PENDAHULUAN
medis yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah secara kronis (Adib,
2011). Keadaan ini perlu mendapat pencermatan dan perhatian lebih dalam
2015). Salah satu masalah besar pada pasien penderita hipertensi adalah
Indonesia. Salah satu masalah besar pada pasien penderita hipertensi adalah
diperkirakan sekitar 80,0% pada tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di
1
2
tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi
ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan
penduduk saat ini (Ainun dkk, 2012). Riskedas Tahun 2013 terjadi
didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) dari 7,6 persen tahun 2007
menjadi 9,5 persen tahun 2013. Provinsi Jawa Timur penyakit hipertensi
Kecamatan Tulangan Sidoarjo pada Tahun 2014 sebanyak 1.287 orang. Studi
tidak patuh minum obat setiap hari sehingga tekanan darahnya tidak bisa
stabil. Sedangkan 1 orang (10%) patuh minum obat setiap hari sehingga
2014).
kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan
dari jantung. Aliran darah mengalir pada sistem sirkulasi karena perubahan
tekanan. Darah mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke daerah yang
tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah
tekanan darah sistolik Pada saat ventrikel relaksasi, darah yang tetap dalam
hipertensi secara umum didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Palmer, 2010). Penderita
hipertensi perlu patuh minum obat karena bisa menjaga tekanan darah tetap
stabil (Palmer, 2010). Dukungan Keluarga dapat menjadi faktor yang dapat
keluarga yang sakit (Suparyanto, 2015). Pasien hipertensi perlu teratur minum
stabil. Perlunya pasien hipertensi patuh minum secara teratur sesuai resep
organ tubuh seperti otak, ginjal , mata dan jantung serta kelumpuhan
anggota gerak. Namun kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung
dan stroke serta gagal ginjal, dan bisa menyebabkan kematian (Ekha, 2016)
hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari
juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk
diatas maka peneliti akan meneliti hubungan kepatuhan minum obat dengan
Tulangan Sidoarjo?
1. Bagi Peneliti
ilmu pengetahuan.
2. Bagi responden
riwayat HT.
lanjut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat
(Putri, 2013)
atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota
6
7
nilai-nilai.
fasilitas kesehatan.
(2) identifikasi dan (3) internalisasi. Tahap-tahap ini didasari alasan antara
lain :
1. Keterpaksaan (kepatuhan/compliance)
mengagumi tokoh tersebut. Meski motivasi pada tahap ini lebih baik dari
sesuatu yang dapat berpengaruh positif sehingga penderita tidak mampu lagi
oleh penderita.
2. Tingkat pendidikan
Stein et.a).
yang rendah.
ada akibat buruk yang segera dirasakan atau resiko yang jelas), saran
dkk).
Orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami depresi, ansietas,
Sebagai contoh, di Amerika Serikat para wanita kaum kulit putih dan
5. Dukungan Keluarga
6. Tingkat ekonomi
segala kebutuhan hidup, akan tetapi ada kalanya penderita TBC sudah
pensiun dan tidak bekerja namun biasanya ada sumber keuangan lain
7. Dukungan sosial
kepatuhan contoh yang sederhana, jika tidak ada transportasi dan biaya
8. Perilaku sehat
yang baru itu merupakan hal yang penting. Begitu juga mereka dapat
saran tenaga kesehatan, dan penderita yang tidak patuh (non compliance)
dimana pada keadaan ini penderita tidak melakukan diet dan dan minum
pasien
3. Pasien diberi tahu hasil pengukuran tekanan darah, target yang masih
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Jarang 2 Jarang 3
Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala model
Keterangan :
X = Skor responden pada skala sikap yag hendak diubah menjadi T
14
tersebut dengan harga rata–rata atau mean skor kelompok dimana responden
individual sebagai lebih atau kurang favorable dibanding dengan rata – rata
satuan deviasi standar kelompok yang berarti kita harus mengubah skor
2.2.1 Pengertian
saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh (Palmer, 2010).
darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik atau
arteri darah adalah tekanan darah dalam sistem arteri tubuh yang juga
pada sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah
tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik Pada
saat ventrikel relaksasi, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan
di mana tekanan darah atau aliran darah. dapat mempertahankan perfusi atau
jangka pendek dan jangka panjang menurut Arif (2014) adalah sebagai
berikut :
a. Sistem saraf
mungkin.
c. Refleks baroreseptor
dinding aorta atau arteri karotis. Pada saat tekanan darah arteri
18
darah.
darah
d. Refleks kemoreseptor
tidak terlibat secara rutin dalam mengontrol tekanan darah, pusat otak
f. Kontrol kimia
darah dengan bekerja langsung pada otot polos atau pusat vasomotor.
mengeluarkan garam dan air yang lebih banyak dari tubuh sehingga
di otak
pada kulit.
atau penurunan tekanan darah yang berlangsung lama atau keadaan yang
tekanan vena, aliran balik, volume akhir diastolik, dan isi sekuncup).
semua hal yang meningkatkan tekanan darah seperti konsumsi garam yang
mengeluarkan cairan.
Saat volume darah atau tekanan darah meningkat, kecepatan filtrasi cairan
memproses lebih cepat hasil filtrasi (filtrat), dengan demikian akan lebih
Sebaliknya, saat tekanan darah atau volume darah menurun, maka air akan
Pada saat tekanan darah arteri menurun, sel khusus pada ginjal
mengeluarkan enzim renin ke dalam darah. Renin ini akan memicu serial
Faktor Efek
Usia Tekanan arteri normal (sistolik/diastolik)
Bayi 65-115/42-80
7 tahun 87-117/48-64
10 sampai 19 tahun 124-136/77-84 (anak Laki-Laki)
124-127/63-74 (anak perempuan)
Dewasa tengah 120/80
Usia Lanjut 140-160/80-90
Jenis kelamin Setelah pubertas, karena variasi hormonal tekanan darah pada
anak laki-laki meningkat, setelah menopause tekanan darah
pada wanita meningkat karena hilangnya perlindungan
hormon estrogen.
Stimutasi saraf simpatetik meningkatkan tekanan darah
Kecemasan, takut, karena adanya peningkatan frekuensi denyutjantung dan
nyeri, dan stress emosi peningkatan tahanan perifer.
Obat-obatan Tekanan darah diturunkan dengan antihipertensi dan agen
diuretik, antiaritmia tertentu, anatgesik narkotik, dan
anestetik umum.
Sumber : Arif (2014)
2.2.3 Diagnosis
23
dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan
tensimeter.
< 140/90 mmHg dan target tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal
140/90 mmHg, 130/80 mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik,
penyakit arteri kronik atau ekuivalen penyakit arteri kronik, dan ≤ 120/80
Kidney Foundation (NKF), target tekanan darah yang harus dicapai adalah
130/80 mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik dan diabetes, dan
< 125/75 mmHg untuk pasien dengan > 1 g proteinuria (Susanto, 2015). Hal
ini berarti tekanan darah yang naik atau turun secara drastis disebut keadaan
gagal jantung, dan penyakit ginjal. Kepatuhan minum obat berperan dalam
tekanan darah ke tingkat normal dan kepatuhan ≤ 50% tidak efektif dan
menyebabkan tekanan darah naik lagi dan denyut jantung menjadi tidak
teratur. Studi menunjukkan bahwa dalam dua hari setelah berhenti minum
obat hipertensi, tekanan darah dan frekuensi denyut jantung dapat tiba-tiba
1. Alat Khusus
a. Stetoskop.
manset.
2. Persiapan Alat
dapat bebas diatur; saat tertutup, katup seharusnya menahan air raksa
air raksa.
3. Persiapan Klien
sebelum pengukuran.
lengan, buat rata-rata hasil dua pengukuran atau lebih untuk masing-
arteri.
bila lengan bawah telah diamputasi, tertutup gips, atau balutan yang
keras.
air raksa turun rata-rata 2-3 mmHg peratau terlalu lamban dapat
detik. menyebabkan pembacaan hasil
pengukuran yang salah.
Catat titik pada manometer saat bunyi Bunyi Korotkoff pertama
pertama jelas terdengar. menandakan tekanan sistolik.
Kempiskan manset dengan cepat dan Pemompaan manset yang terus-
total. Lepaskan manset dari lengan menerus menyebabkan oklusi arteri,
klen kecuali bila ada keperluan lain gejala yang timbul antara lain kondisi
untuk mengulangi kembali pengukuran. mad rasa dan
kesemutan pada lengan klien.
