Anda di halaman 1dari 31

Malcom x EKG

Tujuan 1. Bagaimana arus listrik dihasilkan di dalam jantung

2. Bagaimana arus ini dihantarkan menuju keempat ruangan jantung

3. Bahwa gerakan listrik pada jantung menghasilkan pola gelombang


yang dapat diperkirakan pada EKG

4. Bagaimana mesin EKG mendeteksi dan merekam gelombang-


gelombang ini.

5. Bahwa EKG memandang jantung dari 12 sudut pandang yang berbeda.

6. Bahwa anda sekarang sudah mampu mengenali dan memahami semua


garis dan gelombang pada EKG 12 sadapan.
Bagaimana arus a. Listrik dan Jantung
listrik dihasilkan di b. Sel-sel Jantung
dalam jantung c. Waktu dan Voltase
d. Gelombang P, kompleks QRS, Gelombang T , dan Beberapa Garis Lurus
e. Menamai Garis-Garis Lurus
f. Membuat Gelombang
g. 12 sudut pandang Jantung
h. Sepatah Kata Mengenai Vektor
i. EKG 12 sadapan normal
j. Atraksi-atraksi Berikutnya
Listrik dan Jantung 1. Listrik membuat jantung berdenyut
2. Elektrofisiologi sel
a. Istirahat : elektronegatif.
b. Sel jantung dapat kehilangan negativitasnya internalnya dalam
suatu proses yang disebut depolarisasi.
c. Sesudah depolarisasi selesai , sel jantung mampu memulihkan
polaritas istirahatnya melalui sebuah proses yang disebut :
repolarisasi
Sel-sel Jantung 1. Sel Pacu Jantung : Sumber Tenaga Listrik Yang Normal pada Jantung .

- Sel ini mampu terus-menerus berdepolarisasi secara spontan


dalam frekuensi tertentu.

- Frekuensi depolarisasi ditentukan oleh sifat-sifat listrik bawaan sel


dan pengaruh neurohormon dari luar.

- Setiap depolarisasi spontan berperan sebagai sumber satu


gelombang depolarisasi yang mengawali satu siklus utuh kontraksi
dan relaksasi jantung.

2. Sel Penghantar Listrik : Kabel Listrik Jantung.


a.berkas bachman yang memungkinkan aktivasi cepat atrium kiri dan
atrium kanan.
3. Sel Miokardium : Mesin Kontraktil Jantung.
a. Menyusun sebagian besar jaringan jantung.
b. Bertanggung jawab atas kerja berat kontraksi dan relaksasi
berulang-ulang, sehingga mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
c. Bila gelombang depolarisasi mencapai sebuah sel miokardium,
kalsium dilepaskan kedalam sel, menyebabkan sel berkontraksi.
d. Proses tempat kalsium berperan sebagai perantara utama ini
disebut kopling eksitasi-kontraksi (eksitasi kontraksi coupling).
e. Depolarisasi menyebabkan kalsium dilepaskan kedalam sel
miokardium.
Influks kalsium ini memungkinkan protein kontraktil aktin dan
miosin berinteraksi dan menyebabkan sel berkontraksi.
1. Sel miokardium yang sedang beristirahat.
2. Sel miokardium yang terdepolarisasi dan berkontraksi.
f. Sel miokardium dapat menghantar arus listrik sama seperti sel
penghantar listrik tetapi jauh kurang efisien. Dengan demikian saat
mencapai sel miokardium, gelombang depolarisasi akan menyebar
secara lambat ke seluruh miokardium.

Waktu dan Voltase Gelombang EKG terutama menggambarkan aktivitas listrik sel miokardium
yang menyusun sebagaian besar jantung. Aktivitas pacu jantung dan
penghantaran oleh sistem konduksi biasanya tidak terlihat pada EKG.

Peristiwa-peristiwa ini memang tidak menghasilkan voltase yang cukup kuat


untuk dapat direkam oleh elektroda pada permukaan tubuh.

Gelombang yang dihasilkan oleh depolarisasi dan repolarisasi miokardium


dicatat pada kertas EKG dan , seperti gelombang-gelombang lainnya,
mempunyai tiga ciri khas utama :
a. Durasi , yang diukur dalam fraksi detik
b. Amplitudo , yang diukur dalam milivolt (mV)
c. Konfigurasi , suatu kriteria yang lebih subjektif tentang bentuk dan
tampilan gelombang
d. Gelombang yang khas terlihat pada semua EKG. Gelombang ini
memiliki amplitudo sebesar dua kotak besar (atau 10 kotak kecil),
durasi sebesar tiga kotak besar ( atau 15 kotak kecil ) dan
konfigurasinya sedikit asimetrik
Kertas EKG
Kertas ekg merupakan gulungan kertas grafik yang panjang dan
bersambungan biasanya berwarna merah muda ( tetapi warna lain , juga
boleh), dengan garis tebal dan tipis yang berjalan vertikal dan horizontal . Garis
tipis membentuk kotak kecil berukuran 1x1 mm , garis yang tebal membentuk
kotak sebesar 5x5 mm.
Sumbu horizontal menunjukkan besarnya waktu. Satu kotak kecil bernilai
0,04 detik. Satu kotak besar bernilai lima kali lebih besar, atau 0,2 detik.
Sumbu vertikal menunjukkan besarnya voltase. Satu kotak kecil bernilai 0,1
mV, dan satu kotak besar adalah 0,5 mV.
Kedua gelombang mempunyai durasi sepanjang satu kotak besar (0,2 detik),
tetapi gelombang kedua mempunyai voltase dua kali lebih besar daripada yang
pertama ( 1 mV berbanding dengan 0,5 mV) . Segmen datar yang
menghubungkan kedua gelombang mempunyai durasi sepanjang lima kotak
besar ( 5x0,2 detik = 1 detik).
Gelombang P, Marilah kita ikuti satu siklus kontraksi (sistol) dan relaksasi (diastol) jantung ,
Kompleks QRS, sambil memusatkan perhatian pada peristiwa-peristiwa listrik yang
Gelombang T , dan menghasilkan gelombang dan garis dasar pada EKG standar.
Beberapa Garis
Lurus Depolarisasi Atrium
Nodus sinus mencetuskan impuls secara spontan ( peristiwa ini tidak terlihat
pada EKG) , dan sebuah gelombang depolarisasi mulai menyebar ke seluruh
miokard atrium sama , seperti sebuah kerikil yang dijatuhkan ke dalam danau
yang tenang dan kalem, Depolarisasi sel miokard atrium berkontraksi.

Siklus kontraksi dan relaksasi jantung normal dimulai ketika nodus sinus
berdepolarisasi secara spontan. Gelombang depolarisasi kemudian menjalar
kedua atrium, menyebabkan terjadinya kontraksi

Selama depolarisasi dan kontraksi atrium, elektroda yang ditempatkan pada


permukaan tubuh merekam aktivitas listrik kecil yang berlangsung sepersekian
detik. Aktivitas listrik ini disebut gelombang p, yang merupakan rekaman
penyebaran depolarisasi melalui miokard atrium mulai dari awal sampai akhir.
EKG merekam defleksi kecil, yaitu gelombang P
Karena nodus sinus terletak di atrium kanan, atrium kanan berdepolarisasi
dulu sebelum atrium kiri dan juga selesai lebih awal. Oleh karena itu, bagian
pertama gelombang P terutama menggambarkan depolarisasi atrium kanan,
dan bagian kedua menggambarkan depolarisasi atrium kiri.
Setelah depolarisasi atrium selesai, gambaran EKG kembali terlihat tenang.
Ada Jeda yang Pada jantung yang sehat, terdapat “gerbang listrik” pada persambungan antara
Memisahkan atrium dan ventrikel. Gelombang depolarisasi, yang telah menyelesaikan
antara Konduksi perjalanannya melalui atrium, dicegah agar tidak berkomunikasi dengan
dari Atrium ke ventrikel oleh katup jantung yang memisahkan antara atrium dan ventrikel.
Ventrikel Konduksi listrik harus disalurkan melalui septum intraventrikel, dinding yang
memisahkan ventrikel kanan dengan kiri. Di sini, ada struktur bernama nodus
atrioventrikular (AV) yang memperlambat kecepatan konduksi menjadi sangat
pelan. Jeda ini hanya berlangsung selama sepersekian detik.
Perlambatan konduksi fisiologik ini penting agar atrium menyelesaikan
kontraksinya sebelum ventrikel mulai berkontraksi. Struktur kabel listrik
jantung yang cerdas ini memberi waktu bagi atrium untuk mengosongkan
seluruh isi darahnya dengan sempurna ke dalam ventrikel sebelum ventrikel
berkontraksi.
Seperti nodus sinus, nodus AV juga berada di bawah pengaruh sistem saraf
otonom. Perangsangan vagus lebih lanjut memperlambat hantaran arus listrik,
sedangkan perangsangan simpatis mempercepatnya.
a. Gelombang depolarisasi dihambat sesaat pada nodus AV
b. Selama jeda ini , EKG terlihat tenang; tidak terdeteksi aktivitas listrik.

Depolarisasi Setelah kira-kira sepersepuluh detik , gelombang depolarisasi lolos dari nodus
ventrikel AV dan menjalar dengan cepat menuju kedua ventrikel melalui sel penghantar
listrik khusus.

Sistem konduksi ventrikel ini mempunyai anatomi yang ruwet tetapi pada
dasarnya terdiri dari tiga bagian :
a. Berkas His
b. Cabang berkas
c. Serabut Purkinje terminal

Berkas His Keluar dari nodus AV dan segera bercabang menjadi cabang
berkas kanan dan kiri. Cabang berkas kanan membawa arus listrik menuju sisi
kanan septum interventrikel hingga ke apeks ventrikel kanan. Cabang berkas
kiri lebih rumit, Ia membelah menjadi tiga fasikula mayor :
a. Fasikula septum , yang mendepolarisasi septum interventrikel ( dinding
otot yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri ) dari kiri ke kanan.
b. Fasikula anterior , yang berjalan di sepanjang permukaan anterior
ventrikel kiri.
c. Fasikula posterior yang berjalan di sepanjang permukaan posterior
ventrikel kiri.
Cabang berkas kanan dan cabang berkas kiri serta fasikulanya berujung
pada serat Purkinje yang sangat halus dan tidak terhitung jumlahnya ,
menyerupai ranting-ranting kecil yang keluar dari cabang pohon. Serabut-
serabut ini menghantarkan listrik ke dalam miokard ventrikel.

Sistem konduksi ventrikel , digambarkan secara terperinci. Di


bawah berkas His, sistem konduksi terbagi menjadi cabang berkas kanan dan
kiri. Cabang berkas kanan tetap utuh, sementara cabang berkas kiri membelah
menjadi tiga fasikula yang terpisah.
Depolarisasi miokard ventrikel dan juga kontraksi ventrikel ditandai oleh
munculnya sebuah defleksi baru pada EKG yang disebut kompleks QRS.
Amplitudo kompleks QRS jauh lebih besar daripada gelombang P karena massa
otot ventrikel jauh lebih tebal daripada atrium. Kompleks QRS juga lebih rumit
dan bentuknya bervariasi, menggambarkan rumitnya jalur depolarisasi
ventrikel.
(A) Depolarisasi ventrikel menghasilkan (B) bentuk gelombang yang rumit
pada EKG yang disebut kompleks QRS
Bagian-Bagian Kompleks QRS terdiri dari beberapa gelombang yang berbeda , masing- masing
Kompleks QRS mempunyai nama. Karena konfigurasi kompleks QRS dapat sangat bervariasi,
telah ditetapkan suatu format standar dalam pemberian nama setiap
komponen.
a. Jika defleksi pertama mengarah ke bawah , disebut gelombang Q
b. Deleksi pertama ke arah atas disebut gelombang R
c. Jika ada defleksi kedua ke arah atas , di sebut R’ (R-Prime)
d. Defleksi pertama ke arah bawah setelah defleksi ke arah atas disebut
gelombang S. Oleh karena itu , jika gelombang pertama pada kompleks
merupakan gelombang R, defleksi ke arah bawah yang mengikutinya
disebut gelombang S, bukan gelombang Q. Defleksi ke bawah hanya
dapat disebut gelombang Q jika ia merupakan gelombang pertama
pada kompleks. Setiap defleksi ke bawah lainnya disebut gelombang S.
e. Jika seluruh konfigurasi hanya terdiri dari satu defleksi ke arah bawah,
gelombang ini disebut gelombang QS
Di bawah ini ada beberapa konfigurasi QRS yang paling sering ditemui; masing-
masing komponen gelombang telah diberi nama
Bagian paling awal pada kompleks QRS menggambarkan depolarisasi septum
interventrikel oleh fasikula septum yang berasal dari cabang berkas kiri.
Ventrikel kanan dan kiri kemudian berdepolarisasi hampir bersamaan, tetapi
gambaran yang sering kita lihat pada EKG menggambarkan aktivasi ventrikel
kiri karena massa otot ventrikel kiri berukuran sekitar tiga kali lebih besar
daripada massa otot ventrikel kanan.

Bagian awal kompleks QRS menggambarkan depolarisasi sekat, kadang


depolarisasi sekat ini dapat terlihat sebagai gelombang Q berupa defleksi
negatif, kecil, dan bentuknya khas .

Repolarisasi
Setelah sel miokardium berdepolarisasi, mereka mengalami masa refrakter
singkat. Selama masa itu, mereka kebal terhadap rangsangan lebih lanjut.
Kemudian, mereka berepolarisasi, artinya memulihkan elektronegativitas
bagian dalamnya agar dapat dirangsang kembali.
Seperti juga gelombang depolarisasi, terdapat juga gelombang repolarisasi.
Hal ini juga terlihat pada EKG. Repolarisasi ventrikel menghasilkan gelombang
ketiga pada EKG, yaitu Gelombang T.

Catatan : Sebenarnya ada juga gelombang repolarisasi atrium, tetapi


gelombang ini terjadi bersamaan dengan depolarisasi ventrikel sehingga
tertutup oleh kompleks QRS yang jauh lebih menonjol.

(A) Repolarisasi ventrikel menghasilkan (B) suatu gelombang T pada EKG

Menamai Garis- Berbagai macam garis lurus yang menghubungkan berbagai gelombang
Garis lurus juga telah diberi nama. Dengan demikian, kita mulai berbicara tentang interval
PR, segmen ST , interval QT , dan sebagainya.
Apa yang membedakan segmen dengan interval? Segmen adalah garis lurus
yang menghubungkan dua gelombang, sedangkan interval mencakup
sekurang-kurangnya satu gelombang dan garis lurus yang menghubungkannya
dengan gelombang lain.
Interval PR meliputi gelombang P dan garis lurus yang menghubungkannya
dengan kompleks QRS. Oleh karena itu, ia mengukur waktu mulai dari awal
depolarisasi atrium hingga awal depolarisasi ventrikel.
Segmen PR adalah garis lurus yang berjalan mulai dari akhir gelombang P
hingga awal kompleks QRS. Oleh karena itu, ia mengukur waktu mulai dari
akhir depolarisasi atrium hingga awal depolarisasi ventrikel.

Segmen ST adalah garis lurus yang menghubungkan akhir kompleks QRS


dengan awal gelombang T. Ia mengukur waktu mulai dari akhir depolarisasi
ventrikel hingga awal repolarisasi ventrikel.
Interval QT meliputi kompleks QRS, segmen ST dan gelombang T. Oleh
karena itu, ia mengukur waktu mulai dari awal depolarisasi ventrikel sampai
akhir repolarisasi ventrikel.
Istilah interval QRS digunakan untuk menggambarkan durasi kompleks QRS
saja tanpa segmen penghubung apapun. Sudah jelas bahwa ia mengukur
durasi depolarisasi ventrikel.

Ringkasan 1. Tiap siklus kontraksi dan relaksasi jantung diawali oleh depolarisasi
spontan nodus sinus. Peristiwa ini tidak terlihat pada EKG
Gelombang dan 2. Gelombang P merekam depolarisasi dan kontraksi atrium. Bagian
Garis Lurus pada pertama gelombang P menggambarkan aktivitas atrium kanan; bagian
EKG kedua menggambarkan aktivitas atrium kiri.
3. Ada jeda singkat ketika aliran listrik mencapai nodus AV, dan EKG
terlihat tenang.
4. Gelombang depolarisasi kemudian menyebar sepanjang sistem
konduksi ventrikular (berkas His, cabang berkas, dan serat Purkinje) ke
dalam miokardium ventrikel. Bagian ventrikel yang pertama kali
mengalami depolarisasi adalah septum intraventrikel, Depolarisasi
ventrikel menghasilkan kompleks QRS.
5. Gelombang T merekam repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium tidak
dapat lihat.
6. Berbagai segmen dan interval menggambarkan waktu di antara
peristiwa-peristiwa berikut ini :
a. Interval PR mengukur waktu mulai dari awal depolarisasi atrium
hingga awal depolarisasi ventrikel.
b. Segmen PR mengukur waktu mulai dari akhir depolarisasi atrium
hingga awal depolarisasi ventrikel
c. Segmen ST merekam waktu mulai dari akhir depolarisasi ventrikel
hingga awal repolarisasi ventrikel.
d. Interval QT mengukur waktu mulai dari awal depolarisasi ventrikel
hingga akhir repolarisasi ventrikel.
e. Interval QRS mengukur waktu depolarisasi ventrikel

Membuat Elektroda dapat ditempatkan di mana saja pada permukaan tubuh untuk
Gelombang merekam aktivitas listrik jantung. Jika kita melakukan ini, kita segera
menemukan bahwa gelombang-gelombang yang direkam oleh elektroda
positif pada lengan kiri tampak amat berbeda dengan gelombang-gelombang
yang direkam oleh elektroda positif pada lengan kanan (atau kaki kanan, kaki
kiri, dan sebagainya ) .
Mengapa hal ini terjadi? Gampang saja. Gelombang depolarisasi yang
bergerak mendekati elektroda positif menghasilkan defleksi positif pada EKG.
Gelombang depolarisasi yang bergerak menjauhi elektroda positif
menghasilkan defleksi negatif.
Lihatlah gambar di bawah ini. Gelombang depolarisasi bergerak dari kiri ke
kanan, mendekati elektroda. EKG merekam sebuah defleksi positif.
Sekarang lihat gambar berikut . Gelombang depolarisasi bergerak dari kanan
ke kiri . Elektroda ditempatkan sedemikian rupa sehingga gelombang
depolarisasi bergerak menjauhinya. Oleh karena itu, EKG merekam defleksi
negatif.
Lihatlah gambar di bawah ini. Gelombang depolarisasi bergerak dari kiri ke
kanan, mendekati elektroda. EKG merekam sebuah defleksi positif.

Sekarang lihat gambar berikut. Gelombang depolarisasi bergerak dari kanan


ke kiri. Elektoda ditempatkan sedemikian rupa sehingga gelombang
depolarisasi bergerak menjauhinya. Oleh karena itu , EKG merekam defleksi
negatif .

Apa yang akan direkam oleh EKG jika elektroda positif ditempatkan di
pertengahan sel ?
Pada mulanya, ketika gelombang mendekati elektroda, EKG merekam defleksi
postif.
Kemudian, tepat pada saat gelombang tersebut mencapai elektroda , muatan
positif dan negatif menjadi seimbang dan pada dasarnya menetralkan satu
sama lain. Gambaran EKG kembali ke garis dasar.

Ketika gelombang depolarisasi bergerak menjauh, tampak gambaran berupa


defleksi negatif

Gambaran EKG akhirnya kembali lagi ke garis dasar ketika seluruh otot telah
terdepolarisasi.

Gambaran lengkap gelombang depolarisasi yang bergerak tegak lurus


terhadap sebuah elektroda positif disebut gelombang bifasik

Apa gambaran yang akan tampak jika elektroda perekam ditempatkan diatas
sel-sel pacu jantung? Gambarnya akan menunjukkan defleksi negatif ke bawah
karena semua aliran listrik bergerak menjauhi lokasi tempat anda merekam .
Pengaruh repolarisasi pada EKG serupa dengan pengaruh depolarisasi, tetapi
muatannya terbalik. Gelombang repolarisasi yang bergerak mendekati
elektoda positif menghasilkan defleksi negatif pada EKG.
Gelombang yang tegak lurus menghasilkan gelombang bifasik, akan tetapi,
pada gelombang ini defleksi negatif mendahului defleksi positif,

Kita dapat dengan mudah menerapkan konsep-konsep ini pada seluruh


bagian jantung. Elektroda yang ditempatkan pada permukaan tubuh akan
merekam gelombang depolarisasi dan repolarisasi ketika menjalar melalui
jantung.
Jika gelombang depolarisasi yang melalui jantung bergerak mendekati
elektroda di permukaan tubuh, elektroda tersebut akan merekam defleksi
positif (elektroda A). Jika gelombang depolarisasi bergerak menjauhi elektroda,
elektroda tersebut akan merekam defleksi negatif (elektroda B). Jika
gelombang depolarisasi bergerak tegak lurus terhadap elektroda, elektroda
tersebut akan merekam gelombang bifasik ( Elektroda C). Pengaruh
repolarisasi justru berlawanan dengan pengaruh depolarisasi , seperti yang
akan anda perkirakan.
12 Sudut Pandang Jika jantung dianggap sesederhana sebuah sel miokardium, beberapa
Jantung elektroda perekam akan memberikan kita seluruh informasi yang kita perlukan
untuk menggambarkan aktivitas listriknya, Akan tetapi , seperti yang telah kita
lihat, jantung tidak sesederhana itu – ini menjadi beban untuk anda, tapi
sebaliknya , menjadi berkat bagi para penulis buku EKG.
Jantung adalah sebuah organ tiga dimensi, sehingga aktivitas listriknya harus
dipahami secara tiga dimensi juga. Beberapa elektroda saja tidak cukup untuk
melakukan ini; suatu fakta yang ditemukan oleh para elektrokardiografer
terdahulu ketika mereka menemukan sadapan ektrimitas pertama lebih dari
seabad yang lalu. Kini EKG standar terdiri dari 12 sadapan dan masing-masing
sadapan ditentukan oleh lokasi dan orientasi berbagai elektroda pada tubuh.
Setiap sadapan memandang jantung dari sudut tertentu, yang memperkuat
sensitivitasnya pada regio jantung tersebut dibandingkan dengan regio jantung
tersebut dibandingkan dengan regio yang lainnya. Semakin banyak sudut
pandang, semakin banyak informasi yang didapat.
Untuk membaca EKG dan memperoleh informasi sebanyak mungkin, kamu
perlu memahami tentang sistem 12-sadapan.
Pada persiapan pemeriksaan EKG 12-sadapan, dua elektrode dipasang di
kedua lengan dan dua lagi di kedua tungkai pasien. Elektroda-elektroda ini
menghasilkan enam sadapan ekstremitas, yang meliputi tiga sadapan standart
dan tiga sadapan tambahan/augmented (istilah ini nanti akan anda pahami).
Enam elektroda juga ditempatkan di sepanjang dada, menghasilkan enam
sadapan prakordial.

Ketepatan rekaman akan bervariasi menurut ketepatan penempatan


elektroda. Oleh karena itu, protokol standar penempatan elektroda harus
tetap dipatuhi agar berbagai rekaman EKG yang dialami pada saat yang
berbeda-beda dalam bermacam-macam keadaan dapat di perbandingkan.

Enam Sadapan Sadapan ekstrimitas memandang jantung dalam sebuah bidang vertikal
Ekstrimitas disebut bidang frontal. Bidang frontal dapat dibayangkan sebagai satu
lingkaran raksasa yang berhimpitan dengan tubuh pasien . Lingkaran ini
kemudian ditandai dengan derajat-derajat. Sadapan ekstrimitas memandang
gaya-gaya listrik ( gelombang depolarisasi dan repolarisasi) yang bergerak ke
atas dan ke bawah serta ke kiri dan ke kanan melalui lingkaran ini.

Untuk menghasilkan enam sadapan bidang frontal, setiap elektroda secara


bergantian berperan sebagai kutub postif/ Negatif ( hal ini dilakukan oleh
mesin EKG secara otomatis ) .
Setiap sadapan mempunyai sudut orientasi , yakni sudut pandanganya
sendiri yang khas terhadap jantung. Sudut tiap sadapan dapat ditentukan
dengan cara menarik garis dari elektroda negatif ke elektroda positif. Sudut
resultan kemudian dinyatakan dalam derajat dengan cara meletakannya pada
lingkaran bidang frontal yang bersudut 360 derajat.

Tiga sadapan ekstrimitas standar didefinisikan sebagai berikut :


a. Sadapan I dihasilkan dengan cara menjadikan lengan kiri sebagai kutub
positif dan lengan kanan sebagai kutub negatif. Sudut orientasinya 0
derajat
b. Sadapan II dihasilkan dengan cara menjadikan tungkai sebagai kutub
positif dan lengan kanan sebagai kutub negatif. Sudut orientasinya
adalah 60 derajat.
c. Sadapan III dihasilkan dengan cara menjadikan tungkai sebagai kutub
positif dan lengan kiri sebagai kutub negatif. Sudut orientasinya 120
derajat.

Tiga sadapan ekstrimitas tambahan dihasilkan dengan cara yang agak


berbeda. Satu sadapan ditentukan sebagai kutub positif, dan sadapan-sadapan
lainnya, yang pada prinsipnya berperan sebagai elektroda negatif (common
ground), ditentukan sebagi kutub negatif. Sadapan ini disebut sadapan
tambahan karena mesin EKG harus memperkuat gambaran untuk
mendapatkan rekaman yang jelas dilihat.
1. Sadapan AVL dihasilkan dengan cara menjadikan lengan kiri sebagai
kutub positif dan ekstrimitas yang lain sebagai kutub negatif. Sudut
orientasinya -30 derajat.
2. Sadapan AVR dihasilkan dengan cara menjadikan lengan kanan sebagai
kutub positif dan ekstrimitas yang lain sebagai kutub negatif. Sudut
orientasinya -150 derajat.
3. Sadapan AVF dihasilkan dengan cara menjadikan tungkai sebagai kutub
positif dan ekstrimitas yang lain sebagai kutub negatif. Sudut
orientasinya +90 derajat.

Pada gambar di bawah ini, keenam sadapan pada bidang frontal ditunjukkan
sesuai dengan sudut orientasinya. Seperti tiga pengamat kita tadi yang masing-
masing memandang gajah dari sudut pandangnya sendiri yang berbeda, setiap
sadapan memandang jantung dari sudut pandangnya sendiri yang berbeda .

Sadapan II,III, AVF disebut sadapan inferior karena merekalah yang paling
lihai memandang permukaan inferior jantung. Permukaan atau dinding inferior
jantung. Permukaan atau dinding inferior jantung merupakan istilah anatomik
untuk bagian dasar jantung yaitu bagian yang bersandar pada diafragma.
Sadapan I dan AVL sering disebut sebagai sadapan lateral kiri karena
mempunyai pandangan paling jelas terhadap dinding lateral kiri jantung.
AVR ditakdirkan sebatang kara, dan anda dipersilahkan menamainya sesuka
hati.
Hafalkan enam sadapan ini beserta sudutnya.

Diantara keenam sadapan ekstrimitas, tiga merupakan sadapan standar (I, II,
dan III), dan tiga lainnya merupakan sadapan tambahan (AVR, AVL, dan AVF ).
Masing-masing sadapan memandang jantung dari sudut orientasi tertentu.
Enam Sadapan Keenam sadapan prakordial, atau sadapan dada, jauh lebih mudah
Prakordial dipahami. Mereka disusun sepanjang dada dalam bidang horizontal seperti
yang digambarkan di bawah. Sementara sadapan bidang frontal memandang
gaya listrik yang bergerak ke atas dan ke bawah serta ke kiri dan ke kanan,
sadapan prakordial merekam gaya-gaya yang bergerak ke anterior dan
posterior.
Untuk menghasilkan enam sadapan prakordial, masing-masing
elektroda dada secara bergiliran dijadikan sebagaik kutub positif, dan seluruh
tubuh dianggap sebagai elektroda negatif. Enam elektroda positif, yang
menjadi sadapan prekordial V1 sampai V6, diatur sebagai berikut :
 V1 ditempatkan di sela iga ke empat di sebelah kanan sternum
 V2 ditempatkan di sela iga keempat di sebelah kiri sternum
 V3 ditempatkan di antara V2 dan V4
 V4 ditempatkan di sela iga kelima pada linea medioklavikularis
 V5 ditempatkan diantara V4 dan V6
 V6 ditempatkan di sela iga kelima pada linea aksilaris media

Sadapan prakordial menggambarkan bidang horizontal atau transversal


memandang gaya listrik yang bergerak ke arah anterior dan posterior.
Sama seperti sadapan ekstrimitas, setiap sadapan prakordial paling jelas
memandang daerah cakupannya masing-masing .
Perhatikan bahwa ventrikel kanan terletak di sebelah anterior dan medial di
dalam rongga tubuh, dan ventrikel kiri terletak di sebelah posterior dan lateral.
Sadapan V1 dan V2 terletak langsung di atas ventikel kanan, V3 dan V4 di atas
septum interventrikel, serta V5 dan V6 di atas ventrikel kiri.
Sadapan V1 sampai V4 sering disebut sebagai sadapan anterior, dan V5 dan
V6 bersama dengan I dan AVL disebut sebagai sadapan lateral kiri.

Sadapan
Sadapan Kelompok
V1 , V2 , V3 , V4 Anterior
I , AVL ,V5, V6 Lateral kiri
II, III, AVF Inferior
AVR ---
Sepatah kata Ketahuilah bahwa setiap elektroda EKG hanya merekam rata-rata aliran arus
mengenai vektor listrik. Dengan demikian, walaupun terdapat pusaran-pusaran arus listrik kecil
yang berjalan simultan ke setiap arah, setiap sadapan hanya merekam jumlah
rerata beberapa gaya ini. Dengan cara ini, tercipta pola-pola yang amat
sederhana dari kekacauan ini.
Konsep ini sesungguhnya sangat sederhana; mari kita gunakan analogi untuk
menjelaskan hal ini. Sepanjang pertandingan sepak bola, seorang kiper dapat
menendang atau melemparkan bolanya berkali-kali ke anggota timnya.
Beberapa pola akan menuju ke kiri, yang lain ke kanan, sementara yang lain
lurus ke depan. Namun pada akhir pertandingan, arah rata-rata semua
tendangan dan lemparan kiper tersebut kemungkinan besar lurus ke arah
gawang lawan. Gerakan rata-rata ini dapat digambarkan dengan panah tunggal
atau vektor.
Elektroda EKG kita dengan tepat merekam vektor ini ketika mengukur aliran
listrik dalam jantung. Sudut orientasi vektor ini menggambarkan arah rata-rata
aliran, dan panjangnya menggambarkan voltase (amplitudo) yang dicapai.
Setiap saat, gaya listrik yang bergerak dalam jantung dapat digambarkan
dengan satu vektor, dan vektor ini diterjemahkan oleh setiap sadapan menjadi
pola gelombang sederhana yang kita lihat pada EKG.

EKG 12-Sadapan Sekarang Anda mengetahui tiga hal yang diperlukan untuk memperoleh
Normal gambaran normal EKG 12-sadapan :
a. Jalur normal aktivasi listrik jantung dan nama-nama segmen,
gelombang, dan interval yang dihasilkan .
b. Orientasi kedua belas sadapan, enam pada bidang frontal dan enam
pada bidang horizontal.
c. Satu konsep sederhana bahwa masing-masing sadapan setiap saat
merekam aliran listrik rata-rata.
Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menggunakan apa yang telah
anda ketahui, dan membayangkan gambaran setiap gelombang pada
kedua belas sadapan.

Gelombang P Depolarisasi atrium berawal dari nodus sinus di bagian atas atrium kanan.
Atrium kanan berdepolarisasi lebih dahulu, baru kemudian atrium kiri. Oleh
karena itu, vektor aliran listrik atrium mengarah dari kanan ke kiri dan sedikit
ke inferior (panah besar).
Setiap sadapan yang memandang gelombang depolarisasi atrium yang
bergerak mendekatinya akan merekam defleksi positif pada kertas EKG. Hal ini
terlihat jelas pada sadapan lateral kiri dan inferior. Pada bidang frontal,
sadapan ini meliputi sadapan lateral kiri, yaitu sadapan I dan AVL serta
sadapan inferior, yaitu sadapan II dan AVF.
Sadapan III, yang juga termasuk salah satu sadapan inferior, ditempatkan
sedikit berbeda. Ia adalah sadapan inferior yang terletak paling kanan
(orientasi 120 derajat) dan sebenarnya terletak hampir tegak lurus terhadap
aliran listrik atrium. Dapat diperkirakan bahwa sadapan III seringkali merekam
gelombang P bifasik.
Sadapan AVR, yakni sadapan bidang frontal yang terletak paling kanan
(orientasi -150),memandang aliran listrik bergerak menjahuinya sehingga ia
merekam defleksi negatif murni.
Pada bidang horizontal, sadapan lateral kiri V5 dan V6 merekam defleksi
positif, seperti rekaman sadapan I dan AVL pada bidang frontal. Sadapan V1
yang terletak di atas jantung kanan, terorientasi tegak lurus terhadap arah
aliran listrik sehingga merekam gelombang bifasik, sama seperti sadapan III.
Sadapan V2 sampai V4 merekam gelombang yang bervariasi.

Kare

Karena atrium berukuran kecil, voltase yang mampu dihasilkannya juga kecil.
Amplitudo gelombang P biasanya tidak melebihi 0,25 mV (2,5 mm atau dua
setengah kotak kecil) pada semua sadapan. Amplitudo gelombang P biasanya
paling positif pada sadapan II dan paling negatif pada sadapan AVR.
Setiap Orang itu Harap waspada . setiap orang berbeda-beda anatomi dan orientasi
Unik jantungnya sehingga aturan mutlak tidak mungkin diterapkan. Misalnya,
meskipun gelombang P yang negatif pada jantung yang betul-betul normal.
Hanya diperlukan perubahan vektor aliran listrik sebesar beberapa derajat
untuk mengubah gelombang bifasik menjadi gelombang negatif. Hal ini dapat
terjadi, misalnya, jika jantung pasien mempunyai sudut yang sedikit berbeda
dalam rongga dada. Oleh karena itu, sudut orientasi vektor aliran listrik yang
normal dinyatakan dalam suatu kisaran angka, bukan satu angka saja. Misalnya
, vektor gelombang P yang normal berkisar dari 0 derajat sampai 70 derajat.

Interval PR Interval PR menggambarkan waktu mulai dari awal depolarisasi atrium


sampai awal depolarisasi ventrikel. Interval ini mencakup perlambatan
konduksi yang terjadi pada nodus AV. Interval PR biasanya berlangsung selama
0,12 sampai 0,2 detik ( sepanjang 3-5 mm pada kertas EKG).

Segmen PR Segmen PR menggambarkan waktu mulai dari akhir depolarisasi atrium


sampai awal depolarisasi ventrikel. Segmen PR biasanya berupa garis
horizontal dan berjalan pada garis dasar yang sama seperti sebelum
munculnya gelombang P.
Kompleks QRS Gelombang depolarisasi listrik kita yang muncul dari nodus AV ini sekarang
memang siap memasuki ventrikel.
kompleks, tetapi
tidak rumit
Gelombang Q Septum interventrikel, yaitu dinding otot yang memisahkan ventrikel kanan
septum dengan kiri, berdepolarisasi paling awal, dari arah kiri ke kanan. Fasikula
septum yang sangat halus milik cabang berkas kiri bertanggung jawab
menghantar gelombang depolarisasi ke daerah jantung ini dengan cepat.
Depolarisasi septum tidak selalu terlihat pada EKG, tetapi bila terlihat,
depolarisasi kecil yang berjalan dari kiri-ke-kanan ini menyebabkan munculnya
defleksi negatif yang sangat kecil pada satu atau beberapa sadapan lateral kiri.
Oleh karena itu, defleksi negatif awal ini, atau gelombang Q, dapat terlihat
pada sadapan I,AVL, V5 dan V6. Kadang-kadang gelombang Q kecil dapat
terlihat juga pada sadapan inferior dan V3 serta V4.
Amplitudo gelombang Q yang normal tidak melebihi 0,1 mV.
Miokardium Bagian ventrikel lainnya yang merupakan miokardium yang tebal mendapat
Ventrikel yang lain giliran selanjutnya untuk berdepolarisasi. Karena ventrikel kiri jauh lebih tebal
turut daripada ventrikel kanan, ia mendemoninasi sisa kompleks QRS, sehingga
berdepolarisasi vektor aliran listrik rata-rata condong ke kiri. Vektor ini biasanya mengarah ke
mana pun mulai dari 0 derajat sampai +90 derajat . Oleh karena itu, pada
bidang frontal, terlihat defleksi positif yang besar ( gelombang R) pada
sebagian besar sadapan lateral kiri dan inferior. Sadapan AVR yang terletak di
sebelah kanan merekam defleksi negatif yang dalam ( gelombang S).
Pada bidang horizontal, sadapan V1 dan V2 yang berada di atas ventrikel
kanan, merekam gelombang S yang dalam karena aliran listrik bergerak
menjauhi sadapan ke arah kiri. Sebaliknya, sadapan V5 dan V6 yang terletak di
atas ventrikel kiri, merekam gelombang R yang positif tinggi. Sadapan V3 dan
V4 menggambarkan zona transisi, dan salah satu sadapan ini biasanya
merekam gelombang bifasik, yakni gelombang R dan sebuah gelombang S yang
amplitudonya hampir sama .
Pola amplitudo gelombang R yang meningkat secara progresif, dari kanan-ke
kiri pada sadapan prakordial ini disebut peningkatan gelombang R ( R- wave
progression) . Gelombang R paling kecil pada sadapan V1, dan paling besar
pada sadapan V5 (gelombang R disadapan V6 biasanya sedikit lebih kecil
daripada di sadapan V5), Kita juga berbicara mengenai zona transisi , yaitu
sadapan prakordial atau sadapan tempat kompleks QRS berubah mulai dari
dominan negatif sampai menjadi dominan positif. Zona transisi yang normal
terdapat sadapan V3 dan V4.
Amplitudo kompleks QRS jauh lebih besar daripada gelombang P karena
massa ventrikel jauh lebih besar daripada atrium sehingga dapat menghasilkan
potensial listrik yang jauh lebih besar.

Interval QRS Interval QRS yang menggambarkan durasi kompleks QRS, normalnya
berdurasi mulai dari 0,06 sampai 0,1 detik.

Segmen ST Segmen ST biasanya horizontal atau perlahan-lahan melandai ke atas pada


semua sadapan. Ia menggambarkan waktu mulai dari akhir depolarisasi
ventrikel sampai awal repolarisasi ventrikel.

Gelombang T Gelombang T menggambarkan repolarisasi ventrikel.


Tidak seperti depolarisasi kebanyakan terjadi dengan pasif, repolarisasi
memerlukan pemakaian energi sel yang sangat besar (ingat pompa membran).
Gelombang T sangat rentan terhadap segala macam pengaruh , baik yang
berasal dari jantung maupun di luar jantung (misalnya hormonal, neurologik),
sehingga mempunyai gambaran yang bervariasi.
Meskipun demikian, ada beberapa pernyataan umum yang sifatnya pasti.
Pada jantung yang normal, repolarisasi biasanya dimulai dari daerah jantung
yang paling terakhir berdepolarisasi, kemudian berjalan mundur ke arah yang
berlawanan dengan arah gelombang depolarisasi (panah besar) . Karena
gelombang depolarisasi (tampak gelombang repolarisasi yang menjauh akan
menghasilkan defleksi positif selama depolarisasi ( tampak sebagai gelombang
R tinggi ) biasanya juga akan merekam defleksi positif selama repolarisasi
(tampak sebagai gelombang T positif). Oleh karena itu , biasanya gelombang T
positif selalu dapat dijumpai pada sadapan dengan gelombang R yang tinggi.
Amplitudo atau tinggi gelombang T yang normal adalah sepertiga sampai dua
pertiga gelombang R yang sebelumnya .

Interval QT Interval QT dimulai dari awal depolarisasi ventrikel samapai akhir repolarisasi
ventrikel. Oleh karena itu, ia meliputi semua peristiwa-peristiwa listrik yang
terjadi di dalam ventrikel. Dari segi durasi, interval QT lebih banyak didominasi
oleh repolarisasi ventrikel daripada depolarisasi ( gelombang T lebih lebar
daripada kompleks QRS).
Durasi interval QT sebanding dengan frekuensi denyut jantung. Semakin
cepat jantung berdenyut, semakin cepat ia harus berepolarisasi untuk
mempersiapkan kontraksi selanjutnya, sehingga interval QT memanjang. Pada
umumnya interval QT menyusun sekitar 40% siklus jantung normal, bila diukur
dari satu gelombang R ke gelombang berikutnya.

Ringkasan Tafsiran a. Gelombang P berukuran kecil dan biasanya positif pada sadapan
Berbagai lateral kiri dan inferior. Gelombang ini seringkali bifasik pada sadapan
gelombang pada III dan V1. Gelombang ini biasanya paling positif pada sadapan II dan
EKG Normal paling negatif pada sadapan AVR.
b. Kompleks QRS berukuran besar, dan gelombang R yang tinggi (defleksi
positif). Biasanya terlihat pada sebagian besar sadapan lateral kiri dan
inferior. Peningkatan gelombang R ditandai dengan pembesaran
gelombang R yang berurutan ketika melintasi sadapan prakordial mulai
dari V1 sampai V5. Gelombang Q awal kecil yang menggambarkan
depolarisasi sekat, sering dapat ditemukan pada satu atau beberapa
sadapan lateral kiri, dan kadang pada sadapan inferior.
c. Gelombang T besarnya bervariasi, tetapi biasanya positif pada sadapan
dengan gelombang R yang tinggi.
Sekarang, lihatlah baik-baik EKG berikut. Apakah tampak familiar?
Tentu saja gambar ini tampak familiar. Semuanya adalah EKG 12-sadapan
normal, yang serupa dengan gambar di awal buku ini.

Selamat , Anda telah berhasil melewati bagian yang paling susah dalam
buku ini. Segala sesuatu yang muncul berikutnya dibangun secara logis dari
prinsip-prinsip dasar yang sekarang telah anda kuasai.

Atraksi-atraksi Sekarang Anda siap menggunakan EKG untuk mendiagnosis berbagai macam
berikutnya gangguan jantung dan non-jantung. Kita kelompokkan gangguan ini ke dalam
lima kategori.
a. Hipertrofi dan Pembesaran (bab 2). EKG dapat menunjukkan apakah
ruang atrium atau ventrikel tertentu mengalami pembesaran atau
hipertrofi. Penyakit katup, hipertensi menahun, dan kelainan turunan
pada otot jantung dapat memunculkan gambaran ini pada jantung,
dan EKG dapat membantu mengenali dan mengevaluasi penyakit-
penyakit ini.
b. Hipertrofi dan Pembesaran (bab 2). EKG dapat menunjukkan apakah
ruang atrium atau ventrikel tertentu mengalami pembesaran atau
hipertrofi. Penyakit katup, hipertensi menahun, dan kelainan turunan
pada otot jantung dapat memunculkan gambaran ini pada ajntung ,
dan EKG dapat membantu mengenali dan mengevaluasi penyakit-
penyakit ini.
c. Kelaianan irama (bab 3 ) jantung mungkin saja berdenyut terlalu cepat
atau terlalu lambat, mengalami fibrilasi yang sangat kacau, atau
bahkan berhenti mendadak. EKG tetap menjadi senjata pamungkas
untuk menilai berbagai gangguan irama tersebut. Pada keadaan yang
paling berat, gangguan irama jantung dapat menyebabkan kematian
mendadak
d. Kelainan konduksi (bab 4 dan 5). Jika jalur normal konduksi listrik
jantung mengalami blokade, frekuensi jantung dapat turun mendadak.
Keadaan ini dapat menyebabkan sinkop, yaitu pingsan akibat
penurunan curah jantung secara mendadak. Sinkop merupakan salah
satu penyebab utama seorang insan dirawat di rumah sakit. Konduksi
juga dapat dipercepat dengan melintasi melalui sirkuit pendek yang
memintas jeda normal yang terjadi pada nodus AV; kita juga akan
mempelajari hal ini.
e. Iskemia dan Infark Miokardium (Bab 6) . Diagnosis iskemia dan infark
miokardium merupakan salah satu peran EKG yang paling penting. Ada
banyak alasan mengapa seorang pasien menderita nyeri dada, dan EKG
dapat membantu memilah-milah alasan tersebut.
f. Gangguan Elektrolit , pengaruh obat, dan gangguan lain (BAB 7).
Karena semua peristiwa listrik di jantung bergantung pada elektrolit,
dapatlah dimengerti bahwa berbagai gangguan elektrolit dapat
memengaruhi konduksi jantung dan bahkan menyebabkan kematian
mendadak jika tidak diobati. Obat-obatan seperti digitalis,
antidepresan, agen antiaritmia, dan bahkan antibiotik dapat
mengubah gambaran EKG secara nyata.Berbagai penyakit jantung dan
non-jantung juga dapat menyebabkan perubahan yang dramatis pada
EKG. Pada setiap keadaan ini, selayang pandang pada EKG yang tepat
dapat menegakkan diagnosis dan kadang menyelamatkan Jiwa.

Anda mungkin juga menyukai