Anda di halaman 1dari 13

RINTIK AKSARA

Written by

Abid Khofif Amri Shidqi

Based on the book "Lukisan Aksara"

abidkhofif@gmail.com
1 INT. KAMAR HUJAN - SUDUT KAMAR - DAY 1

Terlihat buku fiksi dan buku puisi bacaan hujan tertata


dikamarnya. Telihat juga kamera beserta lensanya. coffee
maker tertata rapih bersamaan biji kopi dan secangkir kafein
yang sudah di seduh. Sambil menyeruput kopi, hujan terlihat
sedikit sibuk dengan laptop dipangkuannya. terpaku, hujan
melihat jadwal kegiatan, bahwa hari itu 20 februari - 29
februari ia harus berada di bandung. Kemudian ia mencocokkan
tanggal itu dengan kalendar di hape yang menunjukan hari itu
adalah 20 februari.

2 EXT. STASIUN - REL KERETA API - DAY 2

Gerbong kereta berjalan.

3 EXT. STASIUN - PINTU DEPAN - NIGHT 3

Plang kedatangan menandakan hujan telah sampai di bandung.


Sambil tengok kanan kiri, hujan berjalan keluar stasiun.

4 INT. KOSTAN - MEJA LAPTOP - DAY 4

Ibu kostan memberikan kunci kost.

INT. KOSTAN - MEJA LAPTOP - DAY

Hujan membuka laptop, lalu mencari tempat foto terbaik di


bandung lewat google, sambil membuka list pekerjaannya.
sambil terdiam, hujan membuka buku kumpulan puisi2nya dan
menulis2. Sempat terlihat juga buku lukisan aksara.

POV KOTA BANDUNG


PAGI HARI

5 EXT. BALAI KOTA - TROTOAR - DAY 5

Sambil menggendong tas, hujan memotret menggunakan kameranya.


mereview hasilnya. begitu berulang. tanpa tersadar, langit
kian menghitam. hujan mengkerutkan dahi dan segera
menghindar, Rintik pun turun.

6 INT. KAFE - PINTU MASUK - DAY 6

Hujan masuk berjalan sambil menutupi kepalanya yang terkena


rintik dengan tangannya.

Hujan bergegas ke meja kasir dan memesan secangkir capucino.


2.

7 INT. KAFE - TEMPAT DUDUK SENJA - DAY 7

Hujan mencari tempat duduk, tengok kanan kiri. Akhirnya ia


tertuju pada kursi kosong didepan wanita asing yang sedari
tadi sedang asik dengan teh hijau hangatnya didepan laptop.
Senja.

Hujan duduk didepan senja. Dan meminta izin kepada senja.

HUJAN
Mba saya duduk disini nggak papa
ya?

Sambil menundukan kepalanya hujan menatap senja. Senjapun


hanya tersenyum, sedikit mengalihkan perhatiannya dari laptop
dan puisi.

SENJA
Oh, mangga a.

Hujan bergegas duduk dan merapikan barang bawaannya. Setelah


menaruh tasnya di bawah, ia mengeluarkan buku puisi
khususnya. Kemudian ia mengaktifkan kamera dan melihat ulang
hasil fotonya. Tak lama kopi pesanan hujan datang dan
diletakkan tepat didepan buku lukisan aksara.

Hujan masih asik mereview ulang hasil fotonya. Anjani


memasukan gula ke teh hijaunya. kemudian menarik kopinya dan
menyeruput. Karena melihat buku lukisan aksara, hujan
langsung spontan bertanya kepada senja.

HUJAN
Mba, baca buku lukisan aksara juga?

SENJA
Iya a, buat referensi nulis

HUJAN
Loh nulis puisi juga kah? nulis
dimana mba?

SENJA
Sedikit. Saya nulis di blog a
biasanya hehe, kadang ada yang
minta juga buat di majalah gitu si

HUJAN
Wah, mantap ya...kayaknya tulisan
kalah nii haha

Hujan mengeluarkan seberkas pekerjaan dari publisher


surabaya. Merasa tidak asing dengan logo tersebut, senja
menegur hujan.
3.

SENJA
Sebagai apa mas di SURO Publisher?

Hujan sedikit terdiam, melihat berkasnya, kemudian membalas.

HUJAN
Oh, bukan sebagai apa-apa si,
kebetulan saya ada kerjaan disana
tanggal 20 nanti, motret gitu mba,
cuma ini karena masih ada waktu
senggang, mampir dulu dua minggu di
bandung, kalo mba nya pernah ada
hubungan dengan pihak SURO atau
gimana?

Kemudian senja mengangkat draft yang akan diserahkan ke pihak


SURO Publisher.

SENJA
Nih.

