Waktu dan Voltase Gelombang EKG terutama menggambarkan aktivitas listrik sel miokardium
yang menyusun sebagaian besar jantung. Aktivitas pacu jantung dan
penghantaran oleh sistem konduksi biasanya tidak terlihat pada EKG.
Siklus kontraksi dan relaksasi jantung normal dimulai ketika nodus sinus
berdepolarisasi secara spontan. Gelombang depolarisasi kemudian menjalar
kedua atrium, menyebabkan terjadinya kontraksi
Depolarisasi Setelah kira-kira sepersepuluh detik , gelombang depolarisasi lolos dari nodus
ventrikel AV dan menjalar dengan cepat menuju kedua ventrikel melalui sel penghantar
listrik khusus.
Sistem konduksi ventrikel ini mempunyai anatomi yang ruwet tetapi pada
dasarnya terdiri dari tiga bagian :
a. Berkas His
b. Cabang berkas
c. Serabut Purkinje terminal
Berkas His Keluar dari nodus AV dan segera bercabang menjadi cabang
berkas kanan dan kiri. Cabang berkas kanan membawa arus listrik menuju sisi
kanan septum interventrikel hingga ke apeks ventrikel kanan. Cabang berkas
kiri lebih rumit, Ia membelah menjadi tiga fasikula mayor :
a. Fasikula septum , yang mendepolarisasi septum interventrikel ( dinding
otot yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri ) dari kiri ke kanan.
b. Fasikula anterior , yang berjalan di sepanjang permukaan anterior
ventrikel kiri.
c. Fasikula posterior yang berjalan di sepanjang permukaan posterior
ventrikel kiri.
Cabang berkas kanan dan cabang berkas kiri serta fasikulanya berujung
pada serat Purkinje yang sangat halus dan tidak terhitung jumlahnya ,
menyerupai ranting-ranting kecil yang keluar dari cabang pohon. Serabut-
serabut ini menghantarkan listrik ke dalam miokard ventrikel.
Repolarisasi
Setelah sel miokardium berdepolarisasi, mereka mengalami masa refrakter
singkat. Selama masa itu, mereka kebal terhadap rangsangan lebih lanjut.
Kemudian, mereka berepolarisasi, artinya memulihkan elektronegativitas
bagian dalamnya agar dapat dirangsang kembali.
Seperti juga gelombang depolarisasi, terdapat juga gelombang repolarisasi.
Hal ini juga terlihat pada EKG. Repolarisasi ventrikel menghasilkan gelombang
ketiga pada EKG, yaitu Gelombang T.
Menamai Garis- Berbagai macam garis lurus yang menghubungkan berbagai gelombang
Garis lurus juga telah diberi nama. Dengan demikian, kita mulai berbicara tentang interval
PR, segmen ST , interval QT , dan sebagainya.
Apa yang membedakan segmen dengan interval? Segmen adalah garis lurus
yang menghubungkan dua gelombang, sedangkan interval mencakup
sekurang-kurangnya satu gelombang dan garis lurus yang menghubungkannya
dengan gelombang lain.
Interval PR meliputi gelombang P dan garis lurus yang menghubungkannya
dengan kompleks QRS. Oleh karena itu, ia mengukur waktu mulai dari awal
depolarisasi atrium hingga awal depolarisasi ventrikel.
Segmen PR adalah garis lurus yang berjalan mulai dari akhir gelombang P
hingga awal kompleks QRS. Oleh karena itu, ia mengukur waktu mulai dari
akhir depolarisasi atrium hingga awal depolarisasi ventrikel.
Ringkasan 1. Tiap siklus kontraksi dan relaksasi jantung diawali oleh depolarisasi
spontan nodus sinus. Peristiwa ini tidak terlihat pada EKG
Gelombang dan 2. Gelombang P merekam depolarisasi dan kontraksi atrium. Bagian
Garis Lurus pada pertama gelombang P menggambarkan aktivitas atrium kanan; bagian
EKG kedua menggambarkan aktivitas atrium kiri.
3. Ada jeda singkat ketika aliran listrik mencapai nodus AV, dan EKG
terlihat tenang.
4. Gelombang depolarisasi kemudian menyebar sepanjang sistem
konduksi ventrikular (berkas His, cabang berkas, dan serat Purkinje) ke
dalam miokardium ventrikel. Bagian ventrikel yang pertama kali
mengalami depolarisasi adalah septum intraventrikel, Depolarisasi
ventrikel menghasilkan kompleks QRS.
