2
Sinta Herningtiyas (31101700077)
KP 1 – Anestesi pasien anak –
Lokal anastesi pada anak lebih sering dilakukan dibandingkan dengan general anastesi. Karena
untuk melakukan general anestesi butuh beberapa pertimbangan karena prosedurnya yang lebih
sulit dan harus dilakukan di rumah sakit. Melakukan lokal anestesi pada anak harus dengan
informed consent terlebih dahulu, dan dilakukan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana kepada anak, kalau bisa hindari melakukan anestesi pada kunjungan pertama, dan
jangan melihatkan secara langsung jarum suntik pada anak.
Teknik melakukan lokal anastesi yaitu :
-Lakukan pengolesan topical anestesi pada mukosa yang sudah kering. Diamkan selama 4 menit
-Pilih jarum yang tajam dan bevel yang pendek. Pada jaringan kendor mukosa ditarik dahulu.
Pada jaringan padat, mukosa ditekan dahulu.
-Lakukan teknik infiltrasi dengan deponir cairan secara perlahan, Pada rahang atas lakukan
infiltrasi pada labial atau buccal fold, dan Mukosa palatinal 0,5 cm di atas margin gingiva.
interdental / papil (2-3 menit setelah infiltrasi labial / buccal)
-Pada rahang bawah Gigi anterior : Infiltrasi labial mukosa lingual Interdental papil. Untuk
gigi posterior lakukan mandibular blok
Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu terasa mual, dan psikis karena trauma saat dilakukan
anestesi dengan jarum suntik.
KP 2 – Manajemen farmakologi pada anak –
Salah satu teknik manajemen farmakologi pada anak yaitu dilakukan nya sedasi, tujuan dari
dilakukan nya teknik sedasi yaitu untuk menghindari trauma pada saat dilakukan tindakan pada
pasien anak. Teknik sedasi biasanya diberikan pada anak yang tidak kooperatif.
Praktisi yang melakukan teknik sedasi harus sudah memiliki sertifikasi dan sudah paham
bagaimana metode dilakukan nya sedasi.
-Seleksi pasien dengan cara melihat kondisi kesehatan pasien secara umum memperhatikan
tanda vital pada pasien, apakah pasien tergolong dalam ASA I, apakah pasien memiliki alergi pada
obat tertentu ataupun sedang mengkonsumsi obat tertentu, riwayat kesehatan pasien apakah
sebelum nya pasien pernah dilakukan tindakan sedasi, memperhatikan berat badan pasien, dan
riwayat kesehatan keluarga pasien.
-Intruksi untuk orang tua anak harus mengosongkan perut dengan tidak mengonsumsi susu
ataupun makanan padat selama 6 jam untuk bayi berusia 6-36 bulan dan 6-8 jam untuk anak berusia
lebih dari 36 bulan.
-Benzodiazepin
▪ Diazepam (Valium)
▪ Midazolam (Versed)
-Antagonis Benzodiazepin
▪ Flumazenil (Romazicon)
-Hipnotic sedatif
▪ Barbiturate
▪ Chloral Hydrate (Noctec,Aquachloral Supprettes)
-Narkotik
▪ Meperidine & Fentanyl
KP 3 – Pendidikan kesehatan gigi anak –
-Insight Pengertian
Dari knowledge perilaku malas sikat gigi maka giginya akan berlubang.
-Modeling
Dari model perilaku Ayah dan ibu selalu menyikat gigi sebelum akan tidur. Anak mereplika
aktivitas tersebut.
-Toddlers (1-3 tahun) Pada periode ini sikat gigi harus diperkenalkan kepada anak sebagai
prosedur menghilangkan plak, penggunaan dental floss mulai dikenalkan
-Preschooler (3-6 tahun) mampu menyikat gigi sendiri namun harus dalam pengawasan
orangtua. Orang tua harus mengarahkan si anak untuk menggunakan dental floss.
-School aged children (6-12 tahun) Anak sudah dapat bertanggung jawab terhadap kebersihan
rongga mulutnya. Anak juga di perkenalkan dengan fluoride gel obat kumur, khlorhexidin
terhadap pencegahan terjadinya karies penyakit periodontal.
-Adolescent (12-19 tahun) Walaupun sudah mengerti cara menjaga oral hygiene yang benar
namun masalah pada gigi justru timbul pada periode iniPerlu dilakukan kembali edukasi metode
menyikat gigi yang benar.
KP 4 – Perawatan Pulpa Gigi Sulung I –
Pulpotomi Pengambilan jaringan pulpa bagian koronal gigi dengan tujuan untuk
menghilangkan bagian pulpa yang terinfeksi.
CARA KERJA:
•Gigi vital devitalisasi lebih dulu
•Gigi non vital:
-Pengambilan atap pulpa hingga orifce terlihat
-Bersihkan dengan larutan antiseptik
-Sterilisasi dengan obat sterilisasi dengan jarak pemanggilan 3 hari/sampai tidak berbau
-Pengisian dengan pasta antiseptik, beri kapas, tumpat sementara
-RO pengisian, bila sudah baik basis ZnPO4
-Restorasi tetap dengan SSC
KP 5 – Perawatan Pulpa Gigi Sulung II–
Pulp Capping dilakukan untuk mempertahankan vitalitas pulpa dengan cara menempatkan
bahan yang sesuai pada pulpa yang terbuka.
Indikasi :
-eksposur kecil dikarenakan trauma saat preparasi
-karies yang sangat kecil
-gigi tanpa keluhan nyeri
-tidak terdapat perdarahan pada daerah yang terbuka
-Pulp Capping Indirect prosedur yang dilakukan pada gigi dengan lesi karies dalam yang
berbatasan dengan pulpa namun pulpa belum terbuka dilakukan dengan cara menempatkan suatu
lapisan bahan pelindung diatas dentin yang tipis pada karies dentin yang dalam.
Tujuannya untuk mempertahankan pulpa agar tetap vital dengan membentuk dentin reparatif.
Bahan yang digunakan Kalsium Hidroksid (Ca(OH)2) karena dapat merangsang pembentukan
dentin sekunder.
-Pulp Capping Direct prosedur meletakkan lapisan bahan pelindung pada pulpa yang terbuka
karena faktor mekanis. Diletakkan secara langsung pada kondisi pulpa yang terbuka.
Indikasi : Pulpa terbuka 1,0mm karena kesalahan preparasi, penderita dalam keadaan sehat
Kontra indikasi : Terdapat pus pada pulpa yang terbuka dan terdapat perdarahan.
-Pulpektomi dilakukan untuk membuang seluruh jaringan pulpa pada bagian koronal dan
saluran akar. Dapat dilakukan pada gigi vital maupun non vital.
▪Partial Pulpectomy
Indikasi : Bila jaringan pulpa bagian koronal dan saluran akar vital, tetapi ada tanda tanda klinis
keradangan pulpa, tidak ada kerusakan akar atau pelebaran periodontal ligamen pada RO
▪Full Pulpectomy melakukan preparasi pada saluran akar sampai ke ujungnya.
Dapat terjadi kegagalan saat dilakukan pulpektomi karena pada gigi molar desidui bentuk akar nya
cenderung pipih dan membengkok sehingga sulit dilakukan pulpektomi.
KP 6 – Penyakit Pulpa dan Jaringan Periradikuler–
Isi cairan dari tubulus dentinalis yaitu cairan intratubuler dan sel odontoblas yang berada di
permukaan atas luar pulpa.
Pergerakan dari cairan tubuli dentin dapat terjadi karena dehidrasi pada saat preparasi tanpa air,
dan panas yang ditimbulkan pada saat preparasi karena bur yang terlalu menekan sehingga
pergerakan cairan turun.
-Pulpitis reversible Sakit tajam dari stimuli, inflamasi ringan-sedang, jika stimuli dihilangkan
maka pulpa akan kembali normal
-Pulpitis irreversible Sakit persisten dan menyebar dan telah terjadi kerusakan yang permanen,
dapat timbul gejala. Sudah terdapat sel keradangan pada pulpa, terdapat invasi mikroorganisme
-Periodontitis apikal akut Sakit pada daerah tertentu dan terus menerus
-Abses apikal kronis Terdapat fistul dan sudah terjadi destruksi tulang
-Pulp Capping Aplikasi bahan pelindung di atas pulpa yang vital untuk menghilangkan iritasi
ke jaringan pulpa agar tetap vital.
▪ Indirek Pengaplikasian material pada lapisan terdalam affected carious dentin untuk
menghindari terbukanya kamar pulpa serta trauma pada pulpa.
-Indikasi : gigi vital dengan karies dalam yang terdapat peradangan pulpa
-Prognosis dapat dipengaruhi oleh : semakin tebal dentin sisa semakin baik, material kaping
-Pulpotomi Pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal yang terinfeksi, namun pulpa tetap
vital pada saluran akar.
Indikasi: pulpa terbuka, gigi trauma, karies mencapai pulpa
Kontraindikasi: pulpitis irreversible, kamar pulpa sempit.
Medikamen :
-Ca(OH)2
-MTA pulpotomy
-Formocresol
-Apeksifikasi perawatan untuk menstimulasi terbentuknya barrier pada gigi imatur pulpa
nonvital.
-Biokompatibel
-Bakterisida
-Mudah dimanipulasi
-Kombinasi bahan:
⸱CaOH + ZOE: diresorbsi lebih awal dari fisiologis akar gigi
⸱CaOH + ZOE + Sodium fluoride: Resorbsi bersamaan dengan akar yang telah dipulpektomi
⸱ZOE + ChKM: diaplikasikan pada gigi desidui yang mengalami abses dentoalveolar
Esthetic Crown
-Polycarbonate Crown
-Strip Crown
-NU Smile : zyrconia
-Inlay: Restorasi tak langsung dengan bahan solid yang bersesuaian dengan bentuk kavitas dan
disemenkan pada gigi.
Indikasi:
-Karies meluas hingga proksimal
-Gigi yang menerima beban oklusi besar.
Indikasi:
-karies multiple surface
-karies pada incisal edge
-dekalsifikasi servikal
-gigi post perawatan pulpa
-gigi mengalami hypoplasia dan diskolorisasi
▪ Esthetic Crown
-Poly Carbonat Crown(PCC)sintesis dari resin. Kontraindikasi untuk pasien bruxism, deep bite,
over bite
KelebihanEstetik, durasi perawatan cepat, retensi baik, fleksibel, adaptasi baik
KekuranganDislodgement, perbubahan warna, permukaan gigi banyak dikurangi
-SSC Facing
Sama seperti SSC biasa namun pada bagian labial dikurangi sedikit untuk diaplikasikan komposit
agar estetik lebih baik
KP 13 –Manajemen anxiety pada anak–
Pedodontic triangle :
Orang tua
Dibutuhkan kerjasama dalam mengatasi anxiety pada pasien anak yang terdiri dari orangtua,
dokter gigi, dan pasien anak tersebut.
Tujuan dari manajemen anxiety pada anak yaitu:
-Membuat anak merasa nyaman
-Mengurangi rasa sakit pada saat tindakan
-Melaksanakan prosedur perawatan dengan aman
-Mempertahankan perawatan
▪ Syarat
-Sederhana
-Kuat
-Dapat mempertahankan lengkung rahang
-Mencegah ekstrusi gigi antagonis
-Mencegah bad habit
▪ Indikasi :
-Premature loss, namun gigi pengganti masih lama tumbuh
-Belum terjadi maloklusi
Kontraindikasi :
-Crowding berat tingkat karies tinggi
-Anak handicapped dan mengalami syndrome
-Metode Pont:
⸱Mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaan normal, kontraksi atau distraksi
-Metode Nance :
⸱Dengan memperhatikan Lee Way Space
-Metode Howes :
⸱Membandingkan antara lebar lengkung gigi (lebar inter premolar) dengan panjang lengkung gigi
(mesiodistal gigi-gigi dari M1 kiri sampai M1 kanan)
-Metode Huckaba :
⸱Menghitung lebar masing - masing gigi permanen yang sudah erupsi, dan lebar benih gigi
permanen melalui bantuan foto radiografi
Indikasi :
-Gigi rusak berat
-Terdapat infeksi periapikal/interradikular
-Margin gingiva tidak sehat
-Mengganggu erupsi gigi pengganti
-Impaksi
Kontra Indikasi
-Jika ada stomatitis harus disembuhkan, kemudian dilakukan ekstraksi
-Kelainan darah(hemofili, leukemia) harus konsul dengan hematologis
-Kelainan ginjal: antibiotik(amoxicillin)
-Abses dengan selulitis: antibiotik
-Infeksi akut: konsul dengan dokter anak
Harus mempertimbangkan:
-Oklusi
-Perkembangan rahang
-Jumlah akar
-Ukuran gigi
-Resorbsi akar
-Apakah ada infeksi/penyakit sistemik
-Fase pergantian gigi permanen