Anda di halaman 1dari 16

Tugas Rangkuman Materi Modul 5.

2
Sinta Herningtiyas (31101700077)
KP 1 – Anestesi pasien anak –
Lokal anastesi pada anak lebih sering dilakukan dibandingkan dengan general anastesi. Karena
untuk melakukan general anestesi butuh beberapa pertimbangan karena prosedurnya yang lebih
sulit dan harus dilakukan di rumah sakit. Melakukan lokal anestesi pada anak harus dengan
informed consent terlebih dahulu, dan dilakukan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana kepada anak, kalau bisa hindari melakukan anestesi pada kunjungan pertama, dan
jangan melihatkan secara langsung jarum suntik pada anak.
Teknik melakukan lokal anastesi yaitu :
-Lakukan pengolesan topical anestesi pada mukosa yang sudah kering. Diamkan selama 4 menit

-Pilih jarum yang tajam dan bevel yang pendek. Pada jaringan kendor mukosa ditarik dahulu.
Pada jaringan padat, mukosa ditekan dahulu.

-Lakukan teknik infiltrasi dengan deponir cairan secara perlahan, Pada rahang atas lakukan
infiltrasi pada labial atau buccal fold, dan Mukosa palatinal 0,5 cm di atas margin gingiva.
interdental / papil (2-3 menit setelah infiltrasi labial / buccal)

-Pada rahang bawah Gigi anterior : Infiltrasi labial mukosa lingual  Interdental papil. Untuk
gigi posterior lakukan mandibular blok

Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu terasa mual, dan psikis karena trauma saat dilakukan
anestesi dengan jarum suntik.
KP 2 – Manajemen farmakologi pada anak –

Salah satu teknik manajemen farmakologi pada anak yaitu dilakukan nya sedasi, tujuan dari
dilakukan nya teknik sedasi yaitu untuk menghindari trauma pada saat dilakukan tindakan pada
pasien anak. Teknik sedasi biasanya diberikan pada anak yang tidak kooperatif.
Praktisi yang melakukan teknik sedasi harus sudah memiliki sertifikasi dan sudah paham
bagaimana metode dilakukan nya sedasi.

Persiapan yang harus dilakukan dalam melakukan teknik sedasi yaitu :

-Melakukan informed consent pada keluarga pasien anak

-Seleksi pasien  dengan cara melihat kondisi kesehatan pasien secara umum memperhatikan
tanda vital pada pasien, apakah pasien tergolong dalam ASA I, apakah pasien memiliki alergi pada
obat tertentu ataupun sedang mengkonsumsi obat tertentu, riwayat kesehatan pasien apakah
sebelum nya pasien pernah dilakukan tindakan sedasi, memperhatikan berat badan pasien, dan
riwayat kesehatan keluarga pasien.

-Intruksi untuk orang tua  anak harus mengosongkan perut dengan tidak mengonsumsi susu
ataupun makanan padat selama 6 jam untuk bayi berusia 6-36 bulan dan 6-8 jam untuk anak berusia
lebih dari 36 bulan.

-Dokumentasi  dilakukan untuk mengambil gambar disetiap tahap teknik sedasi

Obat yang digunakan yaitu :


-Histamin
▪ Hydroxyzine (Atarax, Vistaril)
▪ Promethazine (Phenergan)
▪ Diphenhydramine (Benadryl)

-Benzodiazepin
▪ Diazepam (Valium)
▪ Midazolam (Versed)

-Antagonis Benzodiazepin
▪ Flumazenil (Romazicon)

-Hipnotic sedatif
▪ Barbiturate
▪ Chloral Hydrate (Noctec,Aquachloral Supprettes)
-Narkotik
▪ Meperidine & Fentanyl
KP 3 – Pendidikan kesehatan gigi anak –

Tujuan Pendidikan Kesehatan Gigi Anak :


-Mendapatkan kerjasama yang baik dari anak bila memerlukan perawatan di dokter gigi
-Anak mampu memelihara kesehatan gigi sesuai dengan kemampuan nya sendiri
-Meningkatkan kepedulian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak

Proses pembentukan perilaku :


-Kondisioning Kebiasaan
Dari kebiasaan  perilaku menggosok gigi sebelum tidur.

-Insight Pengertian
Dari knowledge  perilaku malas sikat gigi maka giginya akan berlubang.

-Modeling
Dari model  perilaku Ayah dan ibu selalu menyikat gigi sebelum akan tidur. Anak mereplika
aktivitas tersebut.

Pengajaran Kesehatan Gigi Pada Anak :


-Prenatal counseling : memotivasi orangtua untuk menjaga oral hygiene dan memberikan arahan
untuk melakukan perawatan gigi pada ibu hamil.
-Modifikasi diet dan pola diet anak : batasi konsumsi gula sehari hari pada anak

Periode pendidikan kesehatan anak :


-Infant (0-1 tahun)  dilakukan pembersihan gigi dan massaginggusi menggunakan gauze untuk
meningkatkan kesehatan rongga mulut

-Toddlers (1-3 tahun)  Pada periode ini sikat gigi harus diperkenalkan kepada anak sebagai
prosedur menghilangkan plak, penggunaan dental floss mulai dikenalkan

-Preschooler (3-6 tahun)  mampu menyikat gigi sendiri namun harus dalam pengawasan
orangtua. Orang tua harus mengarahkan si anak untuk menggunakan dental floss.

-School aged children (6-12 tahun)  Anak sudah dapat bertanggung jawab terhadap kebersihan
rongga mulutnya. Anak juga di perkenalkan dengan fluoride gel obat kumur, khlorhexidin
terhadap pencegahan terjadinya karies penyakit periodontal.

-Adolescent (12-19 tahun)  Walaupun sudah mengerti cara menjaga oral hygiene yang benar
namun masalah pada gigi justru timbul pada periode iniPerlu dilakukan kembali edukasi metode
menyikat gigi yang benar.
KP 4 – Perawatan Pulpa Gigi Sulung I –

Tujuan Perawatan Gigi Sulung :


-Mempertahankan gigi dalam keadaan nonpatologis
-Menjaga fungsi bicara & estetik
-Mempertahankan panjang lengkung gigi
-Mencegah bad habit
-Mencegah trauma psikologis

Penyebab penyakit pulpa :


-Bakteri : Lesi karies dan pulpa, tubuli dentin yang terbuka, periodontal pocket  bakteri masuk
melalui jaringan periodontal
-Mekanis : karena abrasi, atrisi, erosi dan trauma (benturan)
-Termal : panas saat preparasi, semen (reaksi eksotermis)
-Kimia : akibat tumpatan komposit pada karies yang dalam dapat mengiritasi pulpa, ZnPO4 (asam)
-Elektrik : akibat dari galvanic shock

Indikasi perawatan pulpa:


-Karies sudah/hampir mengenai pulpa pada gigi vital atau non vital
-Sisa gigi masih dapat dilakukan tumpatan tetap
-Tidak ada perforasi furkasi
-Jaringan penyangga sehat
-Benih gigi permanen masih jauh
-Agenisi gigi permanen

Pulpotomi  Pengambilan jaringan pulpa bagian koronal gigi dengan tujuan untuk
menghilangkan bagian pulpa yang terinfeksi.

CARA KERJA:
•Gigi vital  devitalisasi lebih dulu
•Gigi non vital:
-Pengambilan atap pulpa hingga orifce terlihat
-Bersihkan dengan larutan antiseptik
-Sterilisasi dengan obat sterilisasi dengan jarak pemanggilan 3 hari/sampai tidak berbau
-Pengisian dengan pasta antiseptik, beri kapas, tumpat sementara
-RO pengisian, bila sudah baik basis ZnPO4
-Restorasi tetap dengan SSC
KP 5 – Perawatan Pulpa Gigi Sulung II–

Pulp Capping  dilakukan untuk mempertahankan vitalitas pulpa dengan cara menempatkan
bahan yang sesuai pada pulpa yang terbuka.

Indikasi :
-eksposur kecil dikarenakan trauma saat preparasi
-karies yang sangat kecil
-gigi tanpa keluhan nyeri
-tidak terdapat perdarahan pada daerah yang terbuka

-Pulp Capping Indirect  prosedur yang dilakukan pada gigi dengan lesi karies dalam yang
berbatasan dengan pulpa namun pulpa belum terbuka dilakukan dengan cara menempatkan suatu
lapisan bahan pelindung diatas dentin yang tipis pada karies dentin yang dalam.
Tujuannya untuk mempertahankan pulpa agar tetap vital dengan membentuk dentin reparatif.
Bahan yang digunakan  Kalsium Hidroksid (Ca(OH)2) karena dapat merangsang pembentukan
dentin sekunder.

-Pulp Capping Direct  prosedur meletakkan lapisan bahan pelindung pada pulpa yang terbuka
karena faktor mekanis. Diletakkan secara langsung pada kondisi pulpa yang terbuka.
Indikasi : Pulpa terbuka 1,0mm karena kesalahan preparasi, penderita dalam keadaan sehat
Kontra indikasi : Terdapat pus pada pulpa yang terbuka dan terdapat perdarahan.

Keuntungan Pulp Capping


-Proses karies terhenti
-Bakteri rongga mulut berhenti menginfeksi
-Bakteri dalam cavitas mati karena Ca(OH)2 bersifat basa
-Gigi dapat berfungsi kembali
-Mencegah perforasi pulpa

-Pulpektomi  dilakukan untuk membuang seluruh jaringan pulpa pada bagian koronal dan
saluran akar. Dapat dilakukan pada gigi vital maupun non vital.
▪Partial Pulpectomy
Indikasi : Bila jaringan pulpa bagian koronal dan saluran akar vital, tetapi ada tanda tanda klinis
keradangan pulpa, tidak ada kerusakan akar atau pelebaran periodontal ligamen pada RO
▪Full Pulpectomy  melakukan preparasi pada saluran akar sampai ke ujungnya.

Dapat terjadi kegagalan saat dilakukan pulpektomi karena pada gigi molar desidui bentuk akar nya
cenderung pipih dan membengkok sehingga sulit dilakukan pulpektomi.
KP 6 – Penyakit Pulpa dan Jaringan Periradikuler–

Penyakit pada pulpa dapat masuk melalui :


-Tubulus dentinalis yang selalu berhubungan dengan pulpa dengan membentuk dentinal pulpa
complex
-Akses dari foramen apikalis dan jaringan periodontal
-Akses dari lateral  sementum  Canalis lateralis cabang dari canalis asesoris

Isi cairan dari tubulus dentinalis yaitu  cairan intratubuler dan sel odontoblas yang berada di
permukaan atas luar pulpa.
Pergerakan dari cairan tubuli dentin dapat terjadi karena dehidrasi pada saat preparasi tanpa air,
dan panas yang ditimbulkan pada saat preparasi karena bur yang terlalu menekan sehingga
pergerakan cairan turun.

Etiologi penyakit pulpa :


-Physical  Mekanik karena trauma iatrogenic ataupun kecelakaan, erosi dan abrasi.
-Thermal  Panas pada saat preparasi
-Chemical  Phosporic acid (etsa) yang dapat mengiritasi
-Bacterial  Toxin dari bakteri pada karies

-Pulpitis reversible  Sakit tajam dari stimuli, inflamasi ringan-sedang, jika stimuli dihilangkan
maka pulpa akan kembali normal

-Pulpitis irreversible  Sakit persisten dan menyebar dan telah terjadi kerusakan yang permanen,
dapat timbul gejala. Sudah terdapat sel keradangan pada pulpa, terdapat invasi mikroorganisme

Pada jaringan periradikuler

-Periodontitis apikal akut  Sakit pada daerah tertentu dan terus menerus

-Periodontitis apikalis kronis  Periodonsium apikalnya terinflamasi sehingga kehilangan


jaringan pendukung. Terdapat granuloma pada saat pemeriksaan RO

-Eksaserbasi akut  Terdapat abses phoenix dan granuloma.

-Abses apikal akut  Sakit spontan dan berdenyut.

-Abses apikal kronis  Terdapat fistul dan sudah terjadi destruksi tulang

KP 7 –Terapi penyakit pulpa pada gigi permanen muda–


Gigi permanen muda  Gigi yang telah erupsi, akar belum terbentuk sempurna. Gigi yang akarnya
belum terbentuk sempurna akan menyebabkan blunder buss

Kelainan pulpa dapat terjadi karena :


-Proses karies  karies yang menembus dentin dan menyebabkan inflamasi lokal dan membentuk
dentin reparative
-Trauma
-Iatrogenik  Timbul panas saat preparasi

Perawatan pulpa pada gigi permanen muda :

-Pulp Capping  Aplikasi bahan pelindung di atas pulpa yang vital untuk menghilangkan iritasi
ke jaringan pulpa agar tetap vital.

▪ Indirek  Pengaplikasian material pada lapisan terdalam affected carious dentin untuk
menghindari terbukanya kamar pulpa serta trauma pada pulpa.
-Indikasi : gigi vital dengan karies dalam yang terdapat peradangan pulpa
-Prognosis dapat dipengaruhi oleh : semakin tebal dentin sisa semakin baik, material kaping

▪ Direk  Pengaplikasian bahan langsung pada pulpa terbuka


-Indikasi : trauma iatrogenic, karies kecil asimtomatik, tidak ada penebalan ligamen periodontal
-Kontraindikasi : pada pulpa terbuka simtomatik

-Pulpotomi  Pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal yang terinfeksi, namun pulpa tetap
vital pada saluran akar.
Indikasi: pulpa terbuka, gigi trauma, karies mencapai pulpa
Kontraindikasi: pulpitis irreversible, kamar pulpa sempit.
Medikamen :
-Ca(OH)2
-MTA pulpotomy
-Formocresol

-Apeksifikasi  perawatan untuk menstimulasi terbentuknya barrier pada gigi imatur pulpa
nonvital.

KP 8 –Bahan Obturasi Saluran Akar pada Gigi Sulung–


Syarat bahan obturasi

-Biokompatibel

-Bakterisida

-Tidak mengganggu resorpsi akar gigi desidui

-Mudah dimanipulasi

-Tidak menyusut, tidak mengubah warna gigi

Macam macam bahan pengisi:


-ZOE: antimikroba, daya kerja lama, keberhasilan 65-95%
-Pasta Iodoform: Bagus jika dikombinasi dengan CaOH. Keberhasilan 70-90%
-CaOH: pH baik, namun resorbsi lebih cepat dari akar fisiologis
-LSTR: Untuk perawatan pulpotomi
-Formokresol: resorbsi lebih cepat dari akar fisiologis. Keberhasilan 70-100%
-Glutaraldehid: fiksasi lebih baik, tidak toksik untuk pulpa
-Feri Sulfate: mencegah blood clotting
-MTA(Mineral trioxide agregat): antibakteri, merangsang regenerasi
-ChKM: Berupa gas, berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit

-Kombinasi bahan:
⸱CaOH + ZOE: diresorbsi lebih awal dari fisiologis akar gigi
⸱CaOH + ZOE + Sodium fluoride: Resorbsi bersamaan dengan akar yang telah dipulpektomi
⸱ZOE + ChKM: diaplikasikan pada gigi desidui yang mengalami abses dentoalveolar

KP 9 –Kegagalan dalam perawatan Pulpa–


Perawatan pulpa dapat dikatakan berhasil apabila dalam jangka waktu satu tahun pasien tidak
mengalami keluhan.

Faktor kegagalan pra perawatan :


-diagnosis yang keliru
-kesalahan pada rencana perawatan
-prognosis buruk

Faktor kegagalan dalam perawatan pulpa :


-Patologis: resorbsi akar
-Pasien: Kesehatan umum
-Perawatan: Teknik perawatan, teknik pengisian saluran akar
-Anatomi gigi: bentuk saluran akar bengkok, saluran tambahan
-Kecelakaan procedural: terjadi ledge/perforasi

Kegagalan pada saat perawatan:


-Kesalahan pembukaan saluran akarPerforasi, perusakan dasar kamar pulpa, membuat
pembukaan yang terlalu kecil

-Kesalahan saat pengisianPengisian tidak sempurna, tidak steril

Kegagalan pasca perawatan:


-Restorasi kurang baik
-Fraktur

Tanda kegagalan PSA:


Klinisnyeri spontan, perkusi +, palpasi+
RadiografisPerluasan radiolusen pada ruang pulpa(internal resorbsi), pelebaran jaringan
periodontal
HistologisSel radang akut&kronis dalam jaringan pulpa dan periapikal, mikroabses, jaringan
pulpa degeneratif-nekrotik

KP 10 –Restorasi gigi pada anak–


Mengapa anak perlu dilakukan perawatan restorasi, karena :

1. Menghilangkan penyakit dan memulihkan kesehatan


2. Memberi anak perawatan yang paling sederhana
3. Mencegah rasa sakit
4. Menghindari infeksi yang terjadi karena karies
5. Mencegah tanggal prematur
6. Memelihara mastikasi yang nyaman dan efisien

Fungsi restorasi crown pada anak:


1. Merestorasi gigi yang fraktur atau gigi yang sudah tidak dapat direstorasi dengan tumpatan
komposit maupun GIC
2. Sebagai selubung untuk gigi dengan dinding tipis
3. Memperbaiki estetik untuk gigi yang mengalami diskolorisasi, hipoplasia

Macam-macam restorasi gigi anak:

Esthetic Crown

-Polycarbonate Crown
-Strip Crown
-NU Smile : zyrconia

Non Esthetic Crown :


-SSC
-SSC with Facing

KP 11 –Restorasi logam gigi decidui–


Restorasi plastismasih bisa dibentuk di dalam kavitas

Restorasi rigidSudah fixed

Restorasi Logam pada anak :


-Amalgam
Indikasi : restorasi kelas I, II, V.
Kontraindikasi : Jika gigi memerlukan estetik

Langkah-Langkah Restorasi Amalgam:


Pemilihan Alloy Amalgam
Perbandingan merkuri-alloy
Triturasi
Mulling
Aplikasi matrix band
Pengisian amalgam
Kondensasi
Burnisher
Proses carving
Finishing and pemolesan

-Inlay: Restorasi tak langsung dengan bahan solid yang bersesuaian dengan bentuk kavitas dan
disemenkan pada gigi.
Indikasi:
-Karies meluas hingga proksimal
-Gigi yang menerima beban oklusi besar.

-SSC (Stainless Steel Crown)


KP 12 –Restorasi Crown gigi desidui–

Indikasi:
-karies multiple surface
-karies pada incisal edge
-dekalsifikasi servikal
-gigi post perawatan pulpa
-gigi mengalami hypoplasia dan diskolorisasi

▪ Esthetic Crown

-Poly Carbonat Crown(PCC)sintesis dari resin. Kontraindikasi untuk pasien bruxism, deep bite,
over bite
KelebihanEstetik, durasi perawatan cepat, retensi baik, fleksibel, adaptasi baik
KekuranganDislodgement, perbubahan warna, permukaan gigi banyak dikurangi

-Strip CrownBahan komposit, dengan etsa.


KelebihanEstetik,mudah untuk fit&trim, pelepasan mudah&cepat
KekuranganKontrol kelembaban sulit, etsa dan bonding harus baik

-Nu SmileZirkonik ceramic, kontur sangat alami, mudah diadaptasi

▪Non Esthetic Crown

-Stainless Steel Crown(SSC) terbuat dari nikel dan chrom


Kelebihantahan lama, tahan abrasi, retentif
KekuranganKurang estetik,dapat menimbulkan alergi,dapat terjadi periodontal disease

-SSC Facing
Sama seperti SSC biasa namun pada bagian labial dikurangi sedikit untuk diaplikasikan komposit
agar estetik lebih baik
KP 13 –Manajemen anxiety pada anak–

Pedodontic triangle :

Orang tua

Dokter gigi Pasien anak

Dibutuhkan kerjasama dalam mengatasi anxiety pada pasien anak yang terdiri dari orangtua,
dokter gigi, dan pasien anak tersebut.
Tujuan dari manajemen anxiety pada anak yaitu:
-Membuat anak merasa nyaman
-Mengurangi rasa sakit pada saat tindakan
-Melaksanakan prosedur perawatan dengan aman
-Mempertahankan perawatan

Faktor yang mempengaruhi perilaku anak :


-Kecemasan orangtua
-Toxic stress
-Pengalaman medis
-Kesadaran terhadap masalah gigi dan mulut

Managemen yang harus dilakukan dokter gigi:


-Ruangan praktek yang nyaman dan ramah anak
-Penerangan cukup
-Sediakan mainan yang disukai anak-anak
KP 14 –Space Maintainer–
Space maintainerAlat cekat/lepasan yang ditempatkan untuk mempertahankan ruang akibat
tanggalnya gigi desidui secara premature.
▪ TujuanUntuk pencegahan maloklusi dan mempertahankan lengkung rahang supaya gigi
permanen pengganti dapat tumbuh di ruangan yang tersedia.

▪ Syarat
-Sederhana
-Kuat
-Dapat mempertahankan lengkung rahang
-Mencegah ekstrusi gigi antagonis
-Mencegah bad habit

▪ Indikasi :
-Premature loss, namun gigi pengganti masih lama tumbuh
-Belum terjadi maloklusi

Kontraindikasi :
-Crowding berat  tingkat karies tinggi
-Anak handicapped dan mengalami syndrome

Macam-macam Space Maintainer:


-Removable
-Fixed:
Band and loop
Distal Shoe
KP 15 –Analisis Ruang Gigi & Space Regainer–
Analisa ruang
Tujuan nya:
-Mengetahui kekurangan/kelebihan ruang
-Sebagai pedoman untuk membuat rencana perawatan
-Menentukan berat ringan nya suatu kasus.

Metode analisis ruang:


-Metode Moyers:
⸱Memperkirakan kemungkinan besar ruang gigi permanen yang erupsi pada ruang yang ada

-Metode Pont:
⸱Mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaan normal, kontraksi atau distraksi

-Metode Nance :
⸱Dengan memperhatikan Lee Way Space

-Metode Howes :
⸱Membandingkan antara lebar lengkung gigi (lebar inter premolar) dengan panjang lengkung gigi
(mesiodistal gigi-gigi dari M1 kiri sampai M1 kanan)

-Metode Huckaba :
⸱Menghitung lebar masing - masing gigi permanen yang sudah erupsi, dan lebar benih gigi
permanen melalui bantuan foto radiografi

-Metode Tanaka Johnston:


⸱Perkiraan Lebar Mesiodistal Kaninus dan Premolar Permanen Mandibula & Maksilla dalam satu
kuadran
KP 16 –Serial Extraction–
Serial Extraction: prosedur ortodontik interseptif yang biasanya dimulai pada awal pertumbuhan
gigi campuran.

Indikasi :
-Gigi rusak berat
-Terdapat infeksi periapikal/interradikular
-Margin gingiva tidak sehat
-Mengganggu erupsi gigi pengganti
-Impaksi

Kontra Indikasi
-Jika ada stomatitis harus disembuhkan, kemudian dilakukan ekstraksi
-Kelainan darah(hemofili, leukemia) harus konsul dengan hematologis
-Kelainan ginjal: antibiotik(amoxicillin)
-Abses dengan selulitis: antibiotik
-Infeksi akut: konsul dengan dokter anak

Harus mempertimbangkan:
-Oklusi
-Perkembangan rahang
-Jumlah akar
-Ukuran gigi
-Resorbsi akar
-Apakah ada infeksi/penyakit sistemik
-Fase pergantian gigi permanen

Anda mungkin juga menyukai

  • Perawatan Pulpa (Microteaching Pekerti)
    Perawatan Pulpa (Microteaching Pekerti)
    Dokumen53 halaman
    Perawatan Pulpa (Microteaching Pekerti)
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Mikilih
    Mikilih
    Dokumen10 halaman
    Mikilih
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Salivary Flow Rate
    Salivary Flow Rate
    Dokumen1 halaman
    Salivary Flow Rate
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • 39959
    39959
    Dokumen10 halaman
    39959
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen8 halaman
    Laporan
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • SGD 1 LBM 1
    SGD 1 LBM 1
    Dokumen4 halaman
    SGD 1 LBM 1
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Lap
    Lap
    Dokumen4 halaman
    Lap
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial
    Laporan Tutorial
    Dokumen16 halaman
    Laporan Tutorial
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat