Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biologi Perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang

dapat dipanen oleh manusia. Kadang pengertian istilah Biologi ikan ditujukan

kepada pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan,

tingkah laku, dan sebagainya. Usaha mengembangkan dan memajukan perikanan,

pengetahuan mengenai habitat, penyebaran dan aspek biologi dari ikan menjadi

dasar utama dalam usaha ini, dimana kematangan gonad sangat berhubungan

dengan pemijahan. Tak terkecuali dengan fekunditas yang juga memegang

peranan penting dalam penentuan kelangsungan populasi dan dinamika

kehidupan. Hubungan panjang berat akan bermanfaat dalam menentukan nilai

faktor kondisi dan sifat pertumbuhan ikan (Effendie,1997).

Ikan merupakan hewan berdarah dingin dengan ciri khas mempunyai

tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung pada air

sebagai habitat utamanya. Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme

fisiologis yang tidak dimiliki oleh hewan. Reproduksi adalah kemampuan

individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan

jenisnya atau kelompoknya (Zultamin dkk, 2015).

Ikan tambakan/biasanya adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal

dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada awalnya berasal dari

Indonesia dan Thailand dan pada saat ini telah diintroduksi ke seluruh dunia. Ikan

ini di dunia dikenal dengan nama kissing gurami, ikan tambakan dibudidayakan
2

untuk diambil dagingnya untuk wilayah Asia Tenggara (Sukadi et al. (2011)

dalam Huwoyon, 2013).

1.2. Tujuan dan manfaat

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui identitas ikan, seksualitas,

tingkat kematangan gonad, dan fekunditas ikan. Sedangkan manfaat praktikum

adalah mahaasiswa mempunyai pengetahuan tentang identitas ikan tertentu,

seksualitas, tingkat kematangan gonadnya, serta fekunditas ikan tersebut.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengenalan Jenis Ikan

Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik berdarah dingin dan bernafas

dengan insang. Ikan didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata)

yang hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum Chordata dengan

karakteristik memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut

dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ikan hampir dapat ditemukan hampir

di semua tipe perairan di dunia dengan bentuk dan karakter yang berbeda-beda

(Adrim, 2015). Ciri-ciri umum dari golongan ikan adalah mempunyai rangka

bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal atau berpasangan

dan mempunyai operculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir serta

mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan, dan ekor. Ukuran ikan

bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar. Kebanyakan ikan berbentuk

torpedo, pipih, dan ada yang berbentuk tidak teratur (Siagian dalam Fitrah dkk,

2016).

Kegiatan identifikasi bertujuan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri

taksonomi yang sangat bervariasi dan memasukkannya ke dalam suatu takson.

Selain itu untuk mengetahui nama suatu individu atau spesies dengan cara

mengamati beberapa karakter atau ciri morfologi spesies tersebut dengan

membandingkan ciri-ciri yang ada sesuai dengan kunci determinasi (Layli, 2015).

2.2. Seksualitas Ikan

Pada beberapa jenis ikan, setiap jenis kelamin ikan menunjukkan karakter

morfologi tertentusehingga ikan jantan dan ikan betina dapat dibedakan dengan
4

mudah. Penentuan jenis kelamin pada ikan dapat dilihat dengan melihat

karakteristik tubuh pada ikan misalnya warna tubuh, bentuk sirip, dan ukuran

tubuh yang disebut dengan ciri seksual sekunder atau dengan melakukan

memperhatikan gonad dan gamet pada ikan yang disebut dengan ciri sessual

primer (Putra, 2019).

2.3. Tingkat Kematangan Gonad

Gonad adalah organ reproduksi pada ikan yang berfungsi untuk

menghasilkan sel kelamin (gamet) di bawah ruas-ruas tulang vertebrata, di atas

saluran pencernaan makanan, pada beberapa spesies ikan, posisinta terlerak

disebelah kiri dan kanan gelembung renang. Penentuan tingkat kematangan gonad

(TKG) ikan contoh dilakukan secara morfologi (Effendie dalam Sulistiono, 2016).

Pendugaan rata-rata ukuran matang gonad pertama kali dilakukan dengan

menggunakan metode Sperman-Karber (Udupa, dalam Sulistiono dkk, 2016)

2.4. Fekunditas

Informasi mengenai besarnya fekunditas dari suatu spesies merupakan

salah satu indikator untuk menduga besar potensi reproduksinya (Reproductive

Potential). Mengenai hubungan panjang dan fekunditas beberapa jenis ikan

menyimpulkan bahwa pada dasarnya bila data panjang dan fekunditas diplotkan

dalam bentuk regresi, maka mempunyai kecenderungan slope yang sama yaitu

hubungan positif. Namun terjadi variasi yang besar pula pada fekunditas persatuan

ukurannya (Effendi, 2012).

Jumlah telur yang telah masak dalam suatu ovary sebelum dikeluarkan pada

waktu memijah, disebut fekunditas mutlak. Sedangkan fekunditas relative adalah

jumlah telur per satuan berat atau panjang ikan (Effendie, 2002).
5

Pada umumnya terdapat hubungan antara fekunditas dengan berat, panjang, umur,

ukuran telur, ras, dan fekunfitas dengan populasi (Murtidjo, 2001).


6

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 28 Oktober 2019

pukul 07.45 -10.00 WIB. Dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas

Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan dan alat-alat digunakan dalam praktikum ini adalah spesies ikan,

yaitu Ikan Tambakan (Helostoma temminckii). Dan menggunakan alat, seperti :

penggaris untuk menghitung bagian morfologi ikan, nampan, gunting bedah, pisau

kater, tissue, serbet, buku penuntun, pensil, penghapus untuk menggambar ikan

yang diamati dan juga kamera untuk dokumentasi.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam pratikum adalah pengamatan secara

langsung dengan objek praktikum.

3.4. Prosedur Praktikum

Dalam praktikum ini ikan yang telah di pilih untuk di praktikumkan diukur

terlebih dahulu adalah pengukuran morfometrik nya, yaitu TL,SL, BDH, HDL,

BT, dan BG. Kemudian catat dalam table. Setelah itu bedah ikan menggunakan

gunting bedah untuk melihat gonad (testes atau ovari), dan timbang gonad nya

untuk mendapatkan nilai BG. Setelah itu hitung juga IKG dan TKG nya, untuk

perhitungan IKG kita menggunakan rumus yang sudah ditentukan.


7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dan dari hasil pengamatan juga dapat di klasifikasikan bahwa ikan yang

diamati adalah Ikan Tambakan (Helostoma temminckii), berikut klasifikasinya:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Labyrinthici

Famili : Anabantidae

Genus : Helostoma

Spesies : Helostoma temminckii

Gambar 1. Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)


8

Gambar 2. Ovari ikan Gambar 3. Testes ikan

Tabel 1. Pengukuran morfometrik, TKG, dan IKG pada ikan

No TL HDL SL BDH BT BG JK TKG IKG


1 11 cm 3,5cm 9 cm 5 cm 36g 4g Betina IV 0.1%
2 12 cm 3 cm 10cm 4 cm 50g 5g Betina IV 0.1%
3 14 cm 3 cm 9,5cm 4 cm 41g 4g Jantan I 0.09%
4 10,5cm 3 cm 8 cm 4,5c 43g 4g Jantan II 0.09%
m

Tabel 2. Ciri Seksual Primer dan Sekunder Ikan Tambakan (Helostoma


temminckii)

Penampakan Seksual Jantan Betina


Ciri Seksual Primer:
 Bentuk Gonad Memanjang Bulat Memanjang
 Warna Gonad Putih susu Kuning Kejinggaan
Ciri Seksual Sekunder:
1. Dimorphisme
 Ukuran Tubuh Kecil Besar
 Bentuk tengkuk pada kepala Datar Ada tonjolan
 Halus kasarnya permukaan Kasar Halus
kepala
 Bentuk ujung sirip punggung Menyatu Menyatu
 Bentuk abdominal Merata Melengkung
 Bentuk papila genital Lonjong Bulat
 Jumlah lubang genital Satu (1) Dua (2)
 Bentuk lubang genital Kecil Lebih besar
 Bentuk salah satu jari sirip anal Lemah mengeras Lemah mengeras
9