HUJAN
Oooh, mau submit

Hujan mengeluarkan latpop sambil deadline pekerjaan edit


video sembari mereka melanjutkan perbincangan, sampai tiba-
tiba rintik sudah reda dan kopi hujan habis.

Hujan meletakan secangkir gelas gosong diatas meja. Kemudian


Hujan melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 5
sore.

HUJAN (CONT'D)
Mba duluan ya.

Senja hanya senyum.

Hujan keluar dari kafe tersebut.

8 INT. KOSTAN - MEJA LAPTOP - DAY 8

Sesampainya di kos, hujan membuka buku khususnya kemudian


memulai menulis puisi sambil melanjtukan pekerjaannya.

Tiba-tiba ada telepon masuk dari partnernya.

DYKA - PARTNER
Haalo bos, masih di bandung kan?

HUJAN
Halo, iya nih ada apa?
4.

DYKA - PARTNER
Sekalian yak, ambil foto lenskep
senja-senja gitu dah, kayanya bakal
dibutuhin buat projectnya.

HUJAN
Lah, yang kemaren dijakarta kan
udah? Buat apaan lagi?

DYKA - PARTNER
Ini, si bos minta yang agak ada
gaya klasiknya, kan bandung cocok
tuh bangunan2nya

HUJAN
Haduh, mau liburan nih, iyadah
besok dah sekalian

Hujan menggerutu sambil mengakhiri telponnya.

9 EXT. ASIA AFRIKA -SEBRANG SARINAH - DAY 9

Hujan tampak memegang kamera dan menelepon dyka, partnernya.

HUJAN
Dimana si? Ini saya udah sampe di
asia afrika...

DYKA - PARTNER
Ya sekitar situ lah, pokoknya
banyak lokasi bagus

Hujan sedikit menggerutu dan segera menutup teleponnya karena


melihat senja. Di seberang museum.

10 EXT. ASIA AFRIKA -SEBRANG MUSEUM - DAY 10

Senja terlihat meminum segelas minuman boba.

Sambil mendekat, hujan menyipitkan mata dan memastikan bahwa


itu senja.

Hujan menyebrang jalan.

Karena melihat pemandangan sore yang indah bersamaan senja


yang belum sadar kehadirannya, hujan memotret sore bersama
senja didalamnya.

Setelah me-review hasil foto, hujan sedikit senyum dan


mendekati senja.
5.

Didepan senja, hujan memotret pemandangan sore sambil


menyapa.

HUJAN
Suka sendirian disini mba?

SENJA
Eh, kok bisa ketemu lagi ya? lucu
banget

Hujan memotret dan mereview.

HUJAN
Hehe, serem juga ya bisa sampe
ketemu lagi.

Hujan memotret, dan melihat ke arah senja

HUJAN (CONT'D)
Ngapain disini sendirian mba? Udah
mau malem lho.

Dengan sambil meminum minuman di tangannya, senja menjawab


dengan nada bijak.

SENJA
Biasa, a, kalo mau menikmati langit
sore sering kesini sendiri

Hujan kemudian memesan kopi starling.

HUJAN
Kenapa sih? Orang suka banget sama
waktu-waktu begini? Padahal semua
waktu itu kan sama, yang membuat
berbeda itu cuma bagaimana kita
menggunakannya.

Hujan kemudian mengambil segelas kopi dan membayarnya.

Senja terlihat mencari argumen penguatan.

SENJA
Buatku tetap beda, ada magic di
setiap semburat jingga langit
barat. Membangkitkan yang
istirahat, mengistirahatkan yang
sedari pagi berdiri. Pedagang,
pekerja, betapa banyak orang lalu
lalang di transisi waktu ini. Dan
aku lahir saat langit sore.

Hujan senyum sambil menyeruput air kopinya.


6.

HUJAN
Bisa aja si mba nya wkwk... kalo
saya sih, sekedar motret aja mba,
mba jadi model saya buat sore ini
aja ngga papa ya hehe..

Senja senyum manis.

Kemudian mereka berjalan-jalan, memotret langit sore itu.

HUJAN (CONT'D)
Hahahah.. iya juga ya, langit sore
emang magic.. eh mba tinggal di
bandung?

SENJA
Iya, aku mahasiswa upi, jangan
panggil mba.. masih muda a

HUJAN
Memang siapa nama kamu?

Hujan sembari melihat hasil fotonya, dan berjalan perlahan.

SENJA
ANISA ANJANI, panggil aja SENJA

HUJAN
Senja?

Hujan sedikit kaget dengan namanya.

SENJA
Kenapa?

HUJAN
Ohhh... ngga papa, pantesan..

SENJA
Hmm?

HUJAN
Cocok,.. saya HUJAN, HUJAN
PRADIPTA..ehiya, Kalo kita sampe
ketemu ngga sengaja lagi yang
ketiga, serem sih hahah

Mereka melanjutkan jalannya dengan senyum dibibir masing-


masing.

FADE TO BLACK.
7.

11 INT. KAFE - TEMPAT DUDUK SENJA - DAY 11

Hujan duduk sendiri di kafe dengan mengerjakan sesuatu di


laptopnya. Sambil tersenyum, hujan membuka buku khusus
puisinya dan mulai menulis puisi yang ditujukan untuk senja.

Tak lama senja datang.

SENJA
Loh, ketemu lagi hahaha...

HUJAN
Wah serem juga ya..

Senja mengalihkan pandangannya ke buku khusus puisi milik


hujan. Hujan pun sama, fokus dengan buku puisi khusus yang
selalu dibawa oleh senja.

Mereka berbincang-bincang dan berniat pergi jalan-jalan


mengelilingi kota bandung. Keluar dari kafe.

12 EXT. ASIA AFRIKA - TROTOAR SEBRANG MUSEUM - DAY 12

Berjalan di asia afrika

13 EXT.BRAGA - JALANAN DEPAN KAFE - DAY 13

Mereka berjalan berdua di braga.

14 EXT. GASIBU - LAPANGAN - DAY 14

di gasibu, gedung satu. Hujan mengambil foto sambil memotret


senja.

15 INT. WARUNG BAKSO - MEJA MAKAN - DAY 15

Hujan dan senja menyantap semangkok bakso sambil berbincang.

16 EXT. BRAGA - TEMPAT DUDUK TROTOAR - DAY 16

Hujan dan senja tengah duduk berdua, sambil masih memasang


wajah ceria masing-masing. Keduanya menatap, kemudian
tersenyum.

HUJAN
Senja,..

SENJA
Iya?
8.

HUJAN
Besok ke kafe biasa?

SENJA
Oke siap bos!

HUJAN
Hahahaha...

FADE OUT.

17 EXT. ASIA AFRIKA - SPOT SENJA - DAY 17

Hujan sendirian duduk di bangku, kemudian, ia memesan kopi


dari starling. Menengok ke arah matahari tenggelam,
tersenyum, memotret. Kemudian hujan mengeluarkan buku
puisinya dan menulis puisi.

(v.o) hujan membaca puisi


untuk senja

MATCH CUT TO:

18 INT. KOSTAN - MEJA LAPTOP - DAY 18

Hujan menutup buku puisinya. Hujan melanjutkan mmembuka


smartphonenya kemudian berniat memberitahu, kalo ia suka
dengan senja. Hujan mengetik ‘senja maaf kalau aku lantang,
ternyata rintik hari ini ingin menetap lebih lama bersama
langit sore, katanya ia suka’.

Kemudian hujan menghapus pesannya, dan mengganti dengan


‘jangan lupa besok ya’. Tak lama langsung dibalas ‘siap bos’.

Hujan tersenyum dan mematikan layar hapenya. Kemudian ia


menyobek beberapa puisi di bukunya. Dan mengikat dengan pita
merah. Kemudian ia memandanginya.

19 EXT. KAFE - TEMPAT DUDUK SENJA - DAY 19

Hujan terlihat memegang kumpulan puisi yang akan diberikan


kepada senja. Didepannya sudah ada senja yang juga memegang
amplop untuk senja. Dimeja juga terlihat puisi mereka masing-
masing.

HUJAN
Bukan sesuatu yang sempurna, tapi
coba resapi.

Hujan memberikan kumpulan puisinya dan tersenyum ke arah


senja. Kemudian senja juga menyodorkan amplopnya.
9.

SENJA
Buatku ini isi yang biasa, mungkin
dengan kamu melihatnya, akan jadi
lebih baik

Senja tersenyum. hujan menerima amplop dari senja.

SENJA (CONT'D)
Sayang sekali, langit sore harus
pergi dulu, katanya mau bertemu
malam, ada tugas kelompok..

HUJAN
Hahah... tidak papa, ohiya, lusa
nanti rintik hujan ingin bertemu
langit sore jam 1 siang sebelum
berpindah ke surabaya katanya.

SENJA
Oh, ngga papa, nanti biar kugeser
langit sorenya menjadi jam 1 siang.

Mereka tersenyum dan tertawa kecil. Senja pun pergi. Hujan


membuka laptop untuk melanjutkan pekerjaannya. hujan
menyeruput kopi.

POV MENGETIK

Disela-sela mengetik, hujan baru sadar kalo buku senja


tertinggal dihadapannya. Hujan mengambilnya. Karena
penasaran, ia membuka buku yang isinya puisi-puisi untuk
kekasih senja. Salah satunya ada yang berjudul ‘rangga’
karena tak tahu bahwa senja sudah putus dengan kekasihnya,
hujan merasa kecewa. ketika hendak melanjutkan membaca,
terlihat bagian yang sudah disobek. namun, telepon hujan
berdering. Kemudian ia mengangatnya, ternyata dari senja.

