Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis yang banyak
memengaruhi orang-orang. World Health Organization (WHO) menyebut
angkanya saat ini terus meningkat secara global dan diprediksi pada tahun
2025 sekitar 29 persen orang dewasa di seluruh dunia akan mengidap
hipertensi. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015 menjelaskan bahwa
sekitar 1,13 orang di dunia menderita penyakit hipertensi.
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang
berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5
juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya
(Kemenkes RI, 2014). Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi
terutama terjadi di negara berkembang pada tahun 2025, dari jumlah 639 juta
kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar
kasus di tahun 2025.
Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) pada
tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, prevalensi
tertinggi terjadi di Bangka Belitung (30,%) dan yang terendah di Papua
(16,8%). Sedangkan untuk dikota Singkawang sendiri,menurut data dari Dinas
Kesehatan Kota Singkawang pada tahun 2017 jumlah penderita hipertensi
menduduki posisi ke dua setelah penyakit ISPA ,yaitu sebanyak 1.854 orang
penderita. Dengan prevalensi penderita hipertensi berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 390 orang,dan penderita hipertensi berjenis kelamin perempuan
sebanyak 1.464 orang.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas
Singkawang Utara 2 diperoleh data jumlah penderita hipertensi sebanyak 497
orang penderita. Dengan prevalensi penderita hipertensi berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 54 orang,dan penderita hipertensi berjenis kelamin perempuan

1
2

sebanyak 443 orang, dengan rata rata perbulan sekitar 41 orang penderita,data
ini menunjukan bahwa jumlah penderita hipertensi berjenis kelamin
perempuan lebih banyak dari penderita hipertensi berjenis kelamin laki-
laki.Berdasarkan fakta atau fenomena dilapangan yang diperoleh secara
wawancara dari 10 orang, 6 diataranya mengatakan tidak mengetahui
bagaimana cara mengkonsumsi obat anti hipertensi secara benar dan tidak
mengetahui fungsi dari obat tersebut,sehingga menyebabkan penderita
menjadi tidak patuh dalam mengkonsumsi obat. Sedangkan 4 lainya
mengatakan sering lupa untuk meminum obat karena faktor kesibukan kerja.
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah pasien yang telah diukur
menggunakan tensimeter dan diperoleh hasil tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi tidak dapat
disembuhkan namun hanya dapat dikendalikan melalui kontrol kesehatan
secara rutin, melakukan diet rendah garam dan mengonsumsi obat secara
teratur untuk mengurangi risiko komplikasi pada kardiovaskular dan organ
lain yang ada pada diri pasien .Identifikasi kepatuhan pasien hipertensi dalam
menggunakan obat perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
merencanakan strategi yang lebih komprehensif dalam rangka meningkatkan
efektivitas terapi (Saepudin, 2013)
Kepatuhan pengobatan pasien hipertensi merupakan hal penting karena
hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus
selalu dikontrol atau dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat
berujung pada kematian (Palmer & William 2007). Obat-obat antihipertensi
yang ada saat ini adalah seperti diuretik, Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor (ACE-Inhibitor), Angiotensin Reseptor Blocker (ARB), dan Calcium
Channel Blocker (CCB). Kemudian jika tekanan darah yang diinginkan belum
tercapai maka dosis obat ditingkatkan lagi, atau ganti obat lain, atau
dikombinasikan dengan 2 atau 3 jenis obat dari kelas yang berbeda, biasanya
diuretik dikombinasikan dengan ACE-Inhibitor, ARB, dan CCB. telah
terbukti dapat mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi, dan juga
sangat berperan dalam menurunkan risiko berkembangnya komplikasi
3

kardiovaskular. Namun demikian, penggunaan antihipertensi saja terbukti


tidak cukup untuk menghasilkan efek pengontrolan tekanan darah jangka
panjang apabila tidak didukung dengan kepatuhan dalam menggunakan
antihipertensi tersebut (Palmer & William 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien hipertensi dalam
mengonsumsi obat adalah pengetahuan, pendidikan, usia,jenis kelamin
,pekerjaan (Niven, 2002; Jaya, 2009; Anggina et al. 2010). Tingkat
pengetahuan berhubungan dengan tingkat kepatuhan pengobatan penderita
hipertensi. Semakin baik pengetahuan seseorang, maka kesadaran untuk
berobat ke pelayanan kesehatan juga semakin baik (Ekarini ,2011). Penelitian
dilakukan oleh Pradana (2015) Tingkat kepatuhan lebih tinggi pada jenis
kelamin perempuan dalam menjalankan pengobatan dibandingkan laki-laki,
Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien
hipertensi dalam menjalani pengobatan. Responden yang memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi sebagian besar memiliki kepatuhan dalam menjalani
pengobatan (Ekarini, 2011). Pekerjaan juga memiliki hubungan yang
signifikan dengan kepatuhan pasien hipertensi dalam menjalani pengobatan
Dimana pasien yang bekerja cenderung tidak patuh dalam menjalani
pengobatan dibanding dengan mereka yang tidak bekerja (Notoatmodjo,
2007).
Selain pekerjaan, Usia berkontribusi besar dalam kepatuhan pasien dalam
minum obat. Semakin bertambahnya usia terutama pada lansia, maka
semakin bekurang daya ingatnya dalam melaksanakan instruksi pengobatan
yang diberikan. Hal tersebut mengakibatkan pasien sering lupa
mengkonsumsi obat tepat waktu dan tidak patuh dalam minum obat. Selain
daripada itu usia juga menjadi patokan atau tolak ukur kematangan seseorang
dalam melakukan tindakan (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian
tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawng Utara II.
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam latar belakang, maka
peneliti tertarik untuk menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Singkawang
Utara II Tahun 2018 ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Singkawang
Utara II Tahun 2019.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik demografi responden yang menderita
hipertensi di Puskesmas Singkawang Utara II tahun 2019.
b. Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan dengan kepatuhan
minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Singkawang Utara II
tahun 2019.
c. Untuk mengetahui pengaruh antara pekerjaan dengan kepatuhan
minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Singkawang Utara II
tahun 2019.
d. Untuk mengetahui pengaruh antara usia dengan kepatuhan minum
obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Singkawang Utara II tahun
2019.
e. Untuk mengetahui pengaruh antara pendidikan dengan kepatuhan
minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Singkawang Utara II
tahun 2019.
f. Untuk mengetahui pengaruh antara jenis kelamin dengan kepatuhan
minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Singkawang Utara II
tahun 2019.
5

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Adapun manfaat penelitian adalah :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
mengembangkan teori-teori keperawatan dan dapat menjadi referensi
untuk menambah pengetahuan tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.
2. Secara Praktis
a. Bagi Puskesmas Singkawang Utara II
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dalam pembuat kebijakan untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan di Puskesmas Singkawang Utara II khususnya dalam
meningkatkan kepatuhan minum obat pada klien Hipertensi.
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmiah dalam
mengembangkan penelitian terkait penyakit hipertensi dan faktor apa
saja yang berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat pada pasien
hipertensi.
c. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat di jadikan referensi bagi institusi
pendidikan dalam memberikan informasi kesehatan kepada mahasiswa
keperawatan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
minum obat pada pasien hipertensi.
d. Bagi responden
Sebagai sumber informasi bagi para pasien untuk mengetahui
manfaat kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.
6

E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini menjelaskan tentang penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
pada pasien hipertensi di Puskesmas Singkawng Utara II Tahun 2018.
Adapun penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu :
7

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Judul penelitian Metode Hasil Perbedaan


penelitian
1 Puspita Faktor-Faktor Yang Desain deskriptif analitikdengan desain Hasil penelitian ini dapat Perbedaan penelitian ini dengan yang
(2016) Berhubungan cross sectional. Populasi dari penelitian disimpulkan bahwa faktor dilakukan oleh peneliti yaitu:
Dengan Kepatuhan ini berjumlah 620 pasien. Jumlah sampel tingkat pendidikan terakhir
Penderita yang diambil sebanyak 84 responden (p=0,000), lama menderita 1. Jumlah sampel. Sampel penelitian
Hipertensi Dalam dengan cara accidental sampling. hipertensi (p=0,005), tingkat ini berjumlah 84 responden,
Menjalani Pengukuran kepatuhan dilakukan pengetahuan tentang hipertensi sedangkan peneliti menggunakan
Pengobatan Di dengan menggunakan kuesioner (p=0,000), dukungan keluarga 37 responden di kota singkawang.
Puskesmas demografi, pengetahuan, dukungan (p=0,000), peran petugas 2. Tempat penelitian.Peneliti
Gunungpati Kota keluarga, peran petugas kesehatan, kesehatan (p=0,000), motivasi melakukan penelitian di kota
Semarang motivasi berobat, dan, MMAS (Modified berobat (p=0,000) memiliki singkawang, sedangkan penelitian
MoriskyAdherence Scale). hubungan dengan kepatuhan tersebut dilakukan di kota
dalam menjalani pengobatan semarang.
hipertensi.Faktor jenis kelamin 3. waktu penelitin,peneliti
,status pekerjaan, keikutsertaan mengambil data selama 1 bulan
asuransi kesehatan dan pada tahun 2018.
keterjangkauan akses ke 4. Variabel penelitian, peneliti
pelayanan kesehatan tidak menggunakan 5 variabel yaitu
berhubungan dengan kepatuhan usia, jenis kelamin, pekerjaan,
dalam menjalani pengobatan pengetahuan, pendidikan.
hipertensi (p>0,05).
2 Pratiwi, & Analisis Faktor- Cross sectional Pengambilan sampel Pengukuran kepatuhan Perbedaan penelitian ini dengan yang
Perwitasari Faktor Yang dilakukan menggunakan metode random pengobatan,menggunakanmetod dilakukan oleh peneliti yaitu:
(2017) Mempengaruhi samples dengan teknik simple random e MMAS (Modified Morisky
Kepatuhan Pasien sampling. Data kualitatif hasil Adherence Scale) yang terdiri 1. Jumlah sampel. Sampel penelitian
Hipertensi Dalam wawancara mendalam terhadap petugas dari 8 butir pertanyaan. Dari ini berjumlah 100 responden,
Penggunaan Obat kesehatan.dengan jumlah sampel hasil analisis, faktor tingkat sedangkan peneliti menggunakan
Di RSUD Kardinah sebanyak 100 orang. pengetahuan pasien hipertensi 37 responden di kota singkawang.
(P value = 0,000) dan peran 2. tempatpenelitian.Peneliti
petugas kesehatan (P value = melakukan penelitian di kota
8

0,000) memiliki hubungan singkawang, sedangkan penelitian


dengan kepatuhan minum obat tersebut dilakukan di Di RSUD
antihipertensi. Faktor Kardinah kota Tegal
keterjangkauan akses pelayanan 3. waktu penelitin,peneliti
kesehatan (P value = 0,588) mengambil data selama 1 bulan
tidak berhubungan dengan pada tahun 2018.
kepatuhan minum obat 4. Variabel penelitian, peneliti
antihipertensi. Dari hasil menggunakan 5 variabel yaitu
penelitian ini dapat disimpulkan usia, jenis kelamin, pekerjaan,
bahwa kepatuhan pasien pengetahuan, pendidikan
hipertensi dalam penggunaan
obat antihipertensi dipengaruhi
oleh tingkat pengetahuan pasien
tentang hipertensi dan peran
petugas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai