Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Adanya pernyataan “pendidikan untuk semua” tidak menjamin hak pendidikan


warga negara terpenuhi sebagaimana mestinya. Hal tersebut ditandai dengan
kurangnya penyediaan fasilitas pendidikan bagi para penyandang disabilitas.
Beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta mengakui bahwa fasilitas pendidikan
yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas. Hal ini
menyebabkan penyandang disabilitas memiliki akses terbatas untuk masuk ke
dalam dunia pendidikan. Salah satu dari mereka yang hak pendidikannya kurang
terpenuhi adalah penyandang tunanetra. Sebagaimana diketahui, penyandang
tunanetra adalah seseorang yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan. Dengan
keterbatasan penglihatan, seorang tunanetra tidak dapat mengenali kondisi
lingkungannya dengan baik. Adanya keterbatasan penglihatan membuat
penyandang tunanetra menggunakan suara sebagai media utama dalam menerima
informasi. Sebagai upaya memaksimalkan kemampuan penyandang tunanetra
dalam menerima informasi, seharusnya penyelenggaraan pembelajaran
memanfaatkan media audio sebagai perantara. Oleh karena itu, Edu Audio menjadi
sebuah inovasi pembelajaran efektif bagi tunanetra. Media audio yang
dikombinasikan dengan pola branching dapat dikemas dalam bentuk PowerPoint
atau cd interaktif. Dalam pelaksanaannya, penyandang tunanetra didampingi oleh
fasilitator untuk memulai pengoperasian Edu Audio. Dengan disajikan
menggunakan pola branching, Edu Audio membuat pembelajaran semakin
interaktif bagi penyandang tunanetra. Sehingga, Edu Audio diharapkan mampu
menunjang kurangnya fasilitas pembelajaran yang tersedia bagi penyandang
tunanetra.

Kata kunci : penyandang tunanetra, aksesibilitas pembelajaran, pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai