KLP 2 Ku ASKEP Hipertiroidisme
KLP 2 Ku ASKEP Hipertiroidisme
”ASKEP HIPERTIROID”
Dosen: Amriati Mutmainna, S.Kep., Ns., MSN
Oleh: Kelompok II
Kelas A2
Angkatan 2018
THIENISIA ALVA JALMAV : NH0117147 SUSI SUYANTI : NH0118067
MUHSANIA ANWAR : NH0118050 RISNAWATI : NH0118070
MUTMAINNA : NH0118051 RIWIN SUSANTI IBRAHIM : NH0118072
NADIA NUR FAIZAH : NH0118052 SARIANI : NH0118076
NIA ELVIRA MAKASE : NH0118054 SELVIA WATAFUHAN : NH0118077
NIRMALA : NH0118055 SIRDAYANTI : NH0118078
NORLISA SUDIRMAN : NH0118056 SOFIYANI W. SALIM : NH0118079
NORLISA RORANO : NH0118060 SONIA TITIN RAHAKRATAT :NH0118080
RASNAWATI : NH0118062 SRI AYUNINGSI : NH0118081
RATNAWATI : NH0118063 SRIANI : NH0118082
RESTU RESKI BETAUBUN : NH0118064 WIRDA : NH0118092
REYLITA WIDI ARGANTA : NH0118065 YUNI SARAILA : NH0118096
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Keperawatan Medikal Bedah II (KMB II) yang berjudul ”ASKEP
Penyakit Tiroid (Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme)”.
Makalah ini kami telah susun semaksimal mungkin. Untuk itu, kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada ibu Amriati Mutmainna, S.Kep., Ns.,
MSN. Selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ............................................................................................. 3
A. Defenisi ............................................................................................
B. Etiologi .............................................................................................
D. Komplikasi .......................................................................................
G. Pengobatan .......................................................................................
A. Pengkajian ........................................................................................
B. Diagnosa...........................................................................................
C. Intervensi ..........................................................................................
BAB IV
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran I : Hasil-hasil penelitian tentang penatalaksanaan penyakit
Tiroid Hipertiroidisme.
Lampiran II : Trend dan issue terkait penyakit penyakit Tiroid
Hipertiroidisme.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertiroid ditemukan pada 0,8 – 1,3% pada populasi di seluruh dunia.
Di Indonesia, prevalensi hipertiroid mencapai 6,9%. Hipertiroid bisa
disebabkan oleh stimulasi reseptor Thyroid-Stimulating Hormone (TSH) yang
berlebihan, sekresi otonom hormon tiroid, kerusakan folikel tiroid dengan
pelepasan hormon tiroid, dan sekresi hormon tiroid dari sumber ekstratiroidal.
Hipertiroid paling banyak disebabkan oleh penyakit Graves yang merangsang
aktivitas berlebihan kelenjar tiroid melalui reseptornya (Sarapura & Samuel,
2017)
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang dinamakan hormon tiroid.
Ketika tiroid sehat maka tubuh akan merasa nyaman, tetapi jika kelenjar
tiroid tidak lagi berfungsi dengan baik timbullah kekurangan atau kelebihan
hormon tiroid. Tubuh bisa mengalami kenaikan atau penurunan berat badan
dalam sekejap, merasa kedinginan atau kepanasan, letih lesu atau terus tegang
dan berdebar-debar, banyak mengantuk atau mata terbelalak terus serta sukar
tidur (R Nugraeni, 2013)
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan defenisi hipertiodisme?
2. Apa saja etiologi hipertiodisme?
3. Apa saja menifestasi klinik hipertiodisme?
4. Komplikasi apa saja yang bisa timbul pada pengidap hipertiodisme?
5. Bagaimana pengobatan bagi penderita hipertiodisme?
6. Uraikan proses asuhan keperawatan (ASKEP)?
7. Buatlah skema penyimpangan KDM penyakit hipertiodisme?
8. Buatlah contoh pengkajian?
9. Buatlah contoh diagnoasa?
10. Buatlah contoh intervensi?
11. Buatlah contoh implementasi dan evaluasi?
12. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi hipertiodisme.
2. Untuk mengetahui etiologi hipertiodisme.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinik hipertiodisme.
4. Untuk mengetahui komplikasi hipertiodisme
5. Untuk mengetahui pengobatan hipertiodisme.
6. Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan (ASKEP).
7. Untuk mengetahui penyimpangan KDM hipertiodisme.
8. Untuk mengetahui contoh pengkajian hipertiodisme.
9. Untuk mengetahui contoh diagnosa hipertiodisme.
10. Untuk mengetahui contoh intervensi hipertiodisme.
11. Untuk mengetahui contoh implementasi dan evaluasi kanker paru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Menurut American Thyroid Association dan American Association
ofClinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi
berupa peningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh
kelenjar tiroid melebihi normal.
