PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Untuk mengkaji dan mendeskripsikan tentang rambu – rambu kesehatan dan
keselamatan pada manusia.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai rambu – rambu kesehatan dan
keselamatan pada manusia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal
dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila
kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan
sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih
sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat
menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan
sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida,
Nitrobenzene dan Atripin.
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan
hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah,
mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal
panas atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa
atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan
loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban
tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa
gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang
bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber
api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas
saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen lingkungan. Dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan,
Petroleum bensin.
Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum tentu
gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon
tetrachloride.
Nama : Inhalation Hazard
Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi
atau pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.
Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi
dari material lain yang dapat memancarkan radiasi
secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.
Tikungan ke kanan Tikungan memutar
Tikungan ganda Penyempitan jalan
Tikungan tajam Penyempitan jalan sebelah
kanan
Tikungan tajam ganda Jembatan
Cekungan
Jalan menurun landai
Persimpangan tiga
Lampu lalu lintas
Persimpangan tiga
Persimpangan 4 arah
Persimpangan 4 arah
Persimpangan tiga berganda
Bundaran
Persimpangan tiga serong
Persimpangan tiga lengan
serong Jalan memisah
Penggabungan jalan Jalan menyatu
Penggabungan jalan Jalan memisah
Persimpangan 3 arah Penyebrangan pejalan kaki
Persimpangan 3 arah Area banyak pejalan kaki
Area pejalan kaki anak-anak Pekerjaan dihadapan
Pesepeda Batas tinggi ruang bebas
Binatang ternak Batas lebar ruang bebas
Binatang liar Perlintasan kereta api dengan
palang pintu
Hati-hati (Ditegaskan dengan Perlintasan kereta api tanpa
penjelasan memakai rambu palang pintu
tambahan)
Perlintasan kereta api dua sepur
Daerah pesawat terbang rendah
Rambu pengarah tikungan ke
kiri atau ke kanan
Angin samping
Rambu peringatan rintangan
Jalan dua arah atau objek berbahaya di sisi kiri
jalan (rambu kiri) atau sisi kanan
jalan (rambu kanan)
Jembatan angkat
Rambu peringatan rintangan
atau objek berbahaya pada
pemisal lajur atau jalur
Perlintasan kereta api satu sepur
2. Larangan
Rambu larangan digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh pemakai jalan. Rambu larangan ditempatkan sedekat mungkin dengan
titik larangan dimulai. Untuk memberikan petunjuk pendahuluan pada pemakai jalan
dapat ditempatkan rambu petunjuk lain pada jarak yang layak sebelum titik larangan
dimulai. Rambu larangan dapat dilengkapi dengan papan tambahan. Bentuk rambu
larangan dapat berupa segi delapan sama sisi, segitiga sama sisi dengan titik – titik
sudutnya dibulatkan, silang dengan ujung-ujungnya diruncingkan, lingkaran dan empat
persegi panjang. Adapun warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau
tulisan berwarna hitam ataumerah. Adapun jumlah rambu peringatan sesuai dengan
Keputuan Menteri Perhubungan No. KM 61 tahun 1993 lampiran I adalah 49 macam,
mulai dari Larangan Berjalan Terus (STOP) sampaiDilarang Mendahului Dari Sebelah
Kiri. Beberapa contoh rambu larangan adalah sebagai berikut :
Larangan masuk bagi kendaraan Kendaraan bermotor dilarang
bermotor dan tidak bermotor masuk
Sepeda motor dilarang masuk Sepeda dilarang masuk
Batas ruang lebar Dilarang parkir
Batas tonase Batas maksimal kecepatan
Batas tonase sumbu muatan Batas jarak antar kendaraan
3. Perintah
Rambu perintah digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan
oleh pemakai jalan. Rambu perintah wajib ditempatkan sedekat mungkin dengan titik
kewajiban dimulai. Untuk memberikan petunjuk pendahuluan pada pemakai jalan dapat
ditempatkan rambu petunjuk pada jarak yang layak sebelum titik kewajiban dimulai.
