pemeriksaannya
Sponsors Link
Enzim jantung atau enzim pada jantung terdiri dari bermacam-macam jenisnya. Pada dasarnya,
enzim merupakan molekul protein yang kompleks dan fungsinya sebagai katalisator. Katalisator adalah
zat yang berfungsi mempercepat proses sebuah reaksi. Enzim bukan zat yang bereaksi, tetapi fungsinya
mempercepat reaksi. Strukturnya pun tak berubah dari sebelum reaksi dan sesudah reaksi. Jadi
kehadiran enzim dalam proses reaksi tidak akan mengubah keseimbangan.
ads
Baca juga: Bagian-Bagian Jantung, Kelainan Jantung Bawaan, Penyakit Jantung Tiroid.
Enzim ada di hampir seluruh organ tubuh kita. Pada setiap organ tubuh kita pun, enzim tidak hanya terdiri
dari satu macam saja. Tak terkecuali jantung, ada berbagai macam jenis enzim dalam jantung kita.
Dilihat dari kinerjanya, ada 2 macam jenis enzim, yaitu:
Enzim fungsional adalah enzim ekstrasel yang sengaja disekresikan dalam aliran darah dan bekerja
ketika diperlukan. Enzim ini terdiri dari beberapa macam seperti enzim trombokinase dan enzim
fibrinolisis.
Enzim nonfungsional adalah enzim yang tidak bekerja dalam plasma tetapi ada di tempat tersebut.
Enzim nonfungsional terbagi menjadi dua yaitu enzim ekstrasel dan enzim intrasel.
Dalam jantung sendiri, ada beberapa jenis enzim yang umum diketahui. Beberapa enzim jantung atau
enzim kardiovaskular tersebut antara lain:
Kadar SGOT dalam tubuh kita normal berada pada kisaran 5 sampai 40 unit per liter serum (bagian yang
cair dari darah). Ada beberapa kemungkinan yang membuat SGOT menjadi naik, yaitu:
kerusakan hati,
keracunan zat kimia (karena konsumsi alkohol berlebihan),
makan dalam porsi besar dan tidak membiasakan sarapan,
konsumsi obat dalam jangka waktu panjang,
konsumsi makanan dengan minyak goreng yang terlalu banyak, dan
konsumsi makanan yang terlalu matang, terlalu gosong, atau terlalu mentah.
Baca juga:
CT Scan Jantung
Detak Jantung Normal
Manfaat Senam bagi Jantung
SGOT dan SGPT sebenarnya dua jenis enzim yang saling berdekatan. Kelebihan jumlah keduanya
dalam tubuh adalah indikasi kerusakan pada hati. Kemungkinan penyakit lain yang ditandai dengan
peningkatan kadar SGOT dan SGPT adalah:
Hepatitis, mulai dari Hepatitis A, B, dan C. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada hati yang
kemudian membengkak, merusak, dan mematikan sel-sel hati.
Penumpukan lemak hati atau fatty liver yang mana sel-sel hati mengalami kerusakan lantas diganti
dengan sel lemak.
Sumbatan empedu, yang terjadi akan menenggelamkan sel-sel hati.
CPK dan CKMB memiliki kadar normal yang harus Anda ketahui. Pada wanita, kadar CPK normal berada
pada kisaran 40 sampai 150 mikro per liter serum, sedangkan pada pria adalah kisaran 38 sampai 175
mikro per liter serum. Untuk kadar CKMB, kadar normal berada pada angka kurang dari 3% dari CPK
seseorang.
Baca juga:
Sponsors Link
Risiko dari peningkatan enzim ini tak jauh dari indikasi sejumlah penyakit. Untuk penyakit yang berkaitan
dengan organ jantung, peningkatan enzim-enzim ini bisa berpengaruh pada kemunculan seperti penyakit
serangan jantung – yang selain menjadi penyebab juga bisa menjadi akibat. Kenaikan enzim ini bisa
berpengaruh pada kemunculan berbagai penyakit lain yang menyerang hati. Konsultasikan dengan
dokter untuk penanganan tepat ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan enzim ini meningkat.
Baca juga:
Peningkatan SGOT atau SGPT hinggga lebih dari 20 kali normal. menyebabkan atau indikasi: hepatitis
akut, nekrosis hati.
Peningkatan sebanyak 3 sampai 10 kali kadar normal, menyebabkan atau indikasi: infeksi mononuklear,
hepatitis kronis (aktif), sindrom Reye, infark miokard.
Peningkatan 1 hingga 3 kali normal merupakan indikasi penyakit pankreatitis, perlemakan pada hati, dan
siroris.
Pemeriksaan pada CK atau CPK dilakukan dengan tes khusus yang membutuhkan sampel darah
seseorang yang hendak diteliti. Kondisi-kondisi yang diyakini merupakan indikasi peningkatan kadar CK
atau CPK dalam tubuh antara lain:
Peningkatan 5 kali atau lebih dari kadar normal: infrak jantung, polimiositis, distropia muskularis duchene.
Peningkatan 2 hingga 4 kali dari kadar normal: trauma, kerja terlalu berat, akibat tindakan bedah, miopati
alkoholika, infark miokard.
Dengan hipitiriodisme: psikosis akut.
Sponsors Link
Pemeriksaan pada Troponin T dilakukan dengan pengujian yang dinamakan Uji Troponin. Sesuai
namanya, uji ini berfungsi dalam mendiagnosis serangan jantung, mendeteksi dan mengevaluasi adanya
cedera miokardium, serta membedakan nyeri dada yang mungkin disebabkan oleh serangan jantung
atau penyebab lain.
Untuk menjaga kadar enzim ini tetap normal, kami menyarankan konsumsi temulawak. Bahan dapur ini
mengandung fraksi pati, kurkuminoid, serta minyak asiri dalam kadar 3 hingga 12%. Kandungan yang
berperan cukup besar dalam menormalkan enzim SGOT dan SGPT ini adalah fraksi pati-nya, kandungan
ini dipercaya sebagai detox alami untuk hati.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kadar CPK tetap normal adalah berolahraga tanpa
harus melakukan olahraga berat, menjaga massa otot untuk tidak terlalu tinggi, dan meminimalisir
penggunaan obat-obatan yang bisa mendongkrak kadar CK atau CPK dalam tubuh seperti wine,
amphotericin, dan ampicillin.
Merawat Troponin T
Enzim ini hadir ketika adanya permasalahan fisik pada organ tubuh seperti jantung dan rangka. Maka
tindakan pencegahan untuk menjaga enzim ini berada dalam kadar normal (nol persen), kita harus
berpola hidup sehat dan berusaha menghindari makanan dan minuman tinggi minyak dan lemak.
Menjaga kesehatan jantung dengan olah raga cukup juga menjadi saran dalam meminimalisir kehadiran
enzim troponin dalam tubuh.
Demikianlah informasi yang bisa kami berikan terkait dengan enzim jantung dan fungsinya. Semoga
informasi ini bisa memperkaya informasi Anda tentang kesehatan jantung khususnya dengan
memperhatikan enzim jantung.
Dokter Post
Home
ST ELevasi Miokard Infark (STEMI) adalah salah satu spektrum klinis Sindroma Koroner
Akut yang dapat berakibat fatal. Begitu pasien terdiagnosis STEMI, sebuah tindakan gawat
darurat PCI idealnya dilakukan as soon as possible. Pasien STEMI yang mendapatkan terapi PCI
dalam 1 jam pertama onset memiliki prognosis yang jauh lebih baik dari pasien yang tidak
mendapat tatalaksana PCI.
Diagnosis STEMI
Diagnosis STEMI ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran EKG (elektrokardiografi) dan
pemeriksaan biomarka jantung (cardiac biomarkers).
1. Nyeri dada yang khas atau tipikal yang menetap (lamanya berlangsung >20 menit),
2. Nyeri tidak berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrat,
3. Nyeri dapat menjalar ke rahang bawah, leher, lengan kiri atau punggung, dan disertai gejala
penyerta seperti keringat dingin, mual dan muntah.
Nyeri dada yang tipikal pada STEMI bersifat substernal, berlokasi ditengah atau kiri dada seperti
ditekan benda berat, diremas dan ditusuk. Gejala penyerta yang juga dapat timbul adalah pusing
seperti melayang, sinkop, dan sesak napas.
Beberapa gejala yang tidak khas berupa mual/muntah, sesak napas, lemas, berdebar-debar dan
pingsan. Kadang-kadang nyeri dada dapat dirasakan di daerah epigastrium dan dapat menyerupai
gejala dispespia. Gejala tidak khas lebih sering didapatkan pada wanita, usia lanjut dan pasien
diabetes.
Nyeri dada perlu dibedakan dengan nyeri dada/angina tipikal pada penyakit jantung koroner
(coronary artery disease/CAD) stabil.
Adapun yang disebut sebagai angina tipikal pada CAD stabil memenuhi tiga kriteria dibawah ini
Disebut angina atipikal bila hanya memenuhi dua kriteria di atas. Sedangkan, dsebut non-anginal
chest pain bila hanya memenuhi satu atau tidak memenuhi kriteria diatas.
1. Anterior : V1-V6
2. Anteroseptal : V1-V4
3. Anterior ekstensif : V1, V6, I-AVL
4. Inferior : II, III, AVF
5. Lateral : I, AVL, V5-V6
6. Posterior : V7-V9
7. Ventrikel kanan : V3R-V4R
Pemeriksaan biomarka jantung yang paling spesifik adalah troponin T atau troponin I. Bila tidak
tersedia pemeriksaan troponin, maka dapat dilakukan pemeriksaan CKMB. Troponin mulai
meningkat 3 jam setelah onset dan bertahan hingga 14 hari. CKMB mulai meningkat setelah 3
jam setelah onset dan bertahan dalam 48-72 jam.
Bila pemeriksaan pertama hasilnya negatif maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang bila gejala
klinis dicurigai sebagai infark mikoard akut. Diagnosis STEMI dapat ditegakkan tanpa
menunggu hasil pemeriksaan biomarka jantung sehingga terapi revaskularisasi atau reperfusi
dapat secepatnya bila memungkinkan. Pemeriksaan biomarka jantung perlu dilakukan secara
serial untuk menentukan prognosis.
Petugas Kesehatan
Tindakan-tindakan penyelamatan yang penting dilakukan seorang petugas kesehatan adalah
Tatalaksana Non-Medikamentosa
1. Tirah baring
2. Pemberian oksigen 2-4 L/menit untuk mempertahankan saturasi oksigen >95%
3. Pasang jalur infus dan monitor
Tatalaksana Nyeri
1. Preparat nitrat
o Nitrat oral sublingual yaitu isosorbid dintrat 5 mg dapat diulang tiap 5 menit sampai 3
kali untuk mengatasi nyeri dada.
o Nitrat intravena dapat diberikan bila nyeri menetap atau ada indikasi lain (seperti
edema paru). Pemberian dimulai dengan dosis 10 mcg/kg/menit, dititrasi sampai nyeri
teratasi.
o Nitrat dikontraindikasikan pada kecurigaan infark ventrikel kanan, tekanan darah sistolik
< 90 mmHg, atau riwayat penggunaan obat PDE5 inhibotor (sildenafil, tadalafil,
vardenafil) dalam 24-28 jam sebelumnya.
2. Opioid intravena (morfin 2-4 mg) dengan dosis tambahan 2 mg dengan interval 5-15 menit.
(hati-hati efek samping hipotensi, bradikaradia, depresi napas). Dosis maksimal tidak lebih dari
20 mg.
PCI adalah pilihan pertama bagi pasien yang terdiagnosis STEMI. Pasien dapat dilakukan PCI
dalam 60 menit pertama tanpa harus menunggu hasil biomarker jika hasil EKG sudah
mengkonfirmasi peningkatan segmen ST.
Selanjutnya pasien diberikan terapi rumatan yang akan dibahas pada artikel selanjutnya.
Semoga bermanfaat^^
=
Sponsored Content
Buku Seberat 1,3 kg ini berisi puluhan topik kegawatdaruratan spesifik di bidang penyakit dalam
Jadi Tunggu Apalagi, segera pesan buku EIMED BIRU melalui CS Dokter Post SMS/WA
085608083342 (Yahya) via kontakin.com/dokterpost
Dokter Post
Read More
Internal Medicine
Dokter Post
Internal Medicine
Dokter Post
Dokter Post © 2018 Latest Posts Facebook Ghost
Sumo
Focus Retriever