Tunggu 30 detik sebelum mengulangi Mencegah kongesti vena dan
prosedur. pembacaan hasil pengukuran tinggi
yang saLah.
Lipat manset dan simpan dengan baik. Pemeliharaan yang baik menjamin
ketepatan instrumen.
Bantu klen ke posisi yang disukai dan Memelihara kenyamanan klien.
tutup lengan atas.
Informasikan hasil kepada klien Meningkatkan partipasi dalam
perawatan.
Cuci tangan. Mencegah adanya infeksi silang.
Bandingkan hasil tekanan darah dengan Mengevaluasi perubahan kondisi atau
data sebelumnya atau nilai normal adanya gangguan.
untuk usia klien.
Catat dalam catatan medik. Pencatatan tanda vital dengan segera
atau lembar pencatatan
Sumber : Muttaqin (2014)
2.3.1 Pengertian
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama) dengan tekanan
dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Arif, 2014)
penyebabnya yaitu :
29
penyebabnya.
hidup yang tidak aktif, stres, alkohol atau garam dalam makanan bisa
disederhanakan adalah :
sirkulasi.
darah.
protein ini tidak aktif dan tidak mempunyai efek langsung terhadap
dan dihasilkan oleh sel yang melapisi pembuluh darah - disebut sel
endotel.
vasokonstriktor.
(Palmer, 2010)
didesain secara khusus untuk menghambat sistem ini. Obat tipe ini dibagi
3. Gunakan bumbu lain selain garam yang dapat menambah rasa makanan
31
4. Perhatikan berapa banyak garam yang terkandung dalam saus dan makan
Lemak yang jahat dan perlu dihindari oleh pasien hipertensi adalah:
(Palmer, 2010)
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap
menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan
tekanan darah. Latihan aerobik selama 30 menit selama beberapa hari setiap
tekanan darah dengan lima porsi buah dan sayuran sehari. Olahan yang baik
yaitu salad sayuran, salad buah dan tomat segar dengan minyak zaitu
(Palmer, 2010).
2. Tekanan darah lebih dari 160/100 mmHg yang menetap selama kurun
waktu tertentu
3. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dengan disertai salah satu atau
a. Diabetes
stroke)
dari 140/90 mmHg), Anda akan diberi obat antihipertensi hanya bila
digunakan:
(Aprinox)
Emcor)
felodipine (Plendil)
untuk mencapai ke tingkat aman, maka seringkali dibutuhkan lebih dari satu
Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa konsumsi obat harus
tertentu memiliki kadar renin yang tinggi atau rendah. Zat tersebut berperan
1. Obat ‘A’ (inhibitor ACE dan ARB) dan ‘B’ (beta-bloker) menghambat
dahulu.
cenderung memiliki kadar renin lebih rendah. Oleh karena itu, kelompok
34
3. Jika tekanan darah tidak dapat dikontrol dengan satu obat, maka langkah
target, maka diperiukan obat ketiga, ban kombinasi yang paling cocok
adalah A + C + D.
dengan litium.
