PENDAHULUAN
Statistika deskriptif adalah bagian dari ilmu statistika yang hanya mengolah,
menyajikan data tanpa mengambil keputusan untuk populasi. Dengan kata lain
hanya melihat gambaran secara umum dari data yang didapatkan. Statistika adalah
ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,menganalisis,
menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu
yang berkenaan dengan data.
Ukuran pemusatan (Central Tendency) adalah salah satu aspek yang paling
penting untuk menggambarkan distribusi data adalah nilai pusat pengamatan.
Setiap pengukuran aritmatika yang ditujukan untuk menggambarkan suatu nilai
yang mewakili nilai pusat atau nilai sentral dari suatu gugus data (himpunan
pengamatan) dikenal sebagai ukuran tendensi sentral. Terdapat tiga jenis ukuran
tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu: mean, median, modus dll.
Provinsi PDRB Per Kapita (Ribu Rupiah) Penduduk Miskin (Jiwa) Jumlah Penduduk (Jiwa)
5. Analisis data dengan cara pilih Analyze > Descriptive Statistics >
Descriptives.
7. Pilih bagian Options untuk memilih analisis deskriptif apa saja yang akan di
tampilkan pada output SPSS pilih Continue lalu tekan OK.
10. Kemudian akan keluar kotak Bar Chart > Simple > Values of individual
cases.
11. Pilih Define lalu atur variabel seperti pada gambar 2.10 kemudian tekan OK.
4. Analisis data dengan cara pilih Stat > Basic Statistics >Display Descriptive
Statistics.
6. Pilih bagian Statistics untuk memilih analisis deskriptif apa saja yang akan di
tampilkan pada output Minitab lalu tekan OK.
Pada bab ini praktikan akan menjelaskan tentang hasil analisis deskriptif
data PDRB Nasional dengan menggunakan software SPSS dan Minitab serta
menganalisis output garfik dari masing – masing variabel yang ada. Berikut adalah
output hasil analisis deskriptif dari SPSS dan Minitab. Jika dilihat sekilas memang
Minitab lebih banyak macam analisis deskriptifnya dari pada SPSS.
1. Q1 adalah kuartil ke satu, arti kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data
yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama, sehingga dalam
suatu gugus didapat 3 kuartil (kuartil 1, kuartil 2/ Median dan kuartil 3).
Dari gambar 3.2 dapat diketahui kuartil 1 dari variabel
PDRB_PERKAPITA adalah sebesar 5888 pada variabel
PENDUDUK_MISKIN sebesar 196756 dan pada variabel
JUMLAH_PENDUDUK adalah sebesar 1963804.
2. Median adalah nilai tengah dari nilai-nilai pengamatan yang disusun secara
teratur menurut besarnya data. Dari gambar 3.2 dapat diketahui median dari
variabel PDRB_PERKAPITA adalah sebesar 8118 pada variabel
PENDUDUK_MISKIN sebesar 381916 dan pada variabel
JUMLAH_PENDUDUK adalah sebesar 3626616.
3. Q3 adalah kuartil ke tiga. Dari gambar 3.2 dapat diketahui Q3 dari variabel
PDRB_PERKAPITA adalah sebesar 9658 pada variabel
PENDUDUK_MISKIN sebesar 850767 dan pada variabel
JUMLAH_PENDUDUK adalah sebesar 7529400.
4. IQR (interquartil range) adalah jarak antara persentil 75 dan persentil
25. Dari gambar 3.2 dapat diketahui IQR dari variabel
PDRB_PERKAPITA adalah sebesar 3769 pada variabel
PENDUDUK_MISKIN sebesar 654012 dan pada variabel
JUMLAH_PENDUDUK adalah sebesar 5565596.
Dari gambar 3.3 dapat dijelaskan bahwa pendapatan daerah regional bruto
tertinggi ada di daerah DKI Jakarta yaitu sebesar 47774.700 jauh diatas rata – rata
yaitu sebesar 9572.4443. Sedangkan pendapatan daerah regional bruto terendah ada
pada provinsi Nusa Tenggara Timur yang juga jauh dibawah rata – rata PDRB
nasional yaitu sebesar 2976.62. Dari grafik juga dapat diketahui bahwa PDRB tiap
provinsi di Indonesia hamper sama kecuali pada daerah DKI Jakarta yang
merupakan pusat pemerintahan negara dan pusat perekonomian bangsa Indonesia.
Grafik Variabel Penduduk Miskin
Dari gambar 3.4 dapat dijelaskan bahwa penduduk miskin tertinggi ada di
daerah Jawa Timur yaitu sebesar 4748425 jauh diatas rata – rata yaitu sebesar
839774.8182. Sedangkan penduduk miskin terendah ada pada Kepulauan Bangka
Belitung yaitu sebesar 67228.
Dari grafik diatas juga dapat diketahui bahwa ada 3 provinsi dengan
penduduk miskin yang cukup tinggi diantara provinsi lainnya yaitu Jawa Timur,
Jawa Tengah dan Jawa Barat. Hal ini dapat disebabkan oleh salah satunya yaitu
kepadatan penduduk yang juga padat di ketiga provinsi tersebut hal ini dapat
diketahui dari grafik jumlah penduduk.
Sedangkan pada provinsi Bangka Belitung menempati posisi terendah
penduduk miskinnya karena merupakan provinsi baru. Dengan demikian penduduk
didaerah tersebut belum terlalu padat dan perekonomian di daerah tersebut juga
masih bias dikendalikan dengan baik oleh pemerintah daerah sehingga mengurangi
jumlah penduduk miskin di daerah tersebut.
Grafik Variabel Jumlah Penduduk