DESA PON
KECAMATAN SEI BAMBAN
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
PROVINSI SUMATERA UTARA
Disusun Oleh:
Melalui kesempatan ini, tidak lupa saya menghaturkan terima kasih yang
tidak terhingga kepada :
1. Yang terhormat, Ibu Ti Aisyah, S.Sos., M.SP sebagai Dosen Mata Kuliah
Pemberdayaan Masyarakat yang telah memberikan petunjuk demi
kesempurnaan pembuatan Laporan ini.
2. Kedua orang tua, Saudara-saudara, dan teman-teman yang telah memberikan
doa dan dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
ini tepat pada waktunya.
3. Siapapun yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
memberikan masukan, menyediakan literatur dan memberikan kritik untuk
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, sudilah kiranya para pembaca untuk memberikan masukan dan saran
ii
M. Ridho Sinaga
170210152
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Yang Dimaksud Dengan Pemberdayaan?
1.2.2 Apa Yang Dimaksud Dengan Pemberdayaan Masyarakat Desa?
1.2.3 Apa Yang Dimaksud Dengan Tahapan Pemberdayaan Masyarakat?
1.2.4 Apa Yang Dimaksud Dengan Strategi Pemberdayaan Masyarakat?
1.2.5 Apa Saja Program-Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Pon?
1.2.6 Apa Saja Implementasi Program Pemberdayaan Desa Pon?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.2 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Desa
4
2.3 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah yang
dilakukan, yaitu sebagai berikut (Soekanto, 1987:63):
1. Tahap Persiapan. Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus
dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga
pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker,
dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan
secara non-direktif.
2. Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses
pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi
masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya
yang dimiliki klien.
3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahapan ini
petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif
mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka
hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat
diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan
yang dapat dilakukan.
4. Tahap pemfomalisasi rencanaaksi. Pada tahapan ini agen perubahan
membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan
program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas membantu untuk
memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis, terutama
bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana.
5
5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan. Dalam
upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat
sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang
telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan
hal penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah
direncanakan dengan baik melenceng saat di lapangan.
6. Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan
petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga
tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk
suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal dan untuk
jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih
mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
7. Tahap terminasi. Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan
hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini
diharapkan proyek harus segera berhenti.
6
BAB III
7
a) Desa Pon terdiri dari :
Kepala Desa
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Lembaga Kemasyarakatan Desa
b) Pemerintahan Desa Pon meliputi :
Kepala Desa
Sekretrais Desa
Kepala – Kepala Urusan
o Kepala Urusan Pemerintahan
o Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat
o Kepala Urusan Pembangunan
Kepala Dusun yang terdiri dari 8 (Delapan) Dusun.
8
3.1.3 Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Teknologi
9
3.2 Implementasi Program Pemberdayaan Desa Pon
3.2.1 BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) Desa Pon
Badan usaha milik desa (atau diakronimkan menjadi Bumdes)
merupakan usaha desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa, dan
berbadan hukum. Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha
Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa. Pembentukan
Badan Usaha Milik Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.
10
BAB IV
PENUTUP
3.1 Penutup
Dalam Hal Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat, Desa
Pon bergerak dibidang ekonomi seperti BUMDES dan Up2k TP.PKK Mekar
Sari Desa Pon.
“Up2k Mekar Sari TP.PKK Desa Pon” bergerak di dua bidang yaitu
“Pengrajin Gabah dari Kulit Telur” dan “Pengrajin Tali KUR Ibu Suharti”.
Tahun 2018 Desa PON meraih Prestasi yg luar biasa. "TIM TP.PKK
SUMATERA UTARA KUNJUNGI DESA PON" Desa Pon masuk 6 Besar
dalam Lomba Desa Percontohan PKK kategori UP2K, sehingga dengan
sebelumnya meraih Juara 1 tingkat Kecamatan Sei Bamban dan Juara 1
tingkat Kabupaten Serdang Bedagai.
3.2 Saran
Diharapkan agar Kepala Desa dan aparaturnya semakin gigih dalam
berupaya memperjuangkan aspirasi masyarakat Desa guna mendapatkan
Pemberdayaan Masyarakat sesuai skala prioritas kebutuhan masyarakat
desanya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi
dalam pembuatan laporan Pemberdayaan Masyarakat dan juga dapat
bermanfaat bagi Desa Pon, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang
Bedagai, Provinsi Sumatera Utara sebagai suatu objek pembahasan penulis.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kajianpustaka.com/2017/11/tujuan-prinsip-dan-tahapan-
pemberdayaan-masyarakat.html
https://www.facebook.com/pg/PemdesDesaPon/posts/?ref=page_internal
http://desapon1929.blogspot.com/
12
LAMPIRAN – LAMPIRAN
13
3. Up2k Mekar Sari TP.PKK Desa Pon
14