Anda di halaman 1dari 47

BAB I

KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3)

A. Pengertian K3
1. Pengertian secara Filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan makmur.

2. Pengertian secara Keilmuan


Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.

3. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety


Assessment Series)
K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

Jadi dapat pendisimpulkan bahwa pgertian K3 adalah bidang yang berhubungan


dengan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja pada sebuah
institusi ataupun lokasi proyek.

Gambar 1.1 Lambang K3


Bentuk lambang K3 berupa palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di
atas warna dasar putih. 1) Palang : bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK),
2) Roda Gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani, 3) Warna Putih : bersih dan
suci, 4) Warna Hijau : selamat, sehat dan sejahtera dan 5) Sebelas gerigi roda : sebelas bab
dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

B. Fungsi K3
Pelaksanaan K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan bermanfaat, baik bagi
perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi K3 secara umum:
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan
bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat
kerja, dan pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di
lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan
program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan
program pengendalian bahaya

C. Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan
produktivitas kerja.
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari K3 adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3 juga
berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif.
Berikut ini adalah fungsi dan tujuan K3 secara umum:
1. Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sehingga
kinerjanya dapat meningkat.
2. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang berada
di lingkungan kerja.
3. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat digunakan
secara aman dan efisien.

D. Peran K3 dalam Perusahaan


Berikut ini adalah beberapa peran K3 di lingkungan kerja:
1. Masing-masing tenaga kerja memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan atas
kesehatan dan keselamatan untuk kesejahteran hidup dan meningkatkan produksi.
2. Semua orang yang berada di lingkungan kerja perlu dijamin keselamatannya.
3. Semua sumber produksi harus digunakan secara efisien dan aman.
4. Harus ada tindakan antisipatif dari perusahaan sebagai upaya untuk mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja,

E. Ruang Lingkup K3
Mengacu pada pengertian K3 di atas, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh
perusahaan dalam pelaksanaan K3, yaitu:
1. Lingkungan Kerja
Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi lingkungan
kerja harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk meminimalisir potensi
terjadinya kecelakaan atau penyakit.

2. Alat Kerja dan Bahan


Ini adalah semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk
memproduksi barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan penentu dalam proses
produksi, tentunya kelengkapan dan kondisi alat kerja dan bahan harus diperhatikan.
3. Metode Kerja
Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar tujuan
pekerjaan tersebut tercapai secara efektif dan efisien, serta keselamatan dan kesehatan
kerja terjaga dengan baik. Misalnya, pengetahuan tentang cara mengoperasikan mesin dan
juga alat pelindung diri yang sesuai standar.

F. Dasar Hukum K3
K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:
1. UU No.1 tahun 1970
2. UU No.21 tahun 2003
3. UU No.13 tahun 2003
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996

G. Rambu-rambu K3
Rambu-rambu K3 merupakan tanda-tanda berupa tulisan atau gambaran pada papan,
poster yang dipasang di tempat kerja /Laboratorium, untuk menarik perhatian terhadap
K3; Menunjukan adanya potensi bahaya; Memberikan informasi umum dan memberikan
pengarahan; mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan
pelindung diri sebelum melaksanakan aktifitas di tempat kerja; Menunjukan dimana
peralatan darurat keselamatan berada; Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa
tindakan atau perilaku yang tidak diperbolehkan.
Tabel 1.1 Makna warna dalam K3

Tabel 1.2 Penggunaan bentuk rambu-rambu


Tabel 1.3 Pengabungan bentuk geometri dan warna pada rambu-rambu

Tabel 1.4 Contoh Penerapan Rambu-rambu


1. Rambu Larangan
Rambu ini memberikan larangan yang wajib ditaati oleh siapa saja yang ada di
lingkungan tersebut harus mematuhinya, tanpa ada pengecualian. Ciri-ciri rambu
larangan adalah berbentuk bulat, latar gambar berwarna putih, dan logo atau gambar
berwarna hitam dengan lingkaran terpotong berwarna merah. Berikut contohnya:
Tabel 1.5 Rambu Larangan

2. Rambu Peringatan
Rambu ini memberikan peringatan yang perlu diperhatikan oleh siapa saja yang ada di
lingkungan tersebut harus mematuhinya, tanpa ada pengecualian agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan. Ciri-ciri rambu peringatan adalah berbentuk segitiga, latar
gambar berwarna kuning, dan logo atau gambar berwarna hitam dengan bingkai
berwarna Hitam. Berikut contohnya:
Tabel 1.6 Rambu Peringatan
3. Rambu Persyaratan Kerja (Wajib dilaksanakan)
Rambu ini memberikan gambaran persyaratan kerja yang wajib dilaksanakan oleh
siapa saja yang ada di lingkungan tersebut harus mematuhinya, melaksanakannya
tanpa ada pengecualian. Ciri-ciri rambu peringatan adalah berbentuk bulat, latar
gambar berwarna biru, dan logo atau gambar berwarna Putih. Berikut contohnya:
Tabel 1.7 Rambu Persyaratan Kerja

4. Rambu Pertolongan
Rambu ini memberikan bantuan/pertolongan serta arah yang ada di lingkungan/area
/lorong tersebut merupakan petunjuk arah yang harus diikuti siapasaja terutama bila
terjadi kondisi darurat. Ciri-ciri rambu pertolongan atau penunjukarah adalah adalah
berbentuk segi empat, warna dasar hijau dan logo atau gambar berwarna Putih. Berikut
contohnya:
Tabel 1.8 Rambu Pertolongan
H. Simbol-simbol Keselamatan Organ Tubuh
1. Badan
Tabel 1.9 Simbol-simbol Keselamatan Badan

2. Kaki
Tabel 1.10 Simbol-simbol Keselamatan Kaki

3. Lengan dan Tangan


Tabel 1.11 Simbol-simbol Keselamatan Lengan dan Tangan

4. Kepala, Wajah, Mata Hidung dan Telinga


Tabel 1.12 Simbol-simbol Keselamatan Kepala, Wajah, Mata Hidung dan Telinga
BAB II

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

A. Pengertian APD
Bagi seorang pekerja K3 menjadi hal utama selain itu K3 ini juga diatur dalam
Undang-undang Ketenagakerjaan. Perusahaan dan pekerja sama-sama harus mengetahui
tentang keselamatan kerja sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan
menggunakan APD yang sesuai dengan standarisasi.

Gambar 2.1 Bagian-bagian dari APD


APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya
dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di
sekelilingnya. Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Dan pengusaha wajib
untuk menyediakan APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.
Alat Pelindung Diri (APD) dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), Safety Glass
(Kacamata Pengaman), Masker, Respirator, Ear Plugs (Penutup Telinga).
2. Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Coverall
3. Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah : Sepatu Pelindung (Safety
Shoes/Boot), Sarung Tangan (Hand Gloves).

1. Alat Pelindung Kepala


a. Topi Pelindung (Safety Helmet)
Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan
bahaya seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran listrik. Pemakaian Topi
Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan
efektif melindungi pemakainya. Di Produksi Listrik dan Elektronika, Topi pelindung
biasanya digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.
Gambar 2.2 Safety Helmet
Terdapat 3 Jenis Helmet berdasarkan perlindungannya terhadap listrik, yaitu:
1) Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan
benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan rendah
hingga 2.200 Volt
2) Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan
tinggi hingga 22.000 Volt
3) Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda tetapi tidak melindungi kepala dari paparan bahaya aliran listrik.

b. Kacamata Pelindung (Safety Glass)


Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya
loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan
serta percikan bahan kimia. Kacamata Pelindung terdiri dari 2 Jenis yaitu :
1) Safety Spectacles, berbentuk Kacamata biasa dan hanya dapat melindungi mata dari
bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi sinar
yang menyilaukan. Biasanya dipakai pada Proses menyolder dan Proses pemotongan
Kaki Komponen.
2) Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada muka. Dengan
Safety Goggles, mata dapat terlindung dari bahaya percikan bahan kimia, asap, uap,
debu dan loncatan benda tajam. Biasanya dipakai oleh Teknisi Mesin Produksi.

Gambar 2.3 Safety Glass

c. Penyumbat Telinga (Ear Plug)


Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran
yaitu telinga dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas
Suara dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan oleh Pekerja
yang bekerja di daerah produksi yang memiliki suara mesin tinggi seperti SMT (Surface
Mount Technology) ataupun Mesin Produksi lainnya.

Gambar 2.4 Ear Plug


d. Penutup Telinga (Ear Muff)
Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat
pendengaran dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi intensitas
suara hingga 20 ~ 30dB. Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat dari
bantalan busa sehingga dapat melindungi bagian luar telinga (daun telinga). Ear Muff
sering digunakan oleh Teknisi Mesin dan Generator (Genset).

