Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA
RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

1. Definisi
Keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
2. Tujuan Keluarga Berencana
1) Merencanakan kelengkapaan keluarga
2) Menghentikan kehamilan
3) Menghilangkan kehamilan
4) Mewujudkan NKKBS
3. Metode Sederhana
Metode Kb yang digunakan tanpa bantuan orang lain, yang termasuk metode
KB sederhana :
1) Kondom
2) Pantang berkala
3) Senggama terputus
4. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan,upaya ini dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi merupakan
salah satu variable yang mempengaruhi fertilita (Purwaningsih & Fatmawati,
2010).
5. Jenis Kontrasepsi
1) Spermiside
Adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan serta mematikan spermatozoa
yang digunakan menjelang seks. Setelah pemasangan 5-10 menit,
hubungan seks dapat dilakukan agar spermaside dapat berfungsi
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
Kekurangan spermaside :
a. Merepotkan menjelang hubungan senggama
b. Nilai kepuasan berkurang
c. Dapat menimbulkan iritasi
d. Kejadian hamil tinggi sekitar 30%-35% karena pemasangan tidak
sempurna atau terlalu cepat melakukan senggama.
2) Kondom
Cara kerjakondom yaitu menampung sperma sehingga tidak masuk ke
kanalis serviks.
Kerugian :
a. Kenikmatan terganggu
b. Alergi
c. Sulit dipasarkan pada yang berpendidikan

Keuntungan :

a. Murah
b. Mudah didapat
c. Tidak memerlukan pengawasan medis
d. Berfungsi ganda
3) Pantang Berkala
Metode
a. Sistem kalender
Kegagalan 15-20%
b. Sistem suhu basal
Penurunan suhu basal setian ½ -1 derajat celcius, pada hari 12-13
menstruasi. Setelah menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal
sehingga siklus menstruasi yang disertai ovulasi terdapat temperature
bifasik.
4) Senggama Terputus
Konsep senggama terputus adalah menegluarkan kemaluan menjelang
terjadinya ejakulasi
Kekurangan :
a. Mengganggu kepuasan
b. Kegagalan sekitar 30-35%
5) Pil
Mekanisme kerja : komponen progesteron menghambat ovulasi,
mengubah endometrium, mengentalkan lendir serviks, menghambat
peristaltic tuba, menghindari implantasi.
Keuntungan pil :
a. Bila sesuai dan teratur keberhasilan 100%
b. Dapat dipakai untuk pengobatan
c. Dapat meningkatkan libido

Kerugian pil :

a. Harus minum secara teratur


b. Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium
c. Penyulit ringan : BB bertambah, rambut rontok, tumbuh acne, mual
muntah
d. Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal

Macam pil :

a. Pil kombinasi : progesteron dan esterogen


b. Pil sekuensial : mengandung komponen yang disesuaikan dengan
sistem hormonal tubuh. 12 pil pertama hanya mengandung esterogen.
Pil ke 13 dan seterusnya merupakan kombinasi.

Sistem kemasan pil :

a. Sistem 28 : diminum terus tanpa berhenti


b. Sistem 22/21 : berhenti minum pil selama 7-8 hari dengan mendapat
menstruasi

Petunjuk pemakaian pil.

a. Minumlah pil dengan teratur


b. Bila lupa, maka pil harus diminum menjadi 2 buah
c. Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian belum beradaptasi
d. Gangguan ringan (mual muntah atasi)
Waktu mulai penggunaan pil :

a. Pada post partum dapat mulai dengan expluton yang mengandung


komponen progesterone
b. Post abortus atau hari ke 5 menstruasi
c. Ganti cara pemakaian kontrasepsi : segera dapat mulai minum pil,
dapat kombinasi atau sekuensial

Waktu pemberhentian minum pil

a. Bila ada pembekuan darah


b. Kemungkinan degenerasi ganas
c. Rombophlebitis
d. Kehamilan
6) Suntikan
Macam
a. Depoprovera : medroxyprogestero aceta 50 mg
b. Cyclofem : medroxyprogestero acetat 50 mg dan komponen estrogen
c. Norigest 200 mg : derivate testosterone

Mekanisme kerja suntikan

a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH


b. Mengentalkan peristaltic tuba falopii
c. Perubahan suasana endometrium

Keuntungan

a. Pemberiannya sederhana
b. Tingkat efektivitasnya tinggi
c. Hubungan seks bebas
d. Pengawasan medis ringan
e. Dapat dipakai diberikan pasca persalinan, pasca keguguran pasca
menstruasi
f. Tidak mengganggu laktasi dan tumbang bayi
g. Suntikan KB syclon diberikan setiap bulan dan mengalami menstruasi
Kerugian

a. Perdarahan yang tidak menentu


b. Amenore berkepanjangan

Waktu pemberian suntikan

a. Pasca persalinan : segera ketika masih di RS, jadwal suntikan


berikutnya
b. Pasca abortus : segera setelah perawatan, jadwal waktu suntikan
diperhitungkan
c. Interval : hari kelima menstruasi, jadwal waktu diperhitungkan
7) Susuk KB (Norplant)
Mekanisme kerja
Setiap kapsul susuk KB 36 mg levonorgestrel yang akan dikeluarkan
setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerja sebagai
progesterone yang dapat mengurangi pengeluaran LH sehingga tidak
terjadi ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menghalangi migrasi
spermatozoa, perubahan suasana endometrium.
Keuntungan :
a. Dipasang selama 5 tahun
b. Kontrol medis ringan
c. Dapat dilayani di daerah pedesaan
d. Penyulit medis tidak terlalu tinggi
e. Biaya ringan

Kerugian

a. Menimbulkan gangguan menstruasi


b. Berat badan bertambah
c. Menimbulkan acne, keregangan payudara
d. Liang senggama terasa kering

Pencabutan susuk KB

a. Metode standart
b. Tehnik U
c. Tehnik tusuk (Ma) pencabutan susuk
8) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Mekanisme kerja
a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan
reaksi benda asing dengan timbuhan leukosit makrofag, limfosit
b. Menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang
menghalangi kapasitas spermatozoa
c. Pemadatan endometrium
d. Gangguan gerak spermatozoa

Keuntungan

a. Dapat diterima masyarakat dengan baik


b. Pemasangan tidak sulit
c. Kontrol medis ringan
d. Penyulit tidak terlalu berat
e. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik

Kerugian

a. Masih dapat terjadi kehamilan dengan AKDR insitu


b. Terdapat perdarahan
c. Leokorea
d. Infeksi
e. Kemandulan primer, sekunder, KET
f. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan porsio uteri dan
mengganggu hubungan seksual

Waktu pemasangan

a. Bersamaan dengan menstruasi


b. Segera setelah bersih menstruasi
c. Akhir purperium
d. Tiga bulan pasca persalinan
e. Bersamaan dengan SC
f. Hari ke 2-3 pasca persalinan

Kontra indikasi pemasangan

a. Terdapat infeksi genetalia


b. Dugaan keganasan serviks
c. Perdarahan dengan sebab tidak jelas
d. Pada kehamilan terjadi abortus, mudah perforasi

Jenis AKDR

a. Lippes loop
b. Cupper T
c. Multi load

Waktu pelepasan AKDR

a. Ingin hamil kembali


b. Leokorea
c. Infeksi
d. Perdarahan
e. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR
9) Kontrasepsi Mantap
Ciri-ciri :
a. Relatif permanen
b. Perlu konseling yang mantap
c. Dalam jangka panjang relative murah, aman tanpa komplikasi

Waktu dilakukan kontap

a. Setelah melahirkan
b. Setelah keguguran
c. Bersamaan dengan tindak aborsi
d. Bersamaan dengan op kandungan
e. Setiap saat dikehendaki

Tehnik pelaksanaan
Pada prinsipnya melakukan insisi dan membuka formic posterior dan
melalui tempat tersebut dilakukan sterilisasi tuba dengan cara pomeroy,
fibriektomi, pemasangan cincin felope, atau termokauter.

10) Kontrasepsi Darurat


Kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubungan seks yang tidak
terlindungi dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat mengindari
kehamilan (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
Metode
a. Hormonal
b. Insersi IUCD

Cara kerja

a. Hormonal
a) Menghindari konsepsi
b) Menghindari nidasi
c) Mengentalkan lendir serviks
b. Insersi IUDC
a) Insersi benda asing, migrasi leukosit, limfosit, makrofag
b) Pemadatan endometrium.

(Purwaningsih & Fatmawati, 2010)


LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN NIFAS DI RUANG VK
RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

1. DEFINISI
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40
hari. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa
pembersihan Rahim, sama halnya seperti masa haid. Masa nifas (puerperium)
adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kir-kira 6 minggu
(Rohani dkk, 2012).

2. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS


1) Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas untuk menghindarkan atau
mendeteksi adanya kemungkinan perdarahan postpartum dan infeksi.
2) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Menjaga baik secara fisik maupun
psikologis.
3) Melkaukan skrinning secara komprehensif, dengan mendeteksi masalah,
mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
4) Memberikan pendidikan kesehatan diri.
5) Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara.
6) Konseling mengenai KB. (Rohani dkk, 2012)

3. TAHAPAN POST PARTUM


1) Immediate PP : 24 jam pertama
2) Early PP : 1 minggu
3) Laten PP : minggu 2-minggu 6

4. ADAPTASI FISIK POST NATAL


1) Periode kira-kira 6 minggu setelah kelahiran bayi, selama tubuh
beradaptasi ke keadaan sebelum hamil.
2) Di mulai dari kala IV persalinan.
3) Masa transisi menjadi orang tua.
4) Pendekatan bergeser berorientasi pada perawatan wanita sakit ke sehat.
5) Pemulangan dini, sediakan discharge planning.
6) Terkait erat dengan sosial budaya ( Rohani dkk, 2012).

5. PERUBAHAN FISIK
1) Sistem kardiovaskular
a. Curah jantung meningkat.
b. Tekanan darah menurun ringan, karena penurunan tekanan intrapelvik.
c. Nadi : bradikardi sampai hari 6-10.
2) Sistem urologi
a. Diuresis pada awal periode pasca partum
b. Penurunan sensasi kandung kemih
3) Sistem endokrin
Plasenta lahir, penurunan hormon estrogen dan progesteron, kadar
terendah dicapai pada kira-kira satu minggu pasca partum.
4) Sistem pencernaan
Gangguan defekasi konstipasi karena masih ada efek progesteron,
penurunan tekanan otot abdomen, kurang cairan dan rasa takut nyeri pada
luka episiotomy atau rupture perineum.
5) Sistem integumen
a. Suhu meningkat sampai 38 derajat
b. Hiperpigmentasi berkurang
6) Sistem muskuloskeletal
a. Dinding abdomen meregang, tampak longgar dan lembek.
b. Perubahan pusat berat saat hamil.
7) Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi
dan retraksi otot-ototnya. Perubahan uterus setelah melahirkan dapat
dilihat pada table di bawah ini.
Tabel perubahan uterus setelah melahirkan.

Involusi TFU Berat Diameter Keadaan


uterus bekas servix
melekat
plasenta
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembut
plasenta
lahir
1 minggu Pertengahan 500 gr 7,5 cm Dapat
pusat sympisis dilalui 2 jari
2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm Dapat
dimasuki 1
jari
6 minggu Seperti hamil 50 gr 2,5 cm Hampir
2 minggu kembali
normal
8 minggu Normal 30 gr 0 Normal

8) Involusi tempat plasenta


Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh
darah besar yang tersumbat oleh trombus. Luka besar implantasi plasenta
tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan
pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium
ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
9) Perubahan pada servix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2
jari. Pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena
hyperplasia ini dan karena retraksi dari servix, robekan servix jadi
sembuh. Vagina yang sangat di regang waktu persalinan, lambat laun
mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ketiga post partum ruggae
mulai Nampak kembali.
10) Lochia
Lochia adalah cairan yangyang dikeluarkan dari uterus melalui vagina
dalam masa nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari
darah menstruasi. Lochia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi
tidak busuk.
Macam-macam lochia yaitu :
a. Lochia Rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban terjadi selama 2 hari
pasca persalinan.
b. Lochia Sangoinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir terjadi di hari ke 3-7
pasca persalinan.
c. Lochia Serosa
Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning terjadi di hari ke 7-
14 pasca persalinan.
d. Lochia Alba
Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan (Rohani dkk, 2012).

6. PERUBAHAN PSIKOLOGI
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva-Rubin terbagi menjadi dalam 3
tahap yaitu :
1) Periode taking in
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara yaitu ayah, ibu dan bayi. Hal ini
dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-
hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
2) Periode taking hold
Berlangsung pada hari ke 3 sampai ke 4 post partum, ibu berusaha
bertanggungjawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
keterampilan perawatan bayi.
3) Periode letting go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini mengambil
tanggungjawab terhadap bayi.
4) Perawatan masa nifas
Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk
pemulihan kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan.
Dimana perawatan post partum meliputi :
a. Mobilisasi dini
Karena lelah sehabis melahirkan, ibu harus istirahat tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kanan ke
kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada
hari kedua di perbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari
keempat/kelima sudah di perbolehkan pulang. Mobilisasi di atas
memiliki variasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan
sembuhnya luka-luka.
b. Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga
ibu lebih banayk memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan
ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.
c. Pemeriksaan umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu di lakukan antara lain
adalah kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.
d. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi :
a) Fisik : tekanan darah, nadi dan suhu.
b) Fundus uteri : tinggi fundus uteri, konstraksi uterus.
c) Payudara : putting susu, pembengkakan, pengeluaran.
d) Patrun lochia : lochia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa,
lochia alba.
e) Luka jahitan episiotomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada
tanda-tanda infeksi.
e. Nasehat yang perlu di berikan saat pulang adalah
a) Diit
Masalah diit perlu di perhatikan karena dapat berpengaruh pada
pemulihan kesehatan ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus
mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori, protein, cairan,
sayuran dan buah-buahan.
b) Pakaian
Pakaian agak longgar terutama di daerah dada sehingga payudara
tidak tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang
karena tidak akan mempengaruhi involusi. Pakaian dalam
sebaiknya yang menyerap, sehingga lochia tidak menimbulkan
iritasi daerah sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya di buang setiap
saat terasa penuh dengan lochia, saat buang air kecil ataupun setiap
BAB.
c) Perawatan vulva
Pada tahap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva,
perineum maupun didalam uterus. Perawatan vulva dilakukan pada
pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah BAK/BAB dan bila
klien merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau ada keluhan
rasa nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci tngan sebelum dan
sesudah melakukan perawtan luka, setelah BAK cebok kea rah
depan dan setelah BAB cebok kea rah belakang, ganti pembalut
setiap kali cebok memakai sabun dan luka bisa di beri betadin.
d) Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam
post partum. Kadang-kadang wanita sulit kencing, karena spincter
uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi
musculus spincter ani selama persalinan. Bila kandung kemih
penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.
e) Defekasi
BAB harus terjadi pada 2-3 ahri post partum. Bila belum terjadi
dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat di berikan obat laksans
per oral atau per rektal atau bila belum berhasil lakuakn klisma.
f) Perawatan payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya putting
susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Di anjurkan sekali supaya ibu mau menyusui
bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi. Dan segera
setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena dapat
membantu proses involusi serta colostrum mengandung zat
antibodi yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
g) Kembalinya datang bulan atau menstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit di perhitungkan
dan bersifat individu. Sebagian besar kembalinya menstruasi
setelah 4-6 bulan.
h) Mempersiapkan untuk metode KB
Persiapan pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat
untuk membicarakan metode KB untuk menjarangkan atau
menghentikan kehamilan (Rohani dkk, 2012).
i) Pijat oksitosin (Boyle, Maureen dkk, 2011)
a. Definisi
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang
mulai dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan
mempercepat kerja syaraf parasimpatis untuk menyampaikan
perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Pijat
stimulasi oksitosin untuk ibu menyusui berfungsi untuk
merangsang hormone oksitosin agar dapat memperlancar ASI
dan meningkatkan kenyamanan ibu.
b. Manfaat
a) Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta.
b) Mencegah terjadinya perdarahan post partum.
c) Dapat mempercepat terjadinya prosesi involusi uterus.
d) Meningkatkan produksi ASI.
e) Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui.
f) Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga.
c. Efek samping
a) Rasa nyeri saat pemijatan (hentikan pemijatan).
b) Konstraksi otot polos uterus untuk mempercepat proses
involusi uterus.
d. Persipaan alat
a) Baby oil/minyak kelapa
b) 2 waskom berisi air hangat dan air dingin
c) Waslap dan handuk
e. Posedur pemijatan
a) Inform consent
b) Mencuci tangan (6 langkah)
c) Persiapan pasien dan lingkungan
d) Melepaskan baju ibu bagian atas
e) Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal.
Adapun posisi alternatif lain yaitu posisi telungkup.
f) Memasnag handuk di letakkan ke dada ibu.
g) Posisi pemijat berada di belakang ibu.
h) Pada area tulang belakang leher, cari daerah dengan tulang
yang menonjol pada punggung leher, pada vertebrae dari
(C1-C7 dan T1-T6).
i) Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak maupun
baby oil.
j) Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu pijat
dengan menggunakan ibu jari. Menekan kuat kedua tulang
belakang sehingga terasa, menyebar membentuk gerakan
melingkar-lingkar kecil-kecil dengan ibu jari.
k) Mulai dari leher ke kedua sisi tulang belakang kanan dan
kiri hingga ke tulang belikat, dengan membentuk lingkaran
kecil. Ibu jari tangan kanan searah jarum jam dan ibu jari
tangan kiri berlawanan dengan jarum jam.
l) Pemijatan dilakukan 2 kali, 1 kali pemijatan 90 detik,
selama 3 menit, dengan frekuensi 2× lagi pagi dan sore
selama hari ke 4-11 post partum.
m) Membersihkan pinggang ibu dengan waslap air hangat dan
dinginkan secara bergantian.
n) Rapikan ibu
o) Bereskan alat-alat
p) Mencuci tangan (6 langkah)
5) Vulva Hygiene pada masa nifas
a. Pengertian
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya
pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya
sendiri. Pasien yang harus istirahat di tempat tidur (misalnya, karena
Hipertensi, pemberian infus, section caesarea) harus dimandikan
setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan 2 kali
sehari dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat.
b. Tujuan
a) Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum
maupun uterus.
b) Untuk penyembuhan luka
c) Perineum atau jahitan pada perineum.
d) Untuk kebersihan perineum dan vulva,
e) Memberikan rasa nyaman pasien.
c. Indikasi
a) Dilakukan pada ibu setelah melahirkan (nifas),
b) Perawatan kateter (Rohani dkk, 2012).
7. PATOFISIOLOGI

Penyebab Persalinan

Persalinan Normal Persalinan SC

Masa Nifas

Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologis

Kontraksi Uterus Payudara Taking in Taking hold Letting go

Tidak adekuat Kondisi ibu Belajar tentang Mampu


Adekuat Penurunan
lemah hal-hal menyesuaikan
hormon
mengalami diri dengan
progesteron
perubahan keluarga
Kontraksi dan esterogen
Terfokus pada yang signifikan
Uterus Kuat
diri sediri
Pengurangan
produksi hormon Peningkatan
Lochea Involusi prolaktin Butuh Mandiri
hormone Defisit
informasi
prolakin & perawatan
oksitosin diri
Kuman mudah Nyeri
berkembang Menerima
Kurang
tanggung
Pembentukan Pembentukan ASI pengetahuan
jawab
ASI menurun

ASI keluar

ASI keluar sedikit

Reflekbayi baik Kelainan bayi


dan ibu
BB bayi menurun

(Gizi Buruk)

Efektif Tidak efektif


laktasi

Anda mungkin juga menyukai