Rambu perintah juga dapat dilengkapi dengan papan tambahan. Warna dasar rambu
perintah berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah untuk
garis serong sebagai batas akhir perintah. Adapun jumlah rambu peringatan sesuai
dengan Keputuan Menteri Perhubungan No. KM 61 tahun 1993 lampiran I adalah 22
macam, mulai dari Perintah Mengikuti Arah Kiri sampai Batas Akhir Memakai Rantai
Pada Ban. Beberapa contoh rambu perintah dan lokasi utilitas umum.
Berhenti Wajib membelok ke kiri
Beri jalan
Wajib membelok ke kanan
Wajib membelok ke kiri
Wajib lurus
Wajib membelok ke kanan
Wajib mengitari bundaran
Wajib memasuki lajur kiri Jalur khusus angkutan umum
Wajib memasuki lajur kanan Jalur pejalan kaki
Jalur pesepeda
Wajib memasuki lajur yang
ditunjuk
Batas wilayah perkotaan
Batas minimum kecepatan Batas wilayah perkotaan
Jalur pesepeda motor Jalan Tol
Nama Jalan Tol (bermula)
Kendaraan umum selain bus dan Terowongan berakhir
taksi
Kamp pengungsian Pura
Pusat pengungsian Rumah Sakit
Klinik/Puskesmas
Masjid
Apotik
Gereja
SPBU Pasar
Stasiun uji berkala Restoran
Kafe
Stasiun uji emisi
Penginapan
Jembatan timbang
Bengkel
Museum
Taman Vila
Pantai
Rute jelajah alam
Gelanggang olahraga
Kemah karavan
Kolam renang
Perkemahan
Stadion Buntu
Sekolah
Area putaran
Perpustakaan
Jalan kendaraan bermotor (JLNT)
Satu arah
4. Rambu Petunjuk
Rambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan,
jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan.
Rambu petunjuk ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai daya guna
sebesar-besarnya dengan memperhatikan keadaan jalan dan kondisi lalu lintas. Rambu
petunjuk dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara rambu dan objek yang
dinyatakan pada rambu tersebut dapat dinyatakan dengan papan tambahan. Rambu
petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas wilayah suatu daerah, situasi
jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat khusus dinyatakan dengan warna dasar
biru. Rambu petunjuk pendahuluan jurusan rambu petunjuk jurusan dan rambu penegas
jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk mencapai tujuan antara lain kota,
daerah/wilayah serta rambu yang menyatakan nama jalan di nyatakan dengan warna
dasar hijau dengan lambang dan/atau tulisan warna putih. Khusus rambu petunjuk
jurusan kawasan dan objek wisata dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan
lambang dan/atau tulisan warna putih. Adapun jumlah rambu peringatan sesuai dengan
Keputuan Menteri Perhubungan No. KM 61 tahun 1993 lampiran I adalah 64 macam,
mulai dari petunjuk Persimpangan Jalan sampai Nama Jalan (Suyanto, n.d.). Beberapa
contoh rambu petunjuk adalah sebagai berikut :
wisata)
Masuk tol
Rambu petujuk 2 (Kode
warna putih untuk Jalan tol
dan biru untuk fasilitas Keluar tol
umum)
Simpang susun dengan jalan
Penanda jarak tol lain
5. Rambu sementara
Rambu jenis baru yang ditetapkan melalui PM.13 tahun 2014 ini digunakan
untuk perambuan sementara di zona konstruksi
Tikungan kiri Tikungan kanan
Jalan menyempit Pelebaran di sisi kanan
Jalan melebar Pengurangan lajur sisi kiri
Penyempitan sisi kiri Pengurangan lajur sisi kanan
Penyempitan sisi kanan Penambahan lajur di kiri
Pelebaran di sisi kiri Penambahan lajur di kanan
Penyempitan jalan tertentu Pengalihan ke kiri
Jalan licin Pengalihan habis di kanan
Permukaan jalan tidak rata Pengalihan habis di kiri
Jalan berkerikil Pengalihan dengan pembelahan
arus
Pengalihan ke kanan
Pembelahan arus habis
Pembelahan arus (arah berbeda) Tinggi maksimum
Pembelahan arus habis (arah Lebar maksimum
berbeda)
Dua arah
Hati-hati (ditambah dengan
rambu tambahan dibawah)
Petugas kontrol lalu lintas
Konstruksi dihadapan
Rambu Kata
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
1. Bahan – bahan kimia yang bermanfaat bisa berubah menjadi B-3 kemungkinan karena
pemakaiannya tidak tepat atau penangannya yang salah.
2. Rambu – rambu lalu lintas merupakan alat yang dapat mengendalikan lalu lintas,
khususnya untuk meningkatkan keamanan dan kelancaran pada sistem jalan, yang
berfungsi untuk menyampaikan informasi (peringatkan, peringatkan, larangan dan
petunjuk) kepada pemakai jalan serta dapat mempengaruhi pengguna jalan.
3.2. Saran
1. Perlu untuk benar – benar membekali diri dengan pengetahuan atau informasi mengenai
bahan – bahan kimi yang beracun dan berbahaya. Tetap harus waspada dan berhati –
hati dalam menangani bahan – bahan beracun dan berbahaya tersebut, terutama di
lingkungan rumah tangga.
2. Penting untuk mengetahui simbol – simbol ataupun rambu – rambu lalu lintas saat
berkendara di jalan raya untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan dapat lebih
meningkatkan keamanan dan keselamatan di jalan raya.
DAFTAR PUSTAKA
Afianto, S. N., 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Pekerja
Dalam Bekerja Sesuai Dengan Safety Sign Boards Yang Terpasang (Studi di Sub Divisi
Wood Working 1 PT. Kutai Timber Indonesia Probolingo). Universitas Jember. Available
from: URL: https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/78873/Shendi Nur
Afianto - 102110101138_erw.pdf?sequence=1.
Firgian, H., Sulandari, E. and Mayuni, S., 2014. Evaluasi Keberadaan Rambu Dan Marka Jalan
Di Kota Pontianak. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Tanjungpura Pontianak (on-line), 2: 1–14. Available from: URL:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/download/7075/7242.
Herawati, 2019. Karakteristik Dan Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Di Indonesia Tahun
2012. Warta Penelitian Perhubungan (on-line), 26: 133. Available from: URL:
http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/warlit/article/download/875/586.
Hidayat, A., Salsaqila, A. P., Rizki, A. and Agustin, F., 2015. Makalah Kimia Organik :
Peralatan Dan Simbol Bahan Kimia Di Laboratorium. Available from: URL:
https://www.academia.edu/27514412/MAKALAH_KIMIA_Alat_dan_Simbol_di_Labor
atorium_.
International Labour Organization, 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan
Kesehatan Sarana untuk Produktivitas. Available from: URL: www.ilo.org.
Saputra, A. D., 2017. Studi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Jalan di Indonesia Berdasarkan
Data KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) Dari Tahun 2007-2016. Warta
Penelitian Perhubungan (on-line), 29: 179–190. Available from: URL:
http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/warlit/article/download/557/319.
Suyanto, W., Pengenalan Rambu - Rambu dan Marka Lalu Lintas bagi Siswa SMK dalam
Rangka Membentuk Perilaku Tertib Berlalu Lintas. Available from: URL:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/wardan-suyanto-drs-maedd/1-
makalah-pelatihan-ppm-samigaluh.pdf.
Utomo, S., 2012. Bahan Berbahaya Dan Beracun (B-3) Dan Keberadaannya Di Dalam Limbah.
Konversi (on-line), 1: 37–46. Available from: URL:
https://media.neliti.com/media/publications/108282-ID-salah-satuupaya-
penganekaragaman-makanan.pdf.