Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN VERTIGO

Nama Kelompok

Aris dana bakti

Ayuvie putri islami

Fitria fransiska

Rada srimutia

Wiltri fransiska

Dosen Pembimbing :

Ns. Lisa Mustika Sari M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES PERINTIS PADANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


Asuhan Keperawatan

1. Pengumpulan data
1) Identitas
Data klien, mencakup ; nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, suku
bangsa, status perkawinan, alamat, diagnosa medis, No RM/CM, tanggal masuk, tanggal
kaji, dan ruangan tempat klien dirawat.
Data penanggung jawab, mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku
bangsa, hubungan dengan klien dan alamat.
2) Riwayat Kesehatan Klien
Riwayat kesehatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan akibat vertigo hal – hal
sebagai berikut :
a. Alasan Masuk Perawatan
Kronologis yang menggambarkan prilaku klien dalam mencari pertolongan.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien dengan gangguan sistem Persarafan akibat vertigo berupa
pusing seperti berputar.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penyakit yang dialami sekarang.
d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Riwayat penyakit terdahulu, baik yang berhubungan dengan system persyarafan
maupun penyakit sistemik lainnya.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit-penyakit keluarga perlu diketahui terutama yang menular dam merupakan
penyakit turunan.
f. Riwayat Psikososial
Apabila mengkaji pasien dengan gangguan system persyarafan perhatikan juga
lingkungan rumah dan pekerjaan yang bersangkutan, ketegangan yan g bersumber
dari rumah, adanya kontak terhadap bahan toksik tertentu dan pemahaman akan
kondisi psikososial klien penting untuk dikaji.
3) Data Biologis dan Fisiologis
Meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pola Nutrisi
Dikaji mengenai makanan pokok, frekuensi makan, makanan pantrangan dan napsu
makan, serta diet yang diberikan. Makanan yang mengandung kolesterol tinggi,
biasanya pada klien dengan vertigo terdapat mual-mual selama fase akut yang
diakibatkan karena peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial).
b. Pola Eliminasi
Dikaji mengenai pola BAK dan BAB klien, pada BAK yang dikaji mengenai
frekuensi berkemih, jumlah, warna, bau serta keluhan saat berkemih, sedangkan pada
pola BAB yang dikaji mengenai frekuensi, konsistensi, warna dan bau serta keluhan-
keluhan yang dirasakan.
c. Pola Istirahat dan Tidur
Dikaji pola tidur klien, mengenai waktu tidur, lama tidur, kebiasaan mengantar tidur
serta kesulitan dalam hal tidur. Biasanya klien dengan vertigo akan mengalami
gangguan istirahat tidur karena adanya nyeri kepala yang hebat.
d. Pola Aktivitas
Dikaji perubahan pola aktivitas klien, klien dengan vertigo akan merasa kesulitan
untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis serta
merasa mudah lelah, susah beristirahat karena nyeri kepala.
e. Pola Personal Hygiene
Dikaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene (mandi, oral
hygiene, gunting kuku, keramas). Klien dengan vertigo akan tergantung pada orang
lain dalam memenuhi personal hygiene karena adanya keterbatasan aktivitas fisik atau
kelemahan.
4) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Dikaji mengenai tingkat kesadaran. Klien dengan vertigo biasanya akan mengalami
kesadaran, kadang tampak lemas.
b. Pemeriksaan Persistem
 Sistem Persarafan
Pada system pesarafan yang dikaji adalah tingkat kesadaran diorientasi orang,
waktu, dan tempat, perubahan tanda-tanda vital, kemampuan klien mengingat
kejadian sebelum dan sesudah sadar.Pada klien dengan vertigo biasanya
ditemukan adanya gangguan kesadaran dimana klien sadar dapat terlihat linglung
atau tidak dapat mempertahankan keseimbangan tubuh.
 Sistem kardiovaskuler
Ditemukan perubahan yaitu tekanan darah menurun kecuali apabila terjadi
peningkatan tekanan intracranial, maka tekanan darah meningkat, denyut nadi
bradicardi, dan kemudian takikardi dan iramanya tidak terarah.
 Sistem Pernafasan
Pada klien dengan vertigo biasanya terjadi pola napas umumnya klien sesak
karena terjadi penyumbatan trakeo brokial karena adanya secret pada
trakeogrankeolus irama nafas tidak teratur nutrisi kedalam maupun frekuensi
cepat dan dangkal.
 Sistem musculoskeletal
Pada klien dengan vertigo biasanya ditemukan terjadinya gangguan fungsi
motoris yang dapat berakibat terjadinya mobilisasi, pusing atau kerusakan pada
motor neuron mengakibatkan perubahan pada kekuatan otot tonus otot dan
aktifitas reflek .
 Sistem eliminasi
Pada klien dengan vertigo sistem eliminasi akan terdapat referensi atau trikontinen
dalam BAB dan BAK, terdapat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dimana
terdapat hiporat remia atau sipokalemia.
5) Data Psikologis
Konsep diri terdiri atas lima komponen yaitu :
a. Citra tubuh
Sikap ini mencakup persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan
tidak disukai. Biasanya klien dengan vertigo menyadari akan keterbatasan
aktivitasnya.
b. Ideal diri.
Persepsi klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas, peran, lingkungan dan terhadap
penyakitnya. Klien dengan vertigo berharap akan sembuh seperti sediakala.
c. Harga diri
Penilaian/penghargaan orang lain, hubungan klien dengan orang lain. Biasanya klien
dengan vertigo mengalami penurunan harga diri.
d. Identitas
Status dan posisi klien sebelum dirawat dan kepuasan klien terhadap status dan
posisinya. Biasanya klien dengan vertigo merasa terganggu dengan keadaannya
karena fungsinya tidak bisa berjalan dengan baik.
e. Peran
Seperangkat perilaku/tugas yang dilakukan dalam keluarga dan kemampuan klien
dalam melaksanakan tugas. Biasanya klien dengan vertigo merasa terganggu dalam
melaksanaan tugas dan peran tersebut karena penyakitnya sekarang.
6) Data Sosial dan Budaya
Dikaji mengenai hubungan atau komunikasi klien dengan keluarga, tetangga,
masyarakat dan tim kesehatan termasuk gaya hidup, faktor sosio kultural dan
support sistem.
7) Stresor
Setiap faktor yang menentukan stress atau menaganggu keseimbangan. Seseorang
yang mempunyai stresor akan mempersulit dalam proses suatu penyembuhan
penyakit.
8) Koping Mekanisme
Suatu cara bagaimana seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan stres yang
dihadapi.
9) Harapan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan
Perlu dikaji agar tim kesehatan dapat memberikan bantuan dengan efisien .
10) Data Spiritual
Pada data spiritual ini menyangkut masalah keyakinan terhadap tuhan Yang Maha
Esa, sumber kekuatan, sumber kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan dan
kegiatan keagamaan yang ingin dilakukan selama sakit serta harapan klien akan
kesembuhan penyakitnya.
11) Data Penunjang
a. Farmakoterafi
Dikaji obat yang diprogramkan serta jadwal pemberian obat
b. Prosedur Diagnostik Medik
c. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pengkajian keperawatan
a. Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca,
insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat
saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
b. Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah tampak
kemerahan
c. Integritas Ego
Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan,
keputusasaan, ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama
sakit kepala, mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d. Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol,
anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain),
mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan
e. Neurosensoris
Pening,disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi,
trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual, sensitif terhadap
cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi
tempore, perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap
stimulus, penurunan refleks tendon dalam, papiledema.
f. Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot,
cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah,
fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti
menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
g. Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan,
parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
h. Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan
penyakit
i. Penyuluhan/ Pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat
lain termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.