139/80-89 mmHg dalam sepanjang hidupnya akan memiliki dua kali risiko
tekanan darahnya lebih rendah. Pada orang yang berumur lebih dari 50
tahun, tekanan darah sistolik >140 mmHg yang merupakan faktor risiko
tekanan darah 115/75 mmHg, meningkat dua kali dengan tiap kenaikan
konsisten, dan independen dari faktor risiko lainnya, serta individu berumur
setiap orang sangat bervariasi. Pengukuran tunggal yang akurat adalah awal
yang baik tetapi tidak cukup: ukur tekanan darah dua kali dan ambil rata-
Ada dua kelompok pasien yang malas minum obat. Yang pertama,
pasien yang berhenti minum obat sama sekali karena merasa dirinya baik-
baik saja. Yang kedua, pasien yang malas minum obat, tapi minum obat
sesekali, karena makan makanan yang dilarang, atau karena sudah merasa
leher pegal-pegal, atau lagi sedang ingin minum obat. Keadaan semacam ini
minum obat bila ada keluhan atau tekanan darah terukur tinggi. Bila setelah
minum obat tekanan darah sudah normal, obat tetap harus diteruskan karena
tekanan darah tersebut mencapai normal karena pemakaian obat yang teratur
gagal jantung, dan penyakit ginjal. Kepatuhan minum obat berperan dalam
tekanan darah ke tingkat normal dan kepatuhan ≤ 50% tidak efektif dan
(JNC) 7, rekomendasi target tekanan darah yang harus dicapai adalah <
38
140/90 mmHg dan target tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal kronik
mmHg, 130/80 mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik, penyakit
arteri kronik atau ekuivalen penyakit arteri kronik, dan ≤ 120/80 mmHg
Foundation (NKF), target tekanan darah yang harus dicapai adalah 130/80
mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik dan diabetes, dan
< 125/75 mmHg untuk pasien dengan > 1 g proteinuria (Susanto, 2015)
Obat Inhibitor
ACE
Patuh Minum
Obat
Tekanan darah
normal
Stabil
bekerja langsung pada dinding pembuluh
darah, membuatnya berkontraksi sehingga Angiotensin II merangsang
pembuluh darah menyempit kelenjar adrenal untuk
menghasilkan aldosterun.
Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Stabilitas
Tekanan Darah Pada Pasien Riwayat HT
= tidak diteliti
= mempengaruhi
2.6 Hipotesis
41
adalah
Tulangan Sidoarjo
BAB 3
METODE PENELITIAN
2012)
2013)
3.2.2 Sampling
43
(Nursalam, 2013).
sebanyak 27 responden.
Variabel Definisi
No Indikator Instrumen Skala Skor
Penelitian Operasional
1. Variabel Pasien taat Minum Kuesioner Nominal Untuk pernyataan
bebas : mengikuti obat favorable
kepatuhan anjuran tenaga sesuai 1. Skor 4 = sering
minum kesehatan resep 2. Skor 3 = selalu
obat untuk (cara 3. Skor 2 = jarang
minumobat minum, 4. Skor 1 = tidak
sesuai dengan dosis, pernah
resep waktu) Untuk pernyataan
unfavorable
1. Skor 1 = sering
2. Skor 2 = selalu
3. Skor 3 = jarang
4. Skor 4 = tidak
pernah
Kriteria penilaian:
Jika skor T ≥ mean T
maka patuh.
Jika skor T < mean T
maka tidak patuh
2. Variabel Tekanan darah Tekanan Lembar Nominal Ya : skor 1
terikat : dikatakan stabil darah observasi Tidak : skor 0
stabilitas apabila tidak <140/90 dan Kriteria :
tekanan ada kenaikan mmHg Stetoskop. 1. Stabil : tekanan
darah pada atau penurunan Untuk Spigmomano darah berkisar
pasien secara drastis, pasien meter air 140/90 mmHg
riwayat HT target tekanan penyakit raksa 2. Tidak stabil :
darah yang ginjal tekanan darah
harus dicapai kronik naik atau turun
adalah dan secara drastis
< 140/90 diabetes 20/10 mmHg
mmHg dan adalah ≤
target tekanan 130/80
darah untuk mmHg
pasien penyakit dalam
ginjal kronik dua
dan diabetes minggu
adalah ≤
130/80 mmHg
dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal
Populasi
Seluruh pasien dengan riwayat HT binaan UPT Puskesmas Kepadangan
Kecamatan Tulangan Sidoarjo = 27 orang
Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling
Sampel
Seluruh pasien dengan riwayat HT binaan UPT Puskesmas Kepadangan
Kecamatan Tulangan Sidoarjo = 27 responden
Pengumpulan data
Dengan instrument kuesioner dan lembar observasi
Pengolahan data
Setelah data terkumpul dilakukan editing, coding, skoring, tabulating dan
analisis data Uji Chi Square
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Stabilitas
Tekanan Darah Pada Pasien Riwayat HT
berikut :
bivariat.
3.6.1 Editing
lembaran instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek dan mcam isian
data.
