Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setelah menyelesaikan pengkajian keperawatan, perawat melanjutkan pada

diagnosa keperawatan yang merupakan penilaian klinis tentang respons

individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan aktual atau

potensial atau proses kehidupan. Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang

menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan

yang perawat mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya.

Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas dan potensial

terhadap infeksi yang berhubungan dengan masukan nutrisi yang berkurang

baik adalah contoh dari diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan

memberikan dasar untuk pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang

menjadi tanggunggugat perawat (NANDA,1990; Carpenito,1993).

Hasil dan intervensi dipilih dalam kaitannya dengan diagnosa keperawatan

tertentu (McCloskey & Bulechek,1992). Alasan untuk merumuskan diagnosa

keperawatan setelah menganalisis data pengkajian adalah untuk

mengidentifikasi masalah kesehatan yang melibatkan klien dan keluarganya dan

untuk memberikan arah asuhan keperawatan. Pernyataan diagnosa keperawatan

adalah hasil dari proses diagnostik selama perawat menggunakan pemikiran

1
kritis, diagnosa keperawatan dikembangkan untuk klien, keluarga, atau

komunitas dan mencakup data fisik perkembangan, intelektual, emosi, sosial

dan spiritual yang didapatkan selama pengkajian.

1.2. Tujuan
A. Tujuan umum
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang diagnosa

keperawatan pada asuhan keperawatan


B. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian diagnosa keperawatan
b. Untuk mengetahui tujuan diagnosa keperawatan
c. Untuk mengetahui komponen diagnosa keperawatan
d. Untuk mengetahui kategori diagnosa keperawatan
e. Untuk mengetahui taxonomi diagnosa keperawatan
f. Untuk mengetahui tujuan dari perencanaan dan kriteria hasil diagnosa

keperawatan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi diagnosa keperawatan


 Definisi secara umum
Pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien

terhadap masalah kesehatan, dilaksanakan oleh perawat yang

mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya.


 Menurut para ahli:

2
1) Gordon (1976)
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau potensial

dimana perawat, dengan pendidikan dan pengalamannya, mampu dan

mempunyai izin untuk mengatasinya.


2) Aspinall (1976)
Diagnosa keperawatan adalah suatu proses kesimpulan klinis dari

perubahan yang teramati dalam kondisi fisik atau fisiologis pasien; jika

proses ini terjadi secara akurat dan rasional, maka proses tersebut akan

mengarah pada indentifikasi tentang kesimpulan penyebab

simptomatologi.

3) Roy (1982)
Diagnosa keperawatan adalah frase singkat atau istilah yang

meringkaskan kelompok indikator penting (empiris) yang mewakili pola

keutuhan manusia.
4) Carpenito (1987)
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon

manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interakasi aktual atau

potensial) dari individu atau kelompok perawat yang secara legal

mengidentifikasi dan dimana perawat dapat mengintruksikan intervensi

definitif untuk mempertanyakan keadaan sehat atau untuk mengurangi,

menyingkirkan atau mencegah perubahan.


5) NANDA (1990)
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,

keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan dan proses

kehidupan aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan memberikan

3
dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dimana

perawat bertanggunggugat. Semua diagnosa keperawatan harus

didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai definisi

karakteristik yang dinamakan tanda dan gejala.


Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi sedangkan gejala adalah

sesuatu yang dirasakan oleh klien.

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi

data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis

keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status

kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi,

dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.

Dari definisi diatas jelas bahwa diagnosa keperawatan yang dirumuskan

harus sesuai dengan kewenangan perawat.

2.2. Tujuan diagnosa keperawatan


Ada beberapa hal yang dijadikan alasan dalam penulisan diagnosa keperawatan

yaitu diantaranya:
a. Memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.
b. Memberikan kesatuan bahasa dalam profesi keperawatan.
c. Meningkatkan komunikasi antar sejawat Perawat dan profesi kesehatan

lainnya.
d. Membantu merumuskan hasil yang diharapkan / tujuan yang tepat dalam

menjamin mutu asuhan keperawatan, sehingga pemilihan intervensi lebih

akurat dan menjadi pedoman dalam melakukan evaluasi.


e. Menciptakan standar praktik keperawatan.
f. Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

4
g. Mengidentifikasi kemampuan pasien untuk mencegah atau menyelesaikan

masalah.

2.3. Komponen diagnosa keperawatan

Rumusan diagnosa keperawatan mengandung tiga komponen utama, yaitu:

1. Problem ( P / Masalah )
Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat

diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan

normal yang seharusnya tidak terjadi.