3. Diagnosa dan intervensi keperawatan


No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan 1. manajemen nyeri :
pencedera fisiologis keperawatan 2x24 jam -Berikan teknik
diharapkan tingkat nyeri nonfarmakologis untuk
menurun dengan kriteria mengurangi rasa nyeri
hasil : -kontrol lingkungan yang
-Keluhan nyeri menurun memperberat rasa nyeri
-Tidak tampak meringis (suhu, cahaya,
-Ketegangan otot menurun kebisingan)
2. kolaborasi pemberian
analgetik
2 Resiko jatuh b/d gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi factor
keseimbangan 2x24 jam diharapkan tingkat resiko jatuh
jatuh menurun dengan 2. monitor kemampuan
kriteria hasil : berpindah dari terpat tidur
-Jatuh saat berdiri menurun ke kursi roda dan
-Jatuh saat berjalan sebaliknya
menurun 3. tempatkan pasien dekat
-Jatuh saat dikamar mandi dengan pantauan perawat
menurun 4. gunakan alat bantu
berjalan
5. anjurkan berkosentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh
6. anjurkan memanggil
keluarga atau perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah
3 Gangguan pola tidur b/d Setelah dilakukan tindakan 1. identifikasi pola
hambatan lingkungan 2x24 jam diharapkan pola aktivitas dan istirahat
(pencahayaan, kebisingan, tidur membaik dengan 2. identifikasi factor
dll) kriteria hasil : pengganggu tidur
-keluhan sulit tidur menurun 3. modifikasi lingkungan
-keluhan istirahat tidak 4. batasi waktu tidur siang
cukup menurun 5. tetapkan jadwal tidur
-keluhan sering terjaga rutin
menurun 6. lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan

4. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien.
5. Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan


keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses
dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta, 1999.

Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 144, Jakarta, 2004.

Anda mungkin juga menyukai