 Bentuk salah satu jari sirip perut Lemah mengeras Lemah mengeras
sebelah kiri
2. Dichromatisme
 Warna pada badan Silver trail Shady white
 Warna pada sirip punggung dan
ekor
 Garis-garis warna pada sirip ekor Kuning kehitaman Kuning kemerahan
dan tubuh
 Warna noktah pada batang ekor Putih Hitam keputihan
 Warna pada dasar sirip dada Merah gelap Merah terang
 Warna pada dasar sirip perut Kuning kemerahan Kemerahan

Tabel 3. Fekunditas dan Diameter Telur

No. Anterior Kanan Tengah Kiri Posterior Kanan

1 30 unit 0,75mm 30 unit 0,75mm 30,9 unit 0,77mm

2 30 unit 0,75mm 20,8 unit 0,52mm 30,5 unit 0,76mm

3 30,5 unit 0,76mm 20,5 unit 0,51mm 30,3 unit 0,76mm

4 30,3 unit 0,77mm 20 unit 0,50mm 30,5 unit 0,76mm

4.2. Pembahasan

4.2.1. Ikan Tambakan (H.temminckii)

Ciri-ciri dari ikan tambakan yaitu memiliki badan pipih dan berbentuk

oval lonjong. Mulut monyong dan dapat disembulkan, celah mulut horisontal

sangat kecil. Rahang atas dan bawah sama, bibir tebal, memiliki deretan gigi yang

pada ujungnya berwarna hitam. Sisik tergolong stenoid, Pada daerah punggung

bewarna kehijauan dan mempunyai garis sisik (linea lateralis). Kesukaannya

menempelkan bibir tebalnya pada benda apapun atau pada bibir pasangannya

menjadikan ikan tembakan disebut kissing gourami (Saanin, 1984).


10

4.2.2. Seksualitas

Menurut Effendi, (2002) penampakan ciri-ciri seksual sekunder dilakukan

dengan dua cara, yaitu seksual dimorphisme dan seksual dichromatisme. Sifat

seksual sekunder ialah tanda tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan

jantan dan betina. Apabila satu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang

dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina, maka spesies itu

memilkiseksual dimorphisme. Apabila yang menjadi tanda itu warna, maka ikan

itu mempunyai sifat seksual dikromatisme. Pada ikan jantan mempunyai warna

lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina.

Pada prinsipnya, seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu

jantan dan betina. Begitu pula seksualitas pada ikan, yang dikatakan ikan jantan

adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina

adalah ikan yang mempunyai organ penghasiltelur. (Wahyuningsih dan Ternala

2006).

Sifatseksulitas pada ikan terbagi duayaitu : 1) Sifat Seksualitas Primer,

Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang

secaralangsungberhubungandengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan

pembuluhnya pada ikanbetina, dan testis denganpembuluhnya pada ikanjantan.

(E-Learning Ikhtiologi) 2) SifatSeksualitas Sekunder pada ikanialahtanda –

tandaluar pada ikan yang dipakai untuk membedakan antara ikan jantan dan

betina. Seperti halnya pada ikan beseng-beseng yang tergolong sexual

dimorfisme, artinya ikan tersebut memiliki sifat yang dapat dipakai untuk

membedakan jantan dan betina, dimana ikan jantan memiliki warna yang lebih

menarik. (Nasution, Et Al, 2006)


11

4.3.3. Fekunditas dan Diameter Telur

Pada ovary terdapat tiga bagian yaitu anterior, tengah, dan posterior.

Bagian diambil sampelnya seberat 0,03 gram adalah anterior kiri, tengah kanan,

dan posterior kiri. Fekunditas yang didaptkan umumnya berkisar antara 17,5

sampai 27,5. Butir telur pada anterior kiri dengan diameter 0,50 hingga 0,75 mm,

butir telur pada tengah kanan dengan diameter 0,50 hingga 0,75 mm, butir telur

pada posterior kanan diameter 0,4375 hingga 0,625 mm.

Menurut William (dalam Jones, 1978) fekunditas sangat tergantung pada

suplai makanan, terutama untuk mempertahankan musim pemijahan dan ukuran

tubuh ikan betina. Selain itu, ikan-ikan yang hidup di sungai mempunyai

hubungan dengan tinggi air. Apabila sampai pada tahun-tahun tertentu permukaan

air sungai selalu tinggi, fekunditas ikan tinggi pula, bila dibandingkan dengan

tahun lain yang permkaan airnya rendah. Kejadian yang sama dapat terjadi pula

untuk ikan-ikan yang hidup di rawa, karena sering pula permukaan air rawa dari

tahun ke tahun tidak sama sebagai akibat pemasukan air yang tidak tetap

(Effendie, 1978) Umumnya fekunditas realtif lebih tinggi dibandingkan dengan

fekunditas individu.

Fekunditas relatif maksimal dijumpai pula pada golongan ikan yang masih

muda (Nikolsky dalam Effendie, 1978). Selanjutnya Effendie (1978)

mengemukakan bahwa kapasitas reproduksi dari pemijahan populasi tertentu

untuk mengetahui harus menggunakan fekunditas pipulasi relatif. Fekunditas ini

dapat berbeda dari tahun ke tahun karena banyak individu yang memijah tiap-tiap

tahun. Untuk mengetahui penyebaran diameter telur dilakukan pengukuran

diameter telur dengan mengambil butiran pada bagian anterior, tengah, dan
12

posterior pada ovarium sebelah kanan dan kiri. Serta perkembangan telur ditandai

denganukuran diameter telurnya.

(Uktoseja dan Purwasasmita, 1987). Untuk menghitung telur ada beberapa

metoda yang dapat digunakan. Setiap metoda memiliki kelebihan dan kekurangan,

oleh karena itu sebelum memutuskan untuk memilih metoda dalam menghitung

nilai fekunditas ikan harus dikenali dengan baik sifat dari setiap spesies ikan yang

diteliti agar padapelaksanaan menghitung nilai fekunditas ikan tidak terjadi

kesalahan (Pulungan, 2005). Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai

fekunditas relative yang lebih kecil. Umumnya fekunditas relative lebih tinggi

dibandingkan dengan fekunditas individu. Fekunditas relative akan menjadi

maksimum pada golongan ikan yang masih muda (Nikolsky,1969)


13

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina,

Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma dan ikan betina

ialah ikan mempunyai organ penghasil telur, sifat seksual primer pada ikan dapat

dilihat dari organ dalam dan kita bisa melihat seksualitas ikan tersebut dari

seksual sekundernya.

5.2. Saran

Adapun saran yang penulis berikan yaitu dalam pengukuran tingkat

kematangan gonad agar dilakukan secara detail untuk menghindari kesalahan

dalam penilaian. dalam pengambilan gonad sampel harus dilakukan dengan hati –

hati agar tidak merusak sampel yang diteliti.


14

DAFTAR PUSTAKA

Adrim, M., Fahmi. 2015. Panduan Penelitian Untuk Ikan Laut. Pusat Penelitian
Oseanografi-LIPI, Jakarta.

Effendie, I.M. 1978. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan IPB, Bogor.

Effendie. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Effendie. 2012. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantama.

Fitrah, S.S., & Dewiyanti, I., 2016. Identifikasi Jenis Ikan Di Perairan Laguna
Gampoeng Pulot Kecamatan Leupong Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsiyah. Vol 1 (1): 66-81

Layli, N. 2015. Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Teleostei yang Tertangkap Nelayan di


Wilayah Perairan Pesisir Kota Semarang. Skripsi: Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri
Semarang, Semarang.

Pulungan, 2000. Penuntun Praktikum Ikhthiologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu


Kelautan Universitas Riau.Pekanbaru.

Putra., R.M., dkk., 2019. Buku Ajar Biologi Perikanan. UR Press Pekanbaru

Saanin, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Volume I dan II. Jakarta:
Bina Rupa Aksara.

Sulistiono, Kurniati TH, Riani E, dan Watanabe S 2016. Kematangan gonad


beberapa jenis ikan buntal (Tetraodon lunaris, T. fluviatilis, T. reticularis) di
perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia 1 (2): 25-
30.

Zultamin, Muslim dan Yulisman. 2014. Pematangan Gonad Ikan Kurisi Betina
(Channa striata) Menggunakan Hormon Human Chorionic
Gonadotropin Dosis Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 2 (2):
162-174
15

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai