Anda di halaman 1dari 25

Critical Book Report

Komunikasi Organisasi

Dosen Pengampuh : Nelly Armayanti ,Sp., M.Sp.

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Andrian Aditya

Nim: 7173144023

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan

TA.2019
IDENTITAS BUKU

1. Buku : Komunikasi Organisasi

Edisi : 2

Tahun terbit : 2018

Penulis : Dr. Poppy Ruliana, Dra., M.Si.

2. Buku : Komunikasi Organisasi (Strategi dan Kompetisi)

Edisi :-

Tahun terbit : 2016

Penulis : Andre Hardjana


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat
dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Book Report”.Tujuan saya
menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Organisasi.

Jika dalam penulisan makalah saya terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya
atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu
evaluasi dalam pembuatan tugas ini.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat


berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Medan, 12 Maret 2019

Mhd Andrian Aditya


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kita menyadari, betapa persoalan-persoalan organisasi makin hari cenderung makin ruwet
dan terutama persoalan manusianya itu sendiri yang senantiasa berlanjut menjadi tantangan
pokok yang harus dihadapi oleh setiap perangkat management. Seyogyanya individu-individu
yang berperilaku dalam organisasi dengan segala motif dan keinginan-keinginan yang hendak
dicapainya harus dipahami secara luas dan mendalam. Tugas manager kini harus akrab
dengan sifat tabiat dari orang-orang yang dipimpinnya. Apa latar belakang kehadirannya di
dalam organisasi, apa yang diinginkan dan yang dicita-citakannya. Dalam menggerakkan
potensi dan kemampuan mereka senantiasa didasarkan pada aspek-aspek kemanusiannya
demikian pula dalammemotivasikannya senantiasa melihat motif-motif kejiwaannya di
samping kebutuhan-kebutuhan lahiriahnnya-sehingga dapatmewujudkan perilaku yang
dikehendaki organisasi itu sendiri.

Perilaku organisasi sebagai terjemahan dari Organizational Behavior, diartikan sebagai studi
yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok tertentu. Kita mengenal lebih jauh tentang perilaku organisasi berarti kita mencoba
untuk membuktikan adanya perubahan-perubahan fundamental dalam lingkup ilmu
organisasi dan managemen dewasa ini. Organisasi dasar terhadap perilaku manusia makin
dirasakan urgensinya bagi setiap management di tingkat manapun dengan tujuan praktis
untuk mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha-usaha
pencapaian tujuan organisasi.Studi tentang perilaku organisasi merupakan dimensi baru
dalam arena studi ilmu organisasi dan Managemen. Kini telah berkembang dengan pesatnya,
bersamaan dengan berkembangnya Pendekatan Ke-perilakukan (Behavioral Approach
terutama pada dekade terakhir setelah Perang Dunia Ke II.Dalam penguraian tulisan ini akan
diketengahkan sekilas tentang dasar-dasar dan pengertian perilaku organisasi yang mencakup
tujuan untuk memotivasikannya sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya manusia dalam
pencapaian produktivitas organisasi yang lebih tinggi. Seringkali dinyatakan, bahwa setiap
orang menganggap dirinya sebagai suatu keadaan tertentu seperti apa yang diinginkan dan
dicita-citakannya. Namun sebenarnya mereka senantiasa mencoba mendekati keseimbangan
yang tepat antara unsur individualistis dan kolektivitas dalam struktur sosialnya.Dalam setiap
organisasi yang merupakan struktur sosial yang ada di masyarakat modem ini,
menyingkapkan lebih jauh bahwa mereka pun yang menjadi anggota setiap organisasi
senantiasa mencoba untuk menunjukkan keseimbangan yang tepat dan sekiranya dapat
diusahakan untuk dibina agar intensitas tabiat, tingkah laku dan kepribadiannya merupakan
perilaku organisasi.Siagian (1992) memberikan batasan bahwa Perilaku Organisasi adalah
keseluruhan tabiat dan sifat seseorang yang tercermin dalam ucapan dan tindak-tanduknya
sebagai anggota suatu organisasi. Perilaku yang tercermin dalam tabiat dan sifat tersebut
merupakan pencerminan pula dari kepri-badian orang yang bersangkutan.Kepribadian
seseorang itu biasanya ditempa oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1.Faktor Genetik, yaitu sifat-sifat yang dibawanya sejak lahir dan yang diwarisi dari orang
tuanya.
2.Faktor Pendidikan, yaitu sifat-sifat yang tumbuh dan berkembang sebagai hasil dari hal-hal
yang diperoleh di sekolah.
3.Faktor lingkungan keluarga di mana seseorang dibesarkan dengan segala kondisi dan
permasalahannya.
4.Faktor lingkungan sosial.
5.faktor pengalaman di luar lingkungan tersebut di atas.
Tujuan Penulisan CBR

· Menambah wawasan pembaca mengenai Komunikasi Organisasi

· Untuk mengulas isi sebuah buku

· Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku tersebut.

· Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan oleh setiap
bab dari sebuah buku

· Membandingkan isi buku pada keadaan nyata

1.3 Manfaat Penulisan CBR

· Agar pembaca tanggap terhadap hal-hal penting yang ada didalam bab ini

· Untuk memahami tentang Komunikasi Organisaso berbasis analisis empiris aplikatif

· Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana objek material dan apa


sajaperkembangannya.

· Menambah wawasan tentang Psikologi Pendidikan

· Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.


BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Ringkasan Buku Utama

Komunikasi Organisasi

Studi komunikasi organisasi adalah studi mengenai cara orang memandang objek – objek,
juga studi mengenai objek itu sendiri. Peranan yang dimainkan komunikasi dalam studi
organisasi bergantung pada bagaimana organisasi tersebut dipahami. Dalam studi organisasi
ada pandangan – pandangan alternatif tentang realitas, organisasi dan sifat manusia yang
mana konsep – konsep ini akan memandu pemahaman mengenai komunikasi organisasi.

Pandangan Alternatif

Terdapat beberapa pandangan alternatif dalam memamahami organisasi, pertama realitas


sosial dan bagaimana kita memahami dunia sosial kita. Perilaku dan objek adalah konstruksi
sosial, karena bergantung pada manusia untuk membuat perilaku dan objek itu signifikan,
karena suatu objek sosial sekadar objek yang mempunyai makna bagi suatu kolektivitas atau
menuntut tindakan manusia. Objektif merujuk pada pandangan bahwa objek – objek, perilaku
– perilaku, dan perisitiwa – peristiwa eksis dalam masyarakat. Sedangkan subjektif
menunjukkan bahwa realitas itu sendiri adalah suatu konstruksi sosial.

Kedua, organisasi. Secara khas organisasi dianggap sebagai kata benda, sementara
“pengorganisasi” dianggap sebagai kata kerja (Weick, 1979). Kita dapat memahami
organisasi manusia melalui seperangkat kesamaan prinsip yang digunakan untuk memahami
mesin. Pemahaman seseorang mengenai organisasi bergantung pada asumsi – asumsi orang
tersebut mengenai realitas atau dunia.

Ketiga, sifat manusia. Kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung pada


kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan seperti halnya sifat manusia. Karena
organisasi dan lingkungan mempunyai struktur yang penting untuk mencocokan keduanya,
sehingga adaptasi maksimal berlangsung.

Implikasi Bagi Perilaku Organisasi

McPhee (1985) menyebutkan unsur – unsur organisasi meliputi hal – hal seperti;

 Nama – nama resmi pekerjaan,


 Deskripsi,
 Tujuan bagi pegawai,
 Kondisi – kondisi pekerjaan atau kontrak pekerjaan,
 Pembedaan pekerjaan berdasarkan divisi/bagian/unit kerja,
 Buku prosedur pengoperasian organisasi,
 Anggaran dasar maupun anggaran rumah tangga organisasi,
 Dan dokumen – dokumen lain yang menetapkan landasan hukum organisasi.

Organisasi harus mengurus lingkungan eksternal dan menggunakan strategi adaptatifnya


yang terbaik untuk tumbuh dan terus hidup. Implikasi utama yang harus diingat adalah bahwa
bila lingkungan diciptakan, maka ada kemungkinan untuk menganggap perubahan organisasi
sebagai suatu proses pembuatan keputusan.

2. Sifat Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang – orang. Komunikasi
organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan
bermanfaat. Studi komunikasi organisasi dianggap sebagai landasan kuat bagi karier dalam
manajemen, pengembangan sumber daya manusia dan komunikasi perusahaan, dan tugas –
tugas lain yang berorientasikan manusia dalam organisasi.

Definisi Fungsional Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di


antara unit – unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu
organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan – hubungan hierarkis antara
yang satu dengan lainnnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Interaksi di antara semua
faktor internal maupun eksternal organisasi disebut sebagai sistem komunikasi organisasi.

Definisi Interpretif Komunikasi Organisasi

Definisi tradisional (fungsional dan objektif) menganggap bahwa komunikasi organisasi


cenderung menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu “batas
organisasional”. Komunikasi organisasi jika dipandang dari suatu perspektif interpretif
(subjektif) dianggap sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan
organisasi. Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan
bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa
yang terjadi. Realitas (organisasi) adalah suatu konstruksi subjektif yang mampu lenyap saar
anggota – anggotanya tidak lagi menganggapnya demikian yang lebih jelasnya bahwa
komunikasi organisasi merupakan proses pembentukan makna atas interaksi yang
menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.

3. Teori Struktural Klasik

Organisasi Sosial

Istilah organisasi sosial merujuk pada pola – pola interaksi sosial (frekuensi dan lamanya
kontak antara orang – orang; kecenderungan mengawali kontak; arah pengaruh antara orang –
orang; derajat kerja sama; perasaan tertarik, hormat, dan permusuhan; dan perbedaan status)
dan regularitas yang teramati dan perilaku sosial orang – orang yang disebabkan oleh situasi
sosial mereka baik oleh karakteristik fisiologis atau psikologis mereka sebagai individu.

Berlu (1960) menyarankan bahwa komunikasi berhubungan dengan organisasi sosial melalui
tiga cara:

1. Sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi


2. Bila suatu sistem sosial telah berkembang, ia menentukan komunikasi – komunikasi
anggotanya
3. Pengetahuan mengenai suatu sistem sosial dapat membantu kita membuat prediksi
yang akurat mengenai orang – orang tanpa mengetahui lebih banyak daripada peranan
– peranan yang mereka jabat dalam sistem

Organisasi Formal

Organisasi yang sengaja dibentuk untuk mengatur sistem kerja formal yang biasa diebut
sebagai birokrasi yang mana ada suatu tujuan yang ingin dicapai, peraturan – peraturan yang
harus diikuti, dan struktur status secara sengaja dirancang untuk mengantisipasi maupun
mengarahkan interaksi dan kegiatan – kegiatan anggota.

Karakteristik Birokrasi Weberian

Ciri – ciri organisasi terbirokrasi yang ideal menurut analisis dari karya Weber, yaitu:

1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan – hubungan yang ditetapkan antara jabatan –
jabatan. Blok – blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan – jabatan.
2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas – tugas, tugas organisasi
disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi.
3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan (kewenangan
legal).
4. Garis – garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.
5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas yang ditetapkan secara
formal, mengatur tindakan – tindakan dan fungsi – fungsi jabatan dalam organisasi.
6. Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal, yakni peraturan –
peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang.
7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian
dari organisasi.
8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih –
alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan
dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.

Komunikasi Jabatan dan Hubungan Informal

Ciri – ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi
jabatan (Redfield, 1953). Hubungan dibentuk antara jabatan – jabatan, bukan antara orang –
orang, karena keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan. Dalam setiap organisasi
formal biasanya tumbuh pula kelompok – kelompok informal. Karena hubungan informal
terbentuk sebagai respon terhadap berbagai kesempatan yang diciptakan lingkungan,
organisasi formal merupakan lingkungan kelompok lebih nyata yang mempengaruhi jumlah
dan pelaksanaan hubungan informal dalam organisasi.

Manajemen Ilmiah Taylor

Frederick W. Taylor (1856 – 1917) dalam bukunya yang berjudul Principles in Scientific
Management, melakukan pendekatan terhadap manajemen dilakukan di sekitar lima unsur
kunci yang dianalisa mengunakan analisis Sofer (1972), yaitu:
1. Pembagian kerja, dalam hal ini menyangkut bagaimana tugas, kewajiban
dan pekerjaan organisasi didistribusikan. Taylor menyatakan bahwa pekerja harus
dibebaskan dari tugas perencanaan dan kegiatan tata usaha. Bila dapat dilakukan,
pekerjaan setiap orang dalam organisasi harus terbatas pada pelaksanaan suatu fungsi,
yang merupakan konsep pembagian kerja.
2. Proses Skalar dan Fungsional, dalam hal ini berkaitan dengan pertumbuhan vertikal
dan horisontal organisasi. Proses skalar menunjukkan rantai perintah atau dimensi
vertikal organisasi. Pembagian kerja ke dalam tugas – tugas yang lebih khusus dan
pembentukan kembali bagian – bagian lebih lebih khusus menjadi unit – unit yang
sesuai adalah hal – hal yang berkaitan dengan proses – proses fungsional dan proses
ekspansi horisontal organisasi, yang mana perubahan ini berhubungan dengan pilar
keempat teori manajemen klasik.
3. Struktur, dalam hal ini berkaitan dengan hubungan – hubungan logis antara berbagai
fungsi dalam organisasi. Teori – teori klasik berfokus pada dua struktur dasar yang
disebut lini dan staf. Struktur lini menyangkut saluran – saluran kewenangan
organisasi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan utama organisasi. Sedangkan
struktur staf menunjukan jabatan – jabatan yang memberikan bantuan kepada jabatan
– jabatan lini untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan lebih baik, dengan
memberikan pertimbangan, bantuan dan pelayanan.
4. Struktur Tinggi dan Struktur Datar, terdapat berbagai bentuk struktur organisasi
namun pada dasarnya terbagi dua, yaitu struktur tinggi (vertikal) dan struktur datar
(horisontal). Tinggi atau datarnya suatu organisasi ditentukan oleh perbedaan dalam
jumlah tingkatan kewenangan dan variasi dalam rentang pengawasan pada setiap
tingkat. Organisasi berstruktur tinggi sering ditandai dengan pengawasan yang ketat,
semangat kelompok, persaingan melalui hubungan pribadi, pertambahan tanggung
jawab secara bertahap, ketidakamanan yang konstan mengenai status, penekanan pada
teknik manajemen, dan banyaknya peraturan. Sedangkan organisasi berstruktur datar
ditandai dengan aktivitas individualistik dan usaha yang dianjurkan yang mana
memiliki pengawasan yang standar dan lebih sedikit peraturan.
5. Rentang Pengawasan, dalam hal ini menunjukkan jumlah bawahan yang berada di
bawah pengawasan seorang atasan.

4. Teori Transisional

Teori Perilaku

Teori Komunikasi-Kewenangan Chester Barnard

Dalam buku The Functions of the Executive, C. Barnard (1938) menyatakan bahwa organisasi
adalah sistem orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Kelompok – kelompok
alamiah dalam struktur birokrasi dipengaruhi oleh apa yang terjadi, komunikasi ke atas, dan
pemimpin yang berfungsi sebagai kekuatan yang padu. Barnard mendefinisikan organisasi
formal sebagai suatu sistem kegiatan dua orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan
terkoordinasikan yang menitikberatkan konsep sistem dan konsep orang. Bernard
menyatakan bahwa eksistensi suatu organisasi (sebagai suatu sistem kerja sama) bergantung
pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan kemauan untuk bekerja sama dalam
mencapai suatu tujuan yang sama pula. Bernard juga merumuskan seperangkat premis yang
dikenal sebagai Teori Penerimaan Kewenangan yang mempunyai maksud bahwa
kewenangan yang berasal dari tingkat atas organisasi sebenarnya merupakan kewenangan
nominal yang mana kewenangan menjadi nyata apabila diterima. Premis – premis tersebut,
yaitu:

 Orang tersebut memahami pesan yang dimaksud


 Orang tersebut percaya bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan tujuan
organisasi
 Orang tersebut percaya, pada saat ia memutuskan untuk bekerja sama, bahwa pesan
yang dimaksud sesuai dengan minatnya
 Orang tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan pesan

Teori Hubungan Manusiawi Elton Mayo

Melalui penelitian berskala besar yang membahas produktivitas dan hubungan – hubungan
sosial di komplek Hawthorne yang dimiliki Western Electric Company yang dikenal dengan
nama “ Manajemen dan Pekerja” yang dibantu oleh F. Roethlisberger dan Dickson (1939)
telah membuktikan bahwa suatu struktur informal hubungan sosial memang ada di balik
struktur organisasi yang formal dan bahwa banyak fenomena tidak dapat dijelaskan dengan
dalil – dalil lainnya.

Teori Fusi Bakke dan Argyris

Bakke (1950) menyarankan suatu proses fusi yang menyatakan bahwa organisasi, hingga
suatu tahap tertentu, mempengaruhi individu, sementara pada saat yang sama individu pun
mempengaruhi organisasi. Argyris (1957) menyempurnakan karya Bakke dengan
berpendapat bahwa ada suatu ketidaksesuaian yang mendasar antara kebutuhan pegawai yang
matang dengan persyaratan formal organisasi

Teori Peniti Penyambung Likert

Rensis Likert mengembangkan suatu model terkait dengan sebutan model peniti penyambung
yang menggambarkan struktur organisasi. Struktur peniti penyambung menunjukkan
hubungan antarkelompok yang menggalakkan orientasi ke atas daripada ke bawah;
komunikasi, pengaruh pengawasan, dan pencapaian tujuan diarahkan ke atas dalam
organisasi.

Teori Sistem

Scott (1961) menyatakan bahwa “satu – satunya cara yang bermakna untuk mempelajari
organisasi adalah sebagai suatu sistem”. Ia mengemukakan bahwa bagian – bagian penting
organisasi sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam organisasi;
struktur formal; pola interaksi yang informal; pola status dan peranan yang menimbulkan
pengharapan – pengharapan; dan lingkungan fisik pekerjaan.

Bagian – bagian suatu sistem organisasi menurut Scott;

1. Nonsumativitas; bahwa suatu sistem tidak sekedar jumlah dari bagian – bagiannya.
2. Unsur – unsur struktur, fungsi, dan evolusi; merujuk kepada hubungan
antarkomponen suatu sistem.
3. Keterbukaan; organisasi adalah sistem sosial yang batas – batasnya dapat ditembus
untuk memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga
memperoleh energi dan informasi.
4. Hierarki; suatu sistem mungkin merupakan suatu suprasistem bagi sistem – sistem
lain di dalamnya, juga merupakan suatu subsistem bagi suatu sistem yang lebih besar.

Teori Sistem Sosial Katz dan Kahn

Menurut pendapat mereka, bahwa struktur sosial berbeda dengan struktur mekanis dan
struktur biologis. Bila suatu sistem sosial berhenti berfungsi, maka ia tidak lagi mempunyai
struktur yang dapat di identifikasi karena sistem sosial merupakan struktur peristiwa alih –
alih merupakan bagian – bagian fisik, dan tidak mempunyai struktur yang terpisah dari
kegiatannya. Teori ini menyadari bahwa suatu keadaan yang terorganisasikan perlu mengenal
berbagai hambatan untuk mengurangi komunikasi secara acak ke saluran – saluran yang
sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi.

Ad-hokrasi dan Teori Buck Rogers

Organisasi matriks, organisasi kisi – kisi, organisasi proyek, dan organisasi ad-hokrasi adalah
organisasi – organisasi komunikasi saat ini dan masa depan. Dalam keadaan demikian, studi
komunikasi adalah studi organisasi. Manajemen dalam konfigurasi matriks dan kisi – kisi
adalah praktik komunikasi organisasi. Praktik – praktik organisasi masa kini menegaskan
prediksi teoritis terdahulu; fungsi pertama seorang eksekutif adalah menciptakan dan
memlihara suatu sistem komunikasi. Komunikasi sistem adalah organisasi, komunikasi
organisasi adalah teori Buck Rogers mengenai organisasi.

5. Teori Mutakhir

Teori Weick Mengenai Pengorganisasian

Konsep Organisasi

Weick (1979) menyatakan bahwa “kata organisasi adalah kata benda, kata ini juga
merupakan suatu mitos. Bila anda mencari organisasi, anda tidak akan menemukannya. Yang
akan anda temukan adalah sejumlah peristiwa yang terjalin bersama – sama, yang
berlangsung dalam kawasan nyata; urutan – urutan peristiwa tersebut, jalur – jalurnya, dan
pengaturan temponya, merupakan bentuk – bentuk yang seringkali kita nyatakan secara tidak
tepat bila kita membicarakan organisasi. Fokusnya jelas yaitu pengorganisasian alih – alih
organisasi. Proses pengorganisasian menghasilkan apa yang dinamakan organisasi.

Organisasi adalah suatu sistem yang menyusaikan dan menopang dirinya dengan mengurangi
ketidakpastian yang dihadapinya. Ini merupakan suatu sistem mengenai “perilaku – perilaku
yang bertautan”, dan ini merupakan kunci bagi berfungsinya organisasi tersebut.

Pengorganisasian terdiri dari penyesuaian dengan suatu lingkungan yang diperankan, yaitu
lingkungan yang terbentuk oleh tindakan – tindakan para aktor manusia yang paling
bergantung (Weick, 1969:27). Weick (1979) mendifinisikan pengorganisasian “sebagai suatu
gramatika yang disahkan secara mufakat untuk mengurangi ketidakjelasan dengan
menggunakan perilaku – perilaku bijaksana yang saling bertautan. Pengesahan secara
mufakat berarti realitas organisasi muncul dari pengalaman yang dijalani bersama dan
disahkan oleh orang lain melalui sistem – sistem lambang. Gramatika berarti sejumlah aturan,
konvensi, dan praktik organisasi yang membantu orang – orang melaksanakan tugas mereka
dan menjadi dasar untuk menasirkan apa yang telah dilaksanakan. Ketidakjelasan berarti
tingkat ketidakpastian yang dihadapi para anggota organisasi. Pengorganisasian membantu
mengurangi ketidakpastian tentang informasi yang diperolah para anggota organisasi
ketika mereka mencoba membuat keputusan untuk keselamatan dan keberhasilan organisasi.

Proses Pengorganisasian

Weick (1979) menyebutkan tiga tahap utama dalam proses pengorganisasian, yaitu:

 Tahap pemeranan secara sederhana berarti para anggota organisasi menciptakan ulang
lingkungan mereka dengan menentukan dan merundingkan makna khusus bagi suatu
peristiwa.
 Tahap seleksi, aturan – aturan dan siklus komunikasi digunakan untuk menentukan
dan merundingkan makna khusus bagi suatu peritiwa.
 Tahap retensi memungkinkan organisasi menyimpan informasi mengenai cara
berorganisasi tersebut memberi respon atas berbagai situasi.

Sifat Organisasi/Manusia

Weick menyatakan bahwa organisasi tidak hanya berinteraksi dengan lingkungan mereka,
tetapi organisasi menciptakan lingkungan tersebut. Proses – proses kreatif/adaptasi dalam
aturan – aturan dan siklus komunikasi menghasilkan konsep akhir yang sama. Karakter
sistemik suatu organisasi merupakan suatu karakter yang diurutkan secara cermat dan
memungkinkan setiap unit terikat erat dengan sesamanya, sistem semacam ini disebut
terangkai erat. Rangkaian – rangkaian ini merujuk kepada proses – proses yang
mempengaruhi perilaku bersama komponen – komponen organisasi.

Weick (1985) menyatakan bahwa dalam diskusi – diskusi mutakhir mengenai organisasi,
realitas dipandang:

 Sebagai sebuah himpunan resep yang berubah bila isu berubah


 Sebagai dalih untuk menarik minat sumber daya dan legitimasi
 Sebagai suatu proses pascatindakan yang digunakan secara retospektif untuk
menentukan alasan atas tindakan tersebut

Organisasi dapat berupa anarki, tetapi anarki yang diorganisasikan. Organisasi dapat berupa
rangkaian longgar, tetapi rangkaian longgar ini ada dalam suatu sistem. Organisasi dapat
melakukan pengambilan keputusan sembarangan, tetapi berdasarkan batas – batas yang
membentuk suatu struktur (Weick, 1985).

Implikasi – Implikas bagi Komunikasi Organisasi

Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian, dan inti perilaku


tersebut adalah komunikasi. Menurut Weick (1977a),”orang – orang memahami sesuatu
melalui pengalaman dengan bantuan pemutusan dan penyatuan. Pemutusan berarti memotong
kumpulan pengalaman menjadi satuan – satuan yang pantas, dapat diberi julukan, dapat
dinamai dan tindakan penyatuan meliputi penentuan hubungan – hubungan, khususnya
hubungan – hubungan kausal di antara komponen – komponen terputus”.
Teori Kultural Organisasi

Sackmann (1991) menyatakan bahwa nilai konsep budaya organisasi bagi para peneliti dan
para praktisi lebih bergantung pada penelitian empiris yang dilakukan daripada atas pendapat
– pendapat yang diperdebatkan. Langkah – langkah ke arah kritik dan perbaikan lebih
meningkatkan konsep budaya organisasi daripada sebagai tanda kehancurannya. Bila suatu
organisasi memiliki suatu budaya dan ketahanannya bergantung pada kemampuannya untuk
berubah, maka pertanyaan mengenai bagaimana mengubah budaya merupakan hal yang
kritis. Gagasan mengenai perubahan budaya juga memberi dorongan pada penelitian tentang
simbolisme organisasi dan maknanya.

Konsep Budaya Organisasi

Smiricich dan Calas (1987) menyatakan bahwa budaya dapat diuji sebagai sebuah variabel
atau suatu metafora dasar. Bila dipandang sebagai suatu variabel eksternal, budaya adalah
sesuatu yang dibawa masuk ke dalam organisasi, sedangkan bila dipandang dari sudut
internal, penekanannya diletakkan pada wujud – wujud budaya (ritual, kisah – kisah) yang
dikembangkan dalam organisasi. Setiap organisasi memiliki satu budaya atau lebih yang
memuat perilaku – perilaku yang diharapkan, tertulis atau tidak tertulis.

Implisit dalam konsep budaya adalah suatu apresiasi tentang cara organisasi dibentuk oleh
perangkat – perangkat khas nilai, ritus, dan kepribadian. Louis (1985) menyatakan bahwa
budaya suatu kelompok dapat digolongkan sebagai seperangkat pemahaman atau makna yang
dimiliki bersama oleh sekelompok orang. Smirch berpendapat bahwa budaya bukan sekedar
sesuatu yang dimiliki organisasi, tetapi juga sesuatu yang merupakan proses pemahaman
organisasi

Implikasi – Implikasi bagi Komunikasi Organisasi

Peranan komunikasi dalam budaya organisasi dapat dilihat secara berlainan bergantung pada
bagaimana budaya dikonsepsikan. Kita perlu mengetahui dan mampu menasirkan bagaimana
organisasi menggunakan bahasa, mereka yang terlibat dalam perubahan organisasi pasti harus
mengenali dan berurusan dengan budaya organisasi. Dari pandangan tradisional, suatu
organisasi tertentu mungkin tampak tidak rasional dan tidak terorganisasi, tetapi organisasi
ini mungkin telah membentuk suatu budaya yang bermanfaat bagi organisasinya. Bahkan
komunikasi yang tampak sembarangan, bertentangan, dan konyol dapat menjalankan fungsi –
fungsi pentingnya bagi para anggota sebuah organisasi

6. Komunikasi Organisasi dan Motivasi

Dari semua isu dalam bidang komunikasi, manajemen, dan kepemimpinan, barangkali isu
paling populer adalah motivasi. Motivasi, merupakan faktor – X dalam efisiensi (faktor yang
menjelaskan kesedian anggota organisasi untuk mencurahkan energi yang berbeda bagi
pekerjaan mereka, prinsip direksi usaha pekerja), dapat dijelaskan dengan berbagai cara.
Terdapat lima teori motivasi yang mengasumsikan bahwa orang lebih bersedia bertindak
ketika mereka mempunyai kekurangan dalam kebutuhan mereka. Sebagian berpendapat
bahwa suatu kebutuhan yang terpenuhi bukanlah suatu motivator. Adapun teori – teori
tersebut akan dijabarkan di bawah ini ;
1. Teori Maslow (1943), teori yang membahas mengenai hierarki kebutuhan
mengasumsikan lima kebutuhan internal yang diurutkan berdasarkan kepentingannya
(prepotensi). Maka, kebutuhan fisiologi merupakan dasar tindakan hingga kebutuhan
tersebut terpenuhi, pada saat mana kebutuhan akan keselamatan – keamanan
berfungsi sebagai dasar tindakan. Ketika kebutuhan itu terpenuhi, kebutuhan akan
rasa memiliki dan penghargaan mendorong tindakan, dan setelah kebutuhan itu
terpenuhi, kebutuhan akan aktualisasi diri mulai dirasakan.
2. Teori ERG Alderfer (1972), teori ini membahas mengenai motivasi merangkum suatu
rentang kebutuhan yang serupa dengan yang diungkapkan Maslow, namun
mengabaikan gagasan tentang hierarki dan berpendapat bahwa suatu kebutuhan yang
terpenuhi dapat terus berlangsung memotivasi tindakan, dan beberpa kebutuhan
seperti pertumbuhan; cenderung menjadi lebih intens ketika telah terpenuhi. Menurut
teori Alderfer, kepuasan karena telah terpenuhinya kebutuhan dapat merupakan dasar
bagi motivasi yang meningkat.
3. Teori kepuasan-ketidakpuasan Herzber (1966), teori ini mengasumsikan dua
perangkat kebutuhan, yang menyangkut kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja.
Kepuasan kerja adalah motivator primer, dan menurut teorinya, itu berkaitan dengan
pekerjaan itu sendiri. Sebaliknya, ketidakpuasan pada dasarnya berkaitan dengan
memuaskan anggota organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi, dan itu
berkaitan dengan lingkungan.
4. Teori harapan Vroom (1964), teori ini menyarankan bahwa anggota organisasi akan
termotivasi bila mereka percaya bahwa tindakan merka akan menghasilkan hasil yang
dinginkan, bahwa hasil mempunyai nilai positif bagi mereka, dan bahwa usaha yang
mereka mau curahkan akan mencapai hasil.
5. Teori persepsi Pace (1993), teori ini menjelaskan motivasi dalam arti bagaimana
anggota organisasi menafsirkan lingkungan kerja mereka. Empat potensialitas
disebutkan: seberapa baik harapan terpenuhi, peluang apa yang tersedia, seberapa
banyak pemenuhan yang terjadi, dan seberapa baik peranan – peranan organisasi yang
bermanfaat dilaksanakan. Keputusan untuk mencurahkan energi guna mencapai
tujuan organisasi merupakan suatu fungsi kombinasi persepsi atas keempat
potensialitas tersebut.

Perbedaan penting antara organisasi yang efisiensi – X dan yang inefisiensi – X terletak pada
prinsip kebijaksanaan usaha pekerja yang mengatakan bahwa kinerja pegawai bergantung
pada seberapa baik mereka termotivasi, sedangkan teori ekonomi tradisional mengasumsikan
bahwa usaha kerja adalah tetap.

Apa Yang Memotivasi Pekerja

Kovach (1980) menyatakan bahwa sikap pegawai dan faktor sebenarnya yang memotivasi
pegawai berubah lebih cepat daripada kecepatan perubahan pengetahuan penyelia mengenai
apa yang memotivasi pekerja. Motivasi seseorang yang merupakan usaha yang diarahkan
terhadap suatu tujuan dengan adanya suatu fungsi harapan bahwa suatu investasi energi
tertentu akan menghasilkan pencapaian tujuan tertentu.
Ringkasan Buku Kedua

MEMAHAMI KOMUNIKASI

Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia dan suatu topic yang amat sering
diperbincangakan sehingga kata kominikasi itu sendiri memilki arti beragam.

A.Pengertian Komunikasi Dan Model Komunikasi


istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu communication yang berasal dari bahsa
latin,communication,dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.sama disini
maksudnya adalah sama makna (effendy).sama makna berarti membuat kebersamaan atau
membangun keberssamaan antara dua orang atau lebih. Secara sederhana komunikasi dapat
terjasi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan baik secara verbal dan non verbal
pada tingkat paling dasar ,bagaimna komunikasi dilakukan dapat dilihat atau
dipahami dari tihga bentuk atau model yakni ,(1)linier,(2(interaksional),(3)traksional.

