gaya London mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah
dibandingkan dengan zat lain yang massa molekulnya relatif kira-kira sama. Jika molekul-

15 September 2019 16
Ikatan Kimia
molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar. Contohnya adalah
hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), gas-gas mulia seperti helium (He), dan sebagainya.

Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain kerumitan
molekul dan ukuran molekul.

Kerumitan Molekul

 Lebih banyak terdapat interaksipada molekul kompleks dari molekul sederhana,


sehingga Gaya London lebih besar dibandingkan molekul sederhana.
 Makin besar Mr makin kuat Gaya London.

Ukuran Molekul

 Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul berukuran
kecil. Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan Gaya London
besar.
 Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga gaya
londonnya juga semakin besar.

 Ikatan Hidrogen

Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen yang
mempunyai keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen (N).
Misalnya dalam HF, H20, dan NH3. Hal ini tercermin dari titik didih yang menyolok tinggi dari
senyawa-senyawa tersebut dibandingkan dengan senyawa lain yang sejenis.

Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara


atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk.

Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan
hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar
daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling
tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam
florida.

15 September 2019 17
Ikatan Kimia
 Ikatan / Gaya Van Der Waals

Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals. Jadi, bisa
dikatakan bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol terimbas, semuanya
tergolong gaya van der Waals. Namun demikian, ada kebiasaan untuk melakukan pembedaan
yang bertujuan untuk memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat berikut :

 Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah satu-
satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia, hidrogen, dan
nitrogen.
 Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol selain
gaya dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.

Geometri Molekul

Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Molekul
diatomik memiliki geometri linear; Molekul triatomik dapat bergeometri linear atau bengkok;
Molekul tetraatomik bergeometri planar (datar sebidang) atau piramida. Semakin banyak atom
penyusun molekul, semakin banyak pula geometrinya.

Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan. Namun demikian, molekul-


molekul sederhana dapat diramalkan geometrinya berdasarkan pemahaman tentang struktur
elektron dalam molekul.

Teori Domain Elektron

Teori domain elektron adalah suatu cara meramaikan geometri molekul berdasarkan
tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Domain elektron berarti
kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron, dalam hal ini pada atom pusat. Jumlah
domain elektron ditentukan sebagai berikut :

1. Satu pasangan elektron ikatan (PEI), baik ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga,
merupakan satu domain.
2. Satu pasangan elektron bebas (PEB) merupakan satu domain.

15 September 2019 18
Ikatan Kimia
Prinsip Dasar Teori Domain Elektron

1. Antara domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak, sehingga
domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga
tolak-menolak di antaranya menjadi minimum.
2. Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih kuat daripada
pasangan elektron ikatan. Hal itu terjadi karena pasangan elektron bebas hanya terikat
pada satu atom sehingga gerakannya lebih leluasa.

2.3. Penulisan Rumus Struktur

 Penulisan rumus struktur

Dalam penulisan rumus struktur , untuk mempelajari kimia organik maka dapat
dilakukan dengan beberapa cara misalnya untuk rumus molekul C5H12

1) Rantai lurus (C-C-C-C-C)

Rantai tersebut menggunakan satu valensi bagi setiap karbon yang berada “diujung”
ke karbon nerikutnya ditengah rantai. karena itu setiap setiap karbon yang memiliki
sisa tiga valensi untuk mengikat hydrogen.

2) Rantai bercabang
Misalkan untuk mengurangi trpanjang dari empat karbon dan dihubungkan. karbon
kelima pada salah satu karbon dibagin tengah seperti: C-C-C-C
Jika ditambahkan ikatan-ikatan lain pada setiap karbon agar memenuhi valensi empat
akan terlihat ada tiga karbon yang mempunyai tiga hidrogen sedangkan adapula yang
mempunyai satu atau dua hidrogen.

15 September 2019 19
Ikatan Kimia
 Singkatan rumus struktur

Untuk memudahkan penulisan rumus struktur maka dapat dilakukan dengan cara
disingkat tampa mengurangi arti dari rumus tersebut. misalnya rumus struktur etil alkohol.

15 September 2019 20
Ikatan Kimia
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif
(atom yang melepaskan elektron) dan ion negative (atom yang menangkap elektron).
Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk bersifat polar. Ikatan ion yang umumnya terjadi antara
logam dan non-logam. Oleh sebab itu lain halnya dengan ikatan kovalen, dimana ikatan
kovalen hanya bisa terbentuk antara non-logam. Ionisasi potensial yang kecil, afinitas elektron
yang besar , dan energi isi yang besar, merupakan faktor yang mempermudaj terbentuknya
senyawa ionis dari unsur- unsurnya. Beberapa sifat senyawa ionis adlah dalam keadaan padar
berbentuk kristal, lelehan dan larutannya dapat menghantarkan listrik, mempunyai titik leleh
dan titik didih yang tinggi, dan dapat larut dalam pelarut polar.
Bilangan koordinasi yang memungkinkan kristal ionik menjadi stabil dengan unsur
tertentu, ditentukan oleh harga perrbandingan ion positif dan ion negatif. Semakin besar
bilangan koordinasi kation atau anion,akan memperbesar jari – jarinya. Pada suatu kisi kristal,
atom – atom atau ion – ion yang terdapat di pojok – pojok sel satuan harus merupakan atom –
atom atau ion – ion yang sama.

3.2. Saran

Dari semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami berharap isi materi
yang kami paparkan bisa dimengerti, mengenai ikatan ini, dan semoga materi yang telah kami
paparkan di dalam maklah ini memperoleh manfaat bagi pembaca. Jika ada terdapat
kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf, karena kami juga dalam proses
pembelajaran.

15 September 2019 21
Ikatan Kimia
DAFTAR PUSTAKA

http://fitritanasy.student.unidar.ac.id/2013/06/makalah-ikatan-kimia.html
https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-kimia/
Syarifuddin, Nuraini dan A.A.Ketut Budiastra.2002.Ikatan Kimia.Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka

15 September 2019 22
Ikatan Kimia

Anda mungkin juga menyukai