Tujuannya, menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien

secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosa keperawatan disusun dengan

menggunakan standar yang telah disepakati (NANDA, Doengoes,

Carpenito, Gordon, dll), supaya:


a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara

umum
b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan

denganmasalah medis
d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari

data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat

meningkatkan mutu asuhan keperawatan

2. Etiologi (E/penyebab)

5
Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang

memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi,

perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.


Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi:
a. Patofisiologi penyakit
adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat

menyebabkan / mendukung masalah.


b. Situasional
personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, dll)
c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan)
keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu

memberikan perawatan.
d. Maturasional
Adolesent : ketergantungan dalam kelompok
Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua
Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas

3. Sign& symptom (S/tanda & gejala)


Adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi yang diperlukan

untuk merumuskan diagnosis keperawatan.

Jadi rumusan diagnosa keperawatan adalah : PE / PES.


Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap situasi atau

keadaan yang dihadapi


1. Spesifik dan akurat (pasti)
2. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab
3. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan
4. Dapat dilaksanakan oleh perawat

2.4. Kategori diagnosa keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan Aktual
Diagnosa keperawatan aktual menurut NANDA adalah diagnosa yang

menyajikan keadaan klinis yang telah divalidasikan melalui batasan

karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosa keperawatan mempunyai

6
empat komponen, yaitu : label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor

yang berhubungan.
Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan

karakteristik.
Definisi menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa.
Batasan karakteristik adalah karakteristik yang mengacu pada petunjuk

klinis, tanda subjektif dan objektif. Batasan ini juga mengacu pada gejala

yang ada dalam kelompok dan mengacu pada diagnosis keperawatan, yang

teridiri dari batasan mayor dan minor. Faktor yang berhubungan merupakan

etiologi atau faktor penunjang. Faktor ini dapat mempengaruhi perubahan

status kesehatan. Faktor yang berhubungan terdiri dari empat komponen

yaitu : patofisiologi, tindakan yang berhubungan, situasional, dan

maturasional. Penulisan rumusan diagnosis ini adalah : PES (problem +

etiologi + symtom).
2. Diagnosa Keperawatan Risiko atau Risiko Tinggi
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan risiko adalah keputusan klinis

tentang individu, keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk

mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain pada situasi

yang sama atau hampir sama.


Diagnosa keperawatan ini mengganti istilah keperawatan potensial dengan

menggunakan “risiko terhadap atau risiko tinggi terhadap”. Validasi untuk

menunjang diagnosis resiko tinggi adalah faktor resiko yang

memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau

kelompok dan tidak menggunakan batasan karakteristik. Penulisan rumusan

diagnosis ini adalah : PE (problem & etiologi).

7
3. Diagnosa Keperawatan Kemungkinan
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan kemungkinan adalah pernyataan

tentang masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan dengan

harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama

adanya faktor resiko.


4. Diagnosa Keperawatan Sejahtera
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis

mengenai individu, kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat

kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatan

diagnosa ini adalah dengan menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam

masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang

disahkan. Dalam menentukan diagnosa keperawatan sejahtera, menun

jukkan terjadinya peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.


5. Diagnosa Keperawatan Sindrom
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa yang

terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko, yang

diduga akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.


Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom
1) Sindrom trauma pemerkosaan
Contoh : cemas, takut, sedih, gangguan pola istirahat dan tidur.
2) Resiko sindrom penyalahgunaan
Contoh : - Resiko Konstipasi
- Resiko perubahan fungsi pernafasan
- Resiko infeksi
- Resiko gangguan aktifitas

2.5. Taksonomi diagnosa keperawatan (versi NANDA)


Apa itu NANDA ?

8
Sebenarnya NANDA adalah Singkatan dari North American Nursing

Diagnosis Association (Asosiasi Diagnosa Keperawatan Amerika Utara).


NANDA secara internasional memiliki komitmen untuk meningkatkan

kemampuan dan pemahaman keperawatan dalam membangun,

menjabarkan, dan mengklasifikasi aspek keperawatan. Secara esensial

NANDA mengembangkan, menjabarkan dan menyebarluaskan informasi

Taksonomi Diagnosa Keperawatan yang secara umum digunakan oleh

perawat profesional.
Taksonomi ini merupakan konsep kerangka kerja dalam menentukan

sebuah diagnosa keperawatan. Konsep dari diagnosa keperawatan sendiri

adalah upaya keberhasilan pendekatan klinis keperawatan dan diagnosa

keperawatan secara internasional dianggap penting dalam pendekatan

sistem dan rencana keperawatan klien/pasien (Barnum, 1994).