SENJA (CONT'D)
Halo, hujan, buku aku ketinggalan
yah? Jangan dibaca yah, nanti sore
ketemu di kafe itu lagi, aku ambil
bukunya.

Hujan bergegas menutup bukunya.

Tanpa membaca puisi dari senja, hujan menaruh amplopnya di


tas. Ia melanjutkan bekerja sambil memasang wajah kecewa.

POV LANGIT SORE


10.

20 EXT. KAFE - TEMPAT DUDUK SENJA - DAY 20

Senja dan hujan terlihat duduk berhadapan tanpa ada sepatah


kata dari mereka. Hujan menarik nafas. Begitu juga senja.
Begitu bergantian.

Hujan kemudian memutuskan untuk mengungkapkan kata, ia


menengok ke arah luar, kemudian menatap senja yang tertunduk.

HUJAN
Lusa aku ke surabaya, kita ketemu
dulu ya sebelum aku pergi.

SENJA
Iya

HUJAN
ada yang pernah bilang, semburat
jingga langit barat adalah waktu
transisi yang paling magis. Yang
bekerja,istirahat. terang, menuju
gelap. Benar memang, cuma sekedar
transisi...

Senja terus tertunduk.

HUJAN (CONT'D)
sulit rupanya untuk sedikit lebih
lama, apalagi selamanya. Ibarat
bepergian, cuma tempat transit.

Senja menengok ke arah hujan.

HUJAN (CONT'D)
pulanglah ke rumah, sebentar lagi
malam datang, bersama hujan di hari
minggu..

Hujan tersenyum sambil memberikan bukunya.

FADE OUT.

21 EXT. ASIA AFRIKA - TROTOAR SEBRANG MUSEUM - DAY 21

Hujan berjalan sendirian, kemudian ia memandangi langit sore.

Ia menulis puisi.
(v.o) hujan membaca puisi.

Terlihat kota bandung yang ramai dan sesak.

Mentari menuju tenggelam.


11.

Hujan terlihat sendiri diujung jauh.

22 INT. KAMAR HUJAN - SUDUT KAMAR 22

Hujan terlihat memainkan laptop. Dan menutupnya.

FADE TO BLACK.

TEXT 2 HARI
KEMUDIAN

23 INT. KAFE - TEMPAT DUDUK SENJA - DAY 23

Hujan memandangi tiket kereta yang berangkat pukul 15.30

Kemudian ia melihat jam yang sudah menunjukan pukul 14.30

24 EXT. KAFE UPNORMAL - PARKIRAN - DAY 24

Terlihat senja berjalan terburu-buru mengambil motor dan


membayar parkir.

Ia segera bergegas menyambangi hujan.

25 INT. KAFE - TEMPAT DUDUK SENJA - DAY 25

Hujan terlihat panik.

Hujan kemudian melihat jam nya lagi.

26 EXT. JALAN RAYA - LAMPU MERAH - DAY 26

Senja terlihat terburu-buru namun, macet. Ia terlihat sangat


tergesa-gesa. Ia melihat jam sudah pukul 14.40.

27 INT. KAFE - TEMPAT DUDUK SENJA - DAY 27

Hujan terlihat sangat tergesa-gesa. Iya mondar mandir keluar


kafe namun senja belum juga datang. Ia melihat jam tangannya,
sudah menunjukan pukul 14.50.

Ia kembali melihat tiketnya yang pukul 15.30. kemudian ia


membuka google maps, jarak dari lokasinya ke stasiun bandung
adalah 20 menit.

Ia menarik nafas, hujan duduk, mengambil pulpen, dan menulis


di buku puisi.
12.

28 EXT. KAFE - PINTU MASUK - DAY 28

Senja telah sampai di kafe, bergegas parkir motor dan masuk


ke dalam.

29 INT. KAFE - TEMPAT DUDUK SENJA - DAY 29

Senja terlihat tergesa-gesa, namun begitu sampai, yang


terlihat hanya secarik kertas puisi dan secangkir capucino
yang sudah habis. Senja membacanya
(v.o) hujan membaca puisi
perpisahannya

30 EXT. STASIUN - DAY 30

Hujan terlihat turun dari gojek.

Ia berjalan sedikit tergesa dari gojek.

Hujan mencetak tiketnya

Hujan pergi.

31 INT. KAFE - TEMPAT DUDUK SENJA - DAY 31

Senja menutup secarik kertasnya, dan duduk di kursi, sambil


berbisik

SENJA
Hati-hati.

TO BE CONTINUED IN SENJA

Anda mungkin juga menyukai