Hipertiroidisme merupakan salah satu bentuk thyrotoxicosis atau
tingginya kadar hormon tiroid, T4, T3 maupun kombinasi keduanya, di aliran
darah. Peningkatan kadar hormon tiroid menyebabkan paparan berlebihan
pada jaringan-jaringan tubuh yang menyebabkan munculnya berbagai
manifestasi klinik yang terkait dengan fungsi hormon tiroid dalam berbagai
proses metabolisme tubuh (Krisnamurti, 2013)
B. Etiologi
a. Graves’ Disease
Graves’ disease merupakan penyebab utama hipertiroidisme karena
sekitar 80% kasus hipertiroidisme di dunia disebabkan oleh Graves’
disease. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia 20 – 40 tahun, Graves’
disease merupakan gangguan autoimun berupa peningkatan kadar hormon
tiroid yang dihasilkan kelenjar tiroid.
b. Toxic Adenoma
Pada pasien toxic adenoma ditemukan adanya nodul atau tonjolan
yang dapat memproduksi hormon tiroid yang berlebihan. Namun apabila
terjadi pembesaran nodul secara progresif disertai rasa sakit perlu dicurigai
adanya pertumbuhan kanker.
c. Toxic Multinodular Goiter
Secara patologis toxic multinodular goiter mirip dengan toxic
adenoma karena ditemukan adanya nodul yang menghasilkan hormon
tiroid secara berlebihan, namun pada toxic multinodular goiter ditemukan
beberapa nodul yang dapat dideteksi baik secara palpasi maupun
ultrasonografi.
C. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejalanya yaitu, (Yati, 2017):
- Gejala umum: hiperpireksia, banyak keringat, penurunan berat badan,
distres napas, mudah lelah, dan lemah.
- Gejala saluran cerna: mual, muntah,diare, nyeri perut, ikterus.
- Gejala kardiovaskuler/jantung: aritmia, takikardi, hipertensi bisa berakhir
dengan hipotensi, syok, dan gagal jantung.
- Gejala neurologi/saraf: agitasi, hiper-refleksi,tremor, kejang sampai
koma.
D. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapa timbul yaitu :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
E. Pengobatan
Ada 3 cara pengobatan untuk hipertiroid (Juwita, Hestia, Farmasi, &
Andalas, 2018) :
1. Pembedahan atau operasi
2. Obat antitiroid
Yaitu salah-satunya Methimazole atau thiamazole adalah obat
golongan antitiroid yang digunakan untuk mengurangi produksi hormon
tiroid pada penderita hipertiroidisme atau kelebihan hormon tiroid
dalam darah.
3. Yodium radioaktif
merupakan salah satu terapi yang banyak digunakan Pasien untuk
pengangkatan kelenjer hipertiroidnya.
F. Proses Asuhan Keperawatan (ASKEP)
1. Pengkajian
pengkajian merupakan suatu proses pengumpulan data yang
sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien. Aktifitas Pengkajian keperawatan meliputi :
1.1. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah proses mendapatkan informasi
tentang status kesehatan klien. Bersifat signifikan, sistematis, dan
merefleksikan perubahan status kesehatan klien.
1. Tipe data
Tipe pada saat pengumpulan data berupa Data Subjektif (data
yang didapatkan dari pasien berupa keluhan yang dinyatakan dari
pasien pada saat itu), dan Data Objektif (data yang didapatkan
oleh perawat secara langsung dan bisa diukur / dilihat).
2. Karakteristik data
Data yang dikumpulkan untuk menunjang diagnosis keperawatan
harus mempunyai karakteristik yang lengkap, akurat, nyata dan
relevan.
3. Sumber data
Sumber data dapat berupa primer atau sekunder. Data primer
berasal dari klien sendiri, sedangkan data sekunder bapat
didapatkan dari orang terdekat klien, catatan klien, riwayat
penyakit, konsultasi, hasil pemeriksaan diagnostic, catatan medis
dan anggota tim kesehatan lainnya, dari perawat lain dan dari
kepustakaan.
4. Metode pengumpulan data
Data dapat dikumpulkan dengan mewawancarai klien, dengan
observasi atau melakukan pemeriksaan fisik.
1.2.Validasi data
Validasi data adalah upaya untuk memberikan justifikasi pada
data yang telah dikumpulkan dengan melakukan perbandingan data
subjek dan data objek yang didapat dari berbagai sumber dengan
berdasarkan standar nilai normal. Data yang perlu divalidasi adalah
data yang abnormal/diragukan keabsahannya.
1.3. Organisasi Data
Organisasi data yaitu mengelompokkan data berdasarkan
kerangka kerja yang dapat membantu mengidentifikasi masalah.
Cara mengelompokkan data:
1. Berdasarkan sistem tubuh.
2. Berdasarkan kebutuhan dasar manusia (Maslow).
3. Berdasarkan teori keperawatan.
4. Berdasarkan pola kesehatan fungsional
1.4. Identifikasi pola/masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah terakhir dari tahap
pengkajian dengan jalan melakukan processing data/analisa data,
yang merupakan prose intelektual, meliputi: metabulasi, menyeleksi,
mengklarifikasi, menginterpretasi serta membuat kesimpulan. Hasil
dari analisa data akan mendapatkan pernyataan ’’Diagnosa
Keperawatan’’
2. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai
respons individu tentang kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar
seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.
2.1. Komponen diagnosa keperawatan
1. Problem (P) atau Label Diagnostik
menggambarkan problem kesehatan klien atau respon untuk
dilakukan terapi oleh perawat.
2. Etiologi (E)
Mengidentifikasi satu atau lebih kemungkinan penyebab,
memberikan arah kepada terapi keperawatan yang diperlukan dan
memampukan perawat memberikan asuhan secara individual.
3. Symtomp (S)
sekelompok tanda dan gejala yang mengindikasikan hadirnya label
diagnostic.
2.2. Tipe-tipe diagnosa keperawatan
1. Diagnosa aktual :
adalah masalah pasien yang hadir saat pengkajian keperawatan.
Berdasarkan adanya tanda dan gejala. Komponen P+E+S.
contoh: nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi sendi
ditandai pasien mengatakan ”lutut saya nyeri sekali sejak kemarin
sore’’.
2. Diagnosa Keperawatan Risiko :
adalah penilaian klinis bahwa masalah tidak eksis, tetapi hadirnya
faktor-faktor risiko mengindikasikan bahwa sebuah masalah
sepertinya berkembang kecuali jika perawat melakukan intervensi
komponen P+E.
contoh: risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan infus.
3. Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness)
Menggambarakan respon-respon individu, keluarga atau
komunitas kepada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dan
memilki suatu kesiapan untuk ditingkatkan. Komponen P.
contoh: potensi peningkatan kesejahteraan spiritual.
4. Diagnosa Keperawatan Kemungkinan
kemungkinan adalah suatu yang mana hadirnya masalah
kesehatan tidak lengkap atau tidak jelas, memerlukan data lebih
untuk mendukungnya. Komponen P+E.
contoh: kemungkinan terjadi gangguan mobilitas berhubungan
dengan pemasangan infuse.
5. Diagnosa Keperawatan Sindrom
adalah diagnosa yang terdiri atas sekelompok diagnosa
keperawatan yang lain. Komponen P.
Contoh : Sindrom disuse. (Diagnosa ini terdiri atas : risiko infeksi,
risiko kerusakan jaringan kulit, risiko intolerans aktivitas, risiko
perlukaan, risiko konstipasi, dll.)
3. Intervensi
Intervensi/Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam
pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa
yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang
melakukan dari semua tindakan keperawatan (Goyena, 2019)
Langkah-langakah perencanaan keperawatan:
1. Menentukan prioritas masalah.
Saat menentukan prioritas diagnosa keperawatan digunakan standar
prioritas kebutuhan dari Maslow, sebagai berikut:
Prioritas 1: masalah yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis
seperti respirasi, sirkulasi, nutrisi, hidrasi, eliminasi, suhu dan
kesenjangan fisik.
Prioritas 2: masalah yang berpengaruh pada keselamatan dan
keamanan.
Prioritas 3: masalah yang berpengaruh terhadap cinta dan rasa
memiliki.
Prioritas 4: masalah yang berpengaruh pada rasa harga diri.
Prioritas 5: masalah yang berpengaruh pada kemampuan mencapai
sasaran pribadi atau aktualisasi diri.
2. Menuliskan tujuan dan kriteria hasil.
Saat merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk umum yang perlu
diperhatikan:
1. Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang ingin dicapai, bukan
tindakan keperawatannya.
2. Tujuan keperawatan harus menggambarkan perilaku pasien yang
dapat diamati dan diukur.
3. Tujuan harus realistis, mencerminkan kemampuan dan keterlibatan
pasien.
4. Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan.
3. Menentukan rencana tindakan
Persyaratan dalam penulisan intervensi :
a. Tanggal
b. Kata kerja yang dapat diukur, dilihat, didengar, dirasakan.
c. Hasil
d. Subjek.
e. Target tanggal.
f. Nama dan tanda tangan perawat.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat dan pasien.
Komponen implementasi:
1. Tindakan keperawatan mandiri: tindakan yang dapat diimplementasikan oleh
perawat tanpa pesan dokter dan masih dalam batas wewenang keperawatan.
2. Tindakan mandiri kolaboratif: tindakan keperawatan kolaboratif
diimplementasikan bila perawat bekerja dengan anggota tim perawatan
kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang bertujuan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Pasien keluar dari siklus
proses keperawatan apabila kriteria hasil telah dicapai, dan pasien akan
masuk kembali dalam siklus apabila kriteria hasil belum tercapai.
Adapun ukuran pencapaian tujuan pada tahap evaluasi meliputi:
1. Masalah teratasi: jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan
tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Masalah sebagian teratasi: jika pasien menunjukkan perubahan
sebagian dari kriteria hasil yang telah ditetapkan.
3. Masalah tidak teratasi: jika pasien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan terhadap tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan atau
bahkan timbul masalah/diagnosa keperawatan baru.
G. Penyimpangan KDM
Hipertiroidisme
Penuru Ketidaksei
Perubahan konduksi
nan mbangan Infiltrasi limfosit, sel
listrik jantung
berat energi masuk ke jaringan
badan dengan orbital dan otot-otot
kebutuhan mata
Beban kinerja jantung
Kurang tubuh
meningkat
informasi Kelelahan
Eksoftalmus
Aritmis, takikardia
Kurang Perubahan
pengetahuan nutrisi Resiko penurunan Resiko kerusakan
kurang curah jantung integrasi jaringan
dari
kebutuhan
tubuh
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
H. Identitas
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 31 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kemala
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Tanggal MRS : 05 Oktober 2019
Tanggal Pengkajian : 05 Oktober 2019
Diagnosa medis : Hipertiroidisme
No. RM : 12005485
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 37 Th
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Kendana
Agama : Islam
Hubungan : Suami
No. HP : 085678432985
II. Keluhan Utama : terasa lemas di seluruh tubuh.
III. Riwayat perjalanan penyakit (dengan pendekatan P,Q,R,S,T)
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh terasa
lemas disluruh tubuh dan jantungnya terasa berdebar debar dan klien juga
mengatakan kadang-kadang tubuh terasa sangat lemas sehingga pasien
sulit untuk melakukan aktivitas seperti biasa.
Problem
Klien mengatakan tubuh terasa lemas.
Quality/quantity
Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh sehingga membuat pasien
bedrest di tempat tidur.
Region/radiation
Rasa lemas di rasakan di seluruh tubuh.
Timing
2 minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh badan
terasa lemas di seluruh tubuh.
IV. Riwayat kesehatan yang lalu:
Klien mengatakan pernah dirawat di RS dengan keluhan yang sama
± 1 tahun yang lalu.
V. Riwayat kesehatan keluarga:
Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
hipertiroid.
Genogram:
? ? ? ? ? ? ?
60 58
20 25
37
Ket :
Laki-laki : Kawin :
Klien :
X. Therapy
Tanggal Theraphy yang diberikan Keterangan
05/10/2019 IVFD Rl gtt 20 x/m
Inj. pantomex 1x 1 vial
Oral. Propanolol 10 mg 1x1
PTU 1x100 mg
Neurodex 1x1
XI. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Produksi hormone tiroid meningkat Resiko tinggi
Klien mengatakan Penurunan
jantungnya curah
berdebar – debar Jantung
Peningkatan metabolic tubuh
Klien mengatakan
cepat lelah
Peningkatan kerja jantung
DO:
TD : 130/80mmHg
Takikardi
ND : 110 x / menit
Akral dingin
Perubahan denyut/irama jantung
Klien tampak
mudah lelah
Penurunan curah
Tangan terlihat
Jantung
gemetar
4 4
4 4
B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energy, kelelahan dan kelemahan otot.
2. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan
beban kerja jantung.
C. Intervensi Keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroidisme merupakan salah satu bentuk thyrotoxicosis atau
tingginya kadar hormon tiroid, T4, T3 maupun kombinasi keduanya, di aliran
darah. Peningkatan kadar hormon tiroid menyebabkan paparan berlebihan
pada jaringan-jaringan tubuh yang menyebabkan munculnya berbagai
manifestasi klinik yang terkait dengan fungsi hormon tiroid dalam berbagai
proses metabolisme tubuh. Ada beberapa penyebab penyakit tiroid
diantaranya, yaitu Graves’ Disease, toksit adenoma, dan toksit Toxic
Multinodular Goiter. Adapun tanda dan gejalanya, yaitu hiperpireksia, banyak
keringat, penurunan berat badan, distres napas, mudah lelah, dan lemah.
Penyakit ini bisa di obati dengan cara pembedahan atau operasi, obat
antitiroid, dan Yodium radioaktif.
B. Saran
Dari penyakit ini dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak
merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak
mengkonsumsi yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi
pada leher dan organisme-organisme dapat menyebabkan infeksi karena ada
virus.
DAFTAR PUSTAKA