NANDA nomenklatur diagnosa keperawatan lebih melambangkan

pengambilan keputusan tindakan klinis keperawatan tentang masalah

kesehatan yang aktual atau potensial. Diagnosa Keperawatan NANDA

menjelaskan tentang reaksi pasien terhadap penyakit atau trauma yang dapat

diperbandingkan dengan kode ICD-9-CM(International Code of Diseases)/

diagnosa medis kedokteran, yang lebih menjelaskan penyakit atau trauma

secara medis. NANDA saat ini berisi 167 diagnosa keperawatan yang telah

disepakati dan terbagi dalam 9 domain (ranah). Setiap diagnosa terdiri dari

label/judul, definisi, karakteristik umum dan khusus masing-masing

definisi, dan faktor yang terkait.

9
Secara mudahnya NANDA adalah metode yang umum untuk

menentukan dan mengmbangkan diagnosa keperawatan. Survey terbaru dari

43 Fakultas Keperawatan di Michigan, Amerika Serikat mengindikasikan

bahwa penggunaan NANDA nomenklatur tetap konsisten tinggi di angka

91% (Keenan, 2001). Bahkan sebagian besar universitas mengajarkan

NANDA nomenklatur dalam kurikulum mereka.


Taksonomi NANDA.
Sebuah taksonomi berarti sebuah metode yang terorganisir dari

beberapa kumpulan informasi. NANDA dengan mudahnya membuat

kerangka kerja diagnosa keperawatan lebih mudah dipetakan dan

terstandarisasi. NANDA adalah sebuah kode yang tediri dari 9 (NINE) "

Human Response Patterns" – sembilan pola respon tubuh manusia.


a. Exchanging
b. Communicating
c. Relating
d. Valuing
e. Choosing
f. Moving
g. Perceiving
h. Knowing
i. Feeling
Daftar Diagnosa keperawatan versi NANDA memasukkan unsur 3 masalah:
a) Actual problems (Masalah Aktual)
b) Risks for problems (Masalah Resiko)
c) Welness Issues (Isu Sehat-sakit)

Dan setiap diagnosa keperawatan menyertakan selalu 4 komponen yang

terpisah yaitu :

a) Judul Diagnosa
b) Definisi
c) Karakteristik Umum dan Khusus tiap masalah

10
d) Faktor Resiko/terkait
Sebagai contoh, diagnosa keperawatan "Nyeri" didefinisikan sebagai "

Suatu keadaan tidak nyaman dari sensoris dan melibatkan pengalaman

emosional klien yang mungkin muncul akibat kerusakan jaringan tubuh

(aktual/potensial); yang muncul sesaat/perlahan dalam intensitas ringan –

berat, yang dapat diprediksi, dan dalam durasi kurang dari 6 bulan.

Karakteristik umum termasuk keluhan secara verbal, adanya tanda,

penggunaan "pain killer drugs", perilaku protektif terhadap nyeri.

Karakteristik khusus termasuk " fokus terhadap diri, gangguan persepsi

terhadap waktu, gangguan proses pikir, penurunan interaksi dengan

lingkungan dan orang lain, perilaku distraksi. Faktor yang berhubungan

dengan nyeri antara lain adanya trauma biologis, kimia, fisik, dan

psikologis.

2.6. Tujuan dari perencanaan dan kriteria hasil


Definisi Perencanaan Keperawatan:
 Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang

dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-

masalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat

suatu proses keperawatan.


 Perencanaan adalah merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam

proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan

keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah

atau untuk memenuhi kebutuhan klien.Suatu perencanaan yang tertulis

dengan baik akan memberi petunjuk dan arti pada asuhan keperawatan

11
karena perencanaan adalah sumber informasi bagi semua yang terlibat

dalam asuhan keperawatan klien.


 Perencanaan merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan

secara tepat rencana tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien

sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.

Tahapan Perencanaan Keperawatan


1. Penentuan prioritas diagnosis

“Penetapan prioritas adalah penyusunan urutan diagnosis keperawatan /

masalah klien dengan menggunakan tingkat kedaruratan / kepentingan untuk

memperoleh tahapan intervensi keperawatan yang dibutuhkan” (Henry dan

Walker, 2004).

“Penentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan setelah

tahap diagnosis keperawatan. Dengan menentukan diagnosis keperawatan,

maka dapat diketahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama

kali atau yang segera dilakukan.”

 Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)


 Prioritas tinggi: Prioritas tinggi mencerminkan situasi yang

mnengancam kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan

tindakan terlebih dahulu seperti masalah bersihan jalan nafas.


 Prioritas sedang: Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat

dan tidak mengancam hidup klien seperti masalah higiene perseorangan.

12
 Prioritas rendah: Prioritas rendah ini menggambarkan situasi yang tidak

berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang

secara spesifik seperti masalah keuangn atau lainnya.

 Berdasarkan kebutusan Maslow


 Maslow menentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan

berdasarkan kebutuhan diantaranya kebutuhan fisiogis keselamatan dan

keamanan mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri, yang

dapat digambarkan sebagai berikut:

Untuk prioritas diagnosis yang akan direncanakan, Maslow membagi urutan

tersebut berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia diantaranya:


a) Kebutuhan fisiologis
Meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri, cairan, perawatan

kulit, mobilitas, eliminasi.


b) Kebutuhan keamanan dan keselamatan

13
Meliputi masalh lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian,

bebas dari infeksi dan rasa takut.


c) Kebutuhan mencintai dan dicintai
Meliputi masalah kasih sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok,

hubungan antar manusia.


d) Kebutuhan harga diri
Meliputi masalah respek dari keluarga, perasaan menghargai diri sendiri.
e) Kebutuhan aktualisasi diri
Meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan.

 Berdasarkan Hirarki Kalish


Menentukan prioritas dengan pendekatan kebutuhan individu untuk bertahan

dan berstimulasi / respon.

 Berdasarkan kepentingannya prioritas dapat dikatagorikan menjadi:


 Kepentingan awal:
Diagnosis keperawatan yang jika tidak ditangani dapat membahayakan klien

atau pihak lain menempati prioritas tertinggi.


 Kepentingan sedang:
Prioritas sedang, meliputi kebutuhan nondarurat dan tidak mengacam nyawa

klien.

 Kepentingan akhir:
Diagnosis keperawatan dengan prioritas rendah tidak selalu berhubungan

langsung dengan penyakit atau prognosis, namun dapat mempengaruhi

kesejahteraan klien di masa depan. Sebagian besar diagnosis prioritas rendah

berfokus pada kebutuhan layanan kesehatan jangka panjang.

Urutan prioritas dapat berubah seiring kondisi klien, bahkan dalam hitungan

menit. Setiap memulai pelayanan, seperti pada awal giliran jaga di rumah sakit

atau kunjungan klinik ke klinik, harus dilakukan penyusunan ulang prioritas.

Pengkajian klien yang kontinu sangat penting untuk menentukan status

14
diagnosis keperawatan pada klien. Urutan prioritas yang tepat akan menjamin

pemenuhan kebutuhan klien secara tepat waktu dan efektif.

 Berdasarkan Prioritas Waktu


Berdasarkan prioritas waktu, White (2003) menjelaskan bahwa perencanaan

asuhan keperawatan terjadi dalam tiga fase yaitu,


 Awal :

Perencanaan awal meliputi penyusunan rencana pendahuluan setelah

dilakukan pengkajian, saat klien masuk, dan seleksi awal diagnosis

keperawatan.

 Sedang berlangsung:
Perencanaan yang sedang berlangsung meliputi pembaruan rencana

asuhan keperawatan klien secara kontinu.


 Pemulangan:
Perencanaan pemulangan merupakan fase akhir. Fase ini meliputi

antisipasi dan persiapan untuk memenuhi kebutuhan klien setelah

dipulangkan.

2. Penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan


Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah

diagnosis keperawatan dengan kata lain tujuan merupakan sinonim dari

kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai berikut:


 S (subjek) : Perilaku pasien yang diamati.
 P (predikat) : Kondisi yang melengkapi pasien.
 K (kriteria) : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan

tercapainya tujuan.
 K (kondisi) : Sesuatu yang menyebabkan asuahan diberikan.
 W (waktu) : Waktu yang ingin dicapai.

15
Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standar evaluasi yang

merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk

bahwa tujuan telah dicapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan

dengan ciri-ciri sebagai berikut: setiap kriteria hasil berhubungan dengan

tujuan yang telah ditetapkan, hasil yang telah ditetapkan dalam kriteria hasil

memungkinkan untuk dicapai, setiap kriteria hasil adalah pernyataan satu hal

spesifik, harus sekongkrit mungkin untuk memudahkan pengukuran, kriteria

cukup besar atau dapat diukur, hasilnya dapat dilihat, didengar dan kriteria

menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata negatif.

3. Penentuan rencana tindakan


Langkah dalam tahap perencanaan ini dilakukan setelah menentukan tujuan

dan kriteria hasil yang diharapkan dengan menentukan rencana tindakan apa

yang akan dilaksanakan dalam mengatasi masalah klien. Dalam membuat

rencana tindakan perawat harus mengetahui juga tentang instruksi atau

perintah tentang tindakan keperawatan apa yang akan dilakukan dari perawat

primer (pembuat asuhan keperawatan primer). Untuk memudahkan dalam

menentukan rencana tindakan, maka ada beberapa persyaratan dalam

menuliskan rencana tindakan diantaranya harus terdapat unsur tanggal, kata

kerja yang dapat diukur yang dapat dilihat, dirasa dan didengar, adanya

subjek, hasil, target tanggal dan tanda tangan perawat.


Dalam penentuan rencana tindakan terdapat beberapa instruksi tindakan

keperawatan yang merupakan suatu bentuk tindakan yang menunjukan

perawatan dan pengobatan khusus, dimana perawat mempunyai kewenangan

16
untuk melakukan tindakan pada pasien tertentu. Perawatan dan pengobatan

dirancang untuk membantu pencapaian satu atau lebih dari tujuan perawatan

sehingga dapat mengurangi, mencegah atau menghilangkan dari masalah

pasien.

(A. Aziz Alimul Hidayat, pengantar konsep dasar keperawatan)

Macam intervensi (tindakan):

 Intervensi Keperawatan Independen:


Tindakan yang dilakukan perawat (nurse initiated intervention).
Tindakan ini tidak membutuhkan arahan dari profesional kesehatan

lainnya (Wood, 2003).


Sebagai perawat, Anda bertindak secara independen untuk mewakili

klien. Tindakan yang dilakukan oleh perawat merupakan tindakan

otonom yang berdasarkan alasan ilmiah, contohnya: elevasi, ekstremitas

yang mengalami edema, menginformasiakn klien tentang efek samping

pengobatan, atau mengarahkan klien untuk menekan luka saat batuk.

 Intervensi Keperawatan Dependen:


Tindakan yang membutuhkan arahan dari dokter atau profesional

kesehatan lainnya. Tindakan ini didasarkan pada respon dokter atau

tenaga kesehatan untuk menangani suatu diagnosis medis.

 Intervensi Keperawatan Kolaboratif:


Tindakan yang membutuhkan gabungan pengetahuan, keterampilan, dan

keahlian berbagai profesional layanan kesehatan.

17
Bab 3

3.1. Kesimpulan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang individu, keluarga

atau komunitas yang di dapatkan melalui proses pengumpulan data yang

disengaja dan sistematis yang menjadi tanggung gugat perawat. Hal ini

ditunjukan secara singkat dan mencakup etiologi kondisi bila di ketahui.


Tujuan diagnosa keperawatan adalah untuk mengarahkan rencana asuhan

keperawatan untuk membantu klien dan keluarganya beradaptasi terhadap

penyakit mereka dan untuk menghilangkan masalah perawat kesehatan.


Tiga komponen utama dari diagnosa keperawatan dengan merujuk pada

hasil analisa data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan

sign/symptom (tanda/ gejala).


NANDA-I telah mengidentifikasi tipe diagnosa keperawatan, yaitu :
 Diagnosa Keperawatan Aktual
 Diagnosa Keperawatan Risiko atau Risiko Tinggi
 Diagnosa Keperawatan Kemungkinan

18
 Diagnosa Keperawatan Sejahtera
 Diagnosa Keperawatan Sindrom
Sebuah taksonomi berarti sebuah metode yang terorganisir dari beberapa

kumpulan informasi. NANDA adalah sebuah kode yang tediri dari 9 (NINE) "

Human Response Patterns" – sembilan pola respon tubuh manusia.


Perencanaan keperawatan merupakan suatu proses penyusunan berbagai

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau

mengurangi masalah-masalah klien.


Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standar evaluasi yang

merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk

bahwa tujuan telah dicapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan.

3.2. Saran
Dari pemaparan diatas, diharapkan kami khususnya penting sekali memahami

pendokementasian diagnosis keperawatan dalam asuhan keperawatan agar

terciptanya proses keperawatan yang baik.

Daftar pustaka
NANDA Nursing Diagnoses: Definitions and Classification, 2003–2004.

Philadelphia: North American Nursing Diagnosis Association.


Gaffar Jumadi,1999,Pengantar Keperawatan Profesional Jakarta: EGC.
Judith M. Wilkinson, 2014, Diagnosis Keperawatan
http://nurseviliansyah.blogspot.com/dokumentasi-diagnosa-keperawatan.html
http://academia.edu/17634395/BAB_I_II_III_Diagnosa_Keperawatan

19

Anda mungkin juga menyukai