Gambar 2.5 Ear Muff


e. Masker
Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia yang
ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya dipakai
di proses menyolder.

Gambar 2.6 Masker


f. Respirator
Respirator adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia, debu, Uap,
Gas serta Partikel Mist dan Partikel Fume. Respirator sering dipakai oleh Teknisi Mesin
Solder, Operator Pengecatan (Painting) dan Proses bahan Kimia lainnya.

Gambar 2.7 Respirator

2. Alat Pelindung Badan


a. Apron (Celemek)
Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari percikan
bahan kimia dan suhu panas. Apron atau Celemek sering digunakan dalam proses
persiapan bahan-bahan kimia dalam produksi seperti Grease, Oli, Minyak dan Adhesive
(perekat).
Gambar 2.8 Apron

b. Coverall
Cloverall adalah pakaian khusus yang terbuat daribahan khusus untuk
melindungi pengunanya dari aktivitas yang kotor atau berbahaya. Biasanya
Cloverall juga didesain khusus dengan desain kesesuaian pekerjaan
sehingga bisa salah satu menjadi ciri khas.

Gambar 2.9 Cloverall


3. Alat Pelindung Anggota Badan
a. Sarung Tangan (Hand Glove)
Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari
kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda runcing
dan tajam. Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan kimia,
pemasangan komponen yang agak tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya. Jenis-
jenis sarung tangan diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari
tergores, tersayat dan luka ringan.
2) Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakna untuk melindungi tangan dari
tergores, tersayat dan luka ringan.
3) Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari
kontak dengan bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.
4) Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak dengan
arus listrik yang bertegangan rendah sampai tegangan tinggi.

Gambar 2.10 Jenis-jenis sarung Tangan


b. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk
melindungi kaki dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan
baja, larutan kimia dan aliran listrik. Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya
dengan dibalut oleh karet yang tidak dapat menghantarkan listrik. Sepatu Pelindung
wajib digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.

Gambar 2.11 Safety Shoes

B. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri (APD)


1. Tujuan APD
 Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik;
 Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja;
 Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

2. Manfaat APD
 Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja;
 Mengurangi resiko akibat kecelakaan.

Gambar 2.12 Penerapan APD Yang Benar dan Salah


BAB III

ALAT KERJA ELEKTROMEKANIK

A. Perkakas Tangan
Perkakas tangan/ Peralatan tangan adalah suatu alat yang dalam penggunaannya
menggunakan tangan manual (tenaga manusia) dan bukan dengan mesin. Perkakas tangan
umumnya tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan perkakas elekktrik. Adapun
macam-macam perkakas tangan meliputi:
1. Obeng (Screw driver)
Obeng adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan
baut. Cara penggunaannya adalah dengan memutar bagian atas dari baut untuk
mengencangkan atau mengendorkannya. Obeng terdiri dari batang yang terbuat dari baja
keras berkualitas tinggi dengan satu mata pada ujungnya dan gagang terbuat dari
plastik/kayu yang dicetak pada batangnya. Ada beberapa model yang digunakan di seluruh
dunia. Jenis yang sangat umum di Indonesia adalah model Philips yang populer
disebutobeng kembang/bintang atau Plus (+) dan slotted yang sering disebut obeng minus
(-). Jenis obeng lain yang digunakan di negara-negara lain antara lain Torx (Bintang segi
enam), Hex (Segi enam) dan Robertson (Kotak).

Gambar 3.1 Bagian-bagian obeng beserta Jenis-jenis mata obeng

Pemilihan obeng haruslah yang sesuai dengan ukuran celah sekrup, karena obeng yang
terlalu kecil dapat terpelintir dan merusak kepala skrup dan bila terlalu besar maka tidak
akan muat pada celah skrup sehingga dapat terlepas pada saat memasangnya.

2. Maca m-macam Kunci (Wrenches)


a. Kunci Pas
Kunci pas adalah alat dari logam dengan bermacam-macam ukuran untuk
mengencangkan dan melepas baut dan mur yang tidak terlalu kuat momen
pengencangannya atau kepala baut dan mur yang telah dilonggarkan dengan kunci ring.
Kontruksi kunci Pas adalah dibuat dari bahan baja tensil tinggi yaitu logam paduan
chrome vanadium, kunci ini mepunyai tangkai (shank) dengan kepala di masing masing
ujung yang membuat sudut 15 derajat terhadap tangkainya. Ukuran kunci pas biasanya
memiliki ukuran metrik dengan kombinasi (dalam mm) 6-7, 8-9, 10-11, 12-13, 14-15,
16-17, 18-19, 20-22, dan 24-27. Namun ada juga kombinasi kunci yang memiliki
kombinasi (dalam mm) terdiri dari 10-12, 14-17. Ada juga ukuran kunci dalam satuan
inggris inchi (in).
Gambar 3.2 (a) Kunci Pas dan (b) Bagian-bagian dari Kunci Pas
Pada penggunaannnya, usahakan selalu menggunakan kunci sesuai dengan ukuran
yang tepat, karena jika tidak maka akan merusak kepala baut atau mur, bahkan kunci
sendiri juga bisa mengalami kerusakan. Selain itu, sebisa mungkin menggunakan kunci
ring terlebih dahulu sebelum kunci pas kalau memungkinkan, sebab kunci ring memiliki
persinggungan 6 titik pada kepala baut/ mur, sedangkan pada kunci pas hanya 2 titik.

Gambar 3.3 (a) Pengunaan kunci pas yang benar (b) Pengunaan kunci pas yang salah

b. Kunci Ring
Kunci ring dengan kontruksi dua belas sudut (mata) memungkinkan dapat digunakan
pada ruangan yang terbatas. Karena dindingnya yang tipis, kunci ring dapat digunakan
pada posisi dimana kunci pas tidak dapat digunakan.

Gambar 3.4 Kunci Ring


Kontruksi Kunci Ring sama halnya dengan kunci pas, kunci ring juga dibuat dari
bahan baja tensil tinggi yaitu merupakan paduan logam chrome vanadium, dengan cicin
yang berdimensi heksagonal atau lebih pada lobang diameter dalamnya. Kunci ini lebih
kuat dan lebih ringan dari kunci pas dan memberikan cangkraman pada seluruh kepala
baut.

Gambar 3.5 Bagian-bagian dari kunci ring


Ukuran kunci ring biasanya sama dengan ukuran kunci pas. Kunci pas dan kunci ring
digunakan untuk mengencangkan atau membuka baut atau mur yang berbentuk segi
enam (hexagonal)
c. Kunci Sock
Kunci sock juga berfungsi untuk membuka atau mengencangkan baut dan mur yang
memiliki torsi pengencangan yang tinggi. Penggunaannya harus menggunakan handle
(pegangan) tersendiri. Dalam satu box kunci sock, terdiri dari mata sock, handle serta
sambungan-sambungan dan joint.
Gambar 3.6 Kunci Sock
1) Mata sock
Mata sock terdiri dari sock segi duabelas, segi delapan dan segi enam. Sedangkan
variasi bentuknya, ada yang panjang maupun pendek. Biasanya mata sock memiliki
ukuran 10-33 mm atau 7/16W-1/4W dan 3/16W-3/4W.

Gambar 3.7 Mata Sock

2) Sliding handle
Sliding handle merupakan salah satu alat pemegang mata sock yang yang bisa
digeser posisinya sepanjang batang handle. Hal ini menguntungkan apabila
digunakan pada area kerja yang sempit.

Gambar 3.8 Gagang kunci sock model sliding

3) Speed Handle
Speed handle memiliki keuntungan bisa memutar baut dengan cepat, karena
prinsipnya sama dengan menggunakan bor tangan manual. Untuk baut-baut yang
panjang, tidak perlu melepas dan memasang handle pada mata sock.

Gambar 3.9 Gagang kunci sock spinner


4) Extension
Alat ini hanya merupakan alat bantu penyambung antara pemegang (handle)
dengan mata sock. Extension ini memiliki panjang yang bervariasi misal 3, 6 dan
12 inchi.

Gambar 3.10 Gagang kunci sock extension

5) Nut spinner
Merupakan alat pemegang (handle) yang memiliki ujung bebas bergerak, yang
memudahkan untuk mengencangkan atau membuka bautbaut yang rumit.

Gambar 3.11 Gagang kunci sock Nut spinner

6) Universal joint
Kadang kita menemui suatu keadaan dimana saat mengencangkan atau membuka
tidak dalam posisi tegak lurus dan kesulitan dalam memutar, hal ini dapat
diantisipasi menggunakanuniversal joint, yang merupakan sambungan multi
engsel.