3.6.2 Coding
1. Data Umum
a. Umur responden
b. Pendidikan
Kode 1 : SD - SMP
Kode 2 : SMA
Kode 3 : Akademi/Sarjana
c. Pekerjaan
Kode 2 : Bekerja
Kode 1 : Ya
Kode 2 : Tidak
e. Sumber Informasi
48
Kode 4 : Keluarga
Kode 5 : Tetangga
2. Data Khusus
Kode 2 : Patuh
Kode 2 : Stabil
3.6.3 Skoring
1. Skor 4 = sering
2. Skor 3 = selalu
3. Skor 2 = jarang
1. Skor 1 = sering
2. Skor 2 = selalu
3. Skor 3 = jarang
49
Rumus :
Keterangan :
X = Skor responden pada skala sikap yag hendak diubah menjadi T
= Mean skor kelompok
Kriteria penilaian:
3.6.4 Tabulating
silang.
1. Analisa univariat
dengan stabilitas tekanan darah pada pasien riwayat HT. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
f
N x100
n
Keterangan :
f : Frekuensi
2. Analisa bivariat
hubungan dari kedua variabel (Setiawan dan Saryono, 2010 : 128). Data
subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, 2011. Ragam Penyakit Mematikan Yang Paling Sering Menyerang Kita.
Yogyakarta : Buku Biru
Ainun dkk. 2012. Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada
mahasiswa di lingkup kesehatan Universitas Hasanuddin.
http://www.fkmunhus.com diakses tanggal 12 Pebruari 2016
52
Christ, Dirk. 2015. Sehat Hipertensi Sama Dengan Syarat Minum Obat Seumur
Hidup. http://wartakesehatan.com diakses tanggal 26 Januari 2016
Hairunisa. 2014. Hubungan Antara Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet
Dengan Tekanan Darah Terkontrol Pada Penderita Hipertensi Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas I Kecamatan Pontianak Barat.
http://jurnal.untan.com.id diakses tanggal 4 Pebruari 2016
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Putri, Alissa. 2009. Tetap Sehat Di Usia Lanjut. Yogyakarta : Genius Publisher
Rusad, Irsyad. 2016. Kenapa Pasien Hipertensi Perlu Terus Minum Obat.
http://healthkompas.com diakses tanggal 26 Januari 2016
Setiawan, Ari dan Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1
dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika
Lampiran 3
Mojokerto,
AGUSTINA EKOWATI
NIM : 05201211194
Lampiran 4
Mojokerto
Lampiran 5
KISI-KISI KUESIONER
Jumlah
No Variabel Penelitian Definisi Operasional Jenis pernyataan
soal
1. Variabel bebas : Pasien taat mengikuti 5 Positif : 1,5,6,7,9
kepatuhan minum obat anjuran tenaga kesehatan
untuk minum obat sesuai
dengan resep 5 Negatif : 2.3.4.8.10
cara minum, dosis,
waktu)
58
Lampiran 6
DATA UMUM RESPONDEN
Diisi oleh
I. Data Umum Responden peneliti
Petunjuk : Berilah tanda (X) pada jawaban yang sesuai!
1. Umur bapak/ibu sekarang.
a. < 20 tahun
b. 20-30tahun
c. 31-40 tahun
d. 41-50 tahun
59
e. > 50 tahun
1. Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Akademi/PT
3. Pekerjaan
a. Tidak bekerja
b. Bekerja
4. Dapat Informasi tentang Minum obat hipertensi
a. Ya
b. Tidak
5. Sumber Informasi
a. Media cetak
a. Media elektronik
b. Petugas kesehatan
c. Keluarga
d. Tetangga
Lampiran 7
KUESIONER
Petunjuk pengisian : berilah tanda silang (X) pada jawaban sesuai dengan pilihan saudara
tinggi
3 Saya mau minum obat darah tinggi
hanya kalau saya pusing saja
4 Kalau tekanan darah tinggi maka saya
minum obat darah tinggi
5 Kalau sudah tekanan darah saya normal
tetap minum obat darah tinggi setiap hari
6 Dosis obat darah tinggi sesuai dengan
resep dokter atau perawat
7 Saya akan minum obat darah tinggi
sehari sekali
8 Saya minum jamu saja biar tidak
tergantung pada obat
9 Saya beli obat darah tinggi dengan
melakukan kontrol tekanan darah tinggi
10 Kalau badan saya terasa tidak enak, baru
saya minum obat darah tinggi
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI