Anda di halaman 1dari 18

METODOLOGI PENELITIAN DAN DASAR STATISTK

(SKALAPENGUKURAN DAN ISNTRUMEN PENELITIAN)

OLEH:

NAMA : ANDI SHELVI AFISAH

NIM : PO713241171008

KELAS : D III FISIOTERAPI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2019 / 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Dasar
yang berjudul Skala pengukuran dan Instrumen Penelitian
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan, agar dapat
menyempurnakan kembali dimasa yang akan datang.

16 Oktober 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk

mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan

lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti

merupakan key instruments. Instrumen penelitian digunakan untuk nilai variabel yang

diteliti. Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian

akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitiannya liam,

maka jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima. Instrumen-

instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi masih ada yang harus dibuat

oleh seorang peneliti. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan

pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitaif yang akurat, maka setiap

instrumen harus mempunyai skala. Teknik membuat skala, menurut Nazir (1999)

serta Good dan Hatt (1952) adalah cara mengubah fakta-fakta kualitatif yang melekat

pada objek atau subjek penelitian menjadi urutan kuantitatif. Pembuatan skala

pengukuran ini dibuat dengan mendasarkan pada dua asumsi, yaitu ilmu pengetahuan

pada akhir-akhir ini lebih cenderung menggunakan prinsip-prinsip matematika dan

ilmu pengetahuan semakin menuntut presisi yang lebih baik utamanya dalam hal

mengukur gradasi. Dalam membuat skala, peneliti harus mengasumsikan bahwa fakta

dalam fakta mengandung suatu kontinum yang nyata berasal dari sifat-sifat objek

yang diteliti.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud skala pengukuran?

2. Apa sajakah jenis jenis skala pengukiran?

3. Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian ?

4. Apa sajakah ciri ciri instumen penelitian?

5. Bagaimana cara menyusun instrumen penelitian?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud skala pengukuran

2. Untuk mengetahui Apa sajakah jenis jenis skala pengukuran

3. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud instrumen penelitian

4. Untuk mengetahui apa sajakah ciri ciri isntrumen penelitian

5. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun instrumen penelitian


BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN SKALA PENGUKURAN

Skala pengukuran adalah sebuah acuan yang digunakan untuk menentukan

panjang pendeknya interval yang ada dalam satuan alat ukur.

Skala Pengukuran Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan

sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat

ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagai

instrumen untuk mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan akan

menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk

mengukur.Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi,

Pendidikan dan Sosial yaitu Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju Untuk keperluan analisis kuantitatif


2. Jenis jenis skala pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga

alat ukur tersebut jika digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Contohnya

timbangan emas sebagai instrument untuk mengukur berat emas.

Jenis-jenis skala pengukuran ada empat : skala nominal, skala ordinal, skala

interval, dan skala ratio.

 Skala nominal

Skala nominal adalah sekala yang paling sederhana, disusun menurut

jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai symbol untuk

membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik yang lainnya.

Skala nominal adalah skala yang hanya mendasarkan pada pengelompokkan

atau pengkategorian peristiwa atau fakta dan apabila menggunakan notasi

angka hal itu sama sekali tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif tetapi

hanya menunjukkan perbedaan kualitatif (Uhar suharsaputra, 2012:72).

Adapun ciri-ciri dari skala nominal adalah:

a) Kategori data bersifat mutually exclusive (salign memisah).

b) Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang). Hasil

perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan. Angka yang tertera hanya

lebel semata. Tidak mempunyai ukuran baru. Dan tidak mempunyai nol

mutlak.
Contoh skala nominal contoh yang paling umum digunakan yaitu variabel

jenis kelamin. Jenis kelamin akan dibedakan menjadi Laki-laki dan

Perempuan.Dalam hal ini, hasil pengukuran tidak memiliki tingkatan tertentu.

Artinya laki-laki tidak lebih tinggi daripada perempuan, atau sebaliknya.Di

dalam sebuah penelitian, biasanya akan diberi simbol angka sebagai pembeda,

misal jenis kelamin laki-laki diberi simbol angka 1, jenis kelamin perempuan

diberi simbol 0. Simbol angka disini hanya untuk membedakan saja, tidak

menunjukkan bahwa 1 lebih besar dari 0 dan sebagainya.

 Skala ordinal

Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah

menyatakan peringkat antar tingkatan. Jarak atau interval antar

tingkatan juga tidak harus sama.

skala ordinal ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada

skala nominal, karena skala ini tidak hanya menunjukkan kategori saja

tetapi juga menunjukkan peringkat.Di dalam skala ordinal, objek atau

kategorinya disusun berdasarkan urutan tingkatannya, dari tingkat

terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya

Skala ini adalah pengukuran yang mana skala yang digunakan

disusun secara runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala

ordinal sekala yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai

skala yang terendah atau sebaliknya.

Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain : kategori data saling

memisah, kategori data memiliki aturan yang logis, kategori data


ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang

dimilikinya.

 Ciri-ciri dari skala ordinal antara lain:

 kategori data saling memisah

 kategori data ditentukan berdasarkan jumlah

karakteristik khusus yang dimilikinya

 kategori data dapat disusun sesuai dengan besarnya


karakteristik yang dimiliki.

 Contoh ke 1 skala ordinal

pada variabel sikap seseorang terhadap suatu

pernyataan, sikap tersebut berupa sangat setuju, setuju, biasa

saja, tidak setuju, sangat tidak setuju.Pada variabel sikap ini

dari sangat setuju ke sangat tidak setuju menunjukkan kategori

dan memiliki tingkatan.Di dalam sebuah penelitian, kategori

tersebut bisa disimbolkan dengan angka, misal angka 5 untuk

sangat setuju, angka 4 untuk setuju, angka 3 untuk biasa saja,

angka 2 untuk tidak setuju, dan angka 1 untuk sangat tidak

setuju.

 Contoh ke 2 skala ordinal

misal dalam variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan,

yaitu nilai A, B, C, D, dan E. Pada nilai ini menunjukkan

tingkatan bahwa nilai A lebih besar dari B, dan seterusnya.


 Skala interval

Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas

digunakan untuk menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Jarak

atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki

nilai 0 (nol) mutlak.

Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala ordinal dan

nominal. Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya

memiliki bobot nilai yang sama. Besar interval ini bisa saja di tambah

atau dikurang.

Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak satu data

dengan data yang lain dengan bobot nilai yang sama, sementara

menurut (Uhar) dalam bukunya, metodologi penelitian kuantitatif,

kualitatif, dan tindakan, menjelaskan bahwa skala interval adalah skala

pengukuran yang mana jarak satu tingkat dengan yang lain sama. Ciri-

ciri dari skala ini menurut Uhara ada lima :

a) Kategori data bersifat saling memisah.

b) Kategori data memiliki aturan yang logis.

c) Kategori data ditentukan sekalanya berdasarkan jumlah

karaaktristik khusus yang dimilikinya.

d) Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan

yang sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori.

e) Angka nol hanya menggambarkan satu titik dalam sekala (tidak

punya nilai nol absolut).


 Contoh 1 skala interval

contoh yang paling umum pada skala interval adalah

suhu. Misalkan suatu ruangan memiliki suhu 0C, ini bukan

berarti bahwa ruangan tersebut tidak ada suhunya.

Skala pengukuran : Angka 0C disini merupakan suhu,


hal ini dikarena pada skala interval 0 (nol) bukanlah nilai yang
mutlak.

 Contoh ke 2 skala interval

jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong atau tidak

ada nilainya, karena jam 00.00 sendiri masih menunjukkan

waktu dimana jam 00.00 sama dengan jam 12 malam.

 Skala rasio.

Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil

pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu,

dan bisa dibandingkan.\

Skala pengukuran

Skala rasio merupakan tingkatan skala paling tinggi dan paling

lengkap dibanding skala-skala lainnya. Jarak atau interval antar

tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol

mutlak berarti benar-benar menyatakan tidak ada.

Skala ini adalah sekala interval yang benar-benar memiliki nilai

nol mutlak. Dengan demikian sekala rasio menunjukkan jenis

pengukuran yang sangat jelas dan akurat.


 Contoh 1 skala rasio

misal tinggi badan Agung adalah 190 cm sedangkan

tinggi badan Vatinson adalah 95 cm. Pada situasi ini dapat

dikatakan bahwa jarak tinggi badan Vatinson dengan Agung

adalah 95 cm. Bisa juga dikatakan bahwa tinggi badan Agung 2

kali tinggi badan Vatinson.

 Contoh 2 skala rasio

misalkan nilai ujian matematika Tono adalah 50,

sedangkan nilai Toni adalah 100. Ukuran rasionya dapat

dinyatakan bahwa nilai Toni adalah 2 kali nilai Tono.

3. PENGERTIAN ISNTRUMEN PENELITIAN

Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran

terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih

tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Alat ukur

dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati (variabel penelitian). Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur

variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan

reliabilitasnya. Seperti variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya panas, maka

instrumennya adalah calorimeter.

instrumen penelitian adalah sesuatu yang penting dan strategis kedudukannya

dalam pelaksanaan penelitian.’’Keadaan-keadaan telah mendorong upaya-upaya

pakar untuk membuat prosudur dan alata yang dapat digunakan guna mengungkap

kenyataan-kenyataan (data) yang dapat diajdikan dasar dalam menyelesaikan berbagai

masalah. Untuk itu instrument penelitian menempeti kedudukan penting dalam sebuah
penelitian, hal ini tidak lain karean keberhasilah sebuah penelitian dipengaruhi pula

oleh instrument yang dipergunakan (Uhar Suharsaputra, 2012:94)

4. Ciri ciri instrumen penelitian

1. Tes

Tes yaitu suatu alat ukur yang diberikan kepada individu untuk

mendapatkan jawaban-jawaban, baik secara tertulis maupun lisan. Sehingga

dapat mengetahui kemampuan individu yang bersangkutan.