Gambar 3.11 Gagang kunci sock Universal joint

d. Kunci Heksagonal dan Kunci Bintang (Kunci L)


Kunci heksaginal dan kunci bintang pada prinsipnya hampir samadengan kunci sock
atau obeng, berfungsi untuk membuka dan melepas baut/sekrup dengan bentuk kepala
heksagonal atau berbentuk bintang. Kunci tipe ini mempunyai ukuran beberapa ukuran
dan menganut standar metrik dan inchi.

Gambar 3.12 Kunci L dan Kunci Heksagonal (kunci bintang)

e. Kunci Inggris
Kunci inggris adalah kunci untuk melepas atau memasang mur/baut yang dapat
disetel menyempit atau melebar menyesuaikan dengan ukuran mur atau bautnya.
konstruksinya terdiri dari rahang diam, rahang geser ulir penyetel dan lengan. Apabila
ulir penyetel diputar rahang geser akan bergerak menyempit atau melebar.
Gambar 3.13 Kunci Inggris
f. Kunci Pipa
Kunci pipa biasa digunakan untuk melapas dan memasang pipa dengan sambungan
ulir atau memgang benda silindris lainnya,konstruksinya hampir sama dengan kunci
inggris, mempunyai rahang diam dan rahang geser serta ulir penyetel. Perbedaanya pada
kedua rahang kunci pipa mempunyai gerigi untuk menahan pipa supaya
tidakbergeser/lepas saat dijepit oleh kunci.

Gambar 3.13 Kunci Inggris

g. Kunci Momen (Torquewrench)


Pada kendaraan, baut dan mur harus dikencangkan sesuai dengan kebutuhan, karena
apabila ikatannya tidak kuat maka ikatan akanlepas dan menimbulkan kecelakaan.
Demikian juga bila ikatan terlalu kuat melebihi batas yang diijinkan, baut atau mur akan
melebihi batas elastisitasnya dan memungkinkan patah, sehingga juga bisa menimbulkan
kecelakaan. Untuk mengetahui apakah besarnya momen pengerasan sudah tepat atau
belum, maka dapat dilakukan menggunakan kunci momen. Sebelum menggunakan
kunci momen, baut atau mur terlebih dahulu dikencangkan dengan kunci sesuai dengan
kekuatan tangan saja. Saat ini terdapat 3 jenis kunci momen, yaitu tipe penyetel
mikrometer (micrometer setting), model batang jarum (deflecting beam), dan model dial
indikator(dial indicating).

1) Tipe penyetel mikrometer


Memiliki konstruksi hub mata sock, penyetel arah putaran, batang, skala ukur (yang
mirip dengan dial indikator) sistem Inggris ataupun metrik, pegangan kunci momen
dan pengunci sekaligus alat pemutar yang disembunyikan masuk dalam pegangan
kunci momen. Apabila kita menginginkan torsi pengencangan 6 kg/cm2, maka pada
ujung pemegang terdapat pengunci yang tarik keluar dan kemudian sekaligus untuk
memutar penyetel, sampai menunjukkan angka 6 kg/cm2, setelah itu kunci
dimasukkan kembali. Apabila torsi pengencangan telah melebihi torsi yang kita
tetapkan, maka akan terjadi loss (bunyi thek-thek) pada kunci momen tersebut.

Gambar 3.14 Micrometer Setting


2) Tipe Batang Jarum
Memiliki konstruksi hub mata sock, jarum penunjuk, skala ukur dan pegangan. Baut
yang kencangkan sampai pada skala ukur tertentu, langsung dibaca pada kunci momen
yang ditunjukkan oleh jarum. Oleh karena itu perlu ketelitian dan kecermatan dalam
mengencangkan baut, sekaligus melihat ukuran torsi pengencangan pada alat.

Gambar 3.15 Tipe Batang Jarum

3) Tipe dial indikator


Memiliki konstruksi hub mata sock, dial indikator dan pegangan. Hampir sama
dengan model batang jarum, torsi pengencangan langsung dibaca pada dial ketika sedang
mengencangkan baut atau mur.

Gambar 3.16 Tipe dial indikator

3. Tang (Plier)
Tang adalah alat tangan yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan keteknikan
yang berfungsi untuk memegang, memotong, melepas dan memasang komponen dan
lain sebagainya. Bentuk dan jenis tang beragam. Namun umumnya hanya terbagi atas
tiga jenis, yaitu
 Tang pemotong (cutting pliers): Kedua bagian kepala atas dan bawah (rahang) tajam.
Tang ini cocok untuk memotong kawat dan kabel.
 Tang penjepit (Clamp pliers): Memiliki rahang yang bergerigi sebagi capitan.
Biasanya gerigi ini sangat rapat dengan ujung rahang runcing. Ini untuk menjangkau
celah yang kecil.
 Tang pengunci (Clocking Pliers): Rahang bergerigi yang renggang agar tak licin
ketika pengencangan baut.

a) Tang Kombinasi (Multi Purpose Plier)


Tang jenis ini meliliki ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau
kabel. Di tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur. Rahang
tajam sebagai pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya, jika celah antar rahang
berkarat akan berakibat macet.

Gambar 3.17 Tang Kombinasi


b. Tang Pemotong (Cutting Plier)
Tang Pemotong memiliki rahang tajam / mata pisau di sisi dalamnya. Fungsinya
untuk memotong kawat, kabel plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome
vanadium. Gagangnya dilapis plastik. Kelemahan, tidak mampu memotong ukuran
bidang yang besar atau tebal.

Gambar 3.18 Tang Pemotong

c. Tang Penjepit (Long Nose Plier)


Bentuk tang penjepit mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang, dan berbentuk
gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”. Berfungsi sebagai penjepit
kawat atau kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan bagian dalam rahang yang
tajam sebagai pemotong kabel.

Gambar 3.19 Tang Penjepit

d. Tang Bulat (Round Nose Plier)


Tang bulat memiliki spesifikasi bentuk rahang dan lonjong. Tang bulat memiliki
fungsi untuk membengkokan kabel, kawat, dan pelat aluminium. Tang ini telah
terisolasi, sehingga aman digunakan untuk menangani pekerjaan listrik. Tang bulat
biasanya digunakan untuk membuat loop dan ring (mata itik) dengan ukuran
diameter 2mm, 2.3mm, 4mm, 5mm, 7mm, and 9mm.

Gambar 3.20 Tang Bulat

e. Tang Press Skun Hydrolis


Tang press skun hydrolis termasuk alat yang digunakan untuk memasang sepatu
kabel ke ujung kabel. Pada tang press skun hydrolis memiliki crimping berbentuk
hexagonal yang sesuai untuk penyambungan berbagai jenis kabel dan kawat. Tang
press skun hydrolis terbuat dari logam pilihan yang memiliki ketahanan karat yang
cukup tinggi. Terdapat beberapa mata skun yang dipasang pada tang press skun
hydrolis.

Gambar 3.22 Tang Press Skun Hydrolis


f. Tang Pengupas Kabel (Crimping Plier Tool Kit)/ Tang Penjepit Kabel
Untuk Pekerjaan instalasi kabel listrik, tang ini dapat membantu. Bagian rahang
sebagai penjepit kabel. Di bawah rahang yang tajam sebagai pemotong kabel. Di
gagang yang bergerigi untuk mengelupas kabel. Tang ini mempunyai beberapa
bentuk diantaranya:

Gambar 3.23 Tang Crimping

g. Tang Kakatua (Tower Pincer)


Dikenal sebagai “tang kakatua” karena bentuknya mirip paruh burung kakatua.
Fungsinya sebagai pemotong kawat dan kabel. Terbuat dari baja dan bergagang lapis
karet untuk menjaga agar tak licin ketika digunakan. Kelemahannya, jika tang
digunakan untuk memotong bahan yang tebal dan keras dapat menjadi tumpul.

Gambar 3.24 Tang Kakatua

h. Tang Buaya (Locking Plier Tool Kit)


Tang ini dikenal dengan sebutan “tang buaya”. Rahangnya yang bergerigi untuk
mengunci dan melepas baut. Jika ukuran baut besar, tang dapat diatur sesuai ukuran
baut. Carannya, lebarkan kedua tungkai, lalu kunci dengan sekrup pengatur sekaligus
pengunci yang ada di ujung atas tungkai. Jika ingin mengubahnya lagi, Anda cukup
melepaskan tuas di bagian tungkai bawah. Kelemahannya, sekrup pengatur dan
pengunci agak keras. Ini karena drat mur dan baut terlampau dalam. Ada juga yang
menyebut sebagai tang betet (Vice grip) untuk menahan atau menjepit, menyatukan
saat menyambung dengan las.

Gambar 3.25 Tang Buaya

i. Tang Multifungsi (Multi Purpose Plier Kit)


Mirip dengan tang kombinasi: ada rahang sebagai pemotong dan penjepit. Yang
beda, tang ini memiliki kelengkapan fungsi lain. Di gagangnya terdapat pisau,
gergaji, obeng, pembuka tutup botol, dan pembuka tutup makanan kaleng. Jadi, satu
tang ini memiliki banyak kegunaan. Kelemahannya, bagian kelengkapan di gagang
mudah kendur atau patah.

Gambar 3.26 Tang Kombinasi


j. Tang Sudut
Moncong rahang memiliki sudut kemiringan 45 derajat. Fungsinya untuk menjepit
kawat dan kabel yang sulit dijangkau, seperti di kolong meja. Kelemahannya, hanya
cocok untuk bagian dengan sudut kemiringan 45 derajat.

Gambar 3.27 Tang Sudut

k. Tang Snap Ring


Tang ini dikenal juga dengan nama tang spi, yaitu berfungsi untuk menarik bantalan
kecil dan sebagainya. Tang ini ada 2 model yang dibedakan berdasarkan ujungnya
yaitu lurus dan bengok.

Gambar 3.28 Tang Snap Ring

l. Tang Slip Joint


Tang ini memiliki fungsi hampir sama dengan tang kombinasj, tetapi lebih sederhana
dari tang kombinasi.

Gambar 3.29 Tang Slip Joint

m. Tang Rivet
Terdapat dua tipe yaitu biasa dan fleksibel, kedua fungsinya sama yaitu untuk
memasang paku keeling. Untuk yang fleksibel dapat digunakan untuk bidang lurus
maupun sudut.

Gambar 3.30 Tang Rivet

4. Palu
Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja yang aman, konstruksinya terdiri
dari kepala palu yang keras terbuat dari baja karbon (0.60-0.80%), karet, plastik ataupun
kayu. Gagang palu disesuaikan dengan ukuran kepala palu. Kepala palu terdiri dari dua
permukaan yang bisa dipergunakan untuk memukul.

a. Palu Konde (Ball Pein Hammer)


Palu Konde biasanya digunakan untuk mencekungkan & mengelingkan benda kerja.
Fungsi asli dari palu ini adalah untuk mengetok paku rivet atau material pengelasan,
yang membuatnya sebagai fleksibel logam sekitarnya. Bola dari palu ini digunakan
untuk memotong, memperluas dan membentuk hasil akhir dari tembaga,dan
mangkok paku rivet.

Gambar 3.31 Palu Konde

b. Palu Pen Searah (Straight Pein Hammer)


Palu Pen Searah biasanya digunakan meratakan & merapatkan bagian sisi/sudut yang
letaknya searah.

Gambar 3.32 Palu Pen Searah

c. Palu Pen Melintang (Cross Pein Hammer)


Palu Pen Melintang biasanya digunakan untuk meratakan & merapatkan bagian sisi
/ sudut yang letaknya melintang.

Gambar 3.33 Palu Pen Melintang

d. Palu Kayu:
Palu Kayu biasanya digunakan untuk membentuk pelat dari bahan stainless
steel/galvanis.

Gambar 3.34 Palu Pen Melintang

e. Palu Karet
Palu karet biasanya digunakan untuk menghasilkan bentuk dengan sedikit bekas
pemukulan pada permukaan pelat alumunium / tembaga.

Gambar 3.35 Palu Karet


f. Palu Plastik:
Palu plastik digunakan untuk menghasilkan bentuk dengan sedikit bekas
pemukulan pada permukaan pelat alumunium / tembaga.

Gambar 3.36 Palu Plastik

g. Palu Kuningan
biasanya digunakan untuk meluruskan plat kuningan / pada pekerjaan kuningan

Gambar 3.37 Palu Kuningan

h. Palu Tembaga (Copper hammer)


biasanya digunakan untuk memukul benda dari bahan logam yang keras
(tembaga) tanpa merusak komponen yang dipukul.

Gambar 3.38 Palu Tembaga

i. Palu Cakar (Claw hammer)


biasanya digunakan untuk memaku paku dan mencabut paku yang sudah tertancap
di kayu.

Gambar 3.38 Palu Cakar

5. Gregaji
Gergaji merupakan perkakas yang digunakan untuk kepentingan pemotongan.
Umumnya semua rumah pasti memiliki gergaji. Gergaji bisa digunakan untuk
pemotongan kayu maupun logam. Gregaji terdiri dari dua garis besar yaitu gregaji tangan
dan gregaji mesin Gergaji tangan merupakan gergaji yang menggunakannya
membutuhkan tenaga manusia. Umumnya digunakan untuk pemotongan yang ringan.
Bentuk dari gergaji tangan ada berbagai macam, antara lain :
a. Back saw
Gergaji ini umumnya memiliki ukuran yang pendek. Memiliki bilah potong yang
tipis yang diperkuat di bagian tepi atasnya. Biasanya digunakan untuk pemotongan
yang membutuhkan kesimetrisan. Sehingga membutuhkan pemotongan yang lurus,
halus dan konsisten.
Gambar 3.39 Back Saw

b. Bow saw
Gergaji yang memiliki bentuk seperti busur. Memiliki mata potong yang relatif
panjang yang memiliki banyak gigi dan bisa diganti apabila sudah tumpul. Umumnya
digunakan untuk pekerjaan di luar ruangan seperti pemotongan kayu.

Gambar 3.40 Bow Saw

c. Coping saw
Gergaji yang memiliki bilah potong yang kecil. Gergaji ini sangat cocok untuk
pekerjaan yang presisi. Contohnya untuk pemotongan berbagai bentuk yang simetris.
Umumnya dimiliki oleh tukang ledeng, tukang kayu, hingga tukang mainan.

Gambar 3.41 Coping Saw

d. Crosscut saw
Gergaji yang dirancang untuk pemotongan kayu secara kasar. Memiliki bilah potong
yang relatif tebal, dengan gigi besar yang miring. Menurut jumlah pegangannya,
gergaji ini ada dua jenis. Yaitu yang memiliki pegangan satu dan dua. Gergaji dengan
satu pegangan digunakan untuk pemotongan kasar yang hanya membutuhkan satu
orang. Sedangkan yang memiliki dua pegangan dirancang untuk pemotongan kasar
yang membutuhkan dua orang. Seperti pada penebangan.

Gambar 3.42 Crosscut Saw

e. Fret saw
Gergaji yang mirip dengan coping saw. Perbedaannya hanya pada panjang bilah
pemotongnya yang lebih pendek. Gergaji ini memiliki bingkai yang lebih panjang
dan lebih besar. Sehingga memingkinkan pemotongan yang lebih dalam dibanding
coping saw. Cocok sekali digunakan untuk pemotongan yang rumit.
Gambar 3.42 Fret saw

f. Hacksaw
Gergaji yang umumnya digunakan untuk pemotongan logam seperti pipa. Gergaji ini
cukup ringan dan serbaguna. Bisa digunakan untuk memotong kayu, plastik, maupun
logam. Memiliki bilah potong khusus dengan jumlah gigi antara 18 sampai 32 gigi
setiap inchi.

Gambar 3.43 Hacksaw

g. Japanese saw (gergaji jepang)


Gergaji ini dirancang dengan satu pegangan dan memiliki bilah potong yang kuat
dan tipis. Gergaji ini lebih cocok digunakan dibandingkan back saw. Karena
memiliki kelebihan bisa menjangkau tempat yang tidak bisa dijangkau gergaji lain.
Menurut tingkat kekerasannya, gergaji ini dibagi menjadi tiga jenis. Yaitu dozuki,
ryoba, dan kataba. Diurutkan dari untuk pemotongan kayu yang lunak sampai keras
dengan tingkat presisi yang sama.

Gambar 3.44 Japanese saw

h. Keyhole saw
Gergaji yang memiliki bentuk seperti kunci. Memiliki gagang yang bundar dan bilah
tunggal yang meruncing dari pangkal ke ujung. Gergaji ini sangat berguna dalam
pengerjaan dry wall. Terutama untuk mengganti bagian yang berukuran kecil.

Gambar 3.45 Keyhole saw


i. Pruning saw
Gergaji ini memiliki bilah pemotong dengan bentuk melengkung. Sehingga
pegangannya dirancang seperti pegangan pistol (pistol grip). Bilah potongnya lebar
dan memiliki gigi dengan dua arah pemotongan untuk pemotongan yang lebih cepat.

Gambar 3.46 Pruning saw

j. Rip cut saw


Sering disebut sebagai gergaji tangan. Gergaji yang hampir semua orang
memilikinya. Memiliki ukuran gigi yang relatif kecil dan dirancang khusus untuk
pemotongan kayu. Biasanya tukang kayu memiliki jenis gergaji ini dengan ukuran
panjang yang berbeda-beda.

Gambar 3.47 Rip cut saw

k. Veneer saw
Gergaji yang dirancang khusus memiliki dua mata potong yang memiliki 13 gigi per
inch. Biasanya digunakan untuk pekerjaan yang presisi sehingga memiliki bilah
potong yang pendek.

Gambar 3.48 Veneer saw

l. Wallboard saw
Gergaji yang mirip dengan keyhole saw namun memiliki ukuran bilah yang lebih
pendek, lebih lebar. Memiliki jumlah gigi yang lebih sedikit per inch nya. Dirancang
khusus agar dapat menembus tembok. Atau untuk mengawali pekerjaan sebelum
menggunakan gergaji mesin.

Gambar 3.49 Wallboard saw

m. Hand Powered Pocket Chainsaw


Berupa rantai panjang yang memiliki gigi dan memiliki dua pegangan. Gergaji ini
dapat dilipat dan dimasukkan ke dalam saku. Gergaji yang cocok sekali bagi para
penjelajah hutan.
Gambar 3.50 Hand Powered Pocket Chainsaw

6. Kikir
Kikir adalah salah satu alat yang terdiri batang baja yang mempunyai gigi-gigi
pemarut yang bahan dasarnya dibuat dari bahan baja karbon tinggi. Adapun fungsi
utama dari kikir adalah untuk membuang sebagian dari benda kerja dengan jalan
memarut sehingga menjadi rata, cembung, lengkung, dll.

Gambar 3.51 bagian-bagian kiir

Gambar 3.52 jenis-jenis kikir


a. Kikir Plat / pipih (Flat file)
Biasannya bergigi tunggal, digunakan pada pengerjaan penyelesaian.

b. Kikir Setengah Bulat (Half round file)


Nama ini menunjukkan bahwa kikir ini bagian muka terdiri dari 2 macam bentuk,
rata dan cembung. Digunakan untuk mengikir bagian-bagian yang cekung dan
merataakan bidang datar pada umumnya.

c. Kikir segi empat (Square file)


Kikir ini bergigi kembar dan digunakan untuk membuat lubang dan alur segi 4.

d. Kikir bulat (Round file)


Pada ukuran kecil, kikir ini bergigi tunggal, tapi pada ukuran besar bergigi kembar.
Ujungnya bulat dan tirus, sehingga juga disebut kikir ekor tikus. Digunakan untuk
membesarkan lubang, membuat alur bulat. Mengikir dengan kikir ini pada langkah
kemuka hendaknya sambil diputar, agar bagian yang memarut tidak pada satu bidang
saja.
e. Kikir segi tiga (Three-square file)
Kikir ini bergigi kembar dan ujung tirus, antara bidang satu dengan yang lain
sudutnya 60o. Digunakan mengikir sudut dalam yang menyudut 60o atau lebih. Kikir
ini yang bergigi tunggal digunakan untuk mengasah gigi gergaji kayu.
f. Kikir pisau (Knife file)
Kikir ini bentuknya seperti pisau, menyudut 10o dan ujungnya tirus. Digunakan untuk
mengikir sudut yang kecil atau tajam yang tidak dapat dikerjakan oleh kikir segi 3.

Kikir juga dibedakan antara gigi tunggal dan gigi kembar. Gigi tunggal pemarutnya
menyudut 65-85o. Digunakan untuk pekerjaan penyelesaian. Gigi kembar pemarutnya
ada 2 jalur yang bersilangan. Satu jalur menyudut 40-45o dan jalur satunya menyudut
70-80o. Kikir bergigi kembar umunya digunakan pada pekerjaan permulaan. Selain itu
kikir juga dibedakan menurut tinggak kehalusannya, yaitu kasar, sedang dan halus. Kikir
kasar digunakan pada pekerjaan permulaan, sedangakan kikir halus digunakan pada
pekerjaan penyelesaian.
Tabel 3.1 Kode tingkat kehalusan kikir

Tabel 3.2 Cara memegang kikir


 Cara memegang kikir
1) Gagang kikir dipegang tangan kanan dengan ibu jari di atas gagang.
2) Ujung kikir dipegan tangan kiri dengan jari-jari mencekam bagian bawah kikir.
3) Badan agak condong ke depan dan kaki kiri berada dimuka.

 Cara membersihkan dan menyimpan kikir


1) Serbuk bekas pengikiran yang tertinggal dibersihkan dengan menyikat
menggunakan sikat kawat searah dengan jalur gigi. Jika serbk tidak dibersihkan
maka hasil pengikiran akan kasar beralur-alur terkena serbuk yang bergesek
dengan benda kerja.
2) Kikir disimpan ditempat yang kering, tidak lembab atau berminyak dan tidak
boleh ditumpuk. Sebaiknya disimpan dengan berjajar dengan jarak secukupnya
agar tidak saling bergesekan, digantung atau disandarkan.

7. Penitik
Penitik berfungsi untuk memberi tanda berupa titik pada benda kerja supaya tidak
tertukar, tanda garis yang akan dikerjakan/dipotong, pertemuan dua garis gambar atau
tanda titik tengah (senter) saat akan mulai melubangi dengan mata bor. Penitik
mempunyai kepala, dan ujung lancip untuk memberi tanda titik apabila kepalanya
dipukul oleh palu, sudut lancip penitik ada dua macam yaitu sudut 45º dan 60º.

Gambar 3.53 Jenis-jenis Penitik

8. Pengores
Penggores adalah alat untuk memberikan tanda garis atau menggambar pada benda
yang akan dikerjakan, misalnya memberi tanda untuk dilipat, dipotong, dilubangi dan
sebagainya. Untuk memberi tanda yang lurus digunakan penggores perata yang
dilengkapi stand yang dapat disetel sesuai kebutuhan. Penggores dan benda kerja
diletakan pada meja perata, kemudian penggores digeserkan maka garis lurus akan
terbentuk pada benda kerja.

Gambar 3.54 Jenin-jenis pengores

9. Jangka Pengores
Jangka penggores mempunyai fungsi yang sama dengan penggores biasa,
kelebihannya yaitu bisa membuat dua garis lurus yang sejajar, hal ini untuk memudahkan
saat memberi tanda pada benda kerja dengan ukuran yang sama.
Terdiri dari tiga jenis jangka penggores yaitu :
 Jangka penggores lurus untuk menandai garis sejajar diatas permukaan.
 Jangka penggores permukaan (inside) untuk membuat garis kedua permukaan pada
bagian dalam contohnya pada besi profil U.
 Jangka penggores permukaan luar (out side) untuk memberi garis pada kedua
permukaan benda kerja tepi kanan dan kiri.

Gambar 3.55 Jangka Pengores Lurus; Pengores dalam dan Pengores Luar

10. Ragum /Cekam / Tanggem / Catok


Ragum digunakan untuk membantu pekerjaan memotong, mengikir, mengelas dan
sebagainya dengan cara dicekam supaya pekerjaan menjadi lebih mudah dan aman.
Ragum terbuat dari baja cor yang keras, tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan
kebutuhan.
Ragum biasanya ditempatkan pada bangku kerja dengan cara dibautkan langsung
(ragum tetap) namun adapula yang hanya dijepitkan dengan klem ulir saja sehingga lebih
mudah untuk dipindah-pindahkan (ragum portable).
Bagian permukaan untuk menjepit bisa dilepas dan diganti sesuai dengan benda
kerjanya, apabila benda kerja yang akan dijepit lebih lunak maka permukaan untuk
menjepitnya juga bisa diganti atau dilapisi bahan yang lebih lunak supaya permukaan
benda kerja tidak rusak saat dikerjakan.

Gambar 3.56 Ragum Biasa (tetap); Ragum Bor dan Ragum Portable

11. Tap dan Snai


Tap dan snai adalah alat tangan yang berfungsi untuk membuat ulir atau
memperbaiki ulir yang rusak. Tap dan snai mempunyai ukuran standar yaitu satuan
metrik dan satuan inchi.
 Tap adalah untuk membuat ulir dalam atau ulir pada mur
 Snai adalah untuk membuat ulir luar atau ulir pada baut.

Tap dan snai terdiri dari tiga bagian yaitu :


1. Bagian pertama yaitu tap pembentuk, pada ujungnya lebih tirus dan alur ulir
pemakannya lebih dangkal karena hanya sebagai pembentuk alur saja untuk
mempermudah proses berikutnya.
2. Bagian yang kedua adalah tap menengah, ulir pemakanannya lebih dalam sudah
mulai membentuk alur ulir.
3. Bagian ketiga adalah tap akhir yang berfungsi sebagai penghalus alur sehingga bisa
sesuai dengan ulir pasangannya.

Ketika akan membuat mengetap untuk membuat ulir pada besi pejal, maka kita harus
melakukan pengeboran terlebih dahulu dengan diameter yang lebih kecil dari ulir yang
akan dibuat. Kemudian menggunakan ulir kasar nomor 3, nomor 2 dan finishing,

Gambar 3.56 Tap dan gagang/ Pemegang Tap

Untuk membuat snei, juga dipasang pada handel, kemudian dikunci dengan mur
pengunci.

Gambar 3.57 Pegangan Snai; Snai Bulat dan Snai segi enam

12. Sikat Logam


Sikat berfungsi untuk membersihkan permukaan benda kerja dari karat atau setelah
pekerjaan mengikir, mengelas, menyekrap dan sebagainya. Sikat pada kerja bangku ada
bebrapa macam berdasarkan bahan kawatnya: sikat kawat baja, sikat kawat kuningan
sikat kawat tembaga dan sebagainya.

Gambar 3.58 Sikat Logam


Adapula sikat yang dapat diputar menggunakan bor listrik untuk membersihakan
permukaan plat dari karat atau bekas cat dan dempul, pemasangannya sama dengan sama
dengan pemasangan mata bor.

Gambar 3.59 sikat logam mata bor

13. Pahat
Dalam kerja bangku pahat dapat digunakan untuk memotong plat tipis, memotong
mur/baut yang berkarat, membuka rivet atau paku keling. Pahat dibuat dari batang baja
yang sangat keras (baja tuang atau baja karbon 0,80-0,90%), ujung mata
potong/penyayat berbentuk pipih tajam dan dikeraskan sebagai permukaan potong
sedangkan kepalanya untuk menerima tekanan pukul dari palu.
Macam-macam bentuk pahat adalah:
a. Pahat rata: untuk memahat permukaan sehingga rata dan untuk memotong besi plat.
b. Pahat Alur: untuk membuat alur segi 4, misalnya alur spi pada poros.
c. Pahat bermata intan: untuk membuat alur yang berbentuk V
d. Pahat ujung bulat: untuk memahat sudut bagian dalam sehingga membentuk radus,
dan membuat alur bulat.

Gambar 3.60 jenis-jenis mata pahat


14. Gunting dan Pemotong Plat
Pemotong plat ini bisa berbentuk gunting atau cutter atau pisau, yang digunakan
untuk memotong plat-plat yang tipis. Jenisnya antara lain:
a. Gunting tangan lurus (Aviation Straight)
Gunting tangan lurus digunakan untuk menggunting lurus. Gunting ini mempunyai
rahang lurus yang panjangnya antara 2∼ 4½” sedang panjang seluruhnya adalah
antara 7 sampai 15¾”.
b. Gunting tangan kanan (Aviation Right)
Sisi potong atas gunting kanan terletak sebelah kanan, Penggunaan gunting kanan
adalah untuk memotong arah kiri
c. Gunting tangan kanan (Aviation left)
Sisi potong atas gunting terletak sebelah kiri, Penggunaan gunting kiri adalah
untuk memotong arah kanan
Gambar 3.61 Jenis-jenis guntung plat
15. Pinset
Pinset adalah alat medis yang terbuat dari besi anti karat atau plastik sekali pakai.
Pinset biasanya dipergunakan untuk menjepit suatu benda yang kecil, atau untuk
menjepit kaki komponen yang akan disoleder agar panasnya berkurang.

Gambar 3.62 Jenis-jenis pingset

16. Desoldering
Fungsi alat ini adalah untuk melepaskan kaki komponen dari timah,
setelah timah dipanaskan terlebih dahulu dengan solder.

Gambar 3.63 Desoldering

17. Alat Ukur Mekanik


Alat ukur merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengukur. Dalam
perbaikan dan servis di bidang mekanik juga digunakan berbagai peralatan-pelatan
untuk mengukur.Alat-alat ukur dibedakan menjadi tiga macam yaitu alat ukur
mekanik, alat ukur elektrik dan alat ukur pneumatik.
Alat ukur mekanik yaitu alat ukur yang penggunaanya secara mekanik. Alat ukur
mekanik ini pada umumnya diunakan untuk mengukur panjang, lebar, kedalaman,
diameter luar dan diameter dalam sebuah benda. Skala pengukuran yang digunakan
sering digunakan pada alat ukur mekanik ini adalah skala metrik dan skala inchi.
Macam-macam alat ukur mekanik:

a. Mistar baja
Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk
menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus
sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-
siku 30°–60°).
Terbuat dari logom stainles stell dan mempunyai ukuran dalam mm dan inchi,
dipergunakan sebagai penggaris atau atau untuk memeriksa rata dan tidaknya suatu
benda.
Gambar 3.63 mistar baja

b. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna
maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada
versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong di bawah
30 cm dan 0.01 untuk yang di atas 30 cm.
Kegunaan jangka sorong adalah:
1) untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2) untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur;
3) untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada
gambar karena berada di sisi pemegang.

Gambar3.64 Jangka sorong

c. Mikrometer skrup
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan
memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh
Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari
jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar
bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop. Meskipun
mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda
dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros
yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.

Gambar 3.65 Bagian-bagian micrometer skrup


B. Alat Tangan Kerja Listrik
Mesin perkakas adalah alat mekanis yang ditenagai, biasanya digunakan untuk
mempabrikasi komponen metal dari sebuah mesin. Kata mesin perkakas biasanya digunakan
untuk mesin yang digunakan tidak dengan tenaga manusia, tetapi mereka bisa juga di
gerakan oleh manusia bila dirancang dengan tepat.
Alat-alat listrik adalah alat perkasa yang dipergunakan untuk bekerja dengan bantuan
tenaga listrik. Menutut fungsinya alat-alat listrik ada beberapa macam antara lain:
1. Tes Pen
Alat ini dipergunakan untuk melihat adanya sumber tegangan. Tes pen akan menyala
bila ada sunber arus dan tidak menyala bila tidak ada sumber arus.

Gambar 3.66 Jenis-jenis tes pen

2. Solder Listrik
Solder listrik merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk menyolder kaki-kaki
komponen elktronika dalam suatu rangkaian, baik yang menggunakan PCB maupun
moutry strip (kawat pagar yang berdiri). Solder listrik terdiri dari ujung tembaga dan
kawat filomen dan tabung filomen. Untuk menyolder komponen elektronika sebaiknya
berdaya 30 watt sampai 30 watt agar komponen yang tidak tahan panas tidak akan
rusak. Contoh: Dioda, Transistor, FET, IC da semi konduktor yang lain.
Didalam prakteknya pada saat kita menyolder, untuk alas tempat meletakkan solder
kita panas yang berlebihan dari solder diserap oleh tempatnya. Bila solder selesai
dipergunalan, solder harus dilepaskandari jaringa listrik agar ujung solder tidak cepat
rusak.

Gambar 3.67 Jenis-jenis solder listrik

3. Multimeter/ AVO Meter/ Multi Tester


AVO Meter merupakan suatu alat ukur yang serba guna, sesuai dengan namanya yaitu
AVO Meter karena merupakan gabungan dari tiga alat ukur dijadikan satu yaitu :
A = Singkatan dari Ampere Meter, untuk mengukur kuat arus listrik
V = Singkatan dari Volt Meter, untuk mengukur tegangan listrik
O = Singkatan dari Ohm Meter, untuk mengukur hambatan listrik
Gambar 3.68 Jenis-jenis Multimeter
4. Mesin Bor
Mesin Bor adalah mesin yang digunakan untuk membuat lubang, alur, dan bisa untuk
peluasan dan penghalusan suatu lubang dengan sangat efisien. Bor dipergunakan untuk
membuat lubang dari kayu maupun logam.
Menurut jenisya ada 2 macam, yaitu:
a. Mesin Bor tangan
Mesin Bor tangan merupakan mesin bor yang cara pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan dan bentuknya seperti pistol. Mesin ini biasa digunakan
untuk melobangi kayu, tembok atau beton dan besi. Mesin bor ini juga bisa
digunakan untuk mengencangkan baut maupun melepaskan baut karena
dilengkapi dengan dua arah putaran yaitu kanan dan kiri.

Gambar 3.69 Jenis-jenis bor tangan

b. Mesin Bor duduk

Gambar 3.70 Mesin Bor duduk dan bagian-bagiannya


Bor ini namanya bor duduk karena memungkinkan kita bisa mengoperasikannya
sambil duduk. Jenis ini umumnya digunakan untuk melubangi besi dimana
lubang yang bibuat itu jumlahnya banyak, oleh karena itu mesin bor ini didesain
sedemikian rupa agar penguna bor tidak mudah lelah.
Bor ini umumnya digunakan pada putaran yang lambat, tetapi kecepatan putaran
bisa diatur melalui belting yang berada pada bagian atasnya. Bor jenisini sama
juga seperti bor tangan yang mempunyai beberapa sub jenis menurut ukurannya.
Ukuran bor duduk mulai dari yang terkecil adalah 13 mm, 16 mm dan 25 mm.
Berikut dijelasakan bagian-bagian bor duduk, diantaranya:
1) Base (Dudukan)
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak
paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus
kuat karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran
yang terjadi.

2) Column (Tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang
digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang
mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.

3) Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja
kerja dapat diatur ketinggian sesuai pekerjaan dan bisa berputar ke kiri dan
ke kanan dengan sumbu poros pada ujung yang melekat pada tiang (column).
Kesemuanya itu dilengkapi pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi
meja sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja agar diam
menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja.

4) Drill (Mata Bor)


Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang
paling sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik,
penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk
sekrup, sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat
diasah tanpa mengubah diameter bor. Bidang–bidang potong bor spiral tidak
radial tetapi digeser sehingga membentuk garis-garis singgung pada
lingkaran kecil yang merupakan hati bor.

5) Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang /
mencekam mata bor.

6) Spindle head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor
dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses
pemakananya.

7) Drill Feed Handle


Handel untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda
kerja (memakankan)
8) Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya
mulai dari kabel power dan kabel penghubung, fuse / sekring, lampu
indicator, saklar on / off dan saklar pengatur kecepatan.

5. Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong/
mengasah benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah roda
gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja dan terjadi pemotongan/ pengasahan.

Gambar 3.71 bagian-bagian dari gerinda

Berikut dijelasakan bagian-bagian bor duduk, diantaranya:


a. Power Transmission
Power Transmission grinda dilindungi oleh pelindung tetap sebagai peredam
getaran. Power Transmission grinda berupa spindle.

b. Point Of Operation (Batu Gerinda)


Point Of Operation grinda ini merupakan bagian mesin yang dirincang untuk
mengasah atau mengikis benda kerja.

c. Pelindung yang Dapat Diatur


Pelindung ini adalah safety glass, di mana dirancang untuk melindung bagian
atas badan pekerja seperti bagian wajah dari percikan api.

d. Heavy wheel guard


Heavy wheel guard bertujuan untuk melindung geindapada saat berputar dan
merupakan pelindung tetap.

e. Meja Benda
Meja benda bertujuan untuk mengontrol benda pada saat penggerindaan dan
mempengaruhi hasil dari penggerindaan.
Jenis-jenis mesin gerinda diantaranya:
1) Gerinda tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda
benda kerja. Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk
menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata
yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain
seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain.
Gambar 3.72 Gerinda tangan
2) Mesin gerinda duduk
Fungsi utama gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat juga
digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur, golok,
kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya.
Selain untuk mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau
membuat perkakas baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu,
membuat sukucadang mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk
reparasi turbin dan mesin lainnya.

Gambar 3.72 Jenis-jenis gerinda duduk

6. Mesin Pemotong Plat (Sheet Metal Slitting / Cutting Machine) atau Gullotine
Mesin pemotong plat ini digunakan untuk memotong panjang plat sesuai dengan
dimensi yang diinginkan. Sistem shearing /geser memberikan kualitas potongan plat
yang cepat dan rapi. Plat yang dapat dipotong antara lain adalah: plat besi, plat
aluminium, plat seng, dll.
Mesin Gullotine Hidrolik terdiri dari dua (2) jenis yakni Mesin Gullotine manual
pemotongan pelat dilakukan dengan tuas penekan yang digerakkan oleh kaki pekerja.
Mesin Gullotine Hidrolik proses pemotongan nya digerakkan dengan sistem hidrolik,
sehingga kemampuan potong mesin Mesin Gullotine Hidrolik ini lebih besar dari
mesin Mesin Gullotine manual. Mesin Gullotine ini hanya mampu untuk pemotongan
plat –plat lurus. Untuk mesin gullotine manual, ketebalan plat yang dapat dipotong
dibawah 0,6 mm dan mesin Mesin Gullotine Hidrolik mampu memotong plat 6 -10
mm.
Gambar 3.73 Jenis-jenis mesin pemotong plat

7. Mesin Pelipat/Penekuk/Bending Plat


Mesin Pelipat adalah mesin yang digunakan untuk pelipatan benda kerja seperti besi,
seng, dll. Mesin ini sangat digunakan dalam dunia otomotif karena sangat berguna
dalam soal lipat melipat.
a. Mesin Tekuk Plat Manual adalah Mesin ini menggunakan tenaga manusia yang
dibantu dengan bandul pemberat. Mesin ini tidak menggunakan sumber daya
listrik sedikitpun murni menggunakan tenaga manusia.
Kelebihan: mesin ini adalah murah dan hemat biaya operasionalnya,
Kekurangan: hanya cocok untuk plat berbahan dasar mild steel tipis (tebal plat
kurang dari 1-2 mm) atau alumunium.

Gambar 3.74 Mesin Tekuk Plat Manual

b. Mesin Tekuk Plat Mekanikal adalah Mesin ini menggunakan tenaga motor
listrik yang dibantu dengan semacam roda gila yang berfungsi sebagai pengumpul
tenaga. Kelebihan: mesin ini adalah berkecepatan tinggi dan tenaganya besar,
Kekurangan: konsumsi listriknya besar dan suaranya sangat berisik serta tingkat
kepresisiannya rendah.

Gambar 3,75 Mesin Tekuk Plat Mekanik


c. Mesin Tekuk Plat Hidrolik adalah Mesin ini menggunakan sistem hidrolik
sebagai sumber tenaga penekuknya. Mesin ini membutuhkan daya listrik yang
lebih efisien (dibandingkan tipe mekanikal) untuk menggerakkan pompa
hidroliknya, mesin ini menggunakan fluida dalam sistem hidroliknya berupa oli
hidrolik yang secara berkala harus diganti (2000 jam).
Kelebihan: mampu menekuk atau bending plat2 yang tebal tergantung kapasitas
mesin) seperti mild steel, stainless steel dan alumunium, akurasinya terkontrol.
Kekurangan: relatif lambat kerjanya, walaupun konsumsi listrik lebih efisien
dibandingkan tipe mekanikal (tetapi ada tambahan biaya rutin untuk penggantian
oli)

Gambar 3.76 Mesin tekuk Hidrolik

8. Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Jenis pengerjaan pada mesin bubut antara lain:
a. Membubut lurus
b. Membubut tirus
c. Membubut alur
d. Memotong benda kerja
e. Mengebor pada mesin bubut
f. Mengkartel
g. Membubut ulir sekrup

Gambar 3.77 Mesin Bubut


Gambar 3.78 Bagian-bagian dari mesin bubut

9. Mesin Gregaji
Mesin gergaji adalah alat untuk memotong benda kerja terutama yang terbuat dari
benda keras seperti besi, baja dan tembaga dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan tenaga motor listrik / motor bakar.
a. Mesin gergaji bolak-balik (Hacksaw-Machine)
Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300
mm sampai 900 mm dengan ketebalan 1,25 mm sampai 3 mm dengan jumlah
gigi rata-rata antara 1 sampai 6 gigi iper inchi

Gambar 3.79 Mesin gregaji bolak balik

b. Mesin Gergaji pita (Band Saw)


Mesin gergaji pita adalah gergaji untuk pemotong lurus. Dalam hal mesin gergaji
pita memiliki keunikan yaitu mampu memotong dalam bentuk-bentuk tidak lurus
atau lengkung yang tidak beraturan.
Gambar 3.80 Mesin gregaji Pita

c. Mesin gergaji piringan (Circular Saw)


Diameter piringan gergaji dapat mencapai 200 sampai 400 mm dengan ketebalan
0,5 mm dengan ketelitian gerigi pada keliling piringan memiliki ketinggian
antara 0,25 mm sampai 0,50 mm

Gambar 3.81 Mesin Gregaji Piringan


BAB III

MEMAHAMI BAHAN-BAHAN KERJA ELEKTROMEKANIK

A. Bahan Logam
Logam adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation), unsur kimia
yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, mengkilap dan
umumnya mempunyai titik cair tinggi
Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya
berwujud padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada
umumnya unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi benda benda
lainnya.
Tabel 4.1 Unsur-unsur logam
Lambang
Nama Indonesia Nama Latin Bentuk Fisik
Unsur
Aluminium Aluminium Al padat, putih keperakan
Barium Barium Ba padat, putih keperakan
Besi Ferrum Fe padat, putih keperakan
Emas Aurum Au padat, berwarna kuning
Kalium Kalium K padat, putih keperakan
Kalsium Calcium Ca padat, putih keperakan
kromium Chromium Cr padat, putih keperakan
magnesium Magnesium Mg padat, putih keperakan
Mangan Manganium Mn padat, putih abu-abu
Natrium Natrium Na padat, putih keperakan
Nikel Nickelium Ni padat, putih keperakan

B. Bahan Non Logam


Nonlogam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yaitu lebih
mudah menarik elektron valensi dari atom lain dari pada melepaskannya.Non logam adalah
unsure kimia yang mempunyai sifat-sifat, yaitu : Elastis (karet), cair (bahan pelumas, dan
tidak dapat menghantarkan arus listrik (bahan isolasi) serta Peka terhadap api (bahan
baker, tidak dapat terbakar (Asbes) dan mudah pecah (keramik).
Tabel 4.2 Unsur-unsur non logam

Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik

Belerang sulfur S padat, kuning


Bromine bromium Br cair, cokelat kemerahan
Fluorin fluorine F gas, kuning muda
Fosforus phosphorus P padat, putih dan merah
Helium helium He gas, tidak berwarna
Hydrogen hydrogenium H gas, tidak berwarna
Karbon carbonium C padat, hitam
Klorin chlorine Cl gas, kuning kehijauan
Neon neon Ne gas, tidak berwarna
Nitrogen nitrogenium N gas, tidak berwarna
Oksigen oxygenium O gas, tidak berwarna
Silicon silicium Si padat, abu-abu mengkilap
Iodine iodium I padat, hitam (uapnya berwarna ungu)

C. Klasifikasi Bahan Teknik

Gambar 4.1 Bagan Material Teknik

Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu
atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur
anorganik bukan logam; Polimer : adalah senyawa karbon dengan rantai molekul panjang,
termasuk bahan plastik dan karet.

D. Karakteristik bahan logam dan non logam


Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu juga bisa
berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan berdasarkan wujud tersebut dalam
teknik listrik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Bahan Penghantar (konduktor)
Bahan yang menghantarkan listrik dengan mudah. Bahan ini mempunyai daya hantar
listrik (Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrical Resistance)
kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan
fungsi kabel, kumparan/lilitan pada alat listrik yang anda jumpai. Juga pada saluran
transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik, bahan penghantar yang sering dijumpai
adalah tembaga dan alumunium

2. Bahan Penyekat (isolator/insulator)


Bahan yang befungsi untuk menyekat (misalnya antara 2 penghantar); agar tidak
terjadi aliran listrik/kebocoran arus apabila kedua penghantar tersebut bertegangan.
Jadi bahan penyekat harus mempunyai tahanan jenis besar dan tegangan tembus yang
tinggi. Bahan penyekat yang sering ditemui dalam teknik listrik adalah : plastik, karet

3. Bahan Setengah Penghantar (semi konduktor)


Bahan yang mempunyai daya hantar lebih kecil dibanding bahan konduktor, tetapi
lebih besar dibanding bahan isolator. Dalam teknik elektronika banyak dipakai semi
konduktor dari bahan germanium (Ge) dan silicon (Si). Dalam keadaan aslinya, Ge
dan Si adalah bahan pelikan dan merupakan isolator. Di Pabrik bahan-bahan tersebut
diberi kotoran. Jika bahan tersebut dikotori dengan alumunium maka diperoleh bahan
semikonduktor type P (bahan yang kekurangan elektron/mempunyai sifat positif). Jika
dikotori dengan fosfor maka yang dipeoleh adalah semikonduktor jenis N (bahan yang
kelebihan electron, sehingga bersifat negative). Ge mempunyai daya hantar lebih
tinggi dibandingkan Si, sedangkan Si lebih tahan panas dibanding Ge

4. Bahan Magnetis.
Dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu ferro magnetic, para-magnetic dan dia-
magnetic. Bahan ferro-magnetic adalah bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi
dan mudah sekali dialiri garis-garis gaya magnet. Contoh bahan yang mempunyai
permeabilitas tinggi adalah besi, besi pasir, stalloy, dan sebagainya. Selain itu sering
dijumpai magnet yang merupakan magnet permanen, misalnya alnico, cobalt, baja
arang, dan sebagainya. Baja untuk magnet sering dijumpai pada pelat-pelat
motor/generator, pelat-pelat transformator, dan sebagainya. Dalam bidang elektronika,
digunakan bahan magnet misalnya pada speaker, alat-alat ukur elektronika.

5. Bahan Super Konduktor.


Tahun 1911, Kamerligh Onnes mengukur perubahan tahanan listrik yang disebabkan
oleh perubahan suhu Hg dalam helium cair. Dia menemukan bahwa tahanan listrik
tiba-tiba hilang pada suhu 4,153°K. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 24 unsur
hantaran super dan lebih banyak lagi paduan dan senyawa yang menunjukkan sifat-
sifat hantaran super. Temperatur kritisnya berkisar antara 1 samapai 19° Kelvin.
Bahan-bahan lead (timah), tin (timah patri), alumunium, dan mercury, pada sushu
mendekati 0°K mempunyai resistivitas nol.

6. Bahan Nuklir.
Bahan nuklir sering dipakai sebagai bahan baker reaktor nuklir. Reaktor nuklir adalah
pesawat yang mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat membelah, yang disusun
sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi
terkendali. Dengan sendirinya syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai
bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat mengadakan fisi (pembelahan atom).
Dalam reaktor nuklir digunakan bahan bakar uranium 235, plutonium-239, uranium-
233

7. Bahan Khusus (bahan untuk pembuatan kontak-kontak, untuk sekering, dan


sebagainya)
Dalam pemilihan jenis bahan listrik, selain sifat listrik, perlu dipertimbangkan
beberapa sifat lain dari bahan, yaitu :
a. Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya
gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya perubahan itu
tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa benda
tersebut dibuat. Jika tidak ada gaya dari luar yang bekerja, maka ada tiga
kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda :
1) Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena benda
mempunyai sifat kenyal (elastis)
2) Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini hanya
sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk semula karena besar gaya yang
bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi
berkurang.
3) Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar gaya
yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan
sama sekali hilang.

b. Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri), dimana
pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula. Isi akan
bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan sebaliknya benda
akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat benda tetap , maka kepadatan
benda akan bertambah, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang
2) Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah.
3) Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan panas

c. Sifat Kimia, berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat
dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri dengan
sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya reaksi kimia
dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi
kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman.

Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi


spesifikasi bahan. Melalui pengujian tarik akan diperoleh besaran-besaran kekuatan tarik,
kekuatan mulur, perpanjangan, reduksi penampang, modulus elastis, resilien, keuletan
logam, dan lain-lain. Selain sifat-sifat tersebut dengan tidak secara terlalu teknis, perlu
diperhatikan kekerasan (hardness) dan kemampuan menahan goresan (abrasion). Contoh
sifat fisis yang sering diperlukan adalah berat jenis, titik lebur, titik didih, titik beku, kalor
lebur, dan sebagainya. Juga sifat perubahan volume, wujud, dan panjang terhadap perubahan
suhu. Perkaratan adalah contoh sifat bahan akibat reaksi kimia; reaksi antara logam dengan
oksigen yang ada di udara. Sifat kimia juga termasuk sifat bahan yang beracun, kemungkinan
mengadakan reaksi dengan garam, asam, dan basa.
Selain bahan penyekat atau isolator di atas, ada bahan lain yang juga banyak digunakan
dalam teknik ketenagalistrikan yaitu bahan penghantar atau sering dinamakan dengan istilah
konduktor. Suatu bahan listrik yang akan dijadikan penghantar, juga harus mempunyai si
fat-sifat dasar penghantar itu sendiri seperti: koefisien suhu tahanan, daya hantar panas,
kekuatan tegangan tarik dan lain-lain. Disamping itu juga penghantar kebanyakan
menggunakan bentuk padat seperti tembaga, aluminium, baja, seng, timah, dan lain-lain.
Untuk keperluan komunikasi sekarang banyak digunakan bahan penghantar untuk media
transmisi telekomunikasi yaitu menggunakan serat optik.

Anda mungkin juga menyukai