1, komunikasi linier dan mpdel komunikasi linier


Menurut Carl I hovland ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pmbentukan pendapat dan
sikap .defnisi menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasibukan ssaja
penyampaian informasi melainkan juga pembentukann pendapat dan sikap public yang dalam
kehidupan social memainkan peran yang sangat penting.
Komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan
yakni.(a.)who(communicator.source,sender)(b)says what (messege)(c)in whish
channel(channel.media)d,to whom(communicant,communicate ,receiver,recipient)(e)effect
(effect,impact,influence). Steven M Chaffe mengatakan bahwa ada tiga efek yang terjadi
secaa individu diterpa suatu pesan, yaitu:
a. Efek kognitif terjadi perubahan pada apa yang diketahhui ,dipahami ,dipersepsi
khalayak. Efek ini berkaitan dengan Pengetahuan,keterampilan dan kepercayaan
b. Afek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakaan ,disenangi atau
dibenci oleh khalyak
c. Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati ,yang melipiputi
pola-pola tindakan ,kegiatan atau kebiasaan berperilaku setelah diterpa pesan
2. komunikasi interaksiaonal dan model komunikasi interkasional
Josep devano mengemukakan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan satu orang atau lbih
yang mengirim dan menerima pesan ,terjadi dalam konteks tertentu ,memmpunyai pengaruh
tertentu dan ada kesempatan melakukan umpan balik (feedback)yang dipengaruhi oleh
linkungan dimana komunikasi itu terjadi.
Dapun unsur –unsur yang terjadi pada saat komunikasi terjadi
a. Pembicara –penerima
Pembicara –penerima adalah sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan untuk
menegaskan bahwa setiap orang yang terliahat dalam komunkasi ada pembicara sekaligus
sebagai penerima
b. Enconding-decoding
Dalam ilmu komunikasi enconding adalah tindakan menghasilkan pesan. Enconding
misalnya adalah menuangkan gagasan-gagasan kita dalam gelombang suara atau keatas suatu
kertas(menulilss)
c. Kompetensi komunikasi
mengacu pada kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Kompetensi ini mencakup
hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan dalam mempengaruhi kandungan dan
bentuk pesan komunikasi
d. Pesan dan saluran
Desain Komunikasi dapat dilakukan secara verbal atau lisan dan tulisan dan bisa dilakukan
secara non verbal atau isyarat. Walaupun saluran adalah media yang dilalui pesan baik media
cetak atau Media elektronik maupun secara langsung yaitu tatap muka. Devito menyatakan
jarang sekali komunikasi hanya satu saluran.
e. Umpan balik dan umpan maju
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Dalam gambar Universal
komunikasi tanda panah dari suatu pembicara, penerima ke pembicara yang lain dalam ke
dua arah adalah umpan balik baik secara verbal maupun nonverbal. Umpan maju atau
feedforward adalah informasi tentang pesan yang akan disampaikan.
f. Gangguan (noise)
Gangguan adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistrorsi pesan. Gangguan
menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan.
Gangguan dikatakan dalam komunikasi membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan
pesan yang diterima.
g. Efek komunikasi
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat
dalam tindak komunikasi.
h. Lingkungan
Komunikasi memiliki tiga dimensi :fisik ,sosial-psikologis dan temporal.
Model komunikasi interaksional faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif.
Komunikator harus mengetahui khalayak mana yang akan dijadikan sasaran dan reaksi atau
tanggapan Apa yang diharapkan. Komunikator harus terampil dalam menyandi atau
menyampaikan pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan Biasanya menerima
sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam
mencapai khalayak sasaran.
KOMUNIKASI ORGANISASI
Tiga cara memahami komunikasi perkantoran
1. Komunikasi organisasi sebagai suatu displin(organizational communication as
discipline)
Sebagai suatu disiplin ilmu “komunikasi organisasi”adalah sub bidang tertentu dari
bidang ilmu komuniksai. Cara orang dalam organisaisi berkomunikasi,bagaimana organisasi
korporat berkomunikasi dan sebaginya adalah bagian-bagian yang menjadi perhatian
(concern)dari komunikasi organisasi. Mempelajari komunikasi organisasi juga memberi
manfaat untuk studi-sstudi di bidang
2. Komunikasi Organisasi Sebagai Deskriptor (Organizational Communicator As
Deskriptor)
Artinya komunikasi organisasi dapat memberikan gambaran Bagaimana interaksi, relasi
dan komunikasi baik yang bersifat horizontal maupun vertikal, interpersonal maupun antar
personal dalam bentuk-bentuk lainnya terjadi di sebuah lingkup organisasi. Apabila
psikologi, sosiologi atau disiplin ilmu lainnya mampu menjelaskan atau mendeskripsikan
proses organisasi sesuai dengan pendekatan mereka. Demikian pula dengan komunikasi
organisasi yang dengan pendekatan yang mampu menjelaskan proses organisasi (
Deetz,2001)
3. Komunikasi Organisasi Sebagai Suatu Fenomena (Organizational
Communicator As Phenomenon)
Melihat komunikasi organisasi sebagai sebuah fenomena Artinya bahwa komunikasi
tersebut merupakan sebuah peristiwa konkrit yang dialami atau terjadi di antara para anggota
dalam organisasi. Bentuk-bentuk komunikasi organisasi sebagai sebuah fenomena
bermacam-macam.
Dari cara memahami organisasi persektif atau cara pertama menggambarkan komunikasi
organisasi sebaga disiplin akademis yang meliputi sejarah intelektual ,buku
pelajaran,kursus,derajat dll
B. Sejarah Komunikasi Organisasi
Sebagai salah satu atau bidan disiplin ilmu, komunikasi organisasi menjadikan
organisasi sebagai objek kajiannya.karena itu , memahami sejarah komunikasi juga tak dapat
dilepaskan dari Bagaimana perkembangan organisasi.
C. Definisi Komunikasi Organisasi
R. Wayne Pace dan Don F. Files yang dialihbahasakan oleh Mulyana mengemukakan
definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Unit komunikasi organisasi adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-
jabatan yang berada dalam organisasi tersebut. Unit dasar dalam komunikasi organisasi
adalah seseorang dalam suatu jabatan. Posisi dalam jabatan menentukan komunikasi dalam
jabatan-jabatan apabila 1 orang menciptakan pesan, lalu yang lain menafsirkan ,menjadi
sebuah "pertunjukan"
Dan menciptakan pesan baru . Seperti yang dijelaskan bekke dan Argyis menciptakan
suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan pada saat yang sama jabatan
tersebut dipersonalisasikan, menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai dengan
keadaan orang tersebut
Jika melihat Apa yang terjadi ketika seseorang yang terlibat dalam komunikasi, kita
menemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. Penciptaan pesan atau penciptaan pertunjukan .
Anda membawa sesuatu untuk diperhatikan seseorang atau orang lain menyebarkan
sesuatu sehingga sesuatu tersebut dapat terlihat secara lengkap dan menyenangkan
2. Penafsiran pesan atau pertunjukan. Menguraikan atau memahami sesuatu dengan
sesuatu cara tertentu.
Secara teknis, seseorang tidak dapat menghindari untuk menunjukkan. Apa yang anda
tunjukkan atau tempatkan sehingga terlihat jelas memang merepresentasikan anda. Anda
adalah suatu pertunjukan pesan yang berjalan.
Goldhaber . Mengemukakan bahwa komunikasi organisasi dapat didefinisikan dan
dipersepsikan dari berbagai perspektif seperti yang dikemukakan berikut ini
1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang
dipengaruhi oleh dan lingkungannya bagi internal dan eksternal
2. Komunikasi organisasi melibatkan pesan dan saluran, tujuan,arah,dan media
3. Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka,
perasaaan,hubungan,dan keterampilan
4. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam
suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.

TEORI-TEORI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN TEORI ORGANISASI

TEORI ORGANISASI adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah


organisasi, Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana
sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi
tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.

Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu
pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara
sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah
teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu.
Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori
organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga
sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik dan teori
organisasi modern.

B.TEORI KLASIK

Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang
berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad 19)
yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-
tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi
bila orang-orang bekerja sama.

Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik
sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk
mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas. Ada beberapa teori yang
termasuk dalam teori klasik yaitu :
1.Organisasi Sosial
istilah organisasi sosial merujuk pada pola-pola interkasi sosial (frekuensi dan lamanya
kontak antara orang-orang; kecendrungan mengawali kontak; arah pengaruh orang-orang;
derajat kerja sama; perasaan tertarik, hormat dan permusuhan; dan pebedaan status.
2. Organisasi Formal
organisasi formal ini dirancang untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan banyak individu
dan untuk memberi rangsangan kepada orang-orang lainnya untuk membantu mereka.
3.Komunikasi Jabatan Dan Hubungan Non-Formal
Redfield (1953) sebagai mana yang dikutip oleh Pace dan faules mengemukakan bahwa ciri-
ciri organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan.
Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan orang-orang, karena keseluruhan organisasi
terdiri dari jaringan jabatan.
4. Manajemen Ilmiah
Frederick W.Taylor melakukan pendekatan terhadap manajemen dilakukan disekitar empat
unsur kunci yang dianalisis menggunakan analisis sofer yaitu :
a) Pembagian kerja, menyangkut sebagaimana tugas kewajiban dan pekerjaan organisasi
didistribusikan.
b) Proses skalar dan fungsional, dalam hal ini berkaitan dengan pertumbuhan vertikal
dan horizontal organisasi.
c) Struktur tinggi dan struktur datar, struktur tinggi atau vertikal dan struktur datar atau
horizontal yang dimana tinggi atau datarnya suatu organisasi ditentukan oleh
perbedaan dalam jumlah tingkat kewenagan dan variasi dalam rentang pengawasan
pada setiap tingkat
d) Tentang pengawasan, dalam hal ini menunjukkan jumlah bawahan yang berada
dibawah pengawasan seorang atasan.
5.Manajemen Administrasi
Menurut Hendri Fayol adalah salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep
manajemen atau ilmu administrasi modren karna itu dikenal sebagai “Father Of Modern
Management”. Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tenytang lima fungsi utama
manajemen yaitu, planing, organizing, command, coordination, dan control.
6.teori birokrasi
Birokrasi ialah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara
bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Weber memandang birokrasi sebagai
arti umum, luas, serta merupakan tipe birokrasi yang rasional. Weber berpendapat bahwa
tidak mungkin kita memahami setiap gejala kehidupan yang ada secara keseluruhan, sebab
yang mampu kita lakukan hanyalah memahami sebagian dari gejala tersebut. Satu hal yang
penting ialah memahami mengapa birokrasi itu bisa diterapkan dalam kondisi organisasi
negara tertentu. Dengan demikian tipe ideal memberikan penjelasan kepada kita bahwa kita
mengabstraksikan aspek-aspek yang amat penting yang membedakan antara
kondisi organisasi tertentu dengan lainnya.
Menurut weber, proses semacam ini bukan menunjukkan objektivitas dari esensi
birokrasi, dan bukan pula mampu menghasilkan suatu deskripsi yang benar dari konsep
birokrasi secara keseluruhan, tetapi hanya sebagai suatu konstruksi yang bisa menjawab suatu
masalah tertentu pada kondisi waktu dan tempat tertentu.

Menurut weber tpe ideal birokrasi yang rasional itu dilakukan dalam cara-cara
sebagai berikut :
1. Pejabat secara rasional bebas, tetapi dibatasi oleh jabatannya
2. Jabatan disusun oleh tingkat hierarki dari atas ke bawah dan kesamping dengan
konsekuensinya berupa perbedaan kekuasaan.
3. Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hierarki itu secara spesifik berbeda satu
sama lain.
KOMUNIKASI DAN STRUKTUR ORGANISASI

A. DEFENISI STRUKTUR ORGANISASI


Apa yang dimaksud dengan struktur organisasi (organizational structure)? Secara
umum, pengertian struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit-
unit kerja dalam sebuah organisasi yang ada di masyarakat.
Dengan adanya struktur organisasi maka kita bisa melihat pembagian kerja dan
bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa dikoordinasikan dengan baik. Selain itu,
dengan adanya struktur tersebut maka kita bisa mengetahui beberapa spesialisasi dari sebuah
pekerjaan, saluran perintah, maupun penyampaian laporan.
Pengertian struktur organisasi menurut para ahli sebagai berikut :
1. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang
dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284).
2. Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169).
3. Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan
pekerjaan (Gibson dkk, 2002:9).
4. Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan Universitas
Sumatera Utara pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan
sistem pimpin

B. FAKTOR PENENTU STRUKTUR ORGANISASI


1.Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai
sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau
strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika
manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu
dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka
strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan
pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru
yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan
pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang
tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke
produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.

2. Ukuran Organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara
signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang
mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi,
departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil.
Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan
kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi
meluas.
3. Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output.
Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya
finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
4.Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di
luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini
biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-
kelompok tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah.
Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di
lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan
teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok
tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain
menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan
memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku,
preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara
signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer
dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi
keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara
untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.

C. RAGAM STRUKTUR ORGANISASI


1. Struktur sederhanaBerbeda dengan komunitas, organisasi memiliki struktur organisasi
yang
menjelaskan alur birokrasi, posisi dan tanggung jawab pengurus. Pengurus adalah anggota-
anggota yang dipilih untul mengisi jabatan-jabatan dalam organisasi, dimana jabatan-jabatan
dalam organisasi paling sederhana.
DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI ORGANISISI
Effendy (2012:112) mengatakan bahwa kehidupan organisasi dalam prosesnya terdiri
dari dua dimensi yaitu dimensi komunikasi internal dan dimensi komunikasi eksternal.
Komunikasi internal terjadi dalam suatu organisasi yang terdiri dari seluruh karyawan semua
level yang disebut publik internal. Istilah publik internal sendiri mengacu pada baik itu
manajer maupun orang-orang yang menjadi bawahannya. Publik internal ini merupakan
sumber daya terbesar dalam organisasi. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi
yang dilakukan organisasi pada publik yang dijadikan sasaran/ segmentasi.
A. Peran Komunikasi Internal dalam Organisasi
Komunikasi internal yang berlangsung dalam organisasi menurut ‘ Cutlip, Center dan
Broom (2009: 268) didasarkan pada pernyataan Visi dan pernyataan misi organisasi. Istilah
pernyataan visi dan misi salin terkait erat, akan tetapi ada perbedaan mendasar di antara
kedua konsep tersebut. Perbedaannya adalah jika pernyataan visi (vision statements)
memberikan gambaran tentang tujuan organisasi dalam pengertian yang luas. Sementara
pernyataan visi merupakan titik awal untuk menyusun pernyataan misi organisasi secara
spesifik dan operasional. Pernyataan misi membantu karyawan menentukan prioritas dan
tujuan sehingga organisasi berkomitmen untuk mencapai misi yang dinyatakan dalam
pernyataan tersebut. Di sini akan dibahas sedikit mengenai pernyataan visi dan misi.
1. Pemyataan Visi
Pemyataan visi merepresentasikan tujuan global yang menjelaskan prioritas umum yang
dikejar organisasi. Pernyataan visi yang efektif akan menjawab penanyaan dasar seperti;
“mengapa organisasi itu ada" dan “apa yang akan kita cari". Visi bersama adalah bagian
integral dari kultur sebuah organisasi dan dikomunikasikan melalui hubungan internal.
penyataan visi mengungkapkan sasaran strategis dan tujuan masa depan dari sebuah
organisasi.
Pernyataan visi adalah alat penting bagi hubungan internal, terutama untuk membantu
mengelola reaksi atas perubahan dalam lingkungan Pemyataan visi yang dirancang dengan
baik akan memberi karyawan sebuah pengetahuan tentang apa yang akan dicari oleh
organisasi di masa depan, apa nilai-nilai yang dianut organisasi, dan area bisnis apa yang
akan memiliki mi penting strategis mulai dari strategi riset dan pengembangan produk baru
sampai pemeliharaan pangsa pasar atau mengembangkan hubungan dengan distributor baru.
Pernyataan visi menurut Cutlip, Center dan Broom biasanya diciptakan di level tertinggi
dalam organisasi oleh CEO atau anggota koalisi dominan lainnya. Salah satu bahayanya
penciptaan visi hanya di tingkat atas ini adalah akan melewatkan peluang untuk melibatkan
publik internal dalam diskusi misi organisasi. Karyawan acap kali mengamkan bahwa
perasaan bangga, rasa memiliki, dan tanggung jawab akan lebih besar apabila mereka
diikutsertakan dalam menciptakan pernyataan visi: berpartisipasi dalam proses ini dapat
menciptakan “Visi Bersama" tentang masa depan organisasi yang dianut di seluruh
organisasi.
2. Pernyataan Misi
Cutlip, Center dan Broom (2009: 269) mengemukakan bahwa Pemyataan misi menjawab
penanyaan “Bagaimana kita berbeda dengan pesaing kita?” Pernyataan misi memberikan
tujuan, struktur dan strategi organisasi; legitimasi, nilai, partisipasi dan kepemilikan di antara
karyawan; kepemimpinan, tanggung jawab kepada komunitas, prioritas etis, dan komitmen
kepada publik dan stakeholder.
Pernyataan misi mendorong anggota organisasi untuk fokus pada kekuatannya dengan
menekankan area dan atribut di mana ia pernah sukses. Fokus yang didukung dengan
pernyataan misi wajib ini dapat memberikan keuntungan kompetitif. Anggota organisasi bisa
tetap berada di “jalur strategi” baik itu dalam melaksanakan tanggung jawabnya maupun
dalam mengalokasikan sumber daya. Tanpa pernyataan misi yang didefinisikan dengan jelas,
sebuah organisasi mungkin membuat keputusan yang baik, tetapi tidak menekankan daya
sajng unik dari organisasi. Dengan mengembangkan apa-apa yang bisa dilakukan oleh
organisasi dengan baik, maka sebuah organisasi berarti menginvestasikan sumber daya di
area di mana ia bisa melakukan ha] yang terbaik dan karenanya tidak terlalu bergantung
kepada area di mana ia lemah. Karenanya, organisasi akan mempunyai keuntungan
kompetitif.
Dari penjelasan mengenai pernyataan visi dan misi tersebut. dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pernyataan visi dan pernyataan misi suatu organisasi menggambarkan bagai
mana proses komunikasi internal berjalan melalui interaksi dan informasi dalam bidang
pekerjaan sehingga menciptakan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Dan di situlah
letak peran penting dari komunikasi internal dalam sebuah organisasi.

KOMUNIKASI DAN MOTIVASI

A. Motivasi
1. Pengertian Motif dan Motivasi
Kata motivasi berasal dari kata latin yakni “motive” yang berarti dorongan, daya
penggerak atau kekuatan yang terdapat dalam dalam diri organisme itu bertindak atau
berbuat. Selanjutnya diserap dalam bahasa inggris motivation yang berarti pemberian motif,
penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaaan yang menimbulkan
dorongan.
W.H. Haynes dan J.L Massie dalam Manullang (2001:165) mengatakan “motive a
something within the individual which incities him to action”. Cut Zurnali mengutip pendapat
Fremount E. Kast dan Jmes E. Resonzweig (1970) yang mendefinisikan motive sebagai:
Motif adalah apa yang mendorong seseorang untuk melakukan sebuah tindakan atau
setidaknya mengarahkan manusia keperilaku tertentu. Dorongan ini bisa berasal dari faktor
luar dan dapat juga lahir dari dalam diri manusia tersebut.
Wiliam G. Scoott (1962:82) juga menerangkan tentang apa itu motif, pengertian motif
yang diutarakanoleh wiliam tersebut adalah sebagai berikut: motif adlah kebutuhan atau
tujuan yang belum terpenuhi atau terpuaskan yang kemudian mendorong seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu tersebut.

Sementara itu, William B. Werther and keiith Davis, (1996:500) mengemukan lagi
pengertian motif yaitu: Motivasi adalah suatu permasalahan yang kompleks. Karena
didalamnya menyangkut hal-hal yang meliputi perasaan, pikiran dan pengalaman dari
masing-masing individu, yang dipengaruhi hubungan baik dari dalam organisasi maupun dari
luar organisasi. Oleh karenanya memberikan pendekatan motivasi secara individual untuk
bekerja di setiap situasi tidaklah realistis.

Peran manajemen dalam menggerakan fungsi manajemen sumber daya manusia


adalah membuat individu bertindakk atau beperilaku dalam cara-cara tertentu. Memotivasu
individu dalam menggerakkan fungsi manajemen sumber daya manusia adalah
mengerakakan arah tertentu kepada para karyawan sampai pada tujuan yang tellah
ditentukan. Kekuatan mmotivasi yang ada dalam diri manusia ditimbulkan oleh dorongan
karena perbuatan (extrinsic) dan oleh motivasi yang ada dalam dirinya atau motivasi yang
hakiki (intrinsic).

Bab III

Kelebihan:

Buku ini menyajikan materi komunikasi organisasi dengan baik dan dijelaskan secara runtut
sehingga memudahklan pembaca untuk mengikuti penjelasannya. Buku ini dilengkapi indeks
yang membantu pembaca ketika menemukan kata kata atau istilah yang sulit.

Kekurangan:

Kekurangan buku ini adalah pada bagian cover yang tidak menarik sehingga membuat
pembaca tidak tertarik. Dan kualoitas kertas pada buku ini kurang bagus karena
menggunakan kertas buram yang kasar saat dibolak balik. Tulisan font terlalu besar sehingga
membuat pembaca lebih cepat membalik halaman selanjutnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasanterdapat benang merah yang bisa diangkat mengenal
komunikasi dalam organisasi pendidikan sebagai berikut:
1.Studi dan pembahasan Perilaku Organisasi mem-punyai tujuan praktis untuk
mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha-usaha
pencapaian tujuan organisasi.
2.Studi dan pembahasanPerilaku Organisasi lebih menekankan pada orientasi
keseimbangan yang tepat agar manusia tidak memiliki sifat, tabiat dan tingkah laku yang
egosentris dalam organisasi, namun dapat berperilaku organisasional di mana adanya
keserasian antara pencapaian tujuan pribadi dengan tujuanorganisasi.
3.Komunikasi merupakan bagian terpenting dalam kehidupanmanusia karenakomunikasi
memiliki kemampuan menjembatani seluruh kepentingan manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai bagian dari komunitasnya. Seluruh interaksimanusia dengan
lingkungannya meng-gunakan jasa komunikasi.
4.Komunikasi sebagai bagian dari sistem kehidupan manusia, dapat dijadikan sarana
untuk mengemukakan berbagai ide atau gagasan agar personildapat memahami
melaksanakan berbagai kegiatan organisasi, sehingga akan mampu menciptakan dan
mengembangkan

B. Saran
mungkin akan jauh lebih baik apabila menggunakan kata-kata yang sederhana mungkin guna
mencapai pemahaman yng lebih. Dan menambahkan rangkuman di setiap pembahasan agar
dapat pemahaman yang lebih.

Anda mungkin juga menyukai