Makalah Kependudukan
Makalah Kependudukan
OLEH :
KELOMPOK 5
tentang Teori Fertilitas, Teori Mortalitas, Teori Migrasi, dan Teori Ketenaga Kerjaan,
Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah mengajar mata kuliah
Kependudukan serta para teman-teman yang telah membantu penulis selama penulisan
makalah ini. Serta terimakasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
penulis miliki, maka dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritikan dan
mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................
I. PENDAHULUN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………
1.2. Rumusan Masala …………………………………………… .
1.3. Tujuan .......................................................................................
II. TEORI DASAR
III. PEMBAHASAN
3.1 Fertilitas………………………………………………
3.2 Mortalitas………………………………………………
3.3 Migrasi………………………………………………
3.4 Ketenaga Kerjaan………………………………………………
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan dan Saran ..............................................................
DAFTAR PUSAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui teori fertilitas
2. Untuk mengetahui teori mortalitas
3. Untuk mengetahui teori migrasi
4. Untuk mengetahui teori ketenagakerjaan
III. PEMBAHASAN
3.1. Fertilitas
3.1.1. Pengertian Fertilitas
Kelahiran hidup adalah lepasnya bayi dari rahim seorang wanita terlepas dari
durasi kehamilan, dengan adanya tanda-tanda bernafas atau menunjukkan bukti lain
tentangehidupan, seperti detak jantung, denyut nadi dari tali pusar telah dipotong atau
plasenta terpasang; setiap kelahiran seperti itu dianggap lahir hidup (United Nations
Statistical Office, 1955: p.6).
3.1.2. Faktor yang Memengaruhi Fertilitas
1. Pertumbuhan Alami (Natural Increase)
Pertumbuhan Alami (Natural Increase) adalah faktor penentu dalam
pertumbuhan penduduk adalah jumlah pertumbuhan penduduk secara alami (kelahiran
dan kematian).
2. Positive Checks
Positive Checks yaitu pengurangan penduduk melalui proses kematian, di suatu
wilayah apabila jumlah penduduk lebih banyak daripada ketersediaan pangan maka
dipastikan akan timbul masalah seperti kelaparan, penyakit seperti busung lapar, dan
lain-lain sehingga kematian semakin bertambah. Positive check dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Vice (kejahatan): yaitu segala jenis pencabutan nyawa sesama manusia seperti
manusia seperti pembunuhan anak-anak (infanticide), pembunuhan orang-orang cacat,
dan orang tua.
b. Misery (kemelaratan): yaitu segala keadaan yang menyebabkan kematian seperti
berbagai jenis penyakit dan epidemi, bencana alam, kelaparan, kekurangan pangan dan
peperangan.
d. Neo Maltusian
Kelahiran seorang bayi kedunia sebagai suatu tekanan terhadap lingkungan,
setiap bayi yang lahir memerlukan ruang, air, makanan, pakaian, transportasi,
pendidikan, perawatan kesehatan, dan pekerjaan setelah ia dewasa. Semakin banyak
bayi yang dilahirkan semakin besar tekanan terhadap lingkungan dan pembangunan.
2. Tingkat Kelahiran Kasar dari Pertumbuhan Alami (The Crude Rate of Natural
Increase) ( CRNI )
Seperti yang bisa dibayangkan dari kekhawatiran baru-baru ini tentang ledakan
populasi. Nilai khas dari angka kelahiran kasar lebih tinggi dari nilai khas tingkat
kematian kasar. Tingkat kenaikan alami meningkatkan ukuran kesenjangan ini seperti
pada rumus berikut:
CRNI = 1000 x 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑏𝑖𝑟𝑡ℎ𝑠 −𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑑𝑒𝑎𝑡ℎ𝑠 𝑚𝑖𝑑𝑦𝑒𝑎𝑟 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 atau
k x 𝐵−𝐷 𝑃 atau k x 𝐵𝑃 – (k x 𝐷𝑃)
Peristiwa keluarnya hasil konsepi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa
memandang lamanya kehamilan dan setelah pepisahan itu terjadi, hasil konsepsi
bernafas dan mempunyai tanda-tanda ekhidupan lainnya, seperti denyut jantung, Detak
tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandnag apakah tali puat sudah dipotong
atau belum
2. Mati (Death)
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) didefinisikan sebagai jumlah orang yang
meninggal pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun
itu dikali dengan konstanta 1000. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui jumlah
penduduk yang meninggal tanpa memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variabel
lainnya. Berikut rumus menghitung CDR.
CDR =1.000 x [𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛] atau CDR = k 𝐷𝑃
Dimana :
D = jumlah kematian dalam satu tahun
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun, dan
k = 1.000 17
Angka Kematian Menurut Umur (ASDR) didefinisikan sebagai jumlah kematian yang
terjadi pada kelompok umur tertentu per 1.000 penduduk kelompok umur tersebut pada
tahun tertentu. Berikut rumus menghitung ASDR.
nMx = 1.000 x 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑥, 𝑥+𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑥,𝑥+𝑛 atau k n𝐷xn𝑃x
Dimana :
nMx = ASDR untuk kelompok umur x to x+n
nDx = jumlah kematian penduduk kelompok umur x hingga x+n
nPx = jumlah penduduk pertengahan tahun kelompok umur x hingga x+n
k = 1.000
Angka Kematian Bayi (IMR) didefinisikan sebagai probabilitas kematian bayi usia
dibawah 1 tahun (0-24 bulan) per 1000 kelahiran bayi yang lahir hidup. Perhitungan
angka kematian bayi (IMR) biasa digunakan sebagai indikator dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. Berikut rumus menghitung IMR.
IMR = k 𝐷0𝑧𝐵𝑧
Dimana :
𝐷0𝑧 = jumlah kematian anak dibawah umur 1 tahun (0-24 bulan) pada tahun z
𝐵𝑧 = jumlah lahir hidup pada tahun z, dan
𝑘 = 1.000
Angka Kematian Balita (Childhood Mortality Rate) adalah Jumlah kematian balita
yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama.
Pengukuran ini digunakan untuk mengukur status kesehatan bayi. Berikut rumus untuk
menghitung CMR.
CMR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 x 1000
Angka kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) adalah jumlah kematian ibu sebagai
akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama. Berikut rumus menghitung MMR.
MMR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝐼𝑏𝑢 𝐻𝑎𝑚𝑖𝑙,𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑎𝑛,𝑑𝑎𝑛 𝑁𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 x 1000
3.3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik
melewati batas politis negara maupun batas administrasi/ batas bagian dalam suatu
negara dengan tujuan untuk menetap. Migrasi sering diartikan sebagai perpindahan
yang relatif permanen dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan orang yang
melakukan migrasi disebut migran. Migrasi berdasarkan sifatnya dapat dibedakan atas
dua yaitu migrasi vertikal dan migrasi horizontal. Migrasi vertikal merupakan
perpindahan penduduk yang disebabkan terjadinya perubahan status sosial, misalnya
sesorang yang bekerja disektor pertanian berubah statusnya menjadi sektor perdagaan.
Selain itu, migrasi horizontal merupakan perpindahan atau pergerakan penduduk yang
melintasi batas wilayah menuju wilayah lain dalam periode waktu tertentu. Batas
wilayah merupakan dasar dan menjadi indikator dalam penentuan migrasi horizontal.
1. Teori Neoklasik
Menurut Everet S. Lee migrasi dalam arti luas adalah perubahan tempat tinggal secara
permanen atau semi permanen. Disini tidak ada pembatasan, baik pada jarak
perpindahan maupun sifatnya, yaitu apakah perbedaan itu bersifat sukarela atau
terpaksa. Jadi migrasi adalah gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan
ada niatan menetap di daerah tujuan. Tanpa mempersoalkan jauh dekatnya
perpindahan, mudah atau sulit, setiap migrasi mempunyai tempat asal, tempat tujuan
dan bermacam-macam rintangan yang menghambat. Faktor jarak merupakan faktor
penghalang
Dalam bukunya Jones mendiskripsikan bahwa migrasi merupakan salah satu proses
modernisasi. Jones juga berpendapat bahwa meningkatnya modernisasi tidak saja akan
menarik penduduk dari daerah lain tetapi juga akan mempertinggi motivasi penduduk
di daerah itu untuk bermigrasi, karena semakin meningkatnya pendidikan sarana
transportasi dan komunikasi. Hal ini terjadi karena untuk bermigrasi sarananya semakin
mudah dengan adanya perkembangan di bidang teknologi transportasi dan juga
teknologi komunikasi.
Everett S. Lee (1976) dalam Mantra (1999) menjelaskan besar kecilnya arus migrasi
dipengaruhi oleh rintangan. Rintangan antara dalam arus migrasi dapat dibedakan
beberapa bentuk, misalnya biaya pindah, topografi, dan aksesbilitas. Artinya semakin
kecil rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan maka arus migrasi terjadi lebih
tinggi. Selain itu, migrasi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:
a. Faktor-faktor daerah asal (Faktor Pendorong)
b. Faktor-faktor daerah tujuan (Faktor Penarik)
c. Faktor rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan, dan
d. Faktor Individu.
Seseorang melakukan migrasi karena adanya faktor pendorong dari daerah asal dan
faktor penarik dari daerah tujuan. Faktor pendorong adalah faktor yang berasal dari
daerah asal sehingga seseorang memutuskan untuk migrasi. Beberapa faktor pendorong
migrasi tersebut yaitu:
a. Berkurangnya lapangan pekerjaaan di tempat asal seperti lahan pertanian yang
semakin berkurang.
b. Berkurangnya sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan yang
digunakan sebagai mata pencaharian sepeti hasi tambang, perkebunan dan pertanian.
c. Bencan alam seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus dan wabah penyakit yang
berbahaya.
d. Adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama atau suku di daerah asal
e. Alasan pendidikan, perkawinan atau pekerjaan yang mengharuskan pindah dari
daerah asal.
Sedangkan faktor penarik adalah faktor yang berasal dari daerah tujuan. Beberapa
faktor penarik yang mempengaruhi seseorang melakukan migrasi yaitu :
a. Adanya kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.
b. Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik untuk memperbaiki
taraf hidup.
c. Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
d. Keadaan lingkungan dan fasilitas hidup yang dianaggap lebih baik misalnya iklim,
perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas umum lainnya.
e. Aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai
daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar
f. Banyak terdapat tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi
penduduk-penduduk pedesaan atau kota kecil
Selain faktor pendorong dan faktor penarik, terdapat faktor lain. Faktor yang terletak di
antara daerah asal dan daerah tujuan yang disebut penghalang. Beberapa contoh faktor
penghalang atau rintangan yaitu Jarak, Jenis alat transportasi, Biaya transport dan
Undang – Undang Imigrasi. Jarak yang tidak jauh dan mudahnya transportasi
mendorong mobilitas penduduk. (Lembaga demografi,1981).
Faktor yang terdapat pada diri seseorang disebut faktor individu. Faktor ini sangat
mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan perpindahan atau tidak seperti
umur, jenis kelamin, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Faktor pribadi
mempunyai peranan penting karena faktor-faktor nyata yang terdapat didaerah asal atau
daerah tujuan belum merupakan faktor utama, dimana keputusan migrasi tergantung
pada tanggapan seseorang tentang faktor tersebut, kepekaan pribadi dan kecerdasannya
2. Migrasi Keluar
Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah (area of origin).
3. Migrasi Neto
Selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila migrasi masuk lebih
besar dari migrasi keluar maka disebut migrasi neto positif sedangkan jika migrasi
keluar lebih besar dari migrasi masuk maka disebut mirasi negative.
4. Migrasi Bruto
Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
5. Migrasi Total
Seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa hidup dan migrasi pulang. Migrasi
Total adalah semua orang yang pernah pindah.
8. Arus Migrasi
Jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalm
jangka waktu tertentu.
9. Migrasi Internasional
Migrasi internasional atau migrasi antarnegara adalah perpindahan penduduk dari suatu
negara ke negara lain. Biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
kesempatan hidup yang lebih baik. Migrasi internasional terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Imigrasi
Imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu negara-bangsa (nation-state) ke negara
lain, dimana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan
untuk menetap permanen yang dilakukan oleh imigran, sedangkan turis dan pendatang
untuk jangka waktu singkat tidak dianggap imigran. Dengan kata lain, imigrasi dapat
didefinikan sebagai masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
untuk menetap.
b. Emigrasi
Emigrasi adalah tindakan seseorang meninggalkan negara asal atau wilayah untuk
menetap di negara lain. Hal ini sama seperti imigrasi tapi dari segi perspektif negara
asal. Ada banyak alasan mengapa orang banyak memilih untuk beremigrasi. Beberapa
diantaranya adalah untuk alasan agama, kebebasan politik atau ekonomi, atau
melarikan diri dan pernikahan. Contohnya seperti Beberapa orang yang tinggal di
negaranegara kaya dengan iklim dingin memilih untuk pindah ke iklim hangat ketika
mereka pensiun. Dan orang yang melakukan emigrasi di sebut dengan emigran. Dengan
kata lain Emigrasi adalah berpindahnya penduduk atau keluarnya penduduk dari suatu
negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap.
c. Remigrasi
Remigrasi adalah kembalinya penduduk dari suatu negara ke negara asalnya.
Perpindahan yang dilakukan oleh para imigran yang telah lama menetap di negeri orang
dan kembali pulang ke kampung halamannya.
10. Migrasi Internal atau Nasional
Perpindahan penduduk yang masih berada dalam suatu wilayah negara. Perpindahan
penduduk yang merupakan migrasi internal atau nasional antara lain sebagai berikut :
a. Urbanisasi
Definisi urbanisasi berbeda beda antara suatu negara dengan negara lainnya tetapi
biasanya pengertiannya berhubungan dengan kota atau daerah pemukiman lain yang
padat. Adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan
yang disebabkan oleh pertambahan penduduk alami, perpindahan penduduk ke
perkotaan dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan. Untuk mengukur atau
menetapkan urbanisasi antara lain dengan melihat penduduk yang didefinisikan sebagai
daerah kota.
b. Transmigrasi
Transmigrasi adalah salah satu bagian dari migrasi yang direncanakan oleh pemerintah
maupun oleh sekelompok penduduk yang berangkat bermigrasi bersama-sama. Istilah
ini memiliki arti yang sama dengan pemukiman kembali (resettlement) dalam literatur.
Transmigrasi juga bisa diartikan pemindahan dan / kepindahan penduduk dari suatu
daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik
Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang
dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-
undang.
3.4. Ketenagakerjaan
4. Teori Harrod-domar
Teori Harod-domar (1946) dikenal sebagai teori pertumbuhan. Menurut teori ini
investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tapi juga memperbesar kapasitas
produksi. Kapasitas produksi yang membesar membutuhkan permintaan yang lebih
besar pula agar produksi tidak menurun. Jika kapasitas yang membesar tidak diikuti
dengan permintaan yang besar, surplus akan muncul dan disusul penurunan jumlah
produksi.
b. Teknologi
Penggunaan teknologi dalam perusahaan akan mempengaruhi berapa jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan. Kecanggihan teknologi saja belum tentu mengakibatkan
penurunan jumlah tenaga kerja. Karena dapat terjadi kecanggihan teknologi akan
menyebabkan hasil produksi yang lebih baik, namun kemampuannya dalam
menghasilkan produk dalam kuantitas yang sama atau relatif sama. Yang lebih
berpengaruh dalam menentukan permintaan tenaga kerja adalah kemampuan mesin
untuk menghasilkan produk dalam kuantitas yang jauh lebih besar dari pada
kemampuan manusia. Misalnya, mesin pengemasan produk makanan yang dulunya
berbasis tenaga kerja manusia dan beralih ke mesin-mesin dan robot akan
mempengaruhi permintaan tenaga kerja manusia lebih rendah untuk memproduksi
makanan tersebut.
e. Fasilitas Modal
Dalam prakteknya faktor-faktor produksi, baik sumber daya manusia maupun yang
bukan sumber daya alam dan lainlain, seperti modal tidak dapat dipisahkan dalam
menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri, dengan asumsi faktor-faktor
produksi yang lain konstan, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan semakin
besar permintaan tenaga kerja. Misalnya, dalam suatu industri air minum, dengan
asumsi faktor-faktor lain konstan, maka apabila perusahaan menambah modalnya,
maka jumlah tenaga kerja yang diminta juga bertambah.
III. KESIMPULAN DAN SARAN