5. Gelombang T merekam repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium tidak
dapat lihat.
6. Berbagai segmen dan interval menggambarkan waktu di antara
peristiwa-peristiwa berikut ini :
a. Interval PR mengukur waktu mulai dari awal depolarisasi atrium
hingga awal depolarisasi ventrikel.
b. Segmen PR mengukur waktu mulai dari akhir depolarisasi atrium
hingga awal depolarisasi ventrikel
c. Segmen ST merekam waktu mulai dari akhir depolarisasi ventrikel
hingga awal repolarisasi ventrikel.
d. Interval QT mengukur waktu mulai dari awal depolarisasi ventrikel
hingga akhir repolarisasi ventrikel.
e. Interval QRS mengukur waktu depolarisasi ventrikel
Membuat Elektroda dapat ditempatkan di mana saja pada permukaan tubuh untuk
Gelombang merekam aktivitas listrik jantung. Jika kita melakukan ini, kita segera
menemukan bahwa gelombang-gelombang yang direkam oleh elektroda
positif pada lengan kiri tampak amat berbeda dengan gelombang-gelombang
yang direkam oleh elektroda positif pada lengan kanan (atau kaki kanan, kaki
kiri, dan sebagainya ) .
Mengapa hal ini terjadi? Gampang saja. Gelombang depolarisasi yang
bergerak mendekati elektroda positif menghasilkan defleksi positif pada EKG.
Gelombang depolarisasi yang bergerak menjauhi elektroda positif
menghasilkan defleksi negatif.
Lihatlah gambar di bawah ini. Gelombang depolarisasi bergerak dari kiri ke
kanan, mendekati elektroda. EKG merekam sebuah defleksi positif.
Sekarang lihat gambar berikut . Gelombang depolarisasi bergerak dari kanan
ke kiri . Elektroda ditempatkan sedemikian rupa sehingga gelombang
depolarisasi bergerak menjauhinya. Oleh karena itu, EKG merekam defleksi
negatif.
Lihatlah gambar di bawah ini. Gelombang depolarisasi bergerak dari kiri ke
kanan, mendekati elektroda. EKG merekam sebuah defleksi positif.
Apa yang akan direkam oleh EKG jika elektroda positif ditempatkan di
pertengahan sel ?
Pada mulanya, ketika gelombang mendekati elektroda, EKG merekam defleksi
postif.
Kemudian, tepat pada saat gelombang tersebut mencapai elektroda , muatan
positif dan negatif menjadi seimbang dan pada dasarnya menetralkan satu
sama lain. Gambaran EKG kembali ke garis dasar.
Gambaran EKG akhirnya kembali lagi ke garis dasar ketika seluruh otot telah
terdepolarisasi.
Apa gambaran yang akan tampak jika elektroda perekam ditempatkan diatas
sel-sel pacu jantung? Gambarnya akan menunjukkan defleksi negatif ke bawah
karena semua aliran listrik bergerak menjauhi lokasi tempat anda merekam .
Pengaruh repolarisasi pada EKG serupa dengan pengaruh depolarisasi, tetapi
muatannya terbalik. Gelombang repolarisasi yang bergerak mendekati
elektoda positif menghasilkan defleksi negatif pada EKG.
Gelombang yang tegak lurus menghasilkan gelombang bifasik, akan tetapi,
pada gelombang ini defleksi negatif mendahului defleksi positif,
Enam Sadapan Sadapan ekstrimitas memandang jantung dalam sebuah bidang vertikal
Ekstrimitas disebut bidang frontal. Bidang frontal dapat dibayangkan sebagai satu
lingkaran raksasa yang berhimpitan dengan tubuh pasien . Lingkaran ini
kemudian ditandai dengan derajat-derajat. Sadapan ekstrimitas memandang
gaya-gaya listrik ( gelombang depolarisasi dan repolarisasi) yang bergerak ke
atas dan ke bawah serta ke kiri dan ke kanan melalui lingkaran ini.
Pada gambar di bawah ini, keenam sadapan pada bidang frontal ditunjukkan
sesuai dengan sudut orientasinya. Seperti tiga pengamat kita tadi yang masing-
masing memandang gajah dari sudut pandangnya sendiri yang berbeda, setiap
sadapan memandang jantung dari sudut pandangnya sendiri yang berbeda .
Sadapan II,III, AVF disebut sadapan inferior karena merekalah yang paling
lihai memandang permukaan inferior jantung. Permukaan atau dinding inferior
jantung. Permukaan atau dinding inferior jantung merupakan istilah anatomik
untuk bagian dasar jantung yaitu bagian yang bersandar pada diafragma.
Sadapan I dan AVL sering disebut sebagai sadapan lateral kiri karena
mempunyai pandangan paling jelas terhadap dinding lateral kiri jantung.
AVR ditakdirkan sebatang kara, dan anda dipersilahkan menamainya sesuka
hati.
Hafalkan enam sadapan ini beserta sudutnya.
Diantara keenam sadapan ekstrimitas, tiga merupakan sadapan standar (I, II,
dan III), dan tiga lainnya merupakan sadapan tambahan (AVR, AVL, dan AVF ).
Masing-masing sadapan memandang jantung dari sudut orientasi tertentu.
Enam Sadapan Keenam sadapan prakordial, atau sadapan dada, jauh lebih mudah
Prakordial dipahami. Mereka disusun sepanjang dada dalam bidang horizontal seperti
yang digambarkan di bawah. Sementara sadapan bidang frontal memandang
gaya listrik yang bergerak ke atas dan ke bawah serta ke kiri dan ke kanan,
sadapan prakordial merekam gaya-gaya yang bergerak ke anterior dan
posterior.
Untuk menghasilkan enam sadapan prakordial, masing-masing
elektroda dada secara bergiliran dijadikan sebagaik kutub positif, dan seluruh
tubuh dianggap sebagai elektroda negatif. Enam elektroda positif, yang
menjadi sadapan prekordial V1 sampai V6, diatur sebagai berikut :
V1 ditempatkan di sela iga ke empat di sebelah kanan sternum
V2 ditempatkan di sela iga keempat di sebelah kiri sternum
V3 ditempatkan di antara V2 dan V4
V4 ditempatkan di sela iga kelima pada linea medioklavikularis
V5 ditempatkan diantara V4 dan V6
V6 ditempatkan di sela iga kelima pada linea aksilaris media
Sadapan
Sadapan Kelompok
V1 , V2 , V3 , V4 Anterior
I , AVL ,V5, V6 Lateral kiri
II, III, AVF Inferior
AVR ---
Sepatah kata Ketahuilah bahwa setiap elektroda EKG hanya merekam rata-rata aliran arus
mengenai vektor listrik. Dengan demikian, walaupun terdapat pusaran-pusaran arus listrik kecil
yang berjalan simultan ke setiap arah, setiap sadapan hanya merekam jumlah
rerata beberapa gaya ini. Dengan cara ini, tercipta pola-pola yang amat
sederhana dari kekacauan ini.
Konsep ini sesungguhnya sangat sederhana; mari kita gunakan analogi untuk
menjelaskan hal ini. Sepanjang pertandingan sepak bola, seorang kiper dapat
menendang atau melemparkan bolanya berkali-kali ke anggota timnya.
Beberapa pola akan menuju ke kiri, yang lain ke kanan, sementara yang lain
lurus ke depan. Namun pada akhir pertandingan, arah rata-rata semua
tendangan dan lemparan kiper tersebut kemungkinan besar lurus ke arah
gawang lawan. Gerakan rata-rata ini dapat digambarkan dengan panah tunggal
atau vektor.
Elektroda EKG kita dengan tepat merekam vektor ini ketika mengukur aliran
listrik dalam jantung. Sudut orientasi vektor ini menggambarkan arah rata-rata
aliran, dan panjangnya menggambarkan voltase (amplitudo) yang dicapai.
Setiap saat, gaya listrik yang bergerak dalam jantung dapat digambarkan
dengan satu vektor, dan vektor ini diterjemahkan oleh setiap sadapan menjadi
pola gelombang sederhana yang kita lihat pada EKG.
EKG 12-Sadapan Sekarang Anda mengetahui tiga hal yang diperlukan untuk memperoleh
Normal gambaran normal EKG 12-sadapan :
a. Jalur normal aktivasi listrik jantung dan nama-nama segmen,
gelombang, dan interval yang dihasilkan .
b. Orientasi kedua belas sadapan, enam pada bidang frontal dan enam
pada bidang horizontal.
c. Satu konsep sederhana bahwa masing-masing sadapan setiap saat
merekam aliran listrik rata-rata.
Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menggunakan apa yang telah
anda ketahui, dan membayangkan gambaran setiap gelombang pada
kedua belas sadapan.
Gelombang P Depolarisasi atrium berawal dari nodus sinus di bagian atas atrium kanan.
Atrium kanan berdepolarisasi lebih dahulu, baru kemudian atrium kiri. Oleh
karena itu, vektor aliran listrik atrium mengarah dari kanan ke kiri dan sedikit
ke inferior (panah besar).
Setiap sadapan yang memandang gelombang depolarisasi atrium yang
bergerak mendekatinya akan merekam defleksi positif pada kertas EKG. Hal ini
terlihat jelas pada sadapan lateral kiri dan inferior. Pada bidang frontal,
sadapan ini meliputi sadapan lateral kiri, yaitu sadapan I dan AVL serta
sadapan inferior, yaitu sadapan II dan AVF.
Sadapan III, yang juga termasuk salah satu sadapan inferior, ditempatkan
sedikit berbeda. Ia adalah sadapan inferior yang terletak paling kanan
(orientasi 120 derajat) dan sebenarnya terletak hampir tegak lurus terhadap
aliran listrik atrium. Dapat diperkirakan bahwa sadapan III seringkali merekam
gelombang P bifasik.
Sadapan AVR, yakni sadapan bidang frontal yang terletak paling kanan
(orientasi -150),memandang aliran listrik bergerak menjahuinya sehingga ia
merekam defleksi negatif murni.
Pada bidang horizontal, sadapan lateral kiri V5 dan V6 merekam defleksi
positif, seperti rekaman sadapan I dan AVL pada bidang frontal. Sadapan V1
yang terletak di atas jantung kanan, terorientasi tegak lurus terhadap arah
aliran listrik sehingga merekam gelombang bifasik, sama seperti sadapan III.
Sadapan V2 sampai V4 merekam gelombang yang bervariasi.
Kare
Karena atrium berukuran kecil, voltase yang mampu dihasilkannya juga kecil.
Amplitudo gelombang P biasanya tidak melebihi 0,25 mV (2,5 mm atau dua
setengah kotak kecil) pada semua sadapan. Amplitudo gelombang P biasanya
paling positif pada sadapan II dan paling negatif pada sadapan AVR.
Setiap Orang itu Harap waspada . setiap orang berbeda-beda anatomi dan orientasi
Unik jantungnya sehingga aturan mutlak tidak mungkin diterapkan. Misalnya,
meskipun gelombang P yang negatif pada jantung yang betul-betul normal.
Hanya diperlukan perubahan vektor aliran listrik sebesar beberapa derajat
untuk mengubah gelombang bifasik menjadi gelombang negatif. Hal ini dapat
terjadi, misalnya, jika jantung pasien mempunyai sudut yang sedikit berbeda
dalam rongga dada. Oleh karena itu, sudut orientasi vektor aliran listrik yang
normal dinyatakan dalam suatu kisaran angka, bukan satu angka saja. Misalnya
, vektor gelombang P yang normal berkisar dari 0 derajat sampai 70 derajat.
Interval QRS Interval QRS yang menggambarkan durasi kompleks QRS, normalnya
berdurasi mulai dari 0,06 sampai 0,1 detik.
Interval QT Interval QT dimulai dari awal depolarisasi ventrikel samapai akhir repolarisasi
ventrikel. Oleh karena itu, ia meliputi semua peristiwa-peristiwa listrik yang
terjadi di dalam ventrikel. Dari segi durasi, interval QT lebih banyak didominasi
oleh repolarisasi ventrikel daripada depolarisasi ( gelombang T lebih lebar
daripada kompleks QRS).
Durasi interval QT sebanding dengan frekuensi denyut jantung. Semakin
cepat jantung berdenyut, semakin cepat ia harus berepolarisasi untuk
mempersiapkan kontraksi selanjutnya, sehingga interval QT memanjang. Pada
umumnya interval QT menyusun sekitar 40% siklus jantung normal, bila diukur
dari satu gelombang R ke gelombang berikutnya.
Ringkasan Tafsiran a. Gelombang P berukuran kecil dan biasanya positif pada sadapan
Berbagai lateral kiri dan inferior. Gelombang ini seringkali bifasik pada sadapan
gelombang pada III dan V1. Gelombang ini biasanya paling positif pada sadapan II dan
EKG Normal paling negatif pada sadapan AVR.
b. Kompleks QRS berukuran besar, dan gelombang R yang tinggi (defleksi
positif). Biasanya terlihat pada sebagian besar sadapan lateral kiri dan
inferior. Peningkatan gelombang R ditandai dengan pembesaran
gelombang R yang berurutan ketika melintasi sadapan prakordial mulai
dari V1 sampai V5. Gelombang Q awal kecil yang menggambarkan
depolarisasi sekat, sering dapat ditemukan pada satu atau beberapa
sadapan lateral kiri, dan kadang pada sadapan inferior.
c. Gelombang T besarnya bervariasi, tetapi biasanya positif pada sadapan
dengan gelombang R yang tinggi.
Sekarang, lihatlah baik-baik EKG berikut. Apakah tampak familiar?
Tentu saja gambar ini tampak familiar. Semuanya adalah EKG 12-sadapan
normal, yang serupa dengan gambar di awal buku ini.
Selamat , Anda telah berhasil melewati bagian yang paling susah dalam
buku ini. Segala sesuatu yang muncul berikutnya dibangun secara logis dari
prinsip-prinsip dasar yang sekarang telah anda kuasai.
Atraksi-atraksi Sekarang Anda siap menggunakan EKG untuk mendiagnosis berbagai macam
berikutnya gangguan jantung dan non-jantung. Kita kelompokkan gangguan ini ke dalam
lima kategori.
a. Hipertrofi dan Pembesaran (bab 2). EKG dapat menunjukkan apakah
ruang atrium atau ventrikel tertentu mengalami pembesaran atau
hipertrofi. Penyakit katup, hipertensi menahun, dan kelainan turunan
pada otot jantung dapat memunculkan gambaran ini pada jantung,
dan EKG dapat membantu mengenali dan mengevaluasi penyakit-
penyakit ini.
b. Hipertrofi dan Pembesaran (bab 2). EKG dapat menunjukkan apakah
ruang atrium atau ventrikel tertentu mengalami pembesaran atau
hipertrofi. Penyakit katup, hipertensi menahun, dan kelainan turunan
pada otot jantung dapat memunculkan gambaran ini pada ajntung ,
dan EKG dapat membantu mengenali dan mengevaluasi penyakit-
penyakit ini.
c. Kelaianan irama (bab 3 ) jantung mungkin saja berdenyut terlalu cepat
atau terlalu lambat, mengalami fibrilasi yang sangat kacau, atau
bahkan berhenti mendadak. EKG tetap menjadi senjata pamungkas
untuk menilai berbagai gangguan irama tersebut. Pada keadaan yang
paling berat, gangguan irama jantung dapat menyebabkan kematian
mendadak
d. Kelainan konduksi (bab 4 dan 5). Jika jalur normal konduksi listrik
jantung mengalami blokade, frekuensi jantung dapat turun mendadak.
Keadaan ini dapat menyebabkan sinkop, yaitu pingsan akibat
penurunan curah jantung secara mendadak. Sinkop merupakan salah
satu penyebab utama seorang insan dirawat di rumah sakit. Konduksi
juga dapat dipercepat dengan melintasi melalui sirkuit pendek yang
memintas jeda normal yang terjadi pada nodus AV; kita juga akan
mempelajari hal ini.
e. Iskemia dan Infark Miokardium (Bab 6) . Diagnosis iskemia dan infark
miokardium merupakan salah satu peran EKG yang paling penting. Ada
banyak alasan mengapa seorang pasien menderita nyeri dada, dan EKG
dapat membantu memilah-milah alasan tersebut.
f. Gangguan Elektrolit , pengaruh obat, dan gangguan lain (BAB 7).
Karena semua peristiwa listrik di jantung bergantung pada elektrolit,
dapatlah dimengerti bahwa berbagai gangguan elektrolit dapat
memengaruhi konduksi jantung dan bahkan menyebabkan kematian
mendadak jika tidak diobati. Obat-obatan seperti digitalis,
antidepresan, agen antiaritmia, dan bahkan antibiotik dapat
mengubah gambaran EKG secara nyata.Berbagai penyakit jantung dan
non-jantung juga dapat menyebabkan perubahan yang dramatis pada
EKG. Pada setiap keadaan ini, selayang pandang pada EKG yang tepat
dapat menegakkan diagnosis dan kadang menyelamatkan Jiwa.