Bebrapa macam tes, contohnya:

a. Tes kepribadian

b. Tes bakat

c. Tes intelegensi

d. Tes sikap

e. Tes minat

f. Tes prestasi

2. Kuesioner

Instrument penelitian dalam bentuk pertanyaan yang biasanya

dimaksudkan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pendapat,

aspirasi, prespsi, keinginan, keyakinan, dll secara tertulis. Dan apabila

dilakuakan dengan menggunakan lisan maka disebut wawancara. Untuk lebik

baiknya ini digabungkan, antara liasan dan tilisan untuk memperkuat data.

Kuesioner dapat dibedakan atas bebrapa jenis , tergantung pada sudut

pandang.

a) Dari cara menjawab:

1. Kuesioner terbuka, responden dapat menjawab dengan kalimatnya

sendiri
2. Kuesioner tertutup, adanya pilihan jawaban

b) Jawaban yang diberikan:

1. Kuesioner langsung, responden menjawab tentang dirinya

2. Kuesioner tidak langsung, responden menjawab tentang orang lain .

c) Dari bentuknya:

1. Kuesioner pilihan ganda

2. Kuesioner isian

3. Check list

4. Rating Scale

3. Interview atau wawancara

Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan,

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai

keadaan seseorang. Misalnya untuk mencari data tentang variabel latar

belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

Ditinjau dari pelaksanaannya , interview dibedakan atas:

a. Interview bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja

b. Interview terpimpin, pewawancara membawa sederetan pertanyaan

lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur,

c. Interview bebas terpimpin, gabungan dari dua Interview diatas

4. Observasi

Observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan

sesuatu dengan menggunakan mata. Didalam pengertian psikologik, observasi

atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Apa
yang dikatakan ini sebenarmya adalah pengamatan langsung. Didalam artian

penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar,

rekaman suara.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak

menggunakan instrumen pengamatan.

2. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

5. Skala Bertingkat atau Rating Scale

Skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat

berskala. Walaupun bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi

cukup memberikan informasi tertentu program atau orang. Instrumen ini

dapat dengan mudah memberikan gambaran penampilan, terutama

penampilan didalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi

munculnya sifat-sifat.

Rating scale dapat juga menghasilkan gambaran yang kasar

dari jawaban responden sehingga tidak mudah percaya begitu saja. Hal-hal

yang mempengaruhi tersebut antara lain persahabatan, kecepatan menerka,

cepat memutuskan, jawaban kesan pertama, dan sebagainya

6. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian,dan sebagainya.


5. CARA MENYUSUN ISNTRUMEN PENELITIAN

Cara menyusun instrumen yaitu bertolak dari variabel penelitian yang

ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya,

selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Indikator ini dijabarkan

menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan

instrumrn, maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen “ atau “kisi-

kisi instrumen”.

Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya

bidang administrasi yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu maka peneliti

harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang

ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya,

dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini

kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.

Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya ‘tingkat kekayaan’ indikator

kekayaan misalnya: rumah, kendaraan, tempat belanja,pendidikan, jenis makanan

yang sering dimakan, jenis olah raga yang dilakukan dan sebagainya. Untuk

indikator rumah, bentuk pertanyaannya misalnya:1) berapa jumlah rumah, 2)

dimana letak rumah, 3) berapa luas masing-masing rumah, 4) bagaimana kualitas

bangunan dan sebagainya.

Untuk bisa menetapkan indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka

diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan

teori-teori yang mendukungnya. Penggunaan teori untuk menyusun instrumen

harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid. Caranya dapat
dilakukan dengan membaca berbagai referensi (seperti buku, jurnal) membaca

hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, dan konsultasi pada orang yang

dipandang ahli.

1. Pengadaan instrumen yang baik adalah,

a. Perencanaan

b. Penulisan butir soal

c. Penyuntingan

2. Pemilihan instrumen yang sesuai dengan metodenya.

a. Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes

b. Instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau

kuesioner

c. Instrumen untuk metode observasi adalah chek list

d. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman observasi atau

dapat juga check list.

3. Waktu pemilihan metode

a. Angket, digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca

dengan baik, dan dapat menggungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia.

b. Observasi, digunakan apabila objek penelitia bersifat perilaku manusia,

proses kerja, gejala alam, responden kecil

c. Wawancara, digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden

secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit

d. Gabungan ketiganya, digunakan bila ingin mendapatkan dat yang lengkap,

akurat dan konsisten.


BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga

alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data

kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk

mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data kuantitatif

berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur. Berbagai skala sikap

yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial

Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran

terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih

tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Alat ukur

dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian

B.Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada

kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi

kita semua. Amin.


Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/angisuju/bab-ii-40577523

https://dinysabila.wordpress.com/2014/01/16/skala-pengukuran-dan-instrumen-

penelitian/

https://www.google.com/search?q=PENGERTIAN+SKALA+PENGUKURAN

&ie=utf-8&oe=utf-8

https://ekspektasia.com/skala-pengukuran/

Anda